OLEH :
KELOMPOK 10
KELAS B11-A
siklus emosional yang meledak-ledak. Hal ini terjadi karena emosi remaja
asa. Hal ini biasanya memicu kenakalan pada remaja, dimana salah satu
kenakalan remaja yang paling sering ditemui yaitu merokok (Hawari, 2013).
World Health Organization (WHO) tahun 2015 menyatakan bahwa,
Youth Tabacco Survey (GYTS) Indonesia, pada tahun 2016 yang dilakukan
terhadap remaja berusia 13-15 tahun, sebanyak 44,5% remaja laki-laki dan
menunjukan usia perokok yang paling tinggi terjadi pada usia remaja yaitu usia
10-18 tahun, dengan prevalensi 9,1% pada tahun 2018. Dilihat dari sebaran
Survei ini dilakukan pada remaja pria dan perempuan usia sekolah yakni 14-19
tubuh seperti penurunan sistem saraf, aliran darah dan nafsu makan,
seperti 90% kanker paru, 75% penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan
tidak hanya pada kesehatan fisik tetapi juga terhadap perkembangan individu.
kecenderungan untuk mencoba zat adiktif lain dan narkoba (Aula, 2013).
Upaya pemerintah dalam mengurangi dampak rokok adalah melalui
Bali telah menetapkan Peraturan Daerah No.10 Tahun 2011 tentang KTR
(Perda KTR). Perda KTR tersebut meliputi tujuh kawasan seperti area bermain
anak, tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja, tempat belajar mengajar,
secara terintegrasi antara sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat.
Pembinaan ini dapat efektif dan efisien jika dilakukan dengan tindakan konkrit
oleh sekolah secara formal dalam bentuk program yang berkelanjutan baik
kenakalan siswa.
SMA Saraswati 1 Denpasar merupakan salah satu sekolah di Denpasar
dengan total jumlah siswa adalah 1.066 orang. Berdasarkan data terakhir yang
merokok, dengan jumlah terbanyak adalah kelas XII. Hasil wawancara dengan
luang, dan untuk menghilangkan stres serta beban pikiran karena berbagai
aspek seperti tugas sekolah yang menumpuk dan harus selesai tepat waktu,
ujian lab, dan ujian tertulis dengan nilai yang sesuai kurikulum.
Banyaknya siswa/i yang menjadi perokok aktif maupun pasif menjadi
perilaku merokok.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 30 menit,
C. Metode
a) Powerpoint
b) Leaflet
c) Poster
d) X-Banner
e) Spanduk
2. Alat/Bahan
a) Laptop
b) LCD
c) Proyektor
d) Sound System
e) Microphone
f) Pointer
g) Kursi
h) Meja
E. Materi Penyuluhan
1. Pengertian rokok.
2. Bahan baku rokok.
3. Jenis-jenis rokok.
4. Kandungan rokok.
5. Tahapan perilaku merokok.
6. Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok.
7. Dampak perilaku merokok
(Materi Terlampir)
F. Pengorganisasian Kelompok
Penyuluh : Ni Putu Yuvi Gitayani
Moderator : Putu Rias Andreani
Observer : Ni Putu Sri Apriantini
Fasilitator :1. Ni Wayan Sumarni
2. Ni Wayan Nia Arditya Sari
G. Setting Tempat
LAYAR
timur
5 5 5
5 5 5 selatan
utara
5 5 5
5 5 5 barat
5 5 5
Keterangan gambar:
1. Penyuluh
4. Fasilitator
2. Moderator
3. Observer 5
5. Peserta
G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Tempat dan Peralatan tersedia sesuai perencanaan.
b. Peran dan tugas sesuai perencanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
b. Audiens mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir.
c. Audiens berperan aktif selama penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
a. Minimal 60% peserta mengikuti penyuluhan dan dapat menjawab
LAMPIRAN
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari
belum mekar. Bunga cengkeh dipetik dengan tangan oleh para pekerja,
ekstrak buah-buahan untuk menciptakan aroma serta citra rasa tertentu saja.
Saus ini yang menjadi pembeda antara setiap merek dan varian kretek.
C. Jenis-Jenis Rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Perbedaan ini berdasarkan atas
bahan pembungkus rokok, bahan baku, atau isi rokok, proses pembuatan rokok dan
dengan cara melinting sendiri ini sebagian besar disebabkan oleh budaya
kardiovaskuler.
d. Kretek, yaitu mengandung 40% cengkeh dan 60% tembakau. Cengkeh
persepsi bahwa cara ini sangat aman. Beberapa nama lokal yang sering
tembakau yang diberi saus dan bahan tertentu untuk mendapatkan efek rasa
dan aroma tertentu. Rokok putih mengandung 14-15 mg tar dan 5mg
nikotin.
b. Rokok kretek, merupakan rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun
tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan
nikotin.
c. Rokok klembak, merupakan rokok yang bahan baku atau isinya berupa
daun tembakau, cengkeh dan kemenya yang diberi saus untuk mendaptkan
menggunakan mesin.
4. Rokok berdasarkan penggunaan filter (Muhammad, 2009):
a. Rokok filter (RF), merupakan rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat
gabus
b. Rokok non filter (RNF), merupakan rokok yang pada bagian pangkalnya
dalam rokok adalah tar, nikotin, dan karbondioksida. Selain itu, dalam sebatang
rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah teracunnya.
(Pujiastuti, 2013). Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah
sebagai berikut:
1. Nikotin, merupakan komponen ini paling banyak dijumpai di dalam rokok.
juga terjadi pada seorang yang mulai berhenti merokok, dan apabila hal ini
terjadi secara terus menerus maka justru akan melemahkan kecerdasan otak itu
sendiri. Hal ini diakibatkan oleh nikotin yang memacu produksi hormon
lebih cepat dan jantung bekerja lebih kuat. Jantung akan memerlukan lebih
dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau
karsinogenik. Dengan adanya kandungan tar yang beracun ini, sebagian dapat
merusak sel parukarena dapat lengket dan menempel pada jalan nafas dan
paru-paru, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kanker. Pada saat rokok
dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagian uap padat asap rokok.
Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat
Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap dalam satu hari akan
menghasilkan 10ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk
hydrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun
yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran
berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan,
mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak
saluran pernafasan. Sianida juga merupakan suatu zat yang mengandung racun
yang sangat berbahaya, sedikit saja sianida dimasukan langsug ke dalam tubuh
sakit.
8. Fenol, merupakan zat beracun dan membahayakan karena fenol ini terkait ke
bau yang keras. Zat ini menghalangi oksida enzim (zat besi yang berisi
pigmen).
E. Tahapan Perilaku Merokok
Menurut Leventhal & Cleary dalam Mustikaningrum (2010) terdapat empat
pernah merokok. Tahap ini remaja mulai membentuk opini tentang rokok dan
perilaku merokok. Hal ini disebabkan karena danya perkembangan sikap pada
remaja, munculnya tujuan mengenai rokok, dan citra perilaku merokok yang
diperoleh remaja.
2. Tahap inisiasi, merupakan tahap coba-coba untuk merokok. Remaja
remaja untuk tetap menjadi perokok yaitu efek dan level dari nikotin yang
Faktor ini menjadi kontraindikasi dengan realita yang terjadi saat ini pada
masyarakat Indonesia. Rokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan
remaja yaitu: a) kepuasan psikologis, b) sikap pesimis orang tua terhadap perilaku
memperhatikan anak dan adanya hukuman fisik yang keras dalam keluarga
akan lebih mudah untuk menjadi perokok (Mu'tadin, 2002 ). Selain itu salah
satu faktor resiko pencetus bagi remaja untuk merokok adalah memiliki
keluarga yang merokok. Perilaku orang tua dalam merokok akan berpengaruh
pencetus remaja untuk merokok adalah memiliki teman yang juga sebagai
atau lebih sahabat yang perokok, begitu pula dengan remaja bukan perokok
(Widiantari, 2007).
3. Faktor keperibadian: salah satu kepribadian yang mempengaruhi remaja
skor tinggi pada berbagai tes konfirmasi sosial lebih mudah menjadi
rokok baik dari media cetak maupun media elektrolit yang menggambarkan
tidak merokok dianggap kurang jantan atau kurang berani mengambil resiko,
ada juga yang beranggapan bahwa seorang anak gadis tidak pantas merokok,
perasaan nyaman dan dihargai. Hal tersebut baru diketahui oleh para ahli
belakangan ini stelah dilakukan berbagai penelitian lebih lanjut. Para ahli
waktu merasa marah, cemas, gelisah sehingga bila merokok perasaan negatif
akan berkurang.
7. Budaya: seorang akan menjadi perokok melalui dorongan psikologis dan
dapat memicu suatu jenis penyakit sehingga boleh dikatakan merokok tidak
yang bisa menyebabkan kematian. Berbagai jenis penyakit yang bisa ditimbulkan
penglihatan kabur, kulit menjadi kering, serta polusi udara dalam ruangan.
Selain faktor-faktor diatas individu juga dapat merokok dengan alasan
sebagai alat dalam mengatasi stres. Sebuah studi mengatakan bahwa bagi
kalangan remaja, jumlah rokok yang mereka konsumsi berkaitan dengan stres
yang mereka alami, semakin besar stres yang dialami makan semakin banyak
Aula, L.2013. Stop Merokok, Sekarang atau Tidak Sama Sekali. Yogyakarta:
Garailmu.
Helmi, D.2006. Faktor Faktor Penyebab Rokok Pada Remaja. Yogyakarta: Jurnal
Psikologi Universitas Gajah Mada.
PERTANYAAN
4. Rokok Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia dan zat-zat
beracun yang terdapat dalam rokok antara lain ….
a. Nikotin, Hydrogen Sianida, Feerum
b. Timah hitam, Citrus, Fenol
c. Nikotin, Tar, Amonia
d. Gas karbondioksida, nikotin, karbon monoksida