NIM : 20200104008
Prodi : Pendidikan Biologi
Arthropoda
Arthropoda ini merupakan salah satu filum di dalam kingdom animalia yang merupakan
sebuah filum yang terbesar di dalam pengelompokkan makhluk hidup. Anggota dari filum
arthropoda ini mencapai sampai pada 80% dari seluruh makhluk hidup yang ada di muka
bumi. Secara bahasa, kata arthropoda ini berasal dari bahasa Yunani, “Arthro” artinya ruas
serta podos yang berarti kaki. Oleh sebab itu arthropoda juga dikenal dengan sebutan hewan
beruas-ruas atau juga hewan tersegmentasi.
1) Ciri-Ciri Arthropoda
Dengan berdasarkan penjelasan diatas, maka kita bisa atau dapat merangkum
beberapa ciri utama filum arthropoda dengan secara umum, yakni :
Arthropoda ini adalah hewan dengan badan beruas yang mempunyai banyak kaki.
Arthropoda mempunyai tubuh yang terbagi menjadi tiga segmen utama, diantaranya
kepala dan dada (thoraks) sertaPerut (Abdomen).
Arthropoda mempunyai eksoskeleton, yakni pelindung atau juga kerangka luar tubuh
keras serta kuat yang terbuat dari zat kitin.
Habitat arthropoda ini sangatlah luas, mereka bisa atau dapat ditemukan hampir di
seluruh tempat
Arthropoda ini bisa atau dapat bereproduksi dengan secara seksual atau juga aseksual,
sistem sarafnya ini ialah sistem saraf tangga tali, sistem peredaran darah terbuka, sistem
pencernaan sempurna, organ utama dari sistem eksresinya ialah badan malphigi, serta
juga sistem pernapasannya beragam (tergantung kepada spesiesnya).
Terdapat 4 kelas arthropoda, yakni Crustacea (udang-udangan), arachnida (Laba-laba),
Myriapoda (kaki banyak), serta insecta (serangga).
2) Struktur tubuh
Disebabkan karna anggotanya yang sangat banyak, maka struktur tubuh arthropoda
yang beragam tergantung kepada kelompoknya masing-masing. Secara umum,
arthropoda ini mempunyai tubuh yang terbagi menjadi tiga segmen utama, yakni
kepala,dada (thoraks) serta Perut (Abdomen). Tubuh arthropoda ini berbentuk simetri
bilateral, artinya jika tubuhnya dipotong itu melalui mulut serta anus, maka hewan
tersebut akan terbagi menjadi dua bagian kiri serta kanan yang juga sama persis.
Arthropoda ini mempunyai eksoskeleton, yaitu pelindung atau juga kerangka luar tubuh
keras serta kuat yang terbuat dari zat kitin. Umumnya diantara segmen tubuhnya,
terdapat bagian yang tidak mengandung zat kitin sehingga mudah untuk da[at melakukan
pergerakan.
Jumlah kaki pada arthropoda ini umumnya lebih dari 2 pasang, tetapi seluruh
tergandung kepada kelasnya. Selama masa pertumbuhan, terdapat banyak kelompok dari
filum ini yang mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) serta pergantian rangka luar
(ekdisis). Habitat arthropoda ini sangatlah luas, mereka bisa atau dapat ditemukan
hampir di seluruh tempat baik itu laut, air tawar, darat atau juga sebagai parasit. Terdapat
750.000 spesies arthropoda yang sudah diketahui.
3) Klasifikasi Artropoda
Artropoda umumnya diklasifikasikan dalam lima upafilum,
Trilobitomorpha adalah upafilum yang terdiri atas banyak spesies laut yang telah punah.
Chelicerata meliputi laba-laba, tungau, kalajengking, dan organisme lain yang terkait.
Karakteristik mereka adalah memiliki kalisera, yaitu tambahan di atas/di depan mulut.
Kalisera pada kalajengking tampak seperti cakar kecil yang digunakan untuk makan,
tetapi kalisera pada laba-laba telah berkembang menjadi taring yang menyuntikkan
racun.
Myriapoda meliputi kaki seribu, lipan, dan kerabatnya. Mereka memiliki banyak
segmen tubuh, setiap segmen memiliki satu atau dua pasang kaki. Mereka kadang-
kadang dikelompokkan dengan hexapoda.
Krustasea umumnya adalah hewan air (kecuali kutu kayu) dan karakteristiknya adalah
memiliki tambahan biramous. Termasuk dalam Crustacea
adalah lobster, kepiting, teritip, udang, dan banyak lainnya.
Hexapoda meliputi serangga dan tiga ordo kecil hewan mirip serangga dengan enam
kaki toraks. Mereka kadang-kadang dikelompokkan dengan myriapoda, dalam sebuah
kelompok yang dinamakan Uniramia, meskipun bukti genetik lebih cenderung
mendukung pengelompokan yang lebih dekat antara hexapoda dan crustace.
Moniting
Crustacea
Crustacea adalah suatu kelompok besar dari arthropoda, terdiri dari kurang lebih 52.000
spesies yang terdeskripsikan, dan biasanya dianggap sebagai suatu subfilum. Kelompok ini
mencakup hewan-hewan yang cukup dikenal seperti lobster, kepiting, udang, udang karang,
serta teritip. Mayoritas merupakan hewan air, baik air tawar maupun laut, walaupun
beberapa kelompok telah beradaptasi dengan kehidupan darat, seperti kepiting darat.
Kebanyakan anggotanya dapat bebas bergerak, walaupun beberapa takson bersifat parasit
dan hidup dengan menumpang pada inangnya. Tubuh Crustacea terdiri atas dua bagian, yaitu
kepala dada yang menyatu (sefalotoraks) dan perut atau badan belakang (Abdomen). Bagian
sefalotoraks dilindungi oleh kulit keras yang disebut karapas (Cangkang; Exoskeleton) dan 5
pasang kaki yang terdiri dari 1 pasang kaki capit (keliped) dan 4 pasang kaki jalan.
Ciri-ciri Crustacea
Pada umumnya perkembangan melalui fase larva
Memiliki 2 lubang genital di belakang dada
Habitat terutama di air tawar dan air laut dan beberapa di darat.
Di area depan ada dua mata tatapan komposit
Tubuh belakang udang bengkok berakhir dengan ekor
Sistem pencernaan: mulut -> kerongkongan -> perut -> usus -> anus
Bernafas dengan insang
Setiap segmen tubuhnya berisi sepasang kaki
Di perut ada 5 kaki renang
Di dada kelapa ada sepasang antena, sepasang rahang atas dan sepasang rahang
bawah
Di kepala dan dada ada 5 pasang kaki (1 pasang cakar dan 4 pasang kaki)
Kepala dilindungi oleh kulit keras (cangkang)
Sistem saraf krustasea adalah sistem saraf tangga tali
Sistem sirkulasi terbuka
Pemupukan internal.
1) Lobster
Lobster adalah hewan yang aktif dimalam hari atau nokturnal dan ia hewan yang
melakukan proses pergantian kulit.
Klasifikasi Lobster
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Sub filum : Invertebrata
Class : Crustacea
Sub class : Malacostraca
Ordo : Decapoda
Famili : Nephropidae
Hewan ini memiliki ciri – ciri yang berbeda antara jantan dan betina, mereka bisa
dibedakan setelah mereka berumur 2 bulan yang panjangnya sekitar 5 – 7 cm.
Pada jantan pada dasar tangkai kaki ke 5 terdapat tonjolan dari kaki jalan di bawah
mulut sedangkan pada betina terdapat lubang berbentuk bulat pada dasar kaki ke 3.
Capit pada jantan memiliki ukuran 2 – 3 kali lebar buku pertama dan pada betina
capitnya berukuran 1,5 kali buku kaki pertama.
Warna kulit lobster jantan lebih cerah jika dibandingkan dengan warna sang betina.
Warna pigmen tergantung dengan kandungan dasar pigmen, air hingga pakan.
Karakteristik Lobster
• Pada Lobster air tawar siklus hidupnya di laksanakan di air tawar sedangkan lobster
air laut di air laut.
• Ia memiliki sistem untuk mengerami telurnya hingga telur ini menetas.
• Ketahuilah bahwa Ia mengasuh benihnya mulai dari benih masih kuning telur hingga
memiliki bentuk juvenil ukuran tertentu dan berumur yang telah ditentukan.
• Kaki beraktifitas akan semakin meningkat ketika mereka mengerami telur dan juga
sedang mengasuh benih – benihnya. Hal ini dilakukan karena kebutuhan oksigen yang
cukup tinggi sedangkan oksigen yang terlarut dalam air sedikit, sehingga mereka
menggerakkan kaki mereka guna proses pembelahan inti sel atau mitosis hingga
menjadi zigot di dalam telur bahkan saat penetasan telur bisa berjalan dengan baik.
• Gastrulisasi terjadi ketika proses pembentukan cangkang pada lobster air tawar terjadi
yaitu ketika kalsium berasal dari air yang diserap, sumber pakan yang mereka,
konsumsi hingga kalsium hasil kanibal akan ditampung, baru kemudian ditumpuk
pada depan lambung bagian dalam, sehingga terbentuk lempengan bulat yang
memiliki warna putih susu dan dikenal dengan sebutan gastrolith. Ketika proses
molting selesai secara sempurna, gastrolth diserap akan kembali diserap sejalan
dengan proses pembentukan cangkang yang baru baru kemudian proses pengerasan.
Morfologi Lobster
Untuk mengetahui lenih detail bentuk dan ciri, berikut ulasan morfologi Lobster
selengkapnya
a) Kepala
Kepala atau Cheplatorax lobters ditutupi oleh kulit tebal yang tersusun dari bahan
kapur atau chitin dan rosturm yang merupakan benjolan pada bagian depan yang
memanjang ke depan. Rostum tersebut berbentuk datar dan halus, bentuknya
menyerupai kerucut yang memiliki 2 pasang duri.
Hewan ini memiliki 5 pasang kaki depan yang berguna untuk berjalan, kaki kaki ini
sangat kokoh dan kuat, mereka juga menggunakan untuk melindunginya dari para
predator yang menyerang.
b) Badan
Lobster memiliki badan atau abdomen yang dilindungi oleh kulit sangat keras
karena kulit tersebut terdiri dari 5 lapis yang bertumpuk hingga pangkal ekor atau
telson. Terdapat kaki yang memiliki struktur selaput tipis dan beruas halus di bawah
bagian badannya. Kaki ini mereka gunakan untuk berenang dan juga meletakkan
telur-telurnya yang akan di tetaskan hingga menetas bahkan menjadi benih lobster.
c) Ekor
Lobster memiliki ekor atau telson yang terdiri dari 2 bagian yaitu ekor yang
berbentuk seperti kipas dan berbentuk meruncing. Kedua ekor tersebut digunakan
untuk berenang maju dan mundur serta bergerak secara cepat. Pada ekor tersebut
terlapisi kulit yang tebal namun terlapisi kulit tipis juga serta terdapat garis pada
ekornya. Pada umumnya memiliki warna abu – abu kehitaman, kecokelatan,
keorangean dan kemuning – kuningan yang dapat dibudidayakan di air tawar dan laut.
2) Kepiting
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama dimodifikasi
menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di hampir semua jenis kepiting,
kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya terlipat di bawah cephalothorax.
Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped yang rata, dan bagian depan
dari carapace tidak membentuk sebuah rostrum yang panjang [2]. Insang kepiting terbentuk
dari pelat-pelat yang pipih ("phyllobranchiate"), mirip dengan insang udang, namun dengan
struktur yang berbeda
3) Udang udang
Udang yang memiliki nama latin Penaeus sp adalah binatang yang hidup di berbagai
perairan, khususnya binatang ini hidup di sungai, danau, dan laut. Udang bahkan dapat
ditemukan semua jenis air, baik tawar, payau, dan asin dengan kedalam yang berfariasi.
Peran udang dalam ekosistem ialah membersihkan parasit dan bakteri/jamur sekaligus
mendapatkan makanan yang ditemukan pada ikan. Udang disebut pemulung aktif. Udang
yang hidup di perairan dalam akan memakan ikan kecil (zooplankton), kemudian udang
juga dapat berperan sebagai mangsa.
Udang dapat menjadi sasaran predator terutama burung laut dan ikan. Untuk
menghindari serangan predator udang akan bermigrasi, saat malam hari udang mencari
makanan di permukaan air sedangkan saat siang hari udang berada di air yang dalam.
Ciri-Ciri Udang dan Karakteristiknya
Setiap makhluk hidup selalu mempunyai karakteristik serta ciri-cirinya masing-
masing. Karena makhluk hidup diciptakan berbeda-beda dengan kegunaan yang berbeda-
beda pula.
Ciri-ciri udang dapat dikenali dari berbagai macam aspek mulai dari struktur
tubuhnya yang terdiri dari beberapa karakteristik serta ciri khasnya dan dapat di lihat
juga dari sistem organ yang terdiri dari sistem pencernaan, sistem saraf, sistem peredaran
darah, sistem pernafasan dan sistem perkembangbiakan dan daya regenerasi.
a. Struktur Tubuh
Struktur tubuh udang beruas atau bersegmen yang terdiri dari sefalotoraks
(bagian kepala dan dada bersatu) dan perut (abdomen). Pada bagian ujung depan
(anterior) tubuh udang lebih besar dan lebar, sementara bagian ujung belakang
(posterior) lebih sempit. Pada bagian perut terdiri atas 6 segmen dan perluasan
segmen paling akhir disebut dengan telson.
Pada bagian kepala udang terdapat beberapa alat atau organ lain yaitu:
Terdapat 2 pasang antena yaitu antena dan antenula yang berfungsi sebagai alat
indera
Terdapat sepasang mandibula yang berfungsi untuk mengigit atau mengunyah
makanan serta mengalirkan air
Terdapat sepasang maksilla (rahang)
Terdapat sepasang maksilliped
Fungsi dari maksilla dan maksiliped ialah sebagai penyaring makanan dan untuk
menghantarkan makanan hingga masuk ke mulut. Alat gerak udang berupa kaki yaitu
yang terdapat di abdomen, tiap ruas abdomen terdapat sepasang kaki yang kecil.
Fungsi dari kaki ialah untuk berenang, menempel dan untuk merangkak di dasar
perairan.
Bagian kaki udang atau alat geraknya terdiri dari :
o Chilepes, merupakan kaki paling depan, kaki terbesar dan pada bagian ujung
berbentuk chela (capit) yang berfungsi untuk menyerang, alat peraba dan untuk
bertahan.
o 4 pasang kaki yang berfungsi untuk bergerak, membersihkan tubuh dan
memegang makanan.
o Extremitas pada perut yang berfungsi dalam membantu fertilisasi, menimbulkan
aliran air, dan memelihara telur dan anak-anaknya.
o Extremitas terakhir yang dinamakan uropodium dengan telson, fungsinya ialah
untuk berenang dengan cara mundur.
b. Sistem Organ
Pada sistem organ udang, terdiri dari beberapa sistem yang hampir mirip juga
dengan sistem organ yang ada pada kebanyakan makhluk hidup lainnya yaitu sistem
pencernaan, sistem saraf, sistem peredaran darah, sistem pernafasan dan sistem
perkembangbiakan dan daya regenerasi. Namun, tidak semua sistem organ yang dimiliki
oleh udang ada pada makhluk hidup lainnya, karena proses pertubuhan serta alat-alat
organnya berbeda dengan makhluk hidup yang lain.
Sistem Pencernaan
Sumber makanan udang berupa hewan-hewan kecil serta tumbuhan. Alat-alat
pencernaan yang dimiliki oleh udang yakni, mulut yang letaknya di bagain anterior
tubuh, kemudian dilanjutkan dengan yang terletak di bagian posterior yaitu
esophagus (kerongkongan), lalu ada lambung, usus, rektum dan yang terakhir anus.
Selain itu udang juga memiliki kelenjar pencernaan hati yang berada di bagian
kepala-dada pada kedua sisi perut (abdomen). Zat yang akan diekskresikan dari tubuh
udang tidak hanya buang dari anus melainkan juga dari alat ekskresi lain yang
disebut dengan kelenjar hijau yang letaknya di bagian kepala udang.
Sistem Saraf
Saraf pusat udang yaitu tangga tali. Dimana ganglion otaknya saling terhubung
dengan alat inderanya yakni alat peraba (antena), alat keseimbangan (statocyst), dan
facet (mata majemuk) yang bertangkai.
Mata majemuk ialah alat indera yang tumbuh dan berkembang dengan baik.
Mata majemuk terdiri dari beberapa bagian yang disebut dengan facet. Pada setiap
facet adalah satu kesatuan dari indera pengelihatan yang dinamakan dengan
ommatidium.
Pada ommatidium juga terdiri dari beberapa organ pelengkap yaitu kornea, 2 sel
pembentuk kornea yang disebut dengan sel korneagel, konus kristalinalus, serabut
saraf dan 2 sel retinula. Jumlah dari satu mata majemuk terdiri dari ± 2.500
ommatidium.
Sistem Peredaran Darah
Udang memiliki sistem peredaran darah terbuka, yaitu darah yang ada di dalam
tubuh udang beredar tanpa melewati pembuluh darah. Darah udang tidak
mengandung Hb (hemoglobin), tetapi mengandung hemosianin yang mengikat
oksigen dengan daya yang rendah.
Sistem peredaran darah pada udang yaitu jantung akan memompa darah ke
seluruh tubuh ydang melalui arteri dan darah kembali lagi ke jantung melalui insang.
Pada insang akan terjadi proses pertukaran antara O2 (oksigen) dengan CO2 (karbon
dioksida). Fungsi darah dalam tubuh ialah untuk mengedarkan zat makanan, O2,
CO2 dan untuk mengangkut urea hingga ke alat ekskresi.
Sistem Pernapasan
Udang memiliki alat pernapasan berupa insang. Tetapi berbeda dengan jenis
udang yang tubuhnya sangat kecil, seluruh permukaan tubuh akan digunakan sebagai
alat bantu untuk pernapasannya.
Sistem Perkembangbiakan
Udang memiliki sistem perkembangbiakan yang bersifat gonokoris yaitu kelamin
betina dan jantan terpisah pada individu yang berbeda. Pada betina alat kelaminnya
terdapat pada bagian pasangan kaki ketiganya. Sementara pada jantan alat
kelaminnya terdapat pada bagian pasangan kaki kelima.
Fertilisasi di luar tubuh (eksternal). Telur yang dihasilkan oleh udang akan
disimpan pada ekstremitas (alat gerak) abdomen dan akan menetas setalah berusia 5-
8 minggu. Kemudian larva yang terbentuk akan mengalami ekdisis
(perubahan/pergantian bagian atau organ tubuh) pada kulitnya beberapa kali sampai
menjadi udang dewasa.
Pada udang dewasa proses ekdisis terjadi 2 kali setahun, sementara pada udang
muda proses ekdisis terjadi 2 minggu sekali. Udang juga mampu melakukan proses
autotomi (proses pemutusan pada sebagian anggota tubuhnya).
Contohnya udang dapat memutuskan sebgain dari pangkal kakinya ketika manusia
atau makhluk lain menangkap atau memegang bagian kakinya. Hampir mirip dengan
cicak yang akan memutuskan bagian ekornya ketika ada musuh dan dapat tumbuh
kembali, pada kaki udang yang putus tersebut juga dapat tumbuh kembali dengan
regenerasi.
Daya Regenerasi
Pada udang daya regenerasi yang terjadi pada organ-organ tertentu dan berjalan
secara lambat. Dimana kulit yang baru (kulit yang lunak) akan muncul ketika terjadi
ekdisis saat pertumbuhan awal, lalu berangsur-angsur akan menjadi kulit yang keras
karena garam kalsium karbonat bertambah pada kulit tersebut. Setelah menjadi kulit
yang keras maka udang hampir tidak akan mengalami pertumbuhan lagi. Seperti
Cambarus virilis.
Insecta (serangga)