Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“PENGENDALIAN KECOA”

Disusun Oleh:

NAMA : YUNE MARSELA PAAYS


NIM : P07133121045
PRODI : D3 SANITASI JAYAPURA
SEMESTER : 4 (Empat)

1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang
telah menganugerahkan banyak nikmat sehingga saya dapat menyusun
makalah ini dengan baik. Makalah ini berisi tentang “Pengendalian
Kecoa”.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat khusus untuk saya,
dan masyrakat indonesia. Sekali lagi terima kasih semoga laporan ini
bermanfaat bagi kita semua.

Jayapura,19 April 2023

Penyusun

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul..............................................................................i
Kata Pengantar..............................................................................ii
Daftar Isi........................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................2
C. Tujuan ..................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
A. Defenisi Kecoa......................................................................3
B. Morfologi Kecoa...................................................................4
C. Jenis – jenis Kecoa................................................................4
D. Daur Hidup Kecoa................................................................5
E. Habitat Kecoa........................................................................5
F. Kebiasaan Hidup...................................................................5
G. Peengendalian Kecoa............................................................6
H. Strategi Pencegahan..............................................................7
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan...........................................................................9
B. Saran.....................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Untuk mewujudkan kualitas dan kuantitas lingkungan yang


bersih dan sehat serta untuk mencapai derajat kesehatan
masyarakat yang optimal sebagai salah satu unsur kesepakatan
umum dari tujuan nasional, sangat diperlukan pengendalian vektor
penyakit. Masalah umum yang dihadapi dalam bidang kesehatan
adalah jumlah penduduk yang besar dengan angka pertumbuhan
yng cukup tinggi dan penyebaran penduduk yang belum merata,
tingkat pendidikan dan sosial ekonomi yang masih rendah. Keadan
ini dapat menyebabkan lingkungan fisik dan biologis yang tidak
memadai sehingga memungkinkan berkembang biaknya vektor
penyakit. Rumah Sakit merupakan tempat umum yang mempunyai
bagian-bagian yang dapat menjadi tempat berkembang biaknya
kecoa.
Mengingat rumah sakit sebagai salah satu sarana
pelayanan kesehatan dan merupakan tempat berkumpulnya
orangorang sakit dan orang-orang sehat maka lingkungan rumah
sakit harus bebas kecoa agar tidak terjadi kontak antara manusia
dengan kecoa atau makanan dengan kecoa supaya penyakit infeksi
Nosokomial yang ditularkan melalui kecoa dapat ditekan serendah
mungkin dan tidak terjangkit penyakit lain yang disebarkan oleh
kecoa.Untuk menghindari kontak antara manusia/pasien di rumah
sakit dengan kecoa dan mencegah timbulnya penyebaran penyakit,
sangat diperlukan pengendalian vektor kecoa di rumah sakit. Agar
kegiatan tersebut dapat dilaksanakan maka diperlukan pedoman
pengendalian kecoa di Rumah Sakit.

4
B. Rumusan Masalah
Adapaun rumusan masalah ialah sebagai sebagau berikut:
1. Apa pengertian kecoa?
2. Bagaimana morfologi kecoa?
3. Apa saja jenis kecoa?
4. Bagaimana daur hidup kecoa?
5. Dimana habitat kecoa?
6. Bagaimana kebiasaan hidup kecoa?
7. Bagaimana pengendalian kecoa?
8. Bagaimana cara pencegahan kecoa?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian kecoa;
2. Untuk mengetahui morfologi kecoa;
3. Untuk mengetahui jenis kecoa;
4. Untuk mnegetahui daur hidup kecoa;
5. Untuk mengetahui habitat kecoa;
6. Untuk mengetahui kebiasaan hidup kecoa;
7. Untuk mengetahui pengendalian kecoa;
8. Untuk mengetahui cara pencegahan kecoa.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Defenisi Kecoa

Kecoa merupakan serangga yang hidup di dalam rumah,


restoran, hotel, rumah sakit, gudang, kantor, perpustakaan, dan
lain-lain. Seranga ini sangat dekat kehidupannya dengan manusia,
menyukai bangunan yang hangat, lembab dan banyak terdapat
makanan, Hidupnya berkelompok, dapat terbang, aktif pada
malam hari seperti di dapur, di tempat penyimpanan makanan,
sampah, saluran-saluran air kotor, umumnya menghindari cahaya,
siang hari bersembunyi di tempat gelap dan sering bersemnbunyi
dicela-cela. Serangga ini dikatakan pengganggu karena mereka
biasa hidup ditempat kotor dan dalam keadaan terganggu
mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap

Kecoa termasuk phyllum Arthropoda, klas Insekta. Para


ahli serangga memasukkan kecoa kedalam ordo serangga yang
berbeda-beda. Maurice dan Harwood ( 1969 ) memasukkan kecoa
ke dalam ordo Blattaria dengan salah satu familinya Blattidae;
Smith ( 1973 ) dan Ross ( 1965 ) memasukkan kecoa kedalam
ordo Dicyoptera dengan sub ordonya Blattaria; sedangkan para
ahli serangga lainnya memasukkan kedalam ordo Orthoptera
dengan sub ordo Blattaria dan famili Blattidae.

6
Menurut Depkes RI (2002), kecoa merupakan serangga
yang hidup di dalam rumah, restoran, hotel, rumah sakit, alat
angkut, gudang, kantor, perpustakaan, dan lain-lain. Serangga ini
sangat dekat hidupnya dengan manusia, menyukai bangunan yang
hangat, lembab dan banyak terdapat makanan, hidupnya
berkelompok, dapat terbang aktif pada malam hari seperti di
dapur, tempat penyimpanan makanan, sampah, saluran-saluran air
kotor. Umumnya menghindari cahaya, siang hari bersembunyi di
tempat gelap dan sering bersembunyi di celah-celah. Serangga ini
dikatakan pengganggu karena mereka biasa hidup di tempat kotor
dan dalam keadaan

tertentu mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap. Kecoa


mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit.
Peranan tersebut antara lain :
1. Sebagai vektor mekanik bagi beberapa mikro organisme

patogen.
2. Sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing.

Menurut Aryatie (2005), penularan penyakit dapat terjadi


melalui bakteri atau kuman penyakit yang terdapat pada sampah
atau sisa makanan, dimana kuman tersebut terbawa oleh kaki atau
bagian tubuh lainnya dari kecoa, kemudian melalui organ tubuh
kecoa, selanjutnya kuman penyakit tersebut mengkontaminasi
makanan.

3. Menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis,

gatal-gatal dan pembengkakan pada kelopak mata.

7
B. Morfologi Kecoa
Kecoa adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih
dorso-ventral. Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum,
dilengkapi dengan sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal,
antena panjang, sayap dua pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum
dan sayap licin, tidak berambut dan tidak bersisik, berwarna coklat
sampai coklat tua.

C. Jenis-jenis kecoa
Di dunia terdapat kurang lebih 3.500 species kecoa, 4
(empat) spesies diantaranya umumnya terdapat di dalam rumah
yaitu : Periplaneta americana (American Cockroach), Blattela
germanica (German Cockroach), Blatta orientalis (Oriental
Cockroach), dan Supella langipalpa (Brown Banded Cockroach)
ke empat species kecoa tersebut dari kapsul telur, nymfa dan
dewasanya.

D. Daur Hidup
Kecoa adalah serangga dengan metamorfosa tidak lengkap,
hanya melalui tiga stadia (tingkatan), yaitu stadium telur, stadium
nimfa dan stadium dewasa yang dapat dibedakan jenis jantan dan
betinanya. Nimfa biasanya menyerupai yang dewasa, kecuali
ukurannya, sedangkan sayap dan alat genitalnya dalam taraf
perkembangan.

8
E. Habitat
Banyak spesies kecoa di seluruh dunia, beberapa
diantaranya berada di dalam rumah dan sering didapatkan di
restoran, hotel, rumah sakit, gudang, kantor dan perpustakaan.

F. Kebiasaan Hidup
Kecoa kebanyakan terdapat di daerah tropika yang
kemudian menyebar ke daerah sub tropika atau sampai kedaerah
dingin. Pada umumnya tinggal didalam rumah-rumah makan
segala macam bahan, mengotori makanan manusia, berbau tidak
sedap. Kebanyakan kecoa dapat terbang, tetapi mereka tergolong
pelari cepat (“ cursorial“), dapat bergerak cepat, aktif pada malam
hari, metamorfosa tidak lengkap, Kerusakan yang ditimbulkan
oleh kecoa relatif sedikit, tetapi adanya kecoa menunjukkan bahwa
sanitasi didalam rumah bersangkutan kurang baik.

Hubungan kecoa dengan berbagai penyakit belum jelas,


tetapi menimbulkan gangguan yang cukup serius, karena dapat
merusak pakaian, buku-buku dan mencemari makanan.
Kemungkinan dapat menularkan penyakit secara mekanik karena
pernah ditemukan telur cacing, protozoa, virus dan jamur yang
patogen pada tubuh kecoa.
Seekor P brunnea betina yang telah dewasa dapat
menghasilkan 30 kapsul telur atau lebih dengan selang waktu
peletakkan kapsul telur yang satu dengan peletakkan kapsul telur

9
berikutnya berkisar antara 3 sampai 5 hari; tiap kapsul telur
P.brunnea rata-rata berisi 24 telur, yang menetes rata-rata 20 nimfa
dan 10 ekor diantaranya dapat mencapai stadium dewasa. Nimfa
P.brunnea berkembang melalui sederetan instar dengan 23 kali
berganti kutikula sebelum mencapai stadium dewasa.
Hasil pengamatan di laboratorium menunjukkan bahwa
seekor P.americana betina ada yang dapat menghasilkan 86 kapsul
telur, dengan selang waktu peletakkan kapsul telur yang satu
dengan kapsul telur berikutnya rata-rata 4 hari. Dari seekor
N.rhombifolia betina selama hidupnya ada yang dapat
menghasilkan 66 kapsul telur, sedangkan P.autralasiae betina
dapat menghasikan 30-40 kapsul telur.

G. Pengendalian Kecoa
Cara pengendalian kecoa menurut Depkes RI (2002), ditujukan
terhadap kapsul telur dan kecoa :
1. Pembersihan kapsul telur yang dilakukan dengan cara :
a. Mekanis yaitu mengambil kapsul telur yang
terdapat pada celah-celah dinding, celah-celah
almari, celah-celah peralatan,dan dimusnahkan
dengan membakar/dihancurkan.
2. Pemberantasan kecoa
a. Pemberantasan kecoa dapat dilakukan secara fisik
dan kimia. Secara fisik atau mekanis dengan :
b. Membunuh langsung kecoa dengan alat pemukul
atau tangan.

10
c. Menyiram tempat perindukkan dengan air panas.
d. Menutup celah-celah dinding.
3. Secara Kimiawi :
a. Menggunakan bahan kimia (insektisida) dengan
formulasi spray (pengasapan), dust (bubuk),
aerosol (semprotan) atau bait (umpan).
4. Selanjutnya kebersihan merupakan kunci utama dalam
pemberantasan kecoa yang dapat dilakukan dengan cara-
cara seperti sanitasi lingkungan, menyimpan makanan
dengan baik dan intervensi kimiawi (insektisida,
repellent, attractan).

H. Strategi Pencegahan Kecoa Ada 4 Cara (Depkes RI, 2002) :


1. Pencegahan
Cara ini termasuk melakukan pemeriksaan secara
teliti barang-barang atau bahan makanan yang akan
dinaikkan ke atas kapal, serta menutup semua celah-
celah,lobang atau tempat-tempat tersembunyi yang bisa
menjadi tempat hidup kecoa dalamdapur, kamar mandi,
pintu dan jendela, serta menutup atau memodifikasi
instalasi pipa sanitasi.

11
2. Sanitasi
Cara yang kedua ini termasuk memusnahkan
makanan dan tempat tinggal kecoa antara lain,
membersihkan remah-remah atau sisa-sisa makanan di
lantai atau rak, segera mencuci peralatan makan setelah
dipakai, membersihkan secara rutin tempat-tempat yang
menjadi persembunyian kecoa seperti tempat sampah, di
bawah kulkas, kompor, furniture, dan tempat tersembunyi
lainnya. Jalan masuk dan tempat hidup kecoa harus
ditutup, dengan cara memperbaiki pipa yang bocor,
membersihkan saluran air (drainase), bak cuci piring dan
washtafel. Pemusnahan tempat hidup kecoa dapat
dilakukan juga dengan membersihkan lemari pakaian
atau tempat penyimpanan kain, tidak menggantung atau
segera mencuci pakaian kotor dan kain lap kotor.

3. Trapping
Perangkap kecoa yang sudah dijual secara komersil
dapat membantu untuk menangkap kecoa dan dapat
digunakan untuk alat monitoring. Penempatan perangkap
kecoa yang efektif adalah pada sudut-sudut ruangan, di
bawah washtafel dan bak cuci piring, di dalam lemari, di
dalam basement dan pada lantai di bawah pipa saluran
air.

12
4. Pengendalian dengan insektisida
Insektisida yang banyak digunakan untuk
pengendalian kecoa antara lain : Clordane, Dieldrin,
Heptachlor, Lindane, golongan organophosphate
majemuk, Diazinon, Dichlorvos, Malathion dan Runnel.
Penggunaan bahan kimia (insektisida) ini dilakukan
apabila ketiga cara di atas telah dipraktekkan namun
tidak berhasil. Disamping itu bisa juga diindikasikan
bahwa pemakaian insektisida dapat dilakukan jika ketiga
cara tersebut di atas (pencegahan, sanitasi, trapping)
dilakukan dengan cara yang salah atau tidak pernah
melakukan sama sekali. Celah-celah atau lobanglobang
dinding, lantai dan lain-lain merupakan tempat
persembunyian yang baik. Lobang-lobang yang demikian
hendaknya ditutup/ditiadakan atau diberi insektisida
seperti Natrium Fluoride (beracun bagi manusia), serbuk
Pyrethrum dan Rotenone, Chlordane 2,5 %, efeknya baik
dan tahan lama sehingga kecoa akan keluar dari tempat-
tempat persembunyiannya. Tempat-tempat tersebut
kemudian diberi serbuk insektisida dan apabila
infestasinya sudah sangat banyak maka pemberantasan
yang paling efektif adalah dengan fumigasi.

13
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Kecoa termasuk phyllum Arthropoda, klas Insekta. Para ahli


serangga memasukkan kecoa kedalam ordo serangga yang
berbeda-beda. Maurice dan Harwood ( 1969 ) memasukkan kecoa
ke dalam ordo Blattaria dengan salah satu familinya Blattidae;
Smith ( 1973 ) dan Ross ( 1965 ) memasukkan kecoa kedalam
ordo Dicyoptera dengan sub ordonya Blattaria; sedangkan para
ahli serangga lainnya memasukkan kedalam ordo Orthoptera
dengan sub ordo Blattaria dan famili Blattidae.
Serangga yang hidup di dalam rumah, restoran, hotel, rumah
sakit, alat angkut, gudang, kantor, perpustakaan, dan lain-lain.
Serangga ini sangat dekat hidupnya dengan manusia, menyukai
bangunan yang hangat, lembab dan banyak terdapat makanan,
hidupnya berkelompok, dapat terbang aktif pada malam hari
seperti di dapur, tempat penyimpanan makanan, sampah, saluran-
saluran air kotor. Umumnya menghindari cahaya, siang hari
bersembunyi di tempat gelap dan sering bersembunyi di celah-
celah.
B. Saran
Langkah langkah pengendalian dan pencegahan
merupakan tahap awal yang sangat penting bagi binatang
antropoda ini, semoga kita dapat melakukannya dengan
semaksimal mungkin.

14

Anda mungkin juga menyukai