PEMBAHASAN
2.1 Standar Gerontologi
Praktek keperawatan profesional diarahkan dengan mempergunakan standar praktek
yang merefleksikan tingkat dan harapan dan pelayanan, serta dapat digunakan untuk
evaluasi praktek keperawatan yang telah diberikan. Standar keperawatan gerontologi
menurut American Nursing Association (ANA) adalah sebagai berikut :
1. Standar I : Organisasi Pelayanan Keperawatan Gerontologi.
Yaitu semua pelayanan keperawat gerontologi harus direncanakan, diorganisasi dan
dilakukan oleh seorang eksekutif perawat (has baccalaureate or master’s preparation and
experience in gerontological nursing and administrasion of long- term care services or
acute-care services for older patients)
2. Standar II : Teori.
Perawat disini harus berpartisipasi dalarn rnengernbangkan dan melakukan percobaan
percobaan yang didasari oleh teori untuk mengambil keputusan klinik. Perawat juga
mengunakan konsep teontik yang digunakan sebagai petunjuk untuk melaksanakan
praktek keperawatan gerontologi yang lebih efektif.
3. Standar III : Pengumpulan Data
Status kesehatan pada klien dikaji secara terus menerus dengan komprehensive, akurat dan
sistematis. Informasi yang didapatkan selama pengkajian kesehatan harus dapat
dipecahkan dengan mengunakan pendekatan dan interdisipliner team kesehatan termasuk
didalamnya lansia dan keluarga.
4. Standar IV: Diagnosa Keperawatan.
Perawat dengan mengunakan data yang telah diperoleh untuk menentukan diagnose
keperawatan yang tepat sesuai dengan prioritasnya.
5. Standar V: Perencanaan dan Kontinuitas dan Pelayanan
Perawat mengembangkan perencanaan yang berhubungan dengan klien dan orang lain
yang berkaitan. Untuk mencapai tujuan dan prioritas dan perencanaan perawatan sesuai
dengan yang dibutuhkan oleh klien, perawat dapat mengunakan terapeutik, preventif,
restoratif dan rehabilitasif. Perencanaan peraatan ini bermanfaat untuk membantu klien
dalam mencapai dan mempertahankan tingkat kesehatan, kejahtera, kualitas hidup yang
yang tinggi (optimal ) dan serta mati dalam keadaan damai.
6. Standar VI : Intervensi
Perencanaan pelayanan yang telah ada digunakan sebagai petunjuk dalarn membenkan
intervensi untuk mengembalikan fungsi dan mencegah terjadinya komplikasi dan ‘excess
disability’ pada klien.
7. Standar VII: Evaluasi
1
Perawat harus melakukan evalusai secara terus menerus terhadap respon klien dan
keluarga terhadap intervensi yang telah diberikan. Disamping itu evaluasi juga digunakan
untuk menentukan . tingkat keberhasilannya dan mengevaluasi kembali data dasarnya,
diagnosanya dan perencanaannya.
8. Standar VIII: Kolaborasi Interdisipliner
Kolaborasi perawat dengan disiplin ilmu yang lain (team kesehatan) sangat penting
dilakukan dalam membenkan pelayanan kesehatan terhdap klien ( lansia). Hal ini dapat
dilakukan dengan mengadakan pertemuan yang rutin untuk menentukan perencanaan yang
tepat sesuai dengan perubahan kebutuhan yang ditemukan pada klien.
9. Standar IX : Research
Perawat harus ikut berpartisipasi dalam rnengernbangkan penelitian untuk memperkuat
pengetahuan dibidang keperawatan gerontoogi, menyebarluaskan hasil penelitian yang
diperolehnya dan digunakan dalam praktek keperawatan.
10. Standar X: Ethics
Perawat rnengunakna kode etik keperawatan (ANA) sebagai petunjuk etika dalam
mengambil keputusan didalam praktek.
11. Standar XI : Professional Development
Perawat harus mempunyai asumsi bahwa perkembangan dan kontribusi profesionalisme
keperawatan merupakan tanggung jawabnya dan sangat berkaitan erat dengan
perkembngan interdisiplin ilmu yang lain. Dalam hal ini perawat juga harus mampu
mengevaluasi perkembangan dalam praktek kualitas yang diberikan.
Standar ini dikembangkan oleh dan untuk perawat gerontologi sendiri sehingga
perawat hams mempunyai peraturan yang jelas untuk mengevaluasi bila terjadi
pelanggaran yang menyimpang dan standar praktek yang seharusnya diberikan. Standar ini
akan memberikan kualitas pelayanan yang terbaik bagi masyarakat.
Beberapa prinsip etika yang harus dijalankan dalam pelayanan pada penderita usia
lanjut adalah (Kane et al, 1994, Reuben et al, 1996) :
Dengan melihat prinsip diatas tersebut, aspek etika pada pelayanan geriatric berdasarkan
prinsip otonomi kemudian di titik beratkan pada berbagai hal sebagai berikut :
4
tetapi tidak berarti boleh memilih tindakan, apabila berdasarkan pertimbangan dokter yang
bersangkutan tindakan yang dipilih tersebut tidak berguan (useless) atau bahkan berbahaya
(harmful).
Kapasitas untuk mengambil keputusan, merupakan aspek etik dan hokum yang sangat rumit.
Dasar dari penilaian kapasitas pengambilan keputusan penderita tersebut haruslah dari
kapasitas fungsional penderita dan bukan atas dasar label iagnosis, antara lain terlihat dari :
Pada dasarnya prinsip etika ini mnyatakan bahwa kapasitas penderita untuk
mengambil/menentukan keputusan (prinsip otonomi) dibatasi oleh :
Oleh Karen suatu hal, misalnya gangguan komunikasi, salah pengertian, kepercayaan
penderita atau latar belakang budaya dapat menyebabkan penderita mengambil keputusan
yang salah ( antara lain menolak tramfusi / tindakan bedah yagn live saving). Dalam hal ini,
dokter dihadapkan pada keadaan yang sulit, dimana atas otonomi penderita tetap harus
dihargai.
Yang penting adalah bahwa dokter mau mendengar semua keluhan atau alas an penderita dan
kalau mungkin memperbaiki keputusan penderita tersebut denagn pemberian edukasi.
Seringkali perlu diambil tindakan “kompromi” antara apa yang baik menurut pertimbangan
dokter dan apa yang diinginkan oleh penderita.
Berbagai perundang-undangan yang langsung mengenai Lanjut Usia atau yang tidak
langsung terkait dengan kesejahteraan Lanjut Usia telah diterbitkan sejak 1965. beberapa di
antaranya adalah :
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Praktek keperawatan profesional diarahkan dengan mempergunakan standar praktek
yang merefleksikan tingkat dan harapan dan pelayanan, serta dapat digunakan untuk evaluasi
praktek keperawatan yang telah diberikan. Standar keperawatan gerontologi menurut
American Nursing Association (ANA) adalah sebagai berikut :
1. Standar I : Organisasi Pelayanan Keperawatan Gerontologi.
2. Standar II : Teori.
3. Standar III : Pengumpulan Data
4. Standar IV: Diagnosa Keperawatan.
5. Standar V: Perencanaan dan Kontinuitas dan Pelayanan
6. Standar VI : Intervensi
7. Standar VII: Evaluasi
8. Standar VIII: Kolaborasi Interdisipliner
9. Standar IX : Research
10. Standar X: Ethics
11. Standar XI : Professional Development
Etik juga dapat digunakan untuk mendeskripsikan suatu pola atau cara hidup, sehingga
etik merefleksikan sifat, prinsip dan standar seseorang yang mempengaruhi perilaku
profesional. Keperawatan gerontik adalah suatu pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu
dan kiat/tekhnik keperawatan yang berbentuk bio-psiko-sosial-spritual dan kultural yang
8
holistic yang ditujukan kepada klien lanjut usia baik sehat maupun sakit pada tingkat
individu.
Dari kedua pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa etik keperawatan adalah istilah
yang digunakan untuk merefleksikan bagaimana seharusnya manusia berperilaku, apa yang
seharusnya dilakukan seseorang terhadap orang lain khususnya dalam memberikan suatu
pelayanan profesional yang berdasarkan ilmu dan kiat/tekhnik keperawatan yang berbentuk
bio-psiko-sosial-spritual dan kultural yang holistic yang ditujukan kepada klien lanjut usia
baik sehat maupun sakit pada tingkat individu.
3.2 Saran
Dalam pembuatan makalah ini penulis sadar bahwa makalah ini masih banyak
kekurangan dan masih jauh dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran dari
pembaca sangatlah kami perlukan agar dalam pembuatan makalah selanjutnya akan lebih
baik dari sekarang dan kami juga berharap pengetahuan tentang aspek legal dan etik dapat
terus di kembangkan dan diterapkan dalam bidang keperawatan gerontik.
9
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo, Boedhi, dan Martono, Hadi. Buku Ajar Geriatri (Ilmu Kesehatan Usia Lanjut),
Edisi 2. 2000. Balai Penerbit FKUI. Jakarta.
Nugroho, Wahjudi. 2000. Keperawatan Gerontik. Edisi 2. Jakarta: EGC.
R, Rully. 2002. Fasilitas dan Pelayanan Kesehatan Lansia di RSU dalam Perspektif HAM.
Jakarta: Harian Suara Pembaharuan.
SKM, Hardiwinoto, Stiabudi, Tony. Pandaun Gerontologi, Tinjauan Dari Berbagai Aspek.
2005. PT Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
10