“KUTU RAMBUT”
4. Dilawati (201704012)
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat dan
rahmat dan hidayah-Nya, kami tetap diberikan kekuatan, kesehatan dan
kesempatan sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "KUTU
RAMBUT”.
PENDAHULUAN
1. 2 Rumusan Masalah
1. 3 Tujuan
a. Mengetahui jenis spesies kutu beserta ciri dan dampaknya bagi kesehatan
manusia.
b. Mengetahui cara pengendalian kutu.
c. Mengetahui tentang pengertian kutu, klasifikasi,morfologi, bagian-bagian
tubuh kutu, epidemiologi, gejala klinik, diagnosis, dan pengobatannya
BAB II
PEMBAHASAN
Dalam arti lebih sempit, kutu adalah serangga yang tidak bersayap dan
berukuran kecil, yang dalam bahasa Inggris mencakup flea (kutu yang melompat,
ordo Siphonaptera) danlouse (kutu yang lebih suka merayap, kebanyakan ordo
Phtiraptera yangn semuanya adalah parasit). Dalam bahasa Indonesia keduanya
tidak dibedakan, malah mencakup juga sebagian dari kerabat wereng (ordo
Hemiptera) dan beberapa anggota ordo Coleoptera. Untuk menjelaskan, diberi
keterangan di belakang kata "kutu". Para biologiwan berusaha mendayagunakan
kata tuma bagi kelompok Phtiraptera, walaupun menyadari terdapat kesulitan
dalam penerapannya.
a. Telur : telur kutu rambut berukuran 0,8 – 0,3 mm dan berbentuk oval. Telur
diletakkan oleh betina dewasa pada pangkal rambut yang terdekat dengan kulit
kepala. Telur membutuhkan waktu sekitar 1 minggu untuk menetas (6 – 9 hari).
b. Nimpa : telur yang menetas akan berubah menjadi nimpa. Nimpa terlihat
seperti kutu dewasa tetapi berukuran lebih kecil. Nimpa akan menjadi matang
setelah 3 kali berubah dan menjadi dewasa dalam waktu 7 hari setelah menetas.
c. Dewasa : Kutu dewasa berukuran kira – kira sebesar biji wijen, memiliki 6
buah kaki. Dewasa betina biasanya berukuran lebih besar dari jantan dan dapat
mengeluarkan 8 telur setiap hari. Untuk dapat bertahan hidup, kutu dewasa harus
menghisap darah beberapa kali sehari. Tanpa darah, kutu dewasa akan mati dalam
waktu 1 – 2 hari.
2. 3 Jenis-Jenis Kutu
1. Kutu Busuk
2. Kutu Kucing
3. Kutu Kepala
4. Kutu Beras
5. Kutu Pubis
Kutu busuk adalah serangga parasit dari keluarga Cimicidae. Kutu busuk dikenal
sebagai spesies yang meminum darah manusia dan hewan berdarah panas lainnya.
Kutu busuk senang tinggal di rumah manusia, khususnya pada tempat tidur.Kutu
busuk biasa tinggal dan bertelur di lipatan tempat tidur atau bantal dan tempat-
tempat tersembunyi lainnya.
Kutu busuk bisa menggigit tanpa disadari korbannya, biasanya ia akan agresif
pada malam hari. ia akan menimbulkan bekas gigitannya yang berupa bentol dan
terasa gatal serta panas pada korbannya. Serangga parasit ini bisa menimbulkan
penyakit ruam-ruam, efek psikologis, dan gejala alergi. Hewan ini beraroma tidak
sedap dan sangat menyengat di hidung.
Pediculosis capitis adalah suatu penyakit kulit kepala akibat infestasi
ektoparasit obligat atau bisa disebut tungau atau lice spesies Pediculus humanus
var. capitis yang termasuk famili Pediculidae, Parasit ini seluruh siklus hidupnya
bergantung pada manusia dan termasuk parasit yang menghisap darah atau
hemophagydea.
penyakit tersebut sekitar 6 juta–12 juta estimasi anak kelompok umur 3-11 tahun.
Pediculus humanus var. capitis memiliki tubuh yang pipih dorso ventral,
memiliki tipe mulut tusuk hisap untuk menghisap darah manusia, badannya
bersegmen-segmen, memiliki 3 pasang kaki dan berwarna kuning kecoklatan atau
putih keabu-abuan. Tungau ini tidak memiliki sayap, oleh karena itu parasit ini
tidak bisa terbang dan penjalaran infeksinya harus dari benda atau rambut yang
saling menempel.
Kelainan kulit yang ditimbulkan oleh gigitan tungau yaitu rasa gatal dan
dengan garukan untuk menghilangkan rasa gatal. Pengaruh air liur dan ekskresi
tungau yang ikut masuk kedalam kulit kepala ketika tungau sedang menghisap
darah tersebutlah yang menimbulkan rasa gatal. Menurut beberapa penelitian
dikatakan bahwa tungau ini hanya dapat bertahan hidup kurang dari 48 jam tanpa
menghisap darah atau tidak berada dikulit kepala. Sedangkan telurnya dapat
bertahan sekitar 1 minggu bila tidak berada di rambut atau kulit kepala manusia.
Rasa gatal merupakan gejala utama dari manifestasi tungau kepala tetapi
sebagian orang asimtomatik dan dapat sebagai karier. Masa inkubasi sebelum
terjadi gejala sekitar 4- 6 minggu. Tungau dan telur paling banyak terdapat
didaerah oksipital kulit dan retroaurikuler.Gigitan dari tungau dapat
menghasilkan kelainan kulit berupa eritema, makula dan papula, tetapi
pemeriksa seringnya hanya menemukan eritema dan ekskoriasi saja.
Terdapat dua metode pencegahan yaitu mencegah penularan langsung dan tidak
langsung.
BAB III
PENUTUP
3. 1 Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa kutu merupakan parasit.
Dan selama kutu tersebut masih dalam keadaan hidup mereka akan sangat
menganggu , kebiasaan mereka hanya menghisap darah kecuali kutu beras. Kutu
tidak bisa hidup tanpa darah, berikut merupakan jenis-jenis kutu penghisap darah :
Kutu Busuk, Kutu Kucing, Kutu Kepala, dan kutu pubis. Sedangkan Kutu beras
itu sendiri merupakan serangga kecil yang gemar menghuni biji-bijian yang
disimpan yang akan sangat merugikan jika mereka memakan semua biji-bijian
yang telah disimpan.
3. 2 Saran
Adapun saran yang dapat kami sampaikan sebagai hasil kajian makalah ini adalah
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan, olehnya itu kami
mengharapkan agar kiranya, pembaca dapat memberikan masukan atau kritik
sebagai bahan pertimbangan agar pada kesempatan berikutnya, dapat
meminimalisir keselahan-kesalahan dalam penyusunan karya tulis sehingga bisa
menghasilkan karya tulis yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Centers for Disease Control and Prevention. Parasites and health: head lice
(pediculus humanus capitis) November 4, 1999. Available at:
http://www.dpd.cdc.gov.headlice. Accessed February 27, 2000.
Chosidow O. Scabies and pediculosis. Lancet. 2000;355:819–826. Flinder
DC, Schweinitz PD. Pediculosis and Scabies. Am Fam Physician.
2004;69(2):341-4.
Djuanda, Adhi, Mochtar Hamzah, Siti Aisyah. Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2007.
Burgress IF. Current treatments for pediculosis capitis. Curr Opin Infect
Dis. 2009; 22(1):131–6.
2004(2):446-8.
2004.