Anda di halaman 1dari 21

SATUAN ACARA PENYULUHAN

“PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA“


DI SMA (SLUA) SARASWATI 1 DENPASAR

OLEH :
KELOMPOK 10
KELAS B11-A

Ni Putu Sri Apriantini 18.322.2945


Ni Putu Yuvi Gitayani 18.322.2946
Ni Wayan Nia Arditya Sari 18.322.2948
Ni Wayan Sumarni 18.322.2949
Putu Rias Andreani 18.322.2951

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
WIRA MEDIKA BALI
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

POKOK BAHASAN : PERILAKU MEROKOK


SUB POKOK BAHASAN : PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA
SASARAN : SISWA/I SMA (SLUA) SARASWATI
1 DENPASAR
TEMPAT : RUANG LAB SMA (SLUA) SARASWATI 1
DENPASAR
TANGGAL : RABU, 27 NOVEMBER 2019
WAKTU : PUKUL 08.00 WITA (1 JAM)

A. Latar Belakang Masalah


Masa remaja merupakan masa transisi, dimana remaja kerap

dibenturkan pada masalah awal kehidupan. Remaja juga akan mengalami

siklus emosional yang meledak-ledak. Hal ini terjadi karena emosi remaja

masih stabil, sering menggebu-gebu, sangat bersemangat, namun mudah putus

asa. Hal ini biasanya memicu kenakalan pada remaja, dimana salah satu

kenakalan remaja yang paling sering ditemui yaitu merokok (Hawari, 2013).
World Health Organization (WHO) tahun 2015 menyatakan bahwa,

Indonesia menempati posisi pertama perokok terbanyak di ASEAN, dengan

prevalensi sekitar 46,16%. Berdasarkan survey yang dilakukan oleh Global

Youth Tabacco Survey (GYTS) Indonesia, pada tahun 2016 yang dilakukan

terhadap remaja berusia 13-15 tahun, sebanyak 44,5% remaja laki-laki dan

22,3% remaja perempuan merupakan perokok. Data Riskesdas tahun 2018,

menunjukan usia perokok yang paling tinggi terjadi pada usia remaja yaitu usia

10-18 tahun, dengan prevalensi 9,1% pada tahun 2018. Dilihat dari sebaran

penduduk perokok, menurut provinsi di Indonesia, provinsi tertinggi perokok


ada di Provinsi Riau (27,2%) dan provinsi terendah ada di Provinsi Papua

(16,2%), sedangkan di Bali, prevalensi perokok sebesar 23,5%. Menurut Dinas

Kesehatan (Dinkes) Provinsi Bali tahun 2017, prevalensi perokok menurut

kabupaten/kota prevalensi jumlah perokok tertinggi ditemukan di Jembrana

(17,60%), diikuti Gianyar (8,90%) dan Denpasar (4,40%).


Berdasarksn survei yang dilakukan Pusat Studi Ilmu Kesehatan

Masyarakat (PS.IKM) Universitas Udayana dan Dinas Kesehatan Kota

Denpasar ditemukan fakta 34% remaja perkotaan menjadi perokok aktif.

Survei ini dilakukan pada remaja pria dan perempuan usia sekolah yakni 14-19

tahun di empat kecamatan di Kota Denpasar. Dari 194 responden yang

diwawancarai oleh peneliti PS IKM Unud, mereka mengakui telah mengenal

dunia rokok sejak umur 14 tahun (Rohmat,2012). Penelitian mengungkapkan

bahwa perilaku merokok di wilayah perkotaan terutama Denpasar, diakibatkan

oleh kurangnya promotif dan preventif masyarakat.


Merokok terus menerus dapat membawa dampak buruk bagi kesehatan

tubuh seperti penurunan sistem saraf, aliran darah dan nafsu makan,

peningkatan tekanan darah, denyut jantung, berkurangnya indera pengecap dan

pembau, merasa pusing, mual serta menimbulkan banyak penyakit berbahaya

seperti 90% kanker paru, 75% penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) dan

25% penyebab dari serangan jantung (Pujiastuti, 2013). Dampak merokok

tidak hanya pada kesehatan fisik tetapi juga terhadap perkembangan individu.

Hasil penelitian menunjukkan perilaku merokok dapat meningkatkan

kecenderungan untuk mencoba zat adiktif lain dan narkoba (Aula, 2013).
Upaya pemerintah dalam mengurangi dampak rokok adalah melalui

pengembangan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) yang dijabarkan dalam UU


No.36 Tahun 2009 dan Keputusan Bersama Menteri Kesehatan Dan Menteri

Dalam Negeri Nomor 188/Menkes/PB/I/2011, PP Nomor 109 Tahun 2013.

Terkait dengan upaya pemerintah pusat tersebut, Pemerintah Daerah Provinsi

Bali telah menetapkan Peraturan Daerah No.10 Tahun 2011 tentang KTR

(Perda KTR). Perda KTR tersebut meliputi tujuh kawasan seperti area bermain

anak, tempat umum, sarana kesehatan, tempat kerja, tempat belajar mengajar,

tempat ibadah dan angkutan umum.


Upaya untuk menanggulangi dan mencegah munculnya perilaku

merokok di kalangan siswa, maka perlu upaya pembinaan terhadap siswa

secara terintegrasi antara sekolah dengan orang tua siswa dan masyarakat.

Pembinaan ini dapat efektif dan efisien jika dilakukan dengan tindakan konkrit

oleh sekolah secara formal dalam bentuk program yang berkelanjutan baik

yang bersifat kurikuler maupun ekstrakurikuler dalam upaya menanggulangi

kenakalan siswa.
SMA Saraswati 1 Denpasar merupakan salah satu sekolah di Denpasar

dengan total jumlah siswa adalah 1.066 orang. Berdasarkan data terakhir yang

didapatkan dari guru bimbingan konseling, sepanjang bulan Januari-Juli tahun

2019 didapatkan sebanyak 191 siswa yang sering melakukan pelanggaran

merokok, dengan jumlah terbanyak adalah kelas XII. Hasil wawancara dengan

10 orang siswa saat jam istirahat didapatkan bahwa, delapan siswa

diantaranya merupakan perokok aktif dengan alasan untuk mengisi waktu

luang, dan untuk menghilangkan stres serta beban pikiran karena berbagai

aspek seperti tugas sekolah yang menumpuk dan harus selesai tepat waktu,

ujian lab, dan ujian tertulis dengan nilai yang sesuai kurikulum.
Banyaknya siswa/i yang menjadi perokok aktif maupun pasif menjadi

perhatian penting mengingat dampak buruk pada kesehatan yang akan

ditimbulkan nantinya. Penyuluhan terkait perilaku merokok penting dilakukan

untuk meningkatkan pengetahuan dan konrol diri generasi muda terkait

perilaku merokok.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan proses penyuluhan kesehatan selama ± 30 menit,

diharapkan siswa/i SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar dapat memahami

tentang rokok (pengertian, bahan, jenis, kandungan, tahapan perilaku,

faktor yang mempengaruhi, serta dampak.


2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mengikuti proses penyuluhan kesehatan selama ± 30 menit,

siswa/i SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar diharapkan mampu:


a. Menjelaskan pengertian dari rokok.
b. Menyebutkan bahan baku rokok.
c. Menyebutkan jenis-jenis rokok
d. Menyebutkan kandungan rokok
e. Menjelaskan tahapan perilaku merokok.
f. Menyebutkan faktor yang mempengaruhi merokok.
g. Menyebutkan dampak perilaku merokok.

C. Metode

Ceramah dan diskusi/tanya jawab

D. Media Penyuluahn, Alat/Bahan


1. Media

a) Powerpoint

b) Leaflet

c) Poster

d) X-Banner
e) Spanduk

2. Alat/Bahan

a) Laptop

b) LCD

c) Proyektor

d) Sound System

e) Microphone

f) Pointer

g) Kursi

h) Meja

E. Materi Penyuluhan
1. Pengertian rokok.
2. Bahan baku rokok.
3. Jenis-jenis rokok.
4. Kandungan rokok.
5. Tahapan perilaku merokok.
6. Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok.
7. Dampak perilaku merokok
(Materi Terlampir)
F. Pengorganisasian Kelompok
Penyuluh : Ni Putu Yuvi Gitayani
Moderator : Putu Rias Andreani
Observer : Ni Putu Sri Apriantini
Fasilitator :1. Ni Wayan Sumarni
2. Ni Wayan Nia Arditya Sari

G. Setting Tempat
LAYAR

timur
5 5 5
5 5 5 selatan
utara
5 5 5
5 5 5 barat
5 5 5

Keterangan gambar:

1. Penyuluh
4. Fasilitator

2. Moderator

3. Observer 5
5. Peserta

F. Kegiatan Penyuluhan Kesehatan

Hari/Tgl/ Tahap Kegiatan Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Pasien dan


Jam Penyuluhan Kesehatan Kesehatan keluarga
1. Pembukaan  Mengucapkan salam.  Siswa/i membalas salam.
(5 menit)  Menyebutkan nama dan  Siswa/i menerima
asal. kehadiran mahasiswa
 Menjelaskan tujuan.
dengan baik.
 Mengkaji tingkat
 Siswa/i memahami tujuan
pengetahuan siswa/i tentang
dengan baik.
rokok.  Siswa/i berpartisipasi
dalam diskusi awal.
2. Inti  Menjelaskan tentang  Siswa/i mendengarkan
(20 menit)
pengertian, bahan baku, dan memperhatikan
jenis, kandungan, tahapan dengan baik.
 Siswa/i mengajukan
perilaku, faktor yang
pertanyaan.
mempengaruhi, dan
dampak.
 Memberi kesempatan pada
siswa/i untuk menanyakan
hal-hal yang kurang jelas.
3. Penutup  Mengevaluasi tujuan  Siswa/i mampu
(5 menit)
penyuluhan kesehatan. menjawab/menjelaskan
kembali.
 Siswa/i membalas salam.
 Mengucapkan terima kasih
atas perhatian yang
diberikan dan memberi
salam penutup.

G. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Tempat dan Peralatan tersedia sesuai perencanaan.
b. Peran dan tugas sesuai perencanaan.
2. Evaluasi Proses
a. Pelaksanaan sesuai dengan waktu yang ditetapkan.
b. Audiens mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir.
c. Audiens berperan aktif selama penyuluhan.
3. Evaluasi Hasil
a. Minimal 60% peserta mengikuti penyuluhan dan dapat menjawab

pertanyaan pengertian rokok dengan benar


b. Minimal 60% peserta mengikuti penyuluhan dan dapat menjawab

pertanyaan bahan baku rokok dengan benar


c. Minimal 60% peserta mengikuti penyuluhan dan dapat menjawab

pertanyaan jenis-jenis rokok dengan benar


d. Minimal 60% peserta mengikuti penyuluhan dan dapat menjawab

pertanyaan kandungan rokok dengan benar


e. Minimal 60% peserta mengikuti penyuluhan dan dapat menjawab

pertanyaan tahapan perilaku merokok dengan benar


f. Minimal 60% peserta mengikuti penyuluhan dan dapat menjawab

pertanyaan faktor yang mempengaruhi perilaku merokok dengan benar


g. Minimal 60% peserta mengikuti penyuluhan dan dapat menjawab

pertanyaan dampak dari merokok dengan benar

LAMPIRAN

MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Rokok
Rokok adalah hasil olahan tembakau yang terbungkus, dihasilkan dari

tanaman nicotiana tabacun. Nicotiana rustica dan spesies lainnya atau

sintesisnya yang mengandung nikotin dengan atau tanpa bahan tambahan.

Menurut (Sitepoe, 2013) merokok adalah membakar tembakau yang kemudian

dihisap asapnya, baik menggunakan rokok maupun pipa. Levy (2004)

mendefinisikan, perilaku merokok sebagai sesuatu yang dilakukan seseorang

berupa membakar dan menghisap tembakau serta menimbulkan asap yang

dapat terhisap oleh orang sekitarnya. Perilaku merokok juga merupakan


menghisap asap tembakau yang dibakar ke dalam tubuh dan

menghembuskannya kembali keluar (Armstrong, 2005).


B. Bahan Baku Rokok
Bahan baku yang digunakan untuk membuat rokok adalah sebagai berikut:
1. Tembakau, merupakan jenis tembakau yang dibudidayakan dan

berkembang di Indonesia termasuk dalam spesialis nicotiana tabacun


2. Cengkeh, merupakan bagian yang biasa digunakan adalah bunga yang

belum mekar. Bunga cengkeh dipetik dengan tangan oleh para pekerja,

kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari, kemudian cengkeh

ditimbang dan dirajang dengan mesin sebelum ditambahkan ke dalam

campuran tebakau untuk membuat rokok kretek


3. Saus rahasia, merupakan saus yang terbuat dari beraneka rempah dan

ekstrak buah-buahan untuk menciptakan aroma serta citra rasa tertentu saja.

Saus ini yang menjadi pembeda antara setiap merek dan varian kretek.
C. Jenis-Jenis Rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis. Perbedaan ini berdasarkan atas

bahan pembungkus rokok, bahan baku, atau isi rokok, proses pembuatan rokok dan

penggunaan filter pada rokok (Muhammad, 2009).


1. Rokok berdasarkan bahan pembungkus (Muhammad, 2009):
a. Rokok organik, merupakan jenis rokok yang dianggap tidak mengandung

bahan adiktif sehingga dinilai lebih aman dibandingkan merokok modern.


b. Rokok gulungan atau lintingan, merupakan peningkatan penggunaan rokok

dengan cara melinting sendiri ini sebagian besar disebabkan oleh budaya

dan faktor finansial.


c. Bidis, merupakan berasal dari India dan beberapa negara Asia Tenggara.

Bidis dihisap lebih intensif dibandingkan rokok biasa, sehingga terjai

peningkatan pemasukan nikotin yang dapat menyebabkan efek

kardiovaskuler.
d. Kretek, yaitu mengandung 40% cengkeh dan 60% tembakau. Cengkeh

menimbulkan aroma yang enak sehingga kretek dihisap lebih dalam

daripada rokok biasa.


e. Cerutu, merupakan kandungan tembakaunya lebih banyak dibandingkan

jenis lainnya, seringkali cerutu hanya mengandung tembakau saja.


f. Pipa air, merupakan sediaan yang telah digunakan berabab-abad dengan

persepsi bahwa cara ini sangat aman. Beberapa nama lokal yang sering

digunakan adalah hookah bhang, narghile, shisha.


2. Rokok berdasarkan bahan baku atau isi rokok (Muhammad, 2009):
a. Rokok putih, merupakan rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun

tembakau yang diberi saus dan bahan tertentu untuk mendapatkan efek rasa

dan aroma tertentu. Rokok putih mengandung 14-15 mg tar dan 5mg

nikotin.
b. Rokok kretek, merupakan rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun

tembakau dan cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan

aroma tertentu. Rokok kretek mengandung sekitar 20 mg tar dan 44-45 mg

nikotin.
c. Rokok klembak, merupakan rokok yang bahan baku atau isinya berupa

daun tembakau, cengkeh dan kemenya yang diberi saus untuk mendaptkan

efek rasa dan aroma tertentu.


3. Jenis rokok berdasarkan proses pembuatannya:
a. Sigaret kretek tangan, merupakan rokok yang proses pembuatannya dengan

cara digiling dengan menggunakan tangan dan alat bantu sederhana.


b. Sigaret kretek mesin, merupakan rokok yang proses pembuatannya

menggunakan mesin.
4. Rokok berdasarkan penggunaan filter (Muhammad, 2009):
a. Rokok filter (RF), merupakan rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat

gabus
b. Rokok non filter (RNF), merupakan rokok yang pada bagian pangkalnya

tidak terdapat gabus.


D. Kandungan Rokok
Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia dengan 40 jenis

diantaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker). Racun utama

dalam rokok adalah tar, nikotin, dan karbondioksida. Selain itu, dalam sebatang

rokok juga mengandung bahan-bahan kimia lain yang tak kalah teracunnya.

(Pujiastuti, 2013). Zat-zat beracun yang terdapat dalam rokok antara lain adalah

sebagai berikut:
1. Nikotin, merupakan komponen ini paling banyak dijumpai di dalam rokok.

Nikotin merupakan zat yang menyebabkan adiksi (ketagihan) dengan toleransi

tinggi, yaitu semakin lama dikonsumsi semakin bertambah. Gejala ketagihan

juga terjadi pada seorang yang mulai berhenti merokok, dan apabila hal ini

terjadi secara terus menerus maka justru akan melemahkan kecerdasan otak itu

sendiri. Hal ini diakibatkan oleh nikotin yang memacu produksi hormon

adrenalin. Terpacunya produksi hormon ini akan menyebabkan denyut jantung

lebih cepat dan jantung bekerja lebih kuat. Jantung akan memerlukan lebih

banyak oksigen dari biasanya. Otomatis resiko terjadinya serangan jantung

koroner akan lebih tinggi.


2. Gas karbondioksida, merupakan sejenis gas yang tidak memiliki bau unsur, ini

dihasilkan oleh pembakaran yang tidak sempurna dari unsur zat arang atau

karbon. Gas karbondioksida bersifat toksis (beracun) yang bertentangan

dengan oksigen dalam transport maupun penggunaanya.


3. Tar, merupakan senyawa polinuklin hidrokarbon aromatika yang bersifat

karsinogenik. Dengan adanya kandungan tar yang beracun ini, sebagian dapat

merusak sel parukarena dapat lengket dan menempel pada jalan nafas dan
paru-paru, sehingga dapat mengakibatkan terjadinya kanker. Pada saat rokok

dihisap, tar masuk ke dalam rongga mulut sebagian uap padat asap rokok.

Setelah dingin akan menjadi padat dan membentuk endapan berwarna coklat

pada permukaan gigi dan saluran pernafasan dan paru-paru.


4. Timah hitam (Plumbum), dihasilkan oleh sebatang rokok sebanyak 0,5 ug.

Sebungkus rokok (isi 20 batang) yang habis dihisap dalam satu hari akan

menghasilkan 10ug. Sementara ambang batas bahaya timah hitam yang masuk

kedalam tubuh adalah 20 ug per hari.


5. Amoniak, merupakan gas yang tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan

hydrogen. Zat ini tajam baunya dan sangat merangsang. Begitu kerasnya racun

yang ada pada ammonia sehingga jika masuk sedikit pun ke dalam peredaran

darah akan mengakibatkan seseorang pingsan atau koma.


6. Hydrogen sianida (HCN), merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak

berbau, dan tidak memiliki rasa. Zat ini merupakan zat yang paling ringan,

mudah terbakar dan sangat efisien untuk menghalangi pernafasan dan merusak

saluran pernafasan. Sianida juga merupakan suatu zat yang mengandung racun

yang sangat berbahaya, sedikit saja sianida dimasukan langsug ke dalam tubuh

dapat mengakibatkan kematian.


7. Nitrous oxide, merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, dan apabila

terhisap dapat menyebabkan hilangnya keseimbangan dan menyebabkan rasa

sakit.
8. Fenol, merupakan zat beracun dan membahayakan karena fenol ini terkait ke

protein dan menghalangi aktivitas enzim.


9. Hydrogen sulfida, sejenis gas yang beracun yang gampang terbakar dengan

bau yang keras. Zat ini menghalangi oksida enzim (zat besi yang berisi

pigmen).
E. Tahapan Perilaku Merokok
Menurut Leventhal & Cleary dalam Mustikaningrum (2010) terdapat empat

tahapan perilaku merokok, yaitu sebagai berikut:


1. Tahap persiapan, merupakan tahap ini berlangsung pada saat remaja belum

pernah merokok. Tahap ini remaja mulai membentuk opini tentang rokok dan

perilaku merokok. Hal ini disebabkan karena danya perkembangan sikap pada

remaja, munculnya tujuan mengenai rokok, dan citra perilaku merokok yang

diperoleh remaja.
2. Tahap inisiasi, merupakan tahap coba-coba untuk merokok. Remaja

beranggapan bahwa dengan merokok, remaja akan terlihat dewasa, keren,

gagah, dan berani.


3. Tahap menjadi seorang perokok, pada tahap ini remaja memberikan identitas

pada dirinya sebagai seorang perokok. Remaja juga sudah mulai

ketergantungan rokok. Remaja yang mengambarkan dirinya sebagai seorang

perokok, besar kemungkinan akan tetap menjadi seorang perokok di masa

yang akan datang.


4. Tahap tetap menjadi perokok, tahap ini dipengaruhi oleh faktor psikologis dan

biologis. Faktor psikologis yang mempengaruhi remaja untuk terus merokok

adalah: adanya kebiasaan, stres, depresi, kecanduan, menurunkan kecemasan,

ketegangan, upaya untuk memiliki teman. Faktor bologis yang mempengaruhi

remaja untuk tetap menjadi perokok yaitu efek dan level dari nikotin yang

dibutuhkan dalam aliran darah.


F.Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Merokok Pada Remaja
Aktifitas merokok merupakan perilaku yang membahayakan kesehatan.

Faktor ini menjadi kontraindikasi dengan realita yang terjadi saat ini pada

masyarakat Indonesia. Rokok sudah menjadi kebiasaan yang sangat umum dan

meluas di masyarakat. Perilaku merokok disebabkan oleh berbagai faktor yang


berasal dari internal dan eksternal. Tiga faktor penyebab perilaku merokok pada

remaja yaitu: a) kepuasan psikologis, b) sikap pesimis orang tua terhadap perilaku

merokok remaja, c) pengaruh teman sebaya.


Pendapat lain juga dikemukakan oleh Mu’tadin (2002) menyebutkan ada

beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja. Faktor

tersebut antara lain:


1. Pengaruh orang tua: remaja yang tinggal dengan orang tua yang tidak

memperhatikan anak dan adanya hukuman fisik yang keras dalam keluarga

akan lebih mudah untuk menjadi perokok (Mu'tadin, 2002 ). Selain itu salah

satu faktor resiko pencetus bagi remaja untuk merokok adalah memiliki

keluarga yang merokok. Perilaku orang tua dalam merokok akan berpengaruh

pada anak, sebab anak akan memiliki kecenderungan untuk mengikuti

perilaku yang dicontohkan oleh orang tua.


2. Pengaruh teman: Helmi (2006) menyebutkan bahwa, salah satu faktor resiko

pencetus remaja untuk merokok adalah memiliki teman yang juga sebagai

perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87%, diantaranya memiliki satu

atau lebih sahabat yang perokok, begitu pula dengan remaja bukan perokok

(Widiantari, 2007).
3. Faktor keperibadian: salah satu kepribadian yang mempengaruhi remaja

untuk mengonsumsi rokok yaitu kebiasaan sosial. Individu yang memiliki

skor tinggi pada berbagai tes konfirmasi sosial lebih mudah menjadi

pengguna rokok dan obat-obatan dibandingkan dengan individu yang

memiliki skor rendah (Widiantari, 2007).


4. Pengaruh iklan: remaja tertarik untuk mengikuti perilaku seperti pada iklan

rokok baik dari media cetak maupun media elektrolit yang menggambarkan

bahwa perokok terlibat jantan dan gagah (Laily, 2007).


5. Jenis kelamin: perokok laki-laki jumlahnya lebih banyak dari pada perokok

perempuan, hal ini menunjukan bahwa di masyarakat orang laki-laki yang

tidak merokok dianggap kurang jantan atau kurang berani mengambil resiko,

ada juga yang beranggapan bahwa seorang anak gadis tidak pantas merokok,

adanya anggapan tersebut di masyarakat akan mempermudah kesempatan

merokok pada laki-laki.


6. Stres: merokok mempunyai pengaruh menenangkan, membius dan banyak

menggunakannya sebagai cara menghadapi stres. Keadaan stres tidak secara

langsung mengakibatkan seesorang untuk merokok, akan tetapi stres memicu

untuk memperoleh atau menggunakan seseuatu yang dapat menenangkan

misalnya, menghilangkan stres dengan merokok. Rokok mengandung zat

berupa nikotin, nikotin bereaksi di bagian otak yang mengatur bagian

perasaan nyaman dan dihargai. Hal tersebut baru diketahui oleh para ahli

belakangan ini stelah dilakukan berbagai penelitian lebih lanjut. Para ahli

menemukan bahwa perjalanan nikotin ke otak ternyata dapat mencapai

tingkat depemin. Depemin adalah sebuah tranmisi saraf yang mempunyai

fungsi menciptakan perasaan nyata dan dihargai manusia. Kebiasaan

merokok karena stres termasuk kebiasaan yang dipengaruhi perasaan negatif,

dimana merokok digunakan untuk mengurangi perasaan negatif misalnya

waktu merasa marah, cemas, gelisah sehingga bila merokok perasaan negatif

akan berkurang.
7. Budaya: seorang akan menjadi perokok melalui dorongan psikologis dan

dorongan fisiologi. Dorongan psikologis seperti ritual-ritual di masyarakat

yang menggunakan tembakau atau menyebabkan seseorang untuk mencoba


rokok walaupun mekanismenya tidak secara langsung, selain itu budaya

maskulinitas yang masih mengakar kuat di masyarakat dapat juga menjadi

peluang bagi seseorang untuk merokok.

G. Dampak Perilaku Merokok


Merokok menimbulkan dampak positif yang sangat sedikit bagi

kesehatan. Nasution (2007) menyatakan, bahwa merokok dapat menghasilkan

mood positif dan dapat membantu individu menghadapi keadaan-keadaan yang

sulit. Keuntungan merokok (terutama bagi perokok) yaitu mengurangi

ketegangan, membantu berkonsentrasi, dukungan sosial dan menyenangkan.


Merokok dapat menimbulkan berbagai dampak negatif yang sangat

berpengaruh bagi kesehatan. Merokok bukanlah penyebab satu penyakit, tetapi

dapat memicu suatu jenis penyakit sehingga boleh dikatakan merokok tidak

menyebabkan kematian, tetapi penyakit yang ditimbulkan dari perilaku merokok

yang bisa menyebabkan kematian. Berbagai jenis penyakit yang bisa ditimbulkan

oleh rokok antara lain: penyakit kardiovaskuler, kanker, saluran pernafasan,

peningkatan tekanan darah, sakit maag, gondok, gangguan pembuluh darah,

penglihatan kabur, kulit menjadi kering, serta polusi udara dalam ruangan.
Selain faktor-faktor diatas individu juga dapat merokok dengan alasan

sebagai alat dalam mengatasi stres. Sebuah studi mengatakan bahwa bagi

kalangan remaja, jumlah rokok yang mereka konsumsi berkaitan dengan stres

yang mereka alami, semakin besar stres yang dialami makan semakin banyak

rokok yang mereka konsumsi.


DAFTAR PUSTAKA

Aula, L.2013. Stop Merokok, Sekarang atau Tidak Sama Sekali. Yogyakarta:
Garailmu.

Helmi, D.2006. Faktor Faktor Penyebab Rokok Pada Remaja. Yogyakarta: Jurnal
Psikologi Universitas Gajah Mada.

Mu'tadin, Z.2002. Remaja dan Rokok.Http:/www.e-psikologi.com/remaja


awal/050602/htm (Diakses: 19 November 2019).

Nasution, I.2007. Perilaku Merokok Pada Remaja . Medan: Program Studi


Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
DAFTAR HADIR
PENYULUHAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA

1. Moderator : Putu Rias Andreani


2. Penyaji : Ni Putu Yuvi Gitayani
3. Observer : Ni Putu Sri Apriantini
4. Fasilitator 1 : Ni Wayan Sumarni
5. Fasilitator 2 : Ni Wayan Nia Arditya Sari
6. Peserta
No. Nama Siswa/i Paraf

PERTANYAAN

1. Di bawah ini pernyataan yang benar mengenai rokok, kecuali…


a. Rokok adalah hasil olahan tembakau
b. Rokok dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacun
c. Rokok mengandung nikotin
d. Rokok dihasilkan dari tanaman Nicotiana Indicum

2. Berikut ini adalah bahan baku dari rokok….


a. Tembakau, cengkeh, rempah (sause rahasia)
b. Tembakau, kopi, sause rahasia
c. Nicotiana Indicum, tembakau, cengkeh
d. Nicotiana Rustika, sause rahasia, Camellia Sinensis

3. Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan atas, kecuali…


a. Bahan baku
b. Cara pemakaian
c. Penggunaan filter
d. Proses pembuatan

4. Rokok Rokok mengandung kurang lebih 4.000 jenis bahan kimia dan zat-zat
beracun yang terdapat dalam rokok antara lain ….
a. Nikotin, Hydrogen Sianida, Feerum
b. Timah hitam, Citrus, Fenol
c. Nikotin, Tar, Amonia
d. Gas karbondioksida, nikotin, karbon monoksida

5. Tahapan perilaku mencoba-coba untuk merokok pada remaja menurut


Leventhal & Cleary dalam Mustikaningrum (2010) termasuk tahap…
a. Tahap persiapan
b. Tahap insiasi
c. Tahap menjadi seorang perokok
d. Tahap tetap menjadi perokok
6. Faktor yang mempengaruhi perilaku merokok pada remaja, kecuali…
a. Penyakit menahun
b. Tidak maco, budaya, penasaran
c. Pengaruh teman, stress, budaya
d. Lingkungan, ingin tau cita rasa, menurunkan kecemasan

7. Dampak perilaku merokok antara lain…


a. Penyakit jantung, kanker, Penyakit saluran pernapasan
b. Tekanan darah tinggi, maag, demam
c. Gondok, penglihatan kabur, sembelit
d. Kulit kering, panu, kutil

Anda mungkin juga menyukai