Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Invertebrata atau Avertebrata adalah sebuah istilah yang diungkapkan oleh
Chevalier de Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki tulang
belakang. Invertebrata mencakup semua hewan kecuali hewan vertebrata. Contoh
hewan invertebrata adalah serangga, ubur-ubur, hydra, cumi-cumi, dan cacing.
Invertebrata mencakup sekitar 97 persen dari seluruh anggota kingdom Animalia.
Lamarck membagi invertebrata ke dalam dua kelompok yaitu Insecta (serangga)
dan Vermes (cacing). Tapi sekarang, invertebrata diklasifikasikan ke dalam lebih
dari 30 sub-fila mulai dari organisme yang sederhana seperti porifera dan cacing
pipih hingga organisme yang lebih kompleks seperti mollusca, echinodermata,
dan arthropoda.
Ada 8 filum dalam klafisikasi avertebrata yaitu: Annelida, Arthropoda,
Coelenterata, Echinodermata, Mollusca, Nemathelminthes, Platyhelminthes , dan
Porifera. Hewan avertebrata banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari,
misalnya : cacing, kaki seribu, ular, kecoak, dan lain lain.
Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas secara lebih rinci
mengenai avertebrata yang mencakup pertumbuhan dan perkembangan, sistem
pencernaan, peredaran darah, respirasi, ekskresi, reproduksi secara umum dari
masing- masing filum dalam klasifikasi avertebrata.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Avertebrata?

2. Apa saja klasifikasi Avertebrata?

3. Bagaimana pertumbuhan dan perkembangan, sistem pencernaan,


peredaran darah, respirasi, ekskresi, reproduksi Avertebrata?

4. Apa saja peranan dan manfaat dari Avertebrata dalam kehidupan sehari-
hari?

1
C. Tujuan
1. Mengetahui dan memahami yang dimaksud dengan Avertebrata
2. Mengeathui dan memahami klasifikasi Avertebrata
3. Mengetahui dan memahami pertumbuhan, perkembangan, sistem
pencernaan, peredaran darah, respirasi, ekskresi, reproduksi Avertebrata
4. Mengetahui dan memahami peranan serta manfaat dari Avertebrata dalam
kehidupan sehari-hari.

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Avertebrata

Penggunaan istilah avertebrata pertama kali diperkenalkan oleh seorang


biologis Prancis yang bernama Jean-Baptiste de Lamarck (1744-1829), Lamack
memisahkan dua kelompok besar hewan berdasarkan ada tidaknya ruas-ruas
tulang belakang (vertebrate), yaitu Avertebrata atau invertebrata dan Vertebrata.
Invertebrata atau Avertebrata adalah sebuah istilah yang diungkapkan oleh
Chevalier de Lamarck untuk menunjuk hewan yang tidak memiliki tulang
belakang. Jadi yang dimaksud dengan Avertebrata adalah kelompok hewan yang
tidak memiliki ruas-ruas tulang belakang (vertebrate). Beberapa contoh hewan
yang termasuk dalam kelompok avertebrata adalah planaria sp, dan Ascaris
lumbricoides.

B. Klasifikasi Avertebrata
Avertebrata diklasifikasikan menjadi 8 filum, yaitu :
1. Annelida
Annelida berasal dari bahasa Latin yaitu dari kata Annelus yang berarti
cincin kecil. Annelida sering disebut juga Annulata yang memiliki arti cacing
yang bersegmen karena biasanya tubuhnya bersegmen-segmen/ beruas-ruas
seperti cacing tanah. Annelida dapat disebut sebagai cacing yang bentuk
tubuhnya bergelang-gelang atau disebut juga cacing gelang.
Terdapat sekitar 15.000 spesies fillum Annelida yang panjangnya
berkisar antara kurang dari 1 mm sampai 3 m pada cacing tanah raksasa
Australia. Cara hidup annelida berbeda-beda, ada yang hidup bebas,
mengubur diri, dan komensal. Anggota fillum Annelida hidup di laut, air
tawar, di darat (tanah lembap) dan diantaranya ada yang hidup sebagai
parasit.

3
Annelida memiliki simetri tubuh bilateral simetri, tubuh memanjang, dan
rongga tubuhnya beruas-ruas atau bersegmen baik di luar maupun di dalam.
Cacing ini terbagi sesuai dengan ruas-ruas tubuhnya dan satu sama lain
dibatasi dengan sekat (septum). Bagian luar tubuhnya ditutupi kutikula yang
lembap, di bawahnya terdapat epitel kolumnar yang mengandung sel kelenjar
juga sel sensori dan terlihat adanya ruas-ruas pendek berbentuk cincin,
tubuhnya terdiri dari sederetan segmen yang sama, yang dikenal dengan
istilah matameri artinya tiap segmen itu memiliki organ tubuh seperti alat
reproduksi, otot, pembuluh darah dan sebagainya.
Hewan ini tergolong kedalam kelompok tripoblastik yang mempunyai
rongga tubuh sejati karena rongga tersebut dibatasi oleh mesodermis yaitu
mesodermis somatik di sebelah luar yang berbatasan dengan ektodermis,
sedangkan di sebelah dalam mesodermis splanknik yang berbatasan dengan
endodermis.
Dalam fillum Annelida terdapat 3 kelas Annelida, yaitu, Oligochaeta,
Polychaeta, dan Hirudinea.
a. Kelas Oligochaeta
Kelas cacing bersegmen ini meliputi cacing tanah dan berbagai spesies
akuatik. Cacing tanah memakan tanah untuk membuat lubang jalan melalui
tanah, dan mengekstraksi nutrien sementara tanah dilewatkan melalui saluran
pencernaan. Bahan-bahan yang tidak tercerna, tercampur dengan mukus yang
disekresikan ke dalam saluran pencernaan, dikeluarkan sebagai kotoran
melalui anus. Sebagian besar oligoketa hidup dalam air tawar atau di darat.
Cacing dari kelompok ini tidak mempunyai parapodia, namun pada setiap
ruas terdapat setae walaupun tidak banyak jumlahnya.
b. Kelas Polychaeta
Cacing yang termasuk kelompok Polychaeta biasanya hidup di laut
dengan membenamkan diri di pasir atau berenang bebas. Beberapa
diantaranya bergerak dan berenang diantara plankton, ada pula yang
merangkak atau membuat lubang di dasar laut dan banyak pula yang hidup
dalam tabung yang dibuat oleh cacing itu dengan cara mencampur mukus

4
dengan sedikit pasir dan cangkang yang pecah. Polychaeta yang tinggal
dalam tabung adalah cacing kipas yang berwarna cerah. Pada setiap ruas
tubuh Polychaeta terdapat parapodia yang berfungsi dalam lokomosi, yaitu
sepasang tonjolan berdaging mirip dayung atau mirip bukit yang ditumbuhi
setae dan digunakan sebagai alat gerak, alat ini mengandung banyak kapiler-
kapiler darah dan berkulit tipis sehingga digunakan juga sebagai alat
pernafasan. Masing-masing parapodia memiliki beberapa setae yang terbuat
dari polisakarida kitin, pada banyak hewan polychaeta parapodia sangat kaya
dengan pembuluh darah dan berfungsi sebagai insang.
Bagian kepalanya tampak jelas dan disitu terdapat rahang, mulut, mata
dan tentakel sebagai alat peraba. Faring berahang, dikelilingi dengan
peristomium dan beratap yang disebut prostomium. Prostomium dilengkapi
dengan 4 buah mata sederhana di sebelah dorsal, 2 tentakel pendek dan 2
palpus. Peristomium dilengkapi dengan 4 tentakel panjang. Cacing ini
mempunyai jenis kelamin yang terpisah dan pembuahan terjadi di luar tubuh
menghasilkan zigot yang berkembang menjadi trokofor, yaitu larva bersilia
yang dapat berenang.
c. Kelas Hirudinea
Annelida yang termasuk kelompok Hirudinea antara lain adalah lintah
dan pacet. Mayoritas lintah hidup di air tawar, tetapi terdapat juga lintah darat
atau tanah yang bergerak melalui vegetasi lembap, menempel pada mahkluk
hidup lain (parasit atau bahkan sebagai predator dan pemakan bangkai) dan
hidup di laut. Panjang lintah berkisar antara 1 sampai 30 cm. Tubuhnya rata
dan pipih dengan selom yang tereduksi, tidak mempunyai parapodia maupun
setae, tetapi mempunyai sucker pada ujung anterior dan posterior yang
berguna sebagai alat penghisap yang digunakan untuk melekatkan diri, alat
gerak dan juga untuk mendapatkan makanan.
2. Arthropoda
Artrhorpoda berasal dari kata arthron yang berarti ruas, dan podos yang
berarti kaki. Jadi Arthropoda dapat diartikan hewan yang kakinya beruas-
ruas. Merupakan hewan kelompok terbesar dalam arti jumlah species maupun

5
penyebarannya. Hampir 90% dari seluruh jenis hewan yang diketahui orang
adalah Arthropoda. Adapun ciri-ciri umum dari Arthropoda antara lain adalah
sebagai berikut: tubuh beruas-ruas yang terbagi atas kepala (caput), dada
(thoraks), dan badan belakang (abdomen). Beberapa diantaranya ada yang
memiliki kepala dan dada yang bersatu (cephalothoraks), bentuk tubuh
simetris bilateral, rangka luar keras tersusun atas zat kitin, sifat hidup ada
yang parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas, system peredaran darah
terbuka (system lakuner) dan alat peredarannya berupa jantung dan
pembuluh-pembuluh darah terbuka, alat pernapasan berupa trakea, insang,
dan paru-paru yang merupakan lembaran (paru-paru buku), alat pencernaan
makanan lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan usus, dan anus, sistem
reproduksi terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada hewan betina.
Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual (partenogenesis dan
paedogenesis), system saraf berupa tangga tali dan alat peraba berupa antena,
hidupnya di darat, air tawar dan laut.
Arthropoda diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu: Crustacea atau
Udang-udangan, Insecta atau serangga (Hexapoda), Myriapoda atau lipan
(kaki seribu), dan Arachnida atau laba-laba. Berikut penjelasanya :
a. Kelas Crustacea atau Udang-udangan
Crustacea memiliki ciri – ciri seperti :Pada kepalanya terdapat lima
pasang alat gerak sebagai berikut: tiga pasang rahang yaitu, satu pasang
Mandi Bula, satu pasang maksila petama, dan satu pasang maksila kedua.Dua
pasang antena dengan alat-alat tambahan disekitarya yang bersifat tipikal
biramus (bercabang dua). Peredaran darahnya terbuka dan tidak memiliki
pembuluh darah kapilar, sebagian besar anggotanya bernafas dengan insang,
tetapi hewan yang ukuran tubuhnya kecil bernapas dengan seluruh permukaan
tubuhnya, hewan ini dapat dibedakan antara hewan jantan dan hewan betina,
kakinya terdapat hampir di seluruh permukaan tubuhnya dan kepalanya
terbentuk sebagai persatuan segmen.
b. Kelas Insecta atau serangga

6
Anggotanya sangat besar dan bervariasi sehingga dipelajari dalam
cabang ilmu biologi tersendiri yang disebut Entomologi (entomos = serangga,
logos = ilmu), yaitu ilmu yang mempelajari tentang serangga. Ciri-ciri Insecta
: sebagian anggotanya hidup di darat dan sebagian kecil saja yang hidup di air
tawar. Jarang sekali hewan ini yang hidup di dalam air laut, ukuran tubuhnya
bervariasi, ada yang bersifat mikroskopis sampai ada yang beberapa
sentimeter panjangnya, tubuhnya terdiri atas caput (kepala), thoraks (dada),
dan abdomen (perut). Pada kepalanya terdapat: sepasang mata faset (mata
majemuk) tetapi ada yang bermata tunggal, sepasang antena sebagai alat
peraba, empat pasang alat mulut dan mempunyai empat bentuk mulut, yaitu:
a) Alat mulut menggigit pada semut
b) Alat mulut menggigit dan menjilat pada lebah
c) Alat mulut mengisap pada kupu-kupu
d) Alat mulut menusuk dan mengisap pada nyamuk
Thoraks (dada) terbagi atas 3 segmen, yaitu:
 Prothoraks (bagian depan), terdapat sepasang kaki jalan dan kadang-
kadang ada sepasang sayap
 Mesothoraks (bagian tengah), terdapat sepasang kaki jalan dan
kadang-kadang ada sepasang sayap
 Metathoraks (bagian belakang), terdapat sepasang kaki jalan.
Pada abdomennya biasanya terdapat 6-11 segmen, dan satu ataupun dua
sayap, alat pencenaan makanannya terdiri atas mulut, kerongkongan, lambung
depan, lambung otot, lambung kelenjar, usus, usus akhir, dan anus.
Penghancuran makanan terjadi dalam lambung otot, pada serangga betina
terdapat ovipositor yang berguna untuk menyimpan telur, pada segmen
pertama dari abomennya memiliki membran hympanum untuk mendengar,
hewan ini tidak mempunyai zat warna merah, tetapi ada sel darah dan
pembuluh darah,system saraf tangga tali, hewan ini mengalami metamorfosis
(perubahan bentuk tubuh menuju kedewasaan) sebagai berikut:
 Metamorfosis sempurna
Telur         larva         kepompong (pupa)      imago (dewasa).

7
Contoh:  kupu-kupu, lalat, dan tawon.
 Metamorfosis tidak sempurna
Telur         larva         nimfa          imago
Contoh:  jangkrik, lipas, dan belalang.
 Tidak mengalami metamorfosis
Telur         imago (dewasa)
Contoh: Lepisma (kutu buku)
Klasifikasi / Sistematika
Kelas Insecta dibagi menjadi 2 subkelas yaitu subkelas Apterygota dan
subkelas Pterygota. Pterygota dibedakan antara Exopterygota dan
Endopterygota. Dimana :
 Exopterygota, memiliki sayap yang merupakan tonjolan luar dari dinding
tubuh dan metamorfosisnya tidak sempurna.
 Endopterygota, sayapnya berkembang dari penonjolan ke dalam dari
dalam dinding dan metamorfosisnya tidak sempurna. 
c. Kelas Myriapoda atau Kelabang
Ciri-ciri Myriopoda : tubuh terdiri atas kepala (chepalo) dan perut
(abdomen) tanpa dada (thoraks), dibagian kepala terdapat satu pasang antena
sebagai alat peraba dan sepasang mata tunggal (ocellus), penambahan jumlah
segmen terjadi pada setiap pergantian kulit, alat gerak pada kelompok hewan
chilopoda adalah satu pasang kaki di setiap segmen perut kaki, sedangkan
pada Diplopoda terdapat dua pasang kaki pada tiap segmen perut, kecuali
segmen terakhirnya. Hewan ini banyak dijumpai di daerah tropis dengan
habitat di darat. Terutama di tempat yang banyak mengandung sampah,
misalnya di kebun dan di bawah batu-batuan.
Myriapoda terdiri atas 2 subkelas, yaitu: Subkelas Chilopoda yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Mencakup berbagai macam lipan
(kelabang) yang memiliki panjang hingga 26 cm, chilopoda memangsa hewan
kecil dengan cara melumpuhkannya dengan gigi yang beracun dan subkelas
Diplopoda yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut: mencakup berbagai
macam lengkibang (luing), diplopoda hidup di tempat-tempat lembab dan

8
gelap, makanan hewan ini berupa sayur-mayur, vegetasi yang sudah mati atau
lumut.
d. Kelas Arachnida atau Labah-labah
Ciri-ciri Arachnida yaitu : pada umumnya hidup di darat, tetapi ada juga
yang hidup dalam air, ukuran tubuhnya mikroskopis sampai beberapa
sentimeter panjangnya, tubuhnya terdiri atas chepalothoraks dan abdomen
serta tidak mempunyai antena, jumlah matanya bervariasi dan biasanya
mempunyai delapan mata sederhana, pada bagian depan chepalothoraksnya
terdapat mulut yang mempunyai enam pasang alat tambahan, yaitu: sepasang
pedipalpus (seperti kaki yang berakhir pada cakar) untuk memegang
mangsanya, sepasang kelisera (berupa gunting dan capit) untuk melumpuhkan
musuhnya, dan empat pasang kaki untuk berjalan.Bernafas dengan paru-paru
buku atau trakea atau dengan kedua-duanya, ada beberapa Arachnida yang
tidak memiliki alat penapasan khusus.
Arachnida terdiri atas 3 ordo, yaitu:
 Scorpionida (Mencakup segala macam kala, seperti kalajengking,
kala buku dan kala laba-laba, pedipalpusnya berbentuk seperti capit
besar, sedangkan kelisera-keliseranya kecil)
 Arachnoida (Mencakup segala macam laba-laba, setiap laba-laba
paling tidak membuat tiga macam benang untuk fungsi yang
berlainan)
 Acarina (Tubuhnya tidak berbuku-buku, mencakup caplak dan
tungau)
3. Coelenterata
Hewan karang termasuk anggota dari Cnidaria. Cnidari bersama
Ctenophora digolongkan ke dalam kelompok nontakson yang disebut
Colelenterata. Berasal dari kata koilos yang berarti rongga tubuh (selom) dan
enteron yang berarti usus. Coelenterata hidup di air tawar atau pun air laut.
Tubuhnya melekat pada dasar perairan.
Tubuh Coelenterata bersimetri radial dan tersusun dari dua lapis sel
(diploblastik) yaitu lapisan ektoderma dan lapisan endoderma. Lapisan

9
ektoderma adalah lapisan epidermis, lapisan bagian luar. Sedangkan lapisan
endoderma adalah lapisan gastrodermis yang merupakan lapisan dalam yang
berfungsi sebagai usus berbentuk kantong dan mulutnya dikelilingi tentakel.
Di antara ektoderma dan endoderma ada rongga berisi zat gelatin yang
disebut mesoglea.
Coelenterata dibedakan dalam tiga kelas berdasarkan bentuk yang
dominan dalam siklus hidupnya, yaitu Hydrozoa, Scypozoa, dan Anthozoa.
a. Kelas Hydrozoa
Hydrozoa dapat hidup soliter. Contoh Hydrozoa adalah Hydra, Obelia,
dan Physalia. Untuk Obelia merupakan Hydrozoa yang hidupnya berkoloni di
laut. Obelia merupakan jenis Coelenterata yang hidup di air laut dan hidup
secara berkoloni. Tubuhnya mempunyai rangka luar yang mengandung kitin.
Hidupnya sebagai koloni polip, yaitu polip hidrant yang berfungsi untuk
makan dan polip gonangium yang berfungsi membentuk medusa dan dapat
menghasilkan alat reproduksi. Hydra merupakan hewan yang memiliki
habitat di perairan laut dan tawar. Hewan ini dilengkapi dengan tentakel atau
lengan yang berguna untuk bergerak dan juga sekaligus untuk menangkap
mangsa. Pada tentakel tersebut dilengkapi dengan nematosit, yaitu sel-sel
yang dapat menghasilkan racun untuk melumpuhkan mangsanya. Hydra
berkembang biak secara vegetatif dengan tunas dan generatif dengan
peleburan sperma dan ovum. Meskipun termasuk hewan monoesius
(hermaprodit), hewan ini tidak bisa melakukan pembuahan sendiri karena
dewasanya sel telur dan sperma yang dihasilkan tidak bersamaan sehingga
dalam fertilisasi tetap memerlukan individu yang lain. Physalia mempunyai
bagian tubuh sebagai pelampung, hidupnya sebagai koloni polip yaitu ada
polip untuk makan (gastrozoid), polip untuk reproduksi (gonazoid) dan polip
untuk menangkap mangsa (daktilozid).
b. Kelas Scypozoa
Scyphozoa memiliki bentuk dominan berupa medusa dalam siklus
hidupnya. Medusa Scyphozoa dikenal dengan ubur-ubur. Medusa umumnya
berukuran 2 – 40 cm. Reproduksi dilakukan secara aseksual dan seksual.

10
Polip yang berukuran kecil menghasilkan medusa secara aseksual. Contoh
Scyphozoa adalah Cyanea dan Chrysaora fruttescens. Sebagian besar hidup
dalam bentuk medusa. Bentuk polip hanya pada tingkat larva. Contoh jenis
dari kelas tersebut adalah Aurelia sp. (ubur-ubur kuping) yang sering
terdampar di pantai-pantai.
c. Kelas Anthozoa
Anthozoa memiliki banyak tentakel yang berwarna-warni seperti bunga.
Anthozoa tidak memiliki bentuk medusa,hanya bentuk polip. Polip Anthozoa
berukuran lebih besar dari dua kelas Coelenterata lainnya. Hidupnya di laut
dangkal secara berkoloni. Sistem Reproduksi anthozoa bereproduksi secara
aseksual dengan tunas dan fragmentasi, serta reproduksi seksual
menghasilkan gamet. Contoh Anthozoa adalah Tubastrea (koral atau karang),
Acropora, Urticina (Anemon laut), dan turbinaria.Koral hidup di air jernih
dan dangkal karena koral bersimbiosis dengan ganggang.Ganggang
memberikan makanan dan membantu pembentukan rangka pada koral.
Sedangkan koral memberikan buangan yang merupakan makanan bagi
ganggang serta perlindungan bagi ganggang dari herbivora.Rangka koral
tersusun dari zat kapur.Rangka koloni dari polip koral inilah yang
membentuk karang pantai (terumbu karang) atau atol (pulau karang).
4. Echinodermata
Echinodermata berasal dari kata echinos yang berarti duri, dan dermal
berarti kulit. Echinodermata adalah binatang berkulit duri, yang semua
anggotanya hidup di wilayah laut. Echinodermata keras karena ditutupi duri
yang tersusun atas zat kapur atau kitin. Binatang ini memiliki jumlah lengan
lima buah bersimetris, tubuh simetris radial. Mulutnya terletak di bawah,
sedangkan anusnya terletak di atas. Keistimewaannya adalah susunan
tubuhnya merupakan kelipatan lima dan memiliki sistem saluran air yang
sering disebut sistem ambulakral. Sistem ini merupakan saluran yang
digunakan sebagai keluar masuknya air, selain itu sistem ini berfungsi untuk
bergerak, bernapas, dan membuka mangsanya (seperti membuka cangkang

11
kerang). Sistem organ seperti saraf, gerak, dan peredaran darah mengikuti
jumlah lengannya.
Echinodermata dikelompokkan menjadi lima kelas, yaitu Asteroidea,
Ophiuroidea, Crinoidea, Echinoidea, dan Holothuroidea.
a. Kelas Asteroidea (Bintang Laut)
Disebut sebagai bintang laut karena bentuknya seperti bintang. Banyak
dijumpai di pantai dengan warna hitam, biru kecoklatan, atau merah jingga
menyala. Permukaan atasnya terdapat lubang anus, madreporit, dan lubang
kelamin. Contoh anggota Asteroidea antara lain Astropecten irregularis,
Crossaster supposes, dan Culeitin.
b. Kelas Ophiuroidea (Bintang Ular Laut)
Ciri khususnya adalah memiliki lengan yang panjang dan dapat digerak-
gerakkan. Hewan ini sering muncul di sela-sela bebatuan di pantai dengan
warna kehitaman. Madreporit terletak di daerah bawah dekat mulut (oral) dan
tidak memiliki anus sehingga sisa makanan dimuntahkan kembali melalui
mulut.
c. Kelas Crinoidea (Lili Laut)
Hewan ini sekilas mirip tumbuhan, memiliki tangkai yang melekat di
bebatuan dan lengan panjang bercabang. Letak mulut dan anus di daerah oral
dan hewan ini tidak memiliki madreporit. Jika hewan ini sudah tidak
diuntungkan oleh tempat melekatnya, ia akan melepaskan diri dan pindah ke
tempat yang lebih sesuai.
d. Kelas Echinoidea
Hewan ini memiliki cirri khusus berbentuk agak bulat dan tidak
berlengan, tetapi masi terlihat susunan tubuh lipat lima. Kulitnya tersusun
dari zat kapur dan berduri panjang dengan panjang duri ada runcing dan
tumpul. Mulut di permukaan oral dilengkapi dengan alat pengambil makanan.
Anus, lubang kelamin, dan madreporit terletak di permukaan atas (aboral).
Contoh dari kelas ini adalah bulu babi dan landak laut.
e. Kelas Holothuroidea (Mentimun Laut)

12
Walau termasuk dalam filum Echinodermata, tetapi kulitnya justru lunak
dan halus tidak seperti ciri khusus Echinodermata. Hewan ini memiliki
system ambulakral dan bentuknya seperti mentimun. Tetapi hewan ini tidak
memiliki lengan. Holothuroidea banyak dijumpai di tepi pantai, warnanya
kehitaman, kecoklatan, dan agak putih. Hewan ini sering disebut teripang.
Jika dipegang, air akan keluar dari slauran ambulakral hingga tubuhnya
mengempis. Terdapat tentakel di sekitar mulut (daerah oral) yang bercabang
dan berhubungan dengan system ambulakral. Sedangkan, di daerah anusnya
(aboral) terdapat kaki tabung (ambulakral) yang berfungsi sebagai alat
pernapasan.
5. Mollusca
Mollusca (dalam bahasa latin, molluscus = lunak) merupakan hewan
yang bertubuh lunak. Tubuhnya lunak dilindungi oleh cangkang, meskipun
ada juga yang tidak bercangkang. Hewan ini tergolong triploblastik selomata.
Moluska merupakan filum terbesar kedua dalam kerajaan binatang setelah
filum Arthropoda. Saat ini diperkirakan ada 75 ribu jenis, ditambah 35 ribu
jenis dalam bentuk fosil. Moluska dipelajari dalam cabang zoologi yang
disebut malakologi (malacology). Ciri – ciri mollusca :
 Tubuh tidak bersegmen. Simetri bilateral. Tubuhnya terdiri dari "kaki"
muskular, dengan kepala yang berkembang beragam menurut kelasnya.
Kaki dipakai dalam beradaptasi untuk bertahan di substrat, menggali dan
membor substrat, atau melakukan pergerakan.
 Ukuran dan bentuk tubuh moluska sangat bervariasi. Misalnya, siput yang
panjangnya hanya beberapa milimeter dengan bentuk bulat telur. Namun,
ada juga cumi-cumi raksasa dengan bentuk torpedo bersayap yang
panjangnya lebih dari 18m.
 Tubuh hewan ini terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kaki, badan (massa
viseral), dan mantel.
Kelas-kelas dan contoh spesiesnya :
a. Cephalopoda

13
 Kakinya terdapat di kepala (cephal=kepala, podos=kaki)
 Tidak bercangkang

 Contoh: Loligo (cumi-cumi), Octopus (gurita)

b. Gastropoda (siput-siputan)

 Hewan ini bergerak menggunakan perutnya (gaster=perut, podos=kaki)


 Bercangkang

 Contoh: Lymnaea javanica (siput), achatina fulica (bekicot)

c. Scaphopoda

14
 Bercangkang dengan bentuk seperti gading, tapi dengan ujung terbuka
 Contohnya: Dantalium vulgare (siput gading)

d. Bivalvia

 Disebut bivalvia karena tubuhnya ditutupi sepasang cangkang dan


bertubuh simetri bilateral.
 Hewan ini memiliki kaki pipih seperti mata kapak sehingga disebut juga
sebagai Palecypoda (pelecy = pipih, podos = kaki)

 Contoh: Maleagrina margaritivera (kerang mutiara), Asaphis detlorata


(remis)

e. Aplacophora

 Hewan ini tidak bercangkang, berbentuk seperti cacing.


 Contohnya: Neomenia carinata

15
f. Monoplacophora

 Bercangkang tunggal/satu sisi


 Contoh: Neoplina galathea

g. Polyplacophora

 Bercangkang banyak
 Contoh: Chiton sp

6. Nemathelminthes
Nemathelminthes (dalam bahasa yunani, nema = benang, helminthes =
cacing) disebut sebagai cacing gilig karan tubuhnya berbentuk bulat panjang
atau seperti benang.Berbeda dengan Platyhelminthes yang belum memiliki
rongga tubuh, Nemathelminthes sudah memiliki rongga tubuh meskipun
bukan rongga tubuh sejati. Oleh karena memiliki rongga tubuh semu,
Nemathelminthes disebut sebagai hewan Pseudoselomata.

16
Cacing Nematoda disebut juga cacing gilig. Tubuh dari cacing ini gilig,
tidak bersegmen, kulitnya halus, licin, dan dilapisi oleh kutikula. Apabila
dipotong tubuhnya, akan terlihat tubuhnya bersifat bilateral simetris dan
termasuk golongan hewan yang triplobastik pseudoselomata. Phylum
Nematoda ini ditemukan di habitat air, tanah lembap, jaringan tumbuhan serta
pada cairan dan jaringan hewan lainnya. Ukuran nematoda berkisar dari yang
berukuran kurang dari 1 mm hingga lebih dari 1 m. Nematoda ada yang hidup
bebas dan juga parasit pada hewan lainnya.
Nemathelminthes dibagi menjadi dua kelas, yaitu Nematoda dan
Nematophora. Pada uraian berikut akan dibahas beberapa spesies dari
nematoda yang merupakan parasit bagi manusia.
a. Ascaris lumbricoides (cacing perut)

Cacing ini hidup di dalam usus halus manusia sehingga sering kali
disebut cacing perut.Ascaris lumbricoides merupakan hewan dioseus, yaitu
hewan dengan jenis kelamin berbeda, bukan hemafrodit.Ascaris lumbricoides
hanya berkembang biak secara seksual.Ascaris lumbricoides jantan memiliki
sepasang alat berbentuk kait yang menyembul dari anus disebut
spikula.Spikula berfungsi untuk membuka pori kelamin cacing bretina dan
memindahkan sperma saat kawin. Infeksi cacing ini menyebabkan penyakit
askariasis atau cacingan, umumnya pada anak-anak.Infeksi ini terjadi pada
saat mengkonsumsi makanan tau minuman yang tercemar telur ascaris.
b. Ancylostoma duodenale (cacing tambang)
Cacing ini dinamakan cacing tambang karena ditemukan di
pertambangan daerah tropis. Cacing tambang dapat hidup sebagai parasit
dengan menyerap darah dan cairan tubuh pada usus halus manusia. Cacing ini

17
memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil dari cacing perut. Cacing tambang
Ancylostoma memiliki ujung anterior melengkung membentuk kapsul mulut
dengan 1 -4 pasang kait kitin atau gigi pada sisi ventralnya. Kait kitin
berfungsi untuk menempel pada usus inangnnya. Pada ujung posterior cacing
tambang jantan terdapat bursa kopulasi. Alat ini digunakan untuk menangkap
dan memegang cacing betina saat kawin. Cacing betina memiliki vulva
(organ kelamin luar) yang terdapat didekat bagian tengah tubuhnya.
c. Oxyuris vermicularis (cacing kremi)
Cacing ini disebut cacing kremi karena ukurannya yang sangat kecil.
sekitar 10 -15 mm. Cacing kremi hidup di dalam usus besar manusia.Cacing
kremi tidak menyebabkan penyakit yang berbahaya namun cukup
mengganggu.Infeksi cacing kremi tidak memerlukan perantara.Telur cacing
dapat tertelan bila kita memakan makanan yang terkontaminasi telur cacing
ini. Pengulangan daur infeksi cacing kremi secara autoinfeksi, yaitu dilakukan
ole penderita sendiri.Cacing ini bertelur pada anus penderita dan
menyebabkan rasa gatal.Jika penderita sering menggaruk pada bagian anus
dan tidak menjaga kebersihan tangan, maka infeksi cacing kremi akan terjadi
kembali.
d. Wuchereria bancrofti (cacing rambut)
Cacing rambut dinamakan pula cacing filaria.Tempat hidupnya di dalam
pembuluh limfa.Cacing ini menyebabkan penyakit kaki gajah ( elefantiasis ),
yaitu pembengkakan tubuh.Pembengkakan terjadi karena akumulasi cairan
dalam pembuluh limfa yang tersumbat oleh cacing filaria dalam jumlah
banyak.Cacing filaria masuk ke dalam tubuh melalui gigitan nyamuk Culex
yang banyak terdapat di daerah tropis.
e. Trichinella spiralis
Cacing ini hidup pada otot manusia dan menyebabkan penyakit
trikhinosis atau kerusakan otot. Manusia yang terinfeksi cacing ini karena
memakan daging yang tidak dimasak dengan baik.
7. Platyhelminthes

18
Merupakan cacing yang memiliki bentuk tubuh yang pipih dorsonventral
(dorsal= punggung, ventral= perut). Tempat hidup cacing ini adalah di
sungai, danau, laut, dan menjadi parasit di tubuh organism lain. Lapisan
tubuh dari cacing ini adalah tergolong triploblastik aselomata. Lapisan
embrionalnya terdiri dari ektoderma, mesoderma, dan endoderma.
Mesoderma selanjutnya tidak mengalami perkembangan sehingga disebut
sebagai parenkima.cacing ini tergolong simetri bilateral.
Platyhelminthes diklasifikasikan menjadi 3 kelas yaitu :
a. Kelas Turbellaria (Cacing bulu getar)
Cacing ini bergerak dengan menggetarkan bulunya yang terdapat di
permukaan ventral tubuh cacing. Planaria merupakan salah satu anggota
kelas ini yang peka terhadap polutan. Planaria hidup di air yang jernih, oleh
karena itu cacing ini dijadikan indicator biologi dimana perairan yang
mengandung Planaria maka menandakan perairan belum tercemar. Planaria
bersifat fototropik negative (menjauhi cahaya).
b. Kelas Trematoda (Cacing isap)
Merupakan cacing pipih yang hidup parasit pada hewan maupun
manusia. Sel tubuh cacing ini dilapisi kutikula untuk menjaga agar tidak
dicerna oleh sel inang. Cacing ini juga memiliki alat pengisap. Beberapa
contoh Trematoda antara lain:
1.) Fasciola
Dikenal sebagai cacing hati karena hidup di hati. Bentuknya agak oval
dan bagian mulutnya meruncing yang terdapat alat isap. Di bagian
belakang juga terdapat alat pengisap kedua yakni pengisap ventral.
Contohnya Fasciola hepatica hidup di hati domba.
2.) Clonorchis
Cacing yang hati di hati manusia dengan memilih ikan air tawar
sebagai inang perantaranya. Cacing dewasa hidup di empedu dan
keluar bersama feses.
3.) Schidtosoma

19
Sering diseut juga cacing darah karena hidup di dalam pembuluh darah
balik atau vena. Inangnya berupa manusia, babi, biri-biri, binatang
pengerat, dan sapi.
c. Kelas Cestoda (Cacing pita)
Ciri utama dari cacing ini adalah tubuh yang pipih dan beruas-ruas. Kulitnya
dilapisi kitin agar tidak dimakan oleh sel inang. Cacing ini merupakan parasit
di tubuh manusia, hewan amphibi, ikan, reptilian, burung, dan mamalia.
Contoh yang terkenal yang hidup di usus manusia adalah Taenia saginata dan
Taenia solium.
8. Porifera
Nama Porifera berasal dari bahasa latin, porus yang berarti lubang, dan
ferre yang berarti membawa atau mempunyai. Porifera adalah salah satu
contoh Avertebrata. Berdasarkan asal katanya, Porifera ini merupakan
kelompok hewan yang mempunyai pori. Hewan porifera merupakan hewan
multiselular yang paling sederhana. Porifera atau disebut juga hewan spons
hampir semua hidup di laut, kecuali satu famili yang hidup di air tawar, 
yakni famili spongillidae. Hewan porifera merupakan hewan sessile (hidup
melekat pada substrat). Porifera memiliki ukuran bervariasi, yaitu berkisar
dari 1 cm hingga 2 m.
Hewan sederhana ini selama hidupnya menetap di karang atau
permukaan benda keras lainnya di dasar air. Hewan ini tidak mempunyai alat
gerak dan setelah dewasa melekat pada suatu dasar sehingga bersifat sessile.
Pada umumnya hidup dilautan yang tenang, tidak memiliki arus yang kuat,
dan airnya jernih.
Beberapa kelas Porifera adalah sebagai berikut.
a. Kelas Calcarea, golongan Porifera ini mempunyai spikula yang terbuat dari
zat kapur. Umumnya hidup di air laut yang dangkal. Misalnya, Scypha
gelatinosa, Grantia, Leucosolenia.
b. Kelas Hexactinellida, golongan ini mempunyai spikula yang terbuat dari zat
kersik/silikat. Hidupnya di laut yang dalam, misalnya Pheronema sp.,
Euplectella, Regadrella sp.

20
c. Kelas Demospongiae, kelas ini mempunyai spikula yang terbuat dari zat
kersik dan protein (spongin) atau hanya spongin saja. Tubuhnya lunak dan
tidak mempunyai skeleton. Hidup di laut yang dangkal, mempunyai jumlah
anggota yang paling banyak, misalnya Euspongia officinalis (spons mandi),
Spongilla, Haliclona, Microciona, Corticium.

C. Pertumbuhan dan Perkembangan, Sistem Pencernaan, Peredaran


Darah, Respirasi, Ekskresi, Reproduksi Dari Masing-Masing
Klasifikasi
1. Annelida
Dalam fillum Annelida terdapat 3 kelas Annelida, yaitu, Oligochaeta,
Polychaeta, dan Hirudinea.
a. Kelas Oligochaeta
 Sistem Pencernaan
Truktus digestivus berupa sebuah tabung lurus mulai dari mulut, lalu
faring yang kuat dan membengkak (segmen 2-6), esofagus (6-14),
ingluvies (tembolok) yang berdinding tipis (segmen 14-17), gizzard
(lambung tebal) (segmen 17-18), kemudian usus halus (segmen 19 sampai
segmen akhir) dan anus. Usus halus mempunyai lipatan internal sebelah
dorsal yang disebut tiflosol, yang memanjang mengikuti panjang usus.
Esofagus dilengkapi dengan 3 pasang kelenjar berkapur yang memanjang
pada sisi-sisinya.
 Sistem respirasi dan sirkulasi
Cacing tanah bernafas melalui kutikula yang menutupi seluruh
tubuhnya. Pernapasan berlangsung hanya jika kutikula itu basah. Sistem
pembuluh darah terdiri dari 2 pembuluh longitudinal utama dan 3
pembuluh longitudinal lainnya yang lebih kecil. Darah mengalir ke depan
dalam pembuluh darah dorsal melalui 5 pasang jantung yang berotot,
masing-masing dalam segmen ke 7-11, terus ke pembuluh darah ventral.
Selain itu, darah mengalir ke dinding tubuh, lalu kembali lagi ke pembuluh
darah dorsal melalui 3 pembuluh longitudinal yang kecil-kecil. Darah

21
cacing tanah berwarna merah terdiri dari cairan plasma yang mengandung
amoebosit, yaitu butiran- butiran yang tidak berwarna. Yang berwarna
merah itu plasmanya, karena mengandung hemoglobin yang larut.
 Sistem Ekskresi
Dalam tiap segmen terdapat sepasang nefridium, kecuali segmen
pertama dan terakhir. Tiap nefridium membuang material dari ruang selom
di sebelah anteriornya melalui nefrostom dan saluran yang berbelit-belit ke
luar tubuh melewati porus ekskretorius ventral. Nefridium juga menerima
material difusi dari kapiler-kapiler darah di sekitar pembuluh.
 Sistem saraf dan sistem sensoris
Sistem saraf berupa sebuah rantai ganglion ventral, tiap segmen
dengan satu rantai, mulai dari segmen ke 4. Di samping itu ada ganglion
suprafaringeal anterior yang juga disebut otak yang terletak dalam segmen
ke 3. Tali korda saraf disekitar faring menghubungkan otak dengan
ganglion ventral pertama. Dalam tiap metamer terdapat 3 pasang saraf
yang berasal dari tali saraf ventral tersebut. Di dalam kulit cacing tanah
terdapat organ-organ sensoris yang sensitif terhadap sentuhan dan cahaya.
 Sistem reproduksi dan perkembangan
Cacing tanah bersifat hermafrodit, tetapi tidak terjadi fertilisasi oleh
dirinya sendiri. Di sini ada 2 macam testes, masing-masing terletak dalam
segmen ke 10 dan ke 11, yang dibungkus oleh vesikula seminalis yang
berjumlah 3 pasang dan setiap pasangan vesikula seminalis ini terletak
dalam segmen ke 9, ke 10, dan ke 11. Spermatozoa dari vesikula seminalis
melalui 2 pasang vasa eferensia. Kopulasi berlangsung pada malam hari.
Selama kopulasi (kira-kira 3 jam), spermatozoa dari ekor cacing di
pindahkan ke dalam reseptakulum seminalis cacing yang lain. Biasanya
terjadi fertilisasi resiprokal (fertilisasi silang). Setelah kopulasi, dua ekor
cacing itu berpisah. Kokon kemudian terbentuk pada masing-masing
cacing kira-kira pada klitelum. Kokon memanjang ke depan dan
menerima telur dari cacing itu sendiri dan spermatozoa dari cacing yang
lain yang disimpan dalam reseptakulum seminalis. Setelah kokon

22
menerima telur dan spermatozoa, kemudian cacing menarik kembali
kokon ke belakang dan lubang kokon tertutup. Kokon kemudian
membungkus zigot-zigot yang terbentuk dan masing-masing tumbuh
menjadi cacing kecil dalam kokon dan diletakkan dalam tanah yang
lembap.
 Contoh Oligochaeta adalah: Lumbricus terestris, Pheretima poshuma,
Eiseria foetida (hidup di kompos), Metastrongilus elongates, dan
Amoebotaenia sphenoides.
b. Kelas Polychaeta
 Sistem respirasi dan sirkulasi
Pernapasan berlangsung melalui kulit, terutama di parapodia.
Darahnya mengandung pigmen (hemoglobin), mengalir dalam pembuluh-
pembuluh kontraktil yang disebut pembuluh-pembuluh longitudinal
dorsal. Pembuluh-pembuluh dorsal dan ventral dihubungkan oleh laras-
laras (kanal) dalam tiap segmen dan bercabang-cabang kealat-alat dalam.
 Sistem ekskresi
Dalam tiap segmen, kecuali yang terakhir dan yang pertama, terdapat
sepasang nefridium untuk membersihkan segmen disebelah anterior dari
segmen tempat nefridium terdapat.
 Sistem saraf dan indera
Pada hewan ini terdapat ganglion serebral atau ganglion
supraesofageal, dapat juga disebut sebagai otak yang terletak di sebelah
dorsal kepala. Ganglion supraesofageal itu dihubungkan dengan ganglion
subesofageal oleh 2 buah saraf sirkumesofageal. Dari ganglion
subesofageal itu mengalir ke belakang sepasang saraf ventral. Dalam
setiap segmen, batang saraf ventral itu membuat tonjolan sebagai segmen
ganglion. Batang saraf ventral bercabang-cabang lateral.
 Reproduksi
Nereis bersifat diesius, testis atau ovarium terbentuk pada dinding
selom dan tersusun segmental (beberapa atau banyak segmen). Gamet tua
keluar dengan paksa melalui dinding tubuh. Fertilisasi terjadi di dalam air

23
dan zigot tumbuh menjadi trokofor. Sistem reproduksi kurang majemuk
tetapi lebih matematis dibandingkan cacing tanah.
c. Kelas Hirudinea
 Sistem Pencernaan
Mulai dari mulut terus ke faring yang berotot (segmen 4-8) dan
dikelilingi dengan kelenjar ludah. Kelenjar ini mengeluarkan sekret yang
mengandung bahan anti-koagulasi (mencegah mengentalnya darah). Dari
faring terus ke tembolok (crop) yang dilengkapi dengan 11 pasang kantung
lateral, memajang sampai segmen ke 18. Kemudian bersatu lagi menjadi
lambung yang di sebelah dalamnya terdapat lipatan-lipatan spiral internal,
yang berguna untuk mencerna darah yang mengalir dari tembolok secara
berangsur-angsur (gradually). Kantung-kantung tembolok itu berguna
untuk menyimpan darah. Jumlah darah yang disimpan dalam krop dapat
mencapai berat 3 kali berat lintah itu sendiri. Untuk mencerna darah
sebanyak itu diperlukan waktu tiga bulan. Dari lambung saluran digesti
melanjut ke usus, rektum, dan berakhir sebagai anus di sebelah posterior.
 Sistem respirasi dan sirkulasi
Pernapasan berlangsung melalui permukaan kulit. Darah yang
mengandung hemoglobin mengalir dalam pembuluh-pembuluh
longitudinal yang berotot di sebelah lateral tubuh. Di sebelah dorsal dan
ventral tubuh juga ada sinus-sinus berdinding tipis yang secara tidak
langsung menghubungkan pembuluh-pembuluh longitudinal berotot itu
dengan rongga-rongga dalam selom.
 Sistem ekskresi
Setiap segmen dari segmen ke 7-23 berisi nefridia yang berpasangan
yang masing-asing mempunyai ekspansi berupa vesikula yang berbentuk
gelembung dan merupakan muara saluran ekskresi.
 Sistem saraf dan perasa
Sistem saraf pada lintah sama seperti pada cacing tanah, tetapi pada
lintah ganglion-ganglion ventralnya lebih jelas, sedangkangkan ganglion

24
serebral lebih kecil. Lintah bermata 10 buah (5 pasang) dan terdapat pada
5 segmen pertama. Pada semen selanjutnya terdapat organ-organ sensoris.
 Reproduksi dan perkembangan
Lintah bersifat hemafrodit dengan beberapa pasang testes dan satu
pasang ovarium. Untuk reproduksi diperlukan fertilisasi silang. Masa sel
sperma (spermatofor) yang telah mengental (aglutinasi) dimasukkan ke
dalam vagina lintah partnernya melalui penis. Fertilisasi berlangsung
secara internal dan perkembangan terjadi dalam kokon seperti pada cacing
tanah. Tiap telur yang dibuahi menjadi zigot dan tumbuh menjadi lintah-
lintah kecil dalam kokon. Kokon diletakkan dalam alam bebas.
 Contoh Hirudinae :Hirudo medicinalis (lintah), Haemadipsa zeylanica
(pacet, Hirudinaria javanica (lintah kuning)
2. Arthropoda
Arthropoda diklasifikasikan menjadi 4 kelas, yaitu:
a. Kelas Crustacea atau Udang-udangan
 Sistem pernapasannya berupa insang kecuali yang bertubuh sangat kecil
dengan seluruh permukaan tubuh
 Sistem pencernaan terdiri atas 3 bagian yaitu: tembolok untuk menampung
makanan, lambung otot (ampela), dan lambung kelenjar.
 Sistem reproduksinya diesis (berkelamin satu). Pembuahan terjadi secara
eksternal. Telur menetas menjadi larva yang sangat kecil, berkaki tiga
pasang dan bersilia.
 Contoh : Cabarus sp (udang air tawar), Panulirus sp (udang laut lobster),
Penacus sp (udang windu / udang air payau)
b. Kelas Insecta atau serangga
 System pernapasan
Pada serangga disebut system trakea. Pernapasan sistem trakea terdiri
atas pembuluh-pembuluh yang bercabang-cabang ke seluruh tubuh dan
bermuara pada stigma atau spirakel. Udara pernapasan keluar dan masuk
ke dalam tubuh Insecta melalui stigma. Stigma merupakan lubang yang
terdapat di sepanjang sisi kiri dan kanan tubuh.

25
 Sistem pencernaann
Dimulai dari mulut yang terdiri atas bibir atas dan bawah, rahang serta
gigi. Dari mulut makanan masuk ke kerongkongan lalu ke tembolok. Dari
tembolok makanan yang telah disimpan beberapa waktu masuk ke
empedal yang berdinding gigi kitin. Selanjutnya makanan masuk ke
lambung. Pada lambung terdapat enam pasang kelenjar pencernaan yang
menghasilkan enzim. Makanan yang telah dicerna menjadi sari-sari
makanan diserap oleh usus dan diedarkan keseluruh tubuh oleh hemolimfa.
Sisa pencernaan sementara disimpan di rectum berupa feses. Selanjutnya,
dikeluarkan melalui anus.
 Sistem reproduksi
Kadang-kadang mengalami parthenogenesis maupun paedogenesis.
Partenogenesis adalah perkembangan embrio tanpa dibuahi oleh
spermatozoid, misalnya lebah. Sedangkan paedogenesis adalah
parthenogenesis yang berlangsung di tubuh larva.
c. Kelas Myriapoda atau Kelabang
 Sistem pernapasann
Berupa satu pasang trakea berspirakel yang terletak di kanan kiri
setiap ruas, kecuali pada Diplopoda terdapat dua pasang di tiap ruasnya.
 Sistem pencernaan
Saluran pencernaanya lengkap dan mempunyai kelenjar ludah.
Chilopoda bersifat karnivor dengan gigi beracun pada segmen I,
sedangkan Diplopoda bersifat herbivor, pemakan sampah atau daun-
daunan.
 Sistem reproduksi
Secara seksual, yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilasi
internal). Myriapoda ada yang vivipar dan ada yang ovipar.
d. Kelas Arachnida atau Labah-labah
 System pernapasan berupa paru-paru yang terletak di daerah perut depan.
 Sistem pencernaan

26
Dimulai dari mulut, perut, usus halus, usus besar, kantung, feses dan
anus. Alat pencernaan dilengkapi dengan lima pasang usus buntu yang
terletak di bagian depan dan hati di bagian abdomen.
 System reproduksi
Terjadi secara seksual, yaitu dengan persatuan ovum dan sperma yang
terjadi di dalam tubuh betinanya (fertilasi internal). Hewan jantan dan
hewan betina terpisah (diesis). Ada ovipar, ovovivipar, dan vivipar.
3. Coelenterata
 Sistem Respirasi.
Coelenterata tersusun atas 2 lapisan sel; lapisan luar ektoderm
(epidermis) dan lapisan dalam endoderm (gastrodermis). Pertukaran gas
terjadi secara difusi pada sel permukaan tubuh yang bersentuhan dengan
air. Coelenterata juga mempunyai alat bantu pernafasan berupa lekukan
jaringan yang terdapat pada gastrodermis (sifonoglifa).
 Sistem Reproduksi
Reproduksi Coelenterata terjadi secara aseksual dan seksual.
Reproduksi aseksual dilakukan dengan membentuk kuncup yang
kemudian membentuk tentakel. Tubuhnya tetap melekat pada induknya
sehingga lama-lama menbentuk koloni. Sedangkan, reproduksi seksual
dilakukan dengan peleburan sperma dan ovum. Sperma yang telah masak
dikeluarkan kemudian berenang hingga mencapai ovum. Kemudian terjadi
fertilisasi dan menghasilkan sel zigot. Awalnya zigot masih dalam
ovarium dan tumbuh menjadi larva. Larva bersilia disebut planula yang
akan membentuk individu baru dengan meninggalkan induknya.
4. Echinodermata (Hewan berkulit duri)
 Sistem pencernaan
Echinodermata memiliki mulut di bagian bawah yang di sekelilingnya
terdapat gigi. Sistem pencernaan makanannya yaitu dari mulut, makanan
bergerak ke atas di kerongkongan (esophagus), kemudian ke lambung
(ventrikulus), usus (intestinum), dan berakhir di anus yang terletak di
bagian atas.

27
 Sistem pernapasan dan sistem ekskresi
Hewan ini bernapas dengan menggunakan insang kulit, yaitu
penonjolan dinding rongga tubuh (selom) yang tipis. Tonjolan ini
dilindungi oleh silia dan pediselaria. Pada bagian inilah terjadi pertukaran
oksigen dan karbondioksida. Sisa-sisa metabolisme yang terjadi di dalam
sel-sel tubuh akan diangkut oleh amoebacyte (sel-sel amoeboid) ke dermal
branchiae  untuk selanjutnya dilepas ke luar tubuh.
 Sistem reproduksi
Echinodermata memiliki jenis kelamin terpisah (berumah dua disebut
diesis) ada jantan dan betina. Berkembang biak secara kawin dengan
fertilisasi atau pembuahan terjadi di luar tubuh. Kemudian zigot
berkembang menjadi larva bersilia yang disebut bipinnaria. Larva
berenang dan menetap di tempat yang cocok hingga tumbuh menjadi
dewasa. Hewan ini memiliki daya regenerasi yang tinggi, jika salah satu
lengan terpotong maka akan terbentuk lengan kembali hingga jumlahnya
tetap lima.
 System peredaran darah
Sistem peredaran darah Echinodermata umumnya tereduksi, sukar
diamati. Sistem peredaran darah terdiri dari pembuluh darah yang
mengelilingi mulut dan dihubungkan dengan lima buah pembuluh radial
ke setiap bagian lengan.
 Sistem gerak
Pergerakan tubuh Echinodermata menggunakan prinsip hidrolik
dengan mempunyai sistem saluran air (ambulakral). Sistem ini dimulai
dari lubang masuknya air yang terdapat dala madrepoit yang dilengkapi
saringan (pori). Kemudian air masuk ke saluran penghubung menuju ke
bawah yang selanjutnya bermuara di saluran cincin. Saluran cincin
melingkar mengelilingi kerongkongan. Selanjutnya masuk ke saluran
radial/ lengan dan muncul deretan kaki tabung yang menjulur ke arah
bawah. Bagian ujung kaki tabung membesar yang mengandung otot
ampula.

28
 Sistem saraf
Pusat sistem saraf berupa cincin saraf yang mengelilingi mulut dan
terdapat lima batang saraf menuju lengan.
5. Mollusca
 Pertumbuhan dan Perkembangan
Mollusca bersifat kosmopolit, artinya ditemukan di mana-mana, di
darat, payau, di laut, di air tawar mulai dari daerah tropis hingga daerah
kutub. Dari palung benua di laut sampai pegunungan yang tinggi, bahkan
mudah saja ditemukan di sekitar rumah kita. Hal ini menunjukkan
kemampuan adaptasi Mollusca terhadap lingkungan sangat tinggi. Tapi
pada umumnya moluska hidup di laut. Mollusca hidup secara heterotrof
dengan memakan ganggang, udang, ikan ataupun sisa-sisa organisme.
Beberapa juga ada yang hidup sebagai parasit.
 Pencernaan
Saluran pencernaan makanan lengkap, sering berbentuk U atau
melingkar. Mulut dengan radula yang mempunyai deretan-deretan gigi
kitin kecil melintang untuk menggerus makanananya, kecuali Pelechypoda
yang tidak mempunyai radula. Anus membuka ke rongga mantel, kelenjar
pencernaan besar sering mempunyai kelenjar ludah.
 Peredaran darah
Sistem sirkulasi mencakup jantung sebelah punggung dengan satu
atau dua aurikel atau rongga atas dan satu ventrikel atau rongga bawah,
biasanya di dalam rongga pericardial atau selaput jantung sebuah aorta
anterior, dan pembuluh-pembuluh lain.
 Respirasi
Sistem pernapasan dilakukan oleh satu atau banyak insang yang
disebut ktenidium atau sebuah paru-paru di dalam rongga mantel, oleh
mantel, atau oleh epidermis.
 Ekskresi
Ekskresi oleh ginjal yang disebut nerfidia, tediri dari satu atau dua
atau hanya satu saja, menghubungkan rongga selaput jantung dan

29
pembuluh darah. Rongga tubuh mengecil menjadi rongga-rongga atau
nefridia, gonad dan selaput jantung.
 Reproduksi
Mollusca ini juga termasuk hewan hermaprodit, yaitu mempunyai alat
kelamin jantan dan betina dalam satu individu (berumah satu), tetapi ada
juga yang alat kelaminnya terpisah (berumah dua). Fertilisasi dilakukan
secara internal dan eksternal untuk menghasilkan telur. Telur berkembang
menjadi larva dan berkembang lagi menjadi individu dewasa.
6. Nemathelminthes
Permukaan tubuh Nemathelminthes dilapisi kutikula untuk
melindungi diri.Kutikula ini lebih kuat pada cacing parasit yang hidup di
inang daripada yang hidup bebas.Kutikula berfungsi untuk melindungi dari
dari enzim pencernaan inang.
 Sistem Percenaan
Sistem Percenaan lengkap terdiri dari mulut, faring, usus, dan anus.
Mulut terdapat pada ujung anterior, sedangkan anus terdapat pada ujung
posterior. Beberapa Nemathelminthes memiliki kait pada mulutnya.
 Sistem Peredaran Darah
Nemathelminthes tidak memiliki pembuluh darah. Makanan diedarkan
keseluruh tubuh melalui cairan pada pseudoselom. Nemathelminthes tidak
memiliki sistem respirasi, pernapasan dilakukan secara difusi melalui
permukaan tubuh.Organ reproduksi jantan dan betina terpisah dalam
individu berbeda.
 Reproduksi
Nemathelminthes umumnya melakukan reproduksi secara
seksual.Sistem reproduksi bersifat gonokoris, yaitu organ kelamin jantan
dan betina terpisah pada individu yang berbeda.Fertilisasi terjadi secara
internal.Telur hasil fertilisasi dapat membentuk kista dan kista dapat
bertahan hidup pada lingkungan yang tidak menguntungkan.
7. Platyhelminthes
 Sistem pencernaan

30
Sistem pencernaannya tidak sempurna yaitu dari mulut ke faring kemudian
kerongkongan. Di belakang kerongkongan terdapat usus yang bercabang
membentuk saluran ke tubuh. Sistem pencernaan ini disebut dengan
gastrovaskuler. Cacing pipih tidak memiliki anus, jadi sisa
metabolismenya dimuntahkan melalui mulut dan melalui pori-pori
permukaan tubuhnya.
 Sistem transportasi
Cacing ini tidak memiliki sistem transportasi karena makanan
diedarkan melalui sistem gastrovaskuler. Oksigen berdifusi langsung
melalui permukaan tubuhnya dan karbondioksida dikeluarkan melalui
seluruh permukaan tubuhnya.
 Ekskresi dan osmoregulasi
Umumnya sistem osmoregulasiterdiri dari saluran pembuluh yang
berakhir pada sel api. Sistem pengeluaran ini disebut dengan protonerfidia.
Gerakan flagella mengalirkan cairan melalui pembuluh menuju saluran
pengumpul yang berakhir pada pori ekskresi. Sisa metabolisme sebagian
besar dibuang secara difusi melalui dinding tubuh.
 Sistem reproduksi
Cara reproduksinya ada dua yaitu aseksual dan seksual. Planaria dapat
membelah diri untuk bereproduksi. Pembelahan dimulai dari
penggentingan di belakang faring dan memisah menjadi dua hewan
kemudian meregenerasi bagian yang hilang. Cacing pipih bersifat
hermafrodit tetapi melakukan perkawinan silang. Zigot dan kuning telur
tertutup kapsul yang kemudian melekat pada batu atau tumbuhan dan
embrio muncul seperti miniature hewan dewasa.
8. Porifera
 Sistem Pernapasan
Hewan-hewan Invertebrata ada yang belum memiliki sistem
pernapasan khusus, seperti Porifera. Umumnya hewan-hewan tersebut
melakukan pernapasan langsung, yaitu secara difusi melalui permukaan
tubuhnya.

31
Pernapasan pada porifera dilakukan oleh sel-sel koanosit pada seluruh
permukaan tubuhnya kemudian diserap secara absorpsi langsung dari air
dan CO2 dikeluarkan melalui sel-sel koanosit pada seluruh permukaan
tubuhnya.
 Sistem Pencernaan
Proses pencernaan pada porifera berlangsung pada bagian endodermis.
Pada bagian ini, flagel yang terdapat pada koanosit akan bergerak-gerak
sehingga menyebabkan air yang membawa oksigen dan makanan berupa
plankton akan mengalir dari ostium masuk masuk ke spongosol lalu masuk
ke oskulum. Makanan ini lalu akan dicerna di dalam vakuola makanan.
Setelah dicerna, sari-sari makanan diangkut oleh sel-sel amebosit untuk
diedarkan keseluruh tubuh. Sedangkan sisa-sisa makanan yang sudah tak
terpakai lagi akan dikeluarkan oleh sel-sel leher (koanosit) melalui
spongosol sebelum akhirnya keluar dari tubuh melalui oskulum.
 Reproduksi
Ada dua macam reproduksi porifera, yaitu secara aseksual atau
vegetatif dan secara seksual atau generatif.
 Reproduksi Aseksual
Reproduksi secara aseksual dilakukan dengan pembentukan kuncup
(tunas) dari dinding tubuhnya ke arah luar. Kuncup – kuncup muncul
dari tubuh porifera bagian “kaki”, dan tetap tinggal bersama
induknya. Jika dari satu porifera baru yang mengumpul, maka akan
terbentuk koloni. Selain itu, porifera memiliki daya regenerasi yang
tinggi. Jika tubuhnya terpotong, setiap potongan mampu tumbuh
menjadi individu baru.
Porifera air tawar mampu membentuk gemula , yakni sel – sel
koanosit yang terbungkus kuat dan tebal. Bentuk tersebut merupakan
reaksi pertahanan terhadap kekeringan. Jika air telah cukup, gemula
akan tumbuh menjadi porifera baru.
 Reproduksi Seksual

32
Reproduksi seksual dilakukan secara membentuk sel kelamin atau
gamet. Sel gamet berkembang dari sel ameboid khusus yang disebut
dengan arkeosit. Arkeosit membentuk sperma dan ovum.
Spermatozoa yang telah dihasilkan akan berenang didalam air
hingga dapa mencapai ovum. Ovum berada di mesoglea. Karena
dalam satu tubuh dihasilkan dua macam gamet, yaitu gamet jantan
dan gamet betina, maka porifera termasuk hermafrodit.
Penyatuan sperma dan ovum menghasilkan zigot. Penyatuan zigot
tersebut terjadi di mesoglea. Zigot berkembang menjadi larva
bersilia yang akan berenang menjauhi induknya, menempel pada
suatu tempat dan akhirnya tumbuh menjadi porifera baru. Dalam
perkembangannya, larva bersilia yang telah menempel akan
membalik lapisan tubuhnya, sehinga sel – sel yang berflagela yang
semula berada dilapisan luar, akan berada dibagian dalam dan
menjadi sel koanosit.

D. Peranan dan Manfaat Avertertebrata di Kehidupan Sehari-hari


Avertebrata memiliki beberapa peranan dan manfaat dalam kehidupan
sehari-hari. Seperti manfaat Porifera yang menguntungkan manusia karena
sponnya dapat digunakan untuk alat gosok tubuh. Tubuh Porifera yang mati dapat
digunakan sebagai hiasan. Pada filum coelenterata, ubur ubur dapat dimakan,
anemon laut, mawar laut dapat digunakan sebagai hiasan dalam akuarium. Dilaut
hewan ini membentuk terumbu karang, sebagai tempat berlindung ikan dan
tempat wisata. Filum echinodermata, salahsatunya bintang laut untuk hiasan,
teripang untuk bahan kerupuk dan sebagai pembersih pantai. Kemudian mollusca
berperan menghasilkan daging sebagai sumber protein, penghasil mutiara, dan
untuk hiasan.
Selain memiliki peranan dan manfaat, Avertebrata memberikan beberapa
kerugian dalam sehari-hari, diantaranya yaitu platyhelminthes khususnya cacing
pipih kebanyakan merugikan bagi manusia karena umumnya bersifat parasit. Pada

33
Mollusca yaitu siput bersifat sebagai hama, kecoa sebagai penular berbagai
macam penyakit sepeti tifus, kolera dan disentri.

34
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Avertebrata adalah kelompok hewan yang tidak memiliki ruas-ruas tulang
belakang (vertebrate). Beberapa contoh hewan yang termasuk dalam kelompok
avertebrata adalah planaria sp, dan Ascaris lumbricoides. Avertebrata dapat
dikalsifikasikan menjadi 8 filum yaitu : Annelida, Arthropoda, Coelenterata,
Platyhelminthes, Echinodermata, Mollusca, Nemathelminthes, Porivera
Kebanyakan manfaat Avertebrata dalam kehidupan yang menguntungkan
manusia digunakan sebagai hiasan, tempat wisata, dan sebagai konsumsi. Selain
itu avertebrata memberikan beberapa kerugian dalam sehari-hari yaitu bersifat
hama, sebagai penular berbagai macam penyakit sepeti tifus, kolera dan disentri.

35
DAFTAR PUSTAKA

Istamar Syamsuri, dkk. 2007. Biologi untuk SMA Kelas X Semester 2.


Jakarta: Penerbit Erlangga.

Zaif. 2011. PHYLUM ARTHROPODA. Di unduh dari :


http://zaifbio.wordpress.com/2011/10/27/phylum-arthropoda/ pada
tanggal 18 Desember 2012

Noname. 2008. Mengenal-Seluk-Beluk-Phylum-Echinodermata . Di unduh


dari http://gurungeblog.wordpress.com/2008/11/12/mengenal-seluk-
beluk-phylum-echinodermata/ pada tanggal 18 Desember 2012.

36

Anda mungkin juga menyukai