Anda di halaman 1dari 25

MAKALAH PARASITOLOGI II

“Trypanosoma Brucei Rhodesiense”

DISUSUN OLEH
KELOMPOK II
1. Jasminandi (18 3145 453 109)
2. Yudi malik Ardani (18 3145 453127)
3. Nur Fadilah (18 3145 453 122)
4. Petra Melenia Rahayu (18 3145 453 113
5. Restu Riska Gemvita (18 3145 453 123)
6. Nurawalia Rahmadani (18 3145 453 115)
7. Wa ode Dita (18 3145 453 134)
8. Nurmiana (18 3145 453 )

PROGRAM STUDI DIII TEKNOLOGI LABORATORIUM MEDIS


FAKULTAS FARMASI, TEKNOLOGI RUMAH SAKIT DAN
INFORMATIKA
UNIVERSITAS MEGA REZKY MAKASSAR
2020
SKENARIO
Seorang pasien berjenis kelamin Pria berusia 35 tahun telah melakukan
perjalanan dinas ke sebuah negara yaitu Afrika Utara, tepatnya di Uganda. Pasien
tersebut diketahui berada di negara tersebut selama 2 minggu lamanya. Setibanya
di rumah, pria tersebut mengalami demam, sakit kepala, nyeri sendi (mialgia,
artralgia, lumbalgia), gatal, dan terbentuknya chancre bekas gigitan serangga.
Namun 2 bulan berikutnya pasien mengalami cadanya perubahan perilaku,
kebingungan, gangguan sensorik, koordinasi yang buruk dan gangguan siklus
tidur. Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan pemeriksaan hematologi
yaitu anemia dan leukopenia, serta apusan darah tipis amoeba berflagella
stadium tripomastigot.
1. Clarifying unfamiliar terms / Klarifikasi istilah atau konsep yang belum
dipahami
a) Sensorik adalah suatu kondisi dimana tubuh dan otak memiliki
kesulitan mengolah dan menaggapi ransangan sensorik dari
lingkungan.
b) anemia dan leukopenia
anemia atau kurang darah adalah kondisi ketika darah tidak memiliki
sel darah merah sehat yang cukup.
Leukopenia adalah rendahnya jumlah sel darah putih dalam tubuh.
c) amoeba berflagella stadium tripomastigot. Adalah amoeba yang
memiliki alat gerak berbentuk memanjang dengan kinetoplas posterior
dan distal dari inti. Ada sebuah membran yang bergelombamg yang
panjang. Aksonema adalah filamen halus yang letaknya diantara
kinetolas yang memanjang ke membran sel. Ini adalah bagian
sitoplasma flagel.
2. Problem Defenition/Mendefinisikan Permasalahan
1. Apa yang terjadidenganpriatersebut?
2. ApahubungannegaraAfrika Utara dengankejadianygdialamipriatersebut?
3. Apapenyebabsehinggapriatersebutmengalamigejaladiatassepertidemam,
sakitkepala, nyerisendi (myalgia, arthralgia, lumbalgia), gatal,
danterbentuknya chancre bekasgigitanserangga?
4. Apa yang dimaksuddenganmyalgia, arthralgia, lumbalgia?
5. Apa yang menyebabkanpriatersebutmengalaminyerisendi (myalgia,
arthralgia, lumbalgia)?
6. Mengapadarigejaladiatas, 2
blnberikutnyapriatersebutmengalamiadanyaperubahanperilaku,
kebingungan, gangguansensorik,
koordinasiygburukdangangguansiklustidur?
7. Apaitu anemia dan leukopenia?

3. Brainstorming

1. Terinfeksi parasit trypanosoma. Mikroba trypanosoma ini disebarkan oleh

lalat tse tse. Saat lalat tse tse menghisap darah orang yang sedang
menderita penyakit tidur, mikroba trypanosoma dari orang yang sakit ini

ikut terhisap. Mikroba itupun akhirnya tinggal di dalam tubuh lalat tse tse.

Lalu ketika lalat tersebut menghisap darah orang yang sehat, mikroba tadi

akan masuk kedalam tubuh orang yang sehat

2. Karena lalat tsetse menyukai tempat berkembang biak pada lingkungan

dengan suhu panas yang lembab

3. penyebab pria tersebut mengalami hal tersebut karena telah terinfeksi oleh

parasit dari spesies trypanosoma brucei, yang ditularkan melalui gigitan

lalat tsetse yang terinfeksi

4. a. myalgia adalah suatu keadaan dimana badan terasa pegal-pegal


b. arthralgia adalah kondisi nyeri pada satu atau lebih sendi yang dapat

disebabkan oleh berbagai jenis cedera

c. lumbalgia adalah suatu kondisi yang menyakitkan yang mempengaruhi

bagian bawah tulang belakang

5. penyebab pria tersebut mengalami hal tersebut karena telah terinfeksi oleh

parasit dari spesies trypanosoma brucei, yang ditularkan melalui gigitan

lalat tsetse yang terinfeksi

6. karena setelah 2 bulan pria tersebut sudah memasuki gejala tahap kedua

yang lebih khas dari parasit tersebut. dimana parasit yang menginfeksi

sudah menginfeksi sistem saraf pusat pria tersebut.

7. Anemia adalah kondisi ketika seseorang kekurangan sel darah merah,

sedangkan leukopenia adalah kondisi ketika seseorang kekurangan sel

darah putih.
5. Formulating Learning Issue/ Menetapkan Tujuan Belajar

1. Apa yang terjadi dengan pria tersebut ?


Jawab :
Terinfeksi parasit Trypanosoma. Yakni parasit hewan yang
menyebabkan penyakit tidur pada manusia yang bisa berakibat fatal.
Parasit Trypanosoma ini disebarkan oleh lalat tse tse. Lalat Tsetse adalah
serangga asal benua Afrika yang dapat menyebabkan penyakit tidur.
Penyakit dengan nama latin African Trypanosomiasis ini bisa membuat
penderitanya mengalami gangguan tidur, koma, bahkan hingga kematian.
Lalat Tsetse memiliki perbedaan dengan lalat yang biasa kita jumpai.
Pertama ukuran tubuhnya lebih besar dari lalat lain, yaitu 6 hingga 15 mm.
Kedua, lalat ini memiliki moncong (probosics) yang digunakan untuk
mengisap darah, mirip dengan nyamuk. Lalat ini suka tinggal di tempat
yang banyak pepohonan dan di antara akar-akar pohon. Lalat tse-tse
menggigit manusia dan hewan pada siang hari. Mereka hidup di tepian
sungai dan danau, sehingga membuat banyak tempat di Afrika tak layak
huni. Di beberapa daerah, semprotan insektisida dan pembersihan vegetasi
bisa mengontrol perkembangan populasi lalat tse tse.
Morfologi dari lalat tse tse secara umum Trypanosomidae
mempunyai 4 bentuk/morfologi yang berbeda, yaitu bentuk Amastigot
(bentuk bulat atau lonjong mempunyai satu inti dan satu kinetoplas serta
tidak mempunyai flagella). Bentuk Promastigot (bentuk memanjang
mempunyai satu inti ditengah dan satu flagella panjang yang keluar dari
bagian anterior tubuh tempat terletaknya kinetoplas. Bentuk Epimastigot
(bentuknya memanjang dengan kinetoplas didepan inti yang letaknya di
tengah mempunyai membrane bergelombang pendek yang
menghubungkan flagella dengan tubuh parasit. Dan bentuk Tripomastigot
(bentuk memanjang dan melengkung langsing, inti ditengah kinetoplas
dekat ujung posterior, flagella membentuk dua sampai empat kurva
membrane bergelombang.
Di Afrika, lalat Tsetse termasuk serangga yang diwaspadai.
Pasalnya, berdasarkan laporan yang masuk setiap tahun, terdapat 300.000
orang yang yang meninggal akibat penyakit tidur yang disebabkan oleh
serangga satu ini. Lalat Tsetse memiliki banyak parasit yang tinggal di
dalam tubuhnya. Salah satunya adalah Trypanosoma brucei, penyebab
penyakit tidur. Parasit ini masuk ke dalam tubuh manusia ketika lalat ini
mengisap darah seseorang. Parasit tersebut masuk ke dalam darah dan
menyerang sistem saraf seseorang.
Tipe parasit penyebab penyakit tidur. Ada dua tipe parasit yang
dapat menyebabkan penyakit tidur, yaitu:
 Trypanosoma brucei gambiense.
Parasit ini merupakan penyebab penyakit tidur paling
umum di wilayah Afrika Barat dan Tengah. Karakteristik dari
parasit jenis ini adalah masa inkubasinya yang lama. Gejala
penyakit tidur baru muncul pada periode satu hingga dua tahun,
bahkan lebih, setelah pertama kali seseorang terinfeksi.
 Trypanosoma brucei rhodesiense
Berbeda dari jenis pertama, parasit tipe ini memiliki masa
inkubasi yang lebih cepat. Dalam hitungan minggu setelah
seseorang tergigit lalat Tsetse, parasit langsung menyerang
sistem sarafnya. Bila tidak ditangani dengan cepat maka
seseorang dapat meninggal.
Gigitan oleh lalat Tse tse terasa menyakitkan dan dapat
berkembang menjadi luka merah dan muncul benjolan. Ada dua
tahapan gejala penyakit tidur yang muncul akibat gigitan lalat
Tsetse. Pada tahap awal, gejala dapat berupa luka, ruam, atau
gatal di lokasi gigitan, lemas berkepanjangan, demam, nyeri
otot, sakit kepala, serta penurunan berat badan. Ketika parasit
sudah menginfeksi sistem saraf pusat, barulah muncul gejala
tahap kedua yang lebih khas daripada gejala di tahap awal,
yaitu: Sering mengantuk di siang hari, Gangguan kepribadian,
Gangguan keseimbangan tubuh, Gangguan tidur (insomnia),
Lumpuh sebagian (kelumpuhan parsial). Jika seseorang digigit
lalat Tse tse, dokter akan melakukan tes darah dan memberikan
obat antitripanosomal, seperti pentamidine yang efektif untuk
mengobati penyakit tidur.
Anemia merupakan gejala yang paling banyak ditemukan
pada infeksi oleh trypanosoma. Membran sel darah merah akan
kehilangan salah satu komponen penyusun yaitu asam sialik
(sialic acid). Hal tersebut akan mengaktifkan makrofag pada
organ limpa, hati, paru-paru, limfonodus dan sum-sum tulang
untuk memfagosit sel darah merah sehingga menyebabkan
penurunan jumlah sel darah merah.
2. Apa hubungan Negara Afrika Utara dengan kejadian yang dialami pria
tersebut?
Jawab :
Seperti yang telah dijelaskan pada pertanyaan pertama bahwa pria
tersebut terinfeksi parasit Trypanosoma. Yakni parasit hewan yang
menyebabkan penyakit tidur pada manusia yang bisa berakibat fatal.
Parasit Trypanosoma ini disebarkan oleh lalat tse tse. Lalat Tse tse adalah
serangga asal benua Afrika yang dapat menyebabkan penyakit tidur.
Penyakit dengan nama latin West African Trypanosomiasis ini bisa
membuat penderitanya mengalami gangguan tidur, koma, bahkan hingga
kematian. Dilansir dari laman mediskus.com, lala tse tse merupakan jenis
lalat yang hanya ada di benua Afrika, tepatnya di Afrika Tengah. Di sana,
terdapat kurang lebih 20 spesies lebih lalat tse tse yang jenisnya sudah
diketahui. Di Afrika, lalat Tsetse termasuk serangga yang diwaspadai.
Pasalnya, berdasarkan laporan yang masuk setiap tahun, terdapat 300.000
orang yang yang meninggal akibat penyakit tidur yang disebabkan oleh
serangga satu ini. Lalat ini suka tinggal di tempat yang banyak pepohonan
dan di antara akar-akar pohon. Lalat tse-tse menggigit manusia dan hewan
pada siang hari. Mereka hidup di tepian sungai dan danau, sehingga
membuat banyak tempat di Afrika tak layak huni
3. Apa penyebab sehingga pria tersebut mengalami gejala diatas seperti
demam, sakit kepala, nyeri sendi (myalgia, arthralgia, lumbalgia), gatal,
dan terbentuknya chancre bekas gigitan serangga?
Jawab :
Penyebabnya yaitu karena pria tersebut telah terinfeksi oleh parasit
dari spesies Trypanosoma brucei rhodesiense,yang ditularkan melalui
gigitan lalat tsetse yang terinfeksi. Gigitan oleh lalat Tse tse terasa
menyakitkan dan dapat berkembang menjadi luka merah dan muncul
benjolan. Ada dua tahapan gejala penyakit tidur yang muncul akibat
gigitan lalat Tsetse. Pada tahap awal, gejala dapat berupa luka, ruam, atau
gatal di lokasi gigitan, lemas berkepanjangan, demam, nyeri otot, sakit
kepala, serta penurunan berat badan. Ketika parasit sudah menginfeksi
sistem saraf pusat, barulah muncul gejala tahap kedua yang lebih khas
daripada gejala di tahap awal, yaitu: Sering mengantuk di siang hari,
Gangguan kepribadian, Gangguan keseimbangan tubuh, Gangguan tidur
(insomnia), Lumpuh sebagian (kelumpuhan parsial). Jika seseorang digigit
lalat Tse tse, dokter akan melakukan tes darah dan memberikan obat
antitripanosomal, seperti pentamidine yang efektif untuk mengobati
penyakit tidur.
4. Apa yang dimaksud dengan myalgia, arthralgia, dan lumbalgia?
Jawab :
 Pengertian Myalgia adalah bahasa medis dari nyeri otot, berasal
dari bahasa Yunani, yaitu myo yang berarti otot dan algos yang
berarti nyeri. Oleh karena itu, myalgia berarti nyeri pada otot atau
dalam bahasa masyarakat disebut dengan pegal-pegal. Penyebab
umum myalgia adalah penggunaan otot yang salah atau otot yang
terlalu tegang. Myalgia yang terjadi tanpa riwayat trauma mungkin
disebabkan oleh infeksi virus. Myalgia yang berlangsung dalam
waktu yang lama menunjukkan myopati metabolik, defisiensi
nutrisi atau sindrom fatigue kronik.
 Gejala Myalgia
Gejala lain yang dapat menyertai myalgia antara lain :
 Demam
 Bengkak di lokasi nyeri
 Kemerahan
 Lemas
 Nyeri pada sendi-sendi
Gejala di atas, tidak selalu muncul semua, hal ini sesuai dengan
hal apa yang menyebabkan myalgia, sebagai contoh ketika
penyebabnya adalah infeksi umum seperti sakit flu atau DBD,
maka keluhan demam akan menyertai. Sedangkan ketika hanya
kelelahan, maka gejala yang mnuncul hanya nyeri otot dan
mungkin lemas. Dan begitu seterusnya.
 Penyebab Myalgia
Nyeri pada otot dapat timbul karena otot pada lokasi tersebut
tegang atau kaku. Beberapa hal yang dapat menyebabkan
ketegangan otot sampai menimbulkan nyeri diantaranya :
 Terlalu banyak digunakan (overuse)
Aktivitas yang terlalu banyak terutama menggunakan otot
tertentu, akan menyebabkan otot tersebut menjadi nyeri.
Aktivitas yang terlalu banyak tidak sebanding dengan
pasokan oksigen dari pembuluh darah, sehingga terjadi
penumpukan asam laktat pada otot. Asam laktat inilah yang
menyebabkan otot menjadi nyeri.
 Trauma atau cidera
Pada saat melakukan aktivitas fisik dengan posisi yang
salah, dapat menyebabkan otot menjadi cidera, kemudian
timbul nyeri. Nyeri otot yang timbul karena adanya trauma
ini biasanya bersifat lokal atau hanya pada satu daerah.
 Faktor psikis
Nyeri otot juga dipengaruhi oleh faktor psikis seseorang.
Adanya stress atau depresi dapat menyebabkan seseorang
mengeluhkan nyeri-nyeri otot.
 Cara mencegah Myalgia
Apabila myalgia timbul karena ketegangan otot atau aktivitas fisik,
maka beberapa langkah dapat dilakukan untuk mengurangi resiko
terjadinya myalgia, antara lain :
 Melakukan stretching atau peregangan otot sebelum dan sesudah
aktivitas fisik
 Melakukan pemanasan sebelum berolahraga dan pendinginan
setelah berolahraga
 Banyak minum untuk mencegah dehidrasi, terutama pada saat
banyak aktivitas
 Berolahraga secara teratur, seperti jogging, bersepeda, berenang
dan sebagainya
 Hindari aktivitas fisik yang konstan terlalu lama. Sebagai contoh
pada saat duduk lama di depan komputer atau mengerjakan
tugas, maksimal setelah 1 jam sediakan waktu sebentar di sela-
sela aktivitas untuk meregangkan otot-otot pinggang. Jangan
berdiri diam terlalu lama, selingi dengan aktivitas berjalan-jalan
kecil.
 Mengkonsumsi suplemen atau vitamin B kompleks
 Pengertian Arthralgia
Arthralgia adalah nyeri pada satu atau lebih sendi. Hal ini
dapat disebabkan oleh berbagai jenis cedera atau kondisi dan
tidak peduli penyebabnya dan bisa sangat mengganggu.
Meskipun sebagian mengatakan ini mirip dengan artritis,tetapi
sebenarnya tidak, karena artritis adalah peradangan, nyeri altragia
saja.
 Gejala Arthralgia
Sangat mudah untuk memahami rasa sakit ini jika Anda
menganggap bahwa apa yang terjadi adalah bahwa ada sedikit
pelumas bersama bantalan dengan kerusakan tulang rawan
konsekuen. Sinovium dan bantal tulang rawan pelindung
membuat kehilangan efektivitas mereka yang menyebabkan
tulang berada dalam kontak satu sama lain, menyebabkan gesekan
yang sering bahkan tulang berderik terdengar untuk membuat
gerakan tertentu, dan menghasilkan erosi dan penambahan-
penambahan.
 Faktor Resiko
Ada beberapa penyakit yang dapat menyebabkan nyeri di
sendi, seperti rheumatoid arthritis, gangguan autoimun yang
menyebabkan kekakuan dan nyeri di dalamnya. Osteoarthritis
adalah degenerasi tulang rawan sendi dan pertumbuhan tulang
taji, yang sangat sering terjadi pada orang dewasa dengan usia
lebih dari 45 tahun dan bisa menyebabkan nyeri sendi.
Nyeri ini juga bisa disebabkan oleh bursitis atau peradangan pada
bursa, yang terdiri dari kantung berisi cairan pada tulang
prominences, memungkinkan gerakan bebas dari otot dan tendon
pada tulang.
 Pengertian Lumbalgia
Lumbalgia atau nyeri punggung adalah Suatu kondisi
umum yang menyakitkan yang mempengaruhi bagian bawah
tulang belakang. Nyeri punggung bawah yang disebabkan oleh
cedera otot (tegang) atau ligamen (keseleo). Penyebab umum
termasuk cara mengangkat beban yang salah, postur tubuh yang
buruk, tidak berolahraga teratur, fraktur, cakram pecah, atau
artritis.
 Tanda dan Gejala
Dalam presentasi umum nyeri punggung bawah akut, nyeri
timbul setelah gerakan yang melibatkan pengangkatan, memutar,
atau menekuk ke depan. Gejala-gejalanya mungkin mulai segera
setelah gerakan atau setelah bangun keesokan paginya. Deskripsi
gejala dapat berkisar dari kelembutan pada titik tertentu hingga
nyeri menyebar. Ini mungkin atau mungkin tidak memburuk
dengan gerakan-gerakan tertentu, seperti mengangkat kaki, atau
posisi, seperti duduk atau berdiri. Nyeri menjalar ke bawah kaki
(dikenal sebagai linu panggul) mungkin ada. Pengalaman pertama
dari nyeri punggung bawah akut biasanya antara usia 20 dan 40
tahun. Ini sering menjadi alasan pertama seseorang untuk melihat
seorang profesional medis sebagai orang dewasa. Episode
berulang terjadi pada lebih dari setengah orang dengan episode
berulang umumnya lebih menyakitkan daripada yang pertama.
Masalah lain dapat terjadi bersamaan dengan nyeri
punggung bawah. Nyeri punggung bawah kronis dikaitkan
dengan masalah tidur, termasuk lebih banyak waktu yang
dibutuhkan untuk tertidur, gangguan saat tidur, durasi tidur yang
lebih pendek, dan kurang puas dengan tidur. Selain itu, sebagian
besar orang dengan nyeri punggung bawah kronis menunjukkan
gejala depresi atau kecemasan.
5. Apa yang menyebabkan pria tersebut mengalami nyeri sendi (myalgia,
arthralgia, dan lumbalgia)?
Jawab :
Penyebabnya yaitu karena pria tersebut telah terinfeksi oleh parasit dari
spesies Trypanosoma brucei rhodesiense,yang ditularkan melalui gigitan
lalat tsetse yang terinfeksi. Gigitan oleh lalat Tse tse terasa menyakitkan
dan dapat berkembang menjadi luka merah dan muncul benjolan. Ada dua
tahapan gejala penyakit tidur yang muncul akibat gigitan lalat Tsetse. Pada
tahap awal, gejala dapat berupa luka, ruam, atau gatal di lokasi gigitan,
lemas berkepanjangan, demam, nyeri otot, sakit kepala, serta penurunan
berat badan.
Gejala akibat masuknya Tripanosoma tersebut ke dalam darah
manusia, diantaranya demam, pusing, nyeri otot, mudah letih dan memiliki
rasa bingung atau kurang fokus. Gejala ini biasanya terjadi selama 1-3
minggu setelah lalat menghisap darah manusia. Hal ini dikarenakan
Tripanosoma menyerang sistem saraf manusia sehingga kerja tubuh pun
terhambat dan dampak terburuknya adalah memiliki gangguan ritme
harian tidur yang cukup buruk hingga mengalami tidur dalam jangka
panjang (koma) dan akhirnya bisa meninggal dunia.
6. Mengapa dari gejala diatas, 2 bulan kemudian pria tersebut mengalami
adanya perubahan perilaku, kebingungan, gangguan sensorik, koordinasi
yang buruk dan gangguan siklus tidur?
Jawab :
Karena gejala yang dialami pria tersebut sudah memasuki tahap
kedua setelah terinfeksi parasit Trypanosoma brucei rhodesiense,yang
ditularkan melalui gigitan lalat tsetse yang terinfeksi. Ketika parasit sudah
menginfeksi sistem saraf pusat, barulah muncul gejala tahap kedua yang
lebih khas daripada gejala di tahap awal, yaitu: Sering mengantuk di siang
hari, Gangguan kepribadian, Gangguan keseimbangan tubuh, Gangguan
tidur (insomnia), Lumpuh sebagian (kelumpuhan parsial).
Gejala akibat masuknya Tripanosoma tersebut ke dalam darah
manusia, diantaranya demam, pusing, nyeri otot, mudah letih dan memiliki
rasa bingung atau kurang fokus. Gejala ini biasanya terjadi selama 1-3
minggu setelah lalat menghisap darah manusia. Hal ini dikarenakan
Tripanosoma menyerang sistem saraf manusia sehingga kerja tubuh pun
terhambat dan dampak terburuknya adalah memiliki gangguan ritme
harian tidur yang cukup buruk hingga mengalami tidur dalam jangka
panjang (koma) dan akhirnya bisa meninggal dunia.
7. Apa itu anemia dan leukopenia?
Jawab :
 Definisi Anemia
Anemia adalah suatu kondisi dimana terjadi penurunan
kadar hemoglobin (Hb) atau sel darah merah (eritrosit) sehingga
menyebabkan penurunan kapasitas sel darah merah dalam membawa
oksigen (Badan POM, 2011)
Anemia adalah penyakit kurang darah, yang ditandai
dengan kadar hemoglobin (Hb) dan sel darah merah (eritrosit) lebih
rendah dibandingkan normal. Jika kadar hemoglobin kurang dari 14
g/dl dan eritrosit kurang dari 41% pada pria, maka pria tersebut
dikatakan anemia. Demikian pula pada wanita, wanita yang memiliki
kadar hemoglobin kurang dari 12 g/dl dan eritrosit kurang dari 37%,
maka wanita itu dikatakan anemia. Anemia bukan merupakan
penyakit, melainkan merupakan pencerminan keadaan suatu
penyakit atau akibat gangguan fungsi tubuh.  Secara fisiologis
anemia terjadi apabila terdapat kekurangan jumlah hemoglobin
untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
Anemia didefinisikan sebagai penurunan volume eritrosit
atau kadar Hb sampai di bawah rentang nilai yang berlaku untuk
orang sehat.  Anemia adalah gejala dari kondisi yang mendasari,
seperti kehilangan komponen darah, elemen tidak adekuat atau
kurang nutrisi yang dibutuhkan untuk pembentukan sel darah, yang
mengakibatkan penurunan kapasitas pengangkut oksigen darah dan
ada banyak tipe anemia dengan beragam penyebabnya. (Marilyn E,
Doenges, Jakarta, 2002).
Anemia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah atau konsentrasi
hemoglobin turun dibawah normal.(Wong, 2003).
 Tanda dan Gejala Anemia
1.      Lemah, letih, lesu dan lelah
2.      Sering mengeluh pusing dan mata berkunang-kunang
3.    Gejala lanjut berupa kelopak mata, bibir, lidah, kulit dan
telapak tangan menjadi pucat. Pucat oleh karena kekurangan
volume darah dan Hb, vasokontriksi
4.      Takikardi dan bising jantung (peningkatan kecepatan aliran
darah) Angina (sakit dada)
5.      Dispnea, nafas pendek, cepat capek saat aktifitas (pengiriman
O2 berkurang)
6.      Sakit kepala, kelemahan, tinitus (telinga berdengung)
menggambarkan berkurangnya oksigenasi pada SSP
7.      Anemia berat gangguan GI dan CHF (anoreksia, nausea,
konstipasi atau diare)
 Definisi Leukopenia
Lekopenia adalah keadaan dimana jumlah sel darah merah lebih rendah
daripada normal, dimana jumlah leukosit lebih rendah dari 5000/mm.
Penyebab Infeksi virus dan sepsis bakterial yang berlebihan dapat
menyebabkan leukopenia. Penyebab tersering adalah keracunan obat seperti
fenotiazin, begitu juga clozapine yang merupakan suatu neuroleptika atipikal.
Obat antitiroid, sulfonamide, fenilbutazon, dan chloramphenicol juga dapat
menyebabkan leukopenia.Selain itu, radiasi berlebihan terhadap sinar X danγ juga
dapat menyebabkan terjadinya leukopenia.

Tujuan belajar:

1. untuk mengetahui jenis parasit yang menginfeksi pria tersebut

2. untuk mengetahui hubungan negara Afrika utara dengan jenis parasit yg


menginfeksi

3. utk mengetahui apa saja penyebab sehingga timbul gejala yang dialami pria
tersebut

4. untuk mengetahui definisi myalgia, arthralgia, dan lumbalgia

5. utk mengetahui penyebab sehingga pria tersebut mengalami nyeri sendi


6. utk mengetahui penyebab sehingga pria tsb mengalami perubahan perilaku,
kebigungan, gangguan sensorik, koordinasi yg buruk, dan gangguan siklus tidur

7. utk mengetahui definisi anemia dan leukopenia

DAFTAR PUSTAKA

Abdel-Rady A. 2008. Epidemiological studies (parasitological, serological and


molecular techniques) of Trypanosoma evansi infection in camels
(Camelus dromedarius) in Egypt. Vet World. 1:325-328.

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar keperawtan medikal bedah, edisi 8 vol 3.
Jakarta: EGC

Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan, Aplikasi pada Praktik Klinis, edisi
6. Jakarta: EGC

Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Marlyn E. Doenges, 2002. Rencana Asuhan Keperawatan, Jakarta, EGC

Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second


Edition. New Jersey: Upper Saddle River

Patrick Davay, 2002, At A Glance Medicine, Jakarta, EMS

Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006.


Jakarta: Prima Medika

Smeltzer & Bare. 2002. Keperawatan Medikal Bedah II. Jakarta: EGC

Wilkinson, Judith M. 2006. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 7. EGC :


Jakarta.

Gill B. 1977. Trypanosomes and Trypanosomiases of Indian livestock, Indian


Council of Agricultural Research (ICAR)
Luckins AG. 1994. Equine trypanosomiasis. Exotic disease series. Equine Vet
Educ. 6:259-262.

Powar R, Shegokar V, Joshi P, Dani V, Tankhiwale N, Truc P, Jannin J, Bhargava


A. 2006. A rare case of human trypanosomiasis caused by Trypanosoma
Evansi. Indian J Med Microbiol. 24:72-74.

Misra KK, Roy S, Choudhury A. 2016. Biology of Trypanosoma


(Trypanozoon) evansi in experimental heterologous mammalian hosts. J
Parasit Dis. 40:1047-1061.
6. Self study/ mengumpulkan informasi tambahan (belajar mandiri)

9. Trypanosoma
Trypanosomaadalah genus darikinetoplastids(kelaskinetoplastida),
sebuahmonofiletik (1) kelompok flagellate parasit protozoa uniseluler.
Nama iniberasaldaribahasa Yunanitrypano (penggerak) dan soma (badan)
karenapembukabotol-sepertigerakanmereka. Semua trypanosomes yang
heteroxenous (membutuhkanlebihdarisatu host
wajibuntukmelengkapisiklushidup) dansebagianbesarditularkanmelalui
vector. Mayoritaspsesies yang ditularkanmelaluidarah-makan invertebrate,
tetapiadamekanisme yang berbeda di antaraspesies yang berbeda-beda.
Kemudianpada host invertebrate
merekaumumnyaditemukandalamususdanbiasanyamenempatialirandarahat
aulingkunganintraselulerdalam host mamalia.
Tripanosomiasisataupenyakitsurraadalahpenyakit yang
disebabkanolehinfeksiparasitTrypanosoma.
Trypanosomatidakhanyamenyerangmanusia,
mikrobainijugabiasmenyeranghewanternak yang
menyebabkanhewantersebutkurangproduktifhinggamati.
MikrobaTrypanosomainidisebarkanolehlalattsetse.
Saatlalattsetsemenghisapdarah orang yang sedangmenderitapenyakittidur,
mikrobaTrypanosomadari orang yang sakitituikutterhisap. Mikrobaitu pun
akhirnyatinggal di dalamtubuhlalattsetse.
Ketikalalattersebutmenghisapdarah orang yang sehat,
mikrobatadiakanmasukkedalamtubuh orang yang sehat.
Pada genus Trypanosomaterdapattigaspesies yang
dapatmenyebabkanpenyakitpadamanusia,
yaituTrypanosomabruceirhodensiense, Trypanosomabruceigambiense,
danTrypanosomacruzi. Penyakityang
disebabkanolehTrypanosomabruceirhodensiensedanTrypanosomabruceig
ambiensedisebutTripanosomiasisAfrika (African 9ng
disebabkanolehTrypanososmacruzidisebuttripanosomiasis Amerika
ataupenyakit Chagas.
10. Trypanosomabruceirhodensiense
1. Penyebaran
PenyakitinimenyebardidaerahtropisbenuaAfrikaantara 150LU
dan 200LS, sesuaidengandaerahpenyebaranlalat tsetse. Di
daerahendemis 0,1%-2% pendudukterinfeksi. Padasaatterjadi KB
pravalensipenyakitinibiasmencapai 70%. KLB
dapatterjadiapabilakarenasesuatuhalterjadipeningkatanintensitaskontaka
ntaramanusiadanlalat tsetse atau strain tripanosoma yang
virulenmasukkedaerahdimanadensitaslalat tsetse sangatpadat.
Masuknya strain
virulendimungkinkanolehKarenaadanyapergerakanhospesmanusiaataula
lat tsetse yang terinfeksikesuatudaerah. LalatGlossina palpalis
merupakan vector utama, dibagianbaratdanbagiantengahAfrika.
Infeksibiasanyaterjadidisepanjangaliransungaiatauanaksungai yang
berbatasandengandaerah yang berhutan.
Di Afrikabagiantimurdandanau Victoria vector
utamanyaadalahkelompok G. Morsitans, infeksiterjadi di daerah
Savanna yang kering. G.fuscipes yang termasukdalamkelompok
palpalis merupakan vector penularanpenyakitpadasaat KLB
penyakittidurjenisrhodiense yang terjadi di Kenya dan Zaire dan vector
inijugasejaktahun 1976 diketahuisebagai vector
padapenularanperidomestik di Uganda.
2. Taksonomi
Taksonomilalat tsetse yang menyebabkanTrypanosomarhodesiense :

Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Kelas : Insect
Ordo : Dipteral
Famili : Glossinidae
Genus :Wiedemann
Spesies :Trypanosomarhodensiense

3. Morfologi
MorfologiTrypanosomamempunyaiukuran 14-33 x 1,5-3,5 µm
(rata-rata 15-20µm). Membranbergelombangterdapatpadaseluruhtubuh,
mempunyai 1 flagellatapadaujung anterior, kinetoplasletaknyalebihke
posterior dekataxonema, letak nucleus di tengah-tengahatausentral.
Bentukiniterdapat di dalamtuanrumahperantaramaupunsebenarnya.
Trypanosomamasukdidalamtuanrumahperantarapadawaktumenghisapda
rahsebagaimakanannya. Di
dalamtubuhmanusiaTrypanosomahidupekstraselluler di dalamdarah,
limfedancairanotak. Terdapatgranulaspesifik, toidakberwarna,
bergerakaktif, berkembangbiakmembelahmemanjang,
biladiwarnaidengan Giemsa atau Wright, inti
akanberwarnamerahudang, dan sitoplasmaberwarnabiru.
Bentukkritidiaberukuran 15-20µm (rata-rata 15µm).
Membranbergelombangterdapatpadabagiantubuhkeanterior,
kinetoplasletaknyalebihketengahdenganaxonema, letak nucleus di
tengah-tengah, terdapatgarnulaspesifik (seperti trypanosome).
Terdapatsebagai stadium sementarapadalalat Genus
glossinauntukT.gambiense, T.rhodiense,
sedangkanuntukT.cruziadalahserangga Genus triatoma.
Berkembangbiakmembelahduadanmemanjang, dandi
dalamkelenjarludahlalatglossinatadi, kritidiatersebutmengalami
metamorphose menjadi trypanosome yang siapditularkan.
4. Siklus hidup
Lalat tsetse menjalani metamorphosis sempurna yang terdiri 4
fase yaitu :Fasetelur, larva belatung (manggot), kepompong,
danlalatdewasa.
Jikadiamatisecaraseksamadankemudiandibandingkandengansiklushidup
darilalatlain, siklushidupdarilalat tsetse biasadikatakanunik.
Contohkeunikandarisiklushiduplalat tsetse
adalahsaatsudahwaktunyabertelur, induklalat tsetse
akantetapmenyimpantelurtersebut di
dalamtubuhnyasehinggamenetasmenjadi larva yang
barumenetastersebuttetapberada di
dalamtubuhinduknyadanhidupdenganmengkonsumsisenyawamiripcaira
nsusu yang dihasilkanolehkelenjarinduknya. Jika larva
sudahmemasukiukurantertentu, barulah larva lalat tsetse
keluardaritubuhinduknyadan “lahir” kedunia. Masa hidup larva di dunia
relative singkatkarenahanyadalamwaktubeberapa jam
usaikeluardaritubuhinduknya, larva lalat tsetse segeramencaritempat
yang terlindunguntukberubahmenjadi pupa. Masa pupa
ataukepompongberlangsungselamabeberapaharidansesudahitulalat
tsetse dewasaakankeluar. Di fasedewasaini, lalat tsetse
hanyahidupdarimengisapdarahmamaliadanbiashiduphinggausia 4 bulan
5. Penyebab Penyakit
Gigitan lalat tsetse menyebabkan rasa sakit dan bengkak merah di
bekas gigitan. Infeksi ini akan menyebar melalui darah dan
mengakibatkan gejala awal demam, sakit kepala, sakit sendi, gatal-gatal
pada kulit, dan lemas. Kemudian menyerang otak dan menyebabkan
penyakit-penyakit serius lainnya seperti pembengkakan kelenjar limfa,
anemia, dan penyakit ginjal.
Orang yang terjangkit akan mengalami kejang-kejang dan sulit
berfikir, serta pola tidur yang lebih lama dari biasanya. Penyakit ini
sulit didteksi karena memiliki gejala awl seperti malaria. Apabila
seseorang terjangkit, penderita akan meraskan ngantuk yang sangat
hebat di siang hari. Tetapi penderita akan mengalami insomnia atau
susah tidur pada malam hari. Apabila pola tidur semakin sulit
dikendalikan, penderita akan mengalami koma bahkan kematian.
Metode penyebaran penyakit ini mirip dengan penyebaran penyakit
lain yang membutuhkan perantara. Ketika lalat tsetse menghisap darah
penderita penyakit tidur, mikroba trypanosoma akan ikut terhisap.
Mikroba yang terhisap akan tinggal dan tidak mati dalam tubuh lalat.
Ketika lalat yang sam8a menghisap darah orang yang sehat, mikroba
trypanosoma tanpa sengaja masuk ke dalam tubu orang yang dihisap
darahnya. Selain melalui lalat tsetse, penyakit ini juga dapat ditularkan
melalui transfusi darah.
6. Gejala-gejala

PadatahapawalTrypanosomabruceirhoidesienseakanberkembangbiakpa
dajaringansubkutan, darahdankelenjargetahbening.
Tahapinidisebuttahaphaemo-limfatik yang
menimbulkanbeberapagejalasepertidemam, sakitkepala,
nyerisendidangatal. Padatahapkedua parasite
inimelewatisawardarahotakuntukmenginfeksisystemsarafpusat (SSP)
yang dikenalsebagaitahapneurologisataumeningoenchephalic.
Secaraumumtandadangejalapenyakitlebihjelasterlihatdiantaranyaperuba
hanperilaku, kebingungan, gangguansensorik, koordinasi yang
burukdangangguansiklustidur yang merupakancirripenting.
kemerahan. Serangga ini sebagian besar hidup di benua Afrika,
terutama di Afrika Tengah. Serangga ini bersifat parasit dengan cara
menghisap darah manusia atau vertebrata lainnya.
a. Bentuk trypanozoma dapat ditemukan dalam darah cairan
serebrospinal (CSS), aspirasi kelenjar limfe, dan aspira cairan dari
chancre trypanosomal yang terbentuk pada tempat gigitan lalat tsetse.
b. Bentuk trypomas tigot berkembang biak secara bela pasang
longitudinal
c. Organisme ini bersifat pleomorfik, pada sediaan apusan darah dapat
terlihat aneka bentuk tripomasomal. Bentuknya bervariasi dari yang
panjang 30 µm atau lebih, langsing, dengan flagel ang panjang
(tripomastigot), sampai pada bentuk ang pendek kurang lebih 15 µm,
gemuk tanpa flagel yang bebas.
d. Dalam darah bentuk tripanosoma tidak berwarna dan bergerak dengan
cepat diantara sel darah merah
e. Membrane bergelombang dan flagel mungkin terlihat pada organisme
yang bergerak lambat
f. Bentuk tripomasigot panjang 14-33 µm dan lebar 1,5-3,5 µm. dengan
pulasan giemsa dan wright, sitoplasma tanpa berwarna biru muda,
dengan granula yang berwarna biru tua, mungkin terdapat fakuola, inti
yang terletak ditengah berwarna kemerahan
g. Pada ujung posterior terletak kineloplas, yang juga berwarna
kemeraahan.
h. Flagel berjalan sepanjang tepi membran bergelombang sampai
membran bergelombang bersatu dengan badan trypanosome pada
ujung anterior organisme.
i. Bentuk trypanosome akan ditelan lalat tsetse (glosima) ketika
mengisap darah organisme akan berkembang biak didalam lumen “mid
gul” dan “hind dan gul” lalat(Kean dkk, 1978)
1. penyakit yang disebabkan

Penyakit tidur merupakan penyakit yang di sebabkan oleh infestasi


parasit protozoa genus Trypanosoma. Parasit ini ditularkan ke tubuh
manusia melalui gigitan lalat tsetse (genus Glossina ). Lalat tsetse hanya
ditemukan di sub-Sahara Afrika. Ada 2 jenis penyebab tripanosomiasis
Afrika, yaitu Trypanosoma brucei gambiense yang dilaporkan
menyebabkan 97% kasus penyakit dan menyebabkan infestasi
kronis. Infestasi dapat terjadi selama berbulan-bulan atau bahkan
bertahun-tahun tanpa tanda atau gejala utama penyakit ini. T. brucei
rhodesiense ditemukan pada 3% kasus dan menyebabkan infestasi akut.
Tanda dan gejala awal dapat terjadi beberapa bulan atau minggu setelah
infestasi. Penyakit ini berkembang dengan cepat dan menyerang sistem
saraf pusat. Penyakit tidur sebagian besar ditularkan melalui gigitan lalat
tsetse.

2. Gejala Klinik

muncul gejala akibat dari masuknya Tripanosoma tersebut ke


dalam darah manusia, diantaranya demam, pusing, nyeri otot, gatal –gatal
mudah letih dan penderita akan memiliki rasa bingung atau kurang fokus.
Gejala ini biasanya terjadi 1-3 minggu setelah lalat menghisap darah
manusia. Hal ini dikarenakan Tripanosoma menyerang sistem saraf
manusia sehingga kerja tubuh pun terhambat dan dampak terburuknya
adalah penderita memiliki gangguan ritme harian tidur yang cukup buruk
hingga mengalami tidur dalam jangka panjang (koma) dan akhirnya bisa
meninggal dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Muttaqin A. (2008). Buku Ajar Asuhan keperawatan Kliendengan


Gangguan Sistem Muskuloskeletal. Jakarta: EGC

Kumar, E.K., Ramesh, A. & Kasiviswanath, R., 2005, Hypoglicemic


andAntihyperglicemic Effect of Gmelina asiatica Linn. In normal and
inalloxan Induced Diabetic Rats, Andhra Pradesh, Departement
ofPharmaceutical Sciences

Depres RI, 2003. Program Penanggulangan Anemia Gizi pada wanita usia sunur
(WUS) Direktorat Gizi Masyarakat dan Binkesmas. Jakarta.

Porwoko, Tjahjadi, 2007. Fisikologi Mikroba. Surakarta : UNS Press.

Saebroto, ikhsan. 2010. Cara mudah mengatasi problem Anemia. Yogyakarta


Bangkit.

Lejon, V., J. R. 2013. Human African Trypanosomiasis (Eds.).Handbook of Clinical


Neurology. Amsterdam.

Bursell, E.. 1963. Tsetse-Fly Physiology.A Review of Recent Advances and


Current Aim.USA Britis Library

Hamon, J., Rageau. 1965..Biology and Control of Tsetse Flies.

Anda mungkin juga menyukai