Anda di halaman 1dari 15

OLEH :

NURSIDAH, SKM, M.Ked


 Reaksi fiksasi komplemen dpt menentukan
kadar antibodi yg rendah yg tdk dpt
dideteksi dgn cara uji presipitasi ataupun
aglutinasi
 Komplemen dpt melekat pd kompleks Ag-
Ab
 Bila Ag tdk berupa sel maka p’ikatan
komplemen ini tdk dpt dilihat begitu sj
 Uji
fiksasi komplemen digunakan utk
m’bedakan & mnemukan penyebab infeksi

 Pd umumnya digunakan MO yg sulit


diidentifikasi mll p’biakan
 Utk dpt m’buktikan adanya p’ikatan
komplemen diperlukan suatu indikator yg
t’diri dr campuran suspensi sel darah merah
kambing & larutan amboseptor atau serum
yg mengandung Ab thdp SDM domba, jd
suatu indikator berupa sensitized cells

 Pdteknik fiksasi komplemen, komplemen


digunakan ketika Ag bereaksi dgn Ab
 Komplemen dpt dpt ditemukan pd serum
babi Guinea

 Ketika
SDM ditambahkan dgn anti-red-cell-
Ab, SDM akan lisis bila ditambahkan
komplemen (tes neg)

 Bila
dlm serum mengandung Ab maka
komplemen akn m’fiksasi ikatan Ag & Ab
shg ketika ditambahkan anti-red-cell-Ab,
tdk m’hasilkan hemolisis (tes pos)
Tahap 1 :

 Dicampurkan Ag dgn Ab. Salah satu dr


kedua bahan ini tlh diketahui. Bila ingin
mengetahui adanya Ab maka dipakai Ag yg
diketahui, atau sebaliknya
 Ditambahkan komplemen. Bila Ab sesuai dgn
Ag & m’btk kompleks, maka komplemen akn
t’ikat. Bila kompleks Ag-Ab tdk t’btk, maka
komplemen msh bebas di dlm larutan

Tahap 2 :
 Ditambahkan SDM & Ab-nya (sensitized
cells) sbg indikator utk mengetahui apakah
msh ada komplemen bebas di dlm larutan
 Reaksi positif :
tdk ada hemolisis krn komplemen tlh
t’ikat pd kompleks Ag-Ab yg sesuai

 Reaksinegatif :
hemolisis krn komplemen tdk t’ikat bila
Ag tdk sesuai dgn Ab & tdk dibtk kompleks
a. Serum yg diperiksa hrs hrs dipanaskan lbh
dahulu pd suhu 56oC slm 30 mnt, utk
m’buat inaktif komplemennya.
b. Kekuatan komplemen hrs diukur dgn
titrasi thdp sel indikator. Satu unit
kompleman adlh jlh komplemen t’kecil yg
dpt menyebbkan hemolisis total pd
standart sensitized cells pd wkt & suhu
t’tentu (exact unit)  sehari2 dipakai 2
full unit  pengalaman
c. Kontrol thdp serum penderita
Bbrp serum mempunyai sifat anti-
komplemen  m’buat inaktif komplemen.
Penyebbnya tdk diketahui , srg ditemukan
pd serum yg disimpan agak lama
d. Kontrol htdp Ag
Ada kemungkinan Ag b’sifat anti-
komplemen. Cara pemeriksaannya dgn tbg
kontrol yg b’isi Ag tanpa diberi Ab-nya. Anti-
komplemen  hemolisis neg  pos palsu
 Reaksi fiksasi komplemen byk dipakai pd
pemeriksaan serologi sehari2 utk b’bagai
penyakit
 Spt pemeriksaan Wassermann utk m’bantu
diagnosis peny. Sifilis
 Pemeriksaan Ag Australia yg dihubkan dgn
virus hepatitis
 Pemeriksaan auto-Ab thdp Ag sel tubuh
 Contoh
pemeriksaan lain dgn fiksasi
komplemen :
 Adenovirus
 Jamur (Blastomyces, Coccicioides &
Histoplasma)
 Virus influenza A & B
 Parainfluenza 1, 2, & 3
 Poliovirus 1, 2, & 3
 Respiratory Syncitial Virus (RSV)
 Prinsippemeriksaan (Delaat, 1976) :
Antibodi (reagen) + Antigen cardiolipin 
kompleks Ag-Ab akan m’ikat komplemen.
Inkubasi dilakukan dlm penangas air pd suhu
38oC
 Sbg indikator dr tjdinya reaksi ini maka
ditambahkan suatu sistem hemolisis yg t’diri
dr bbrp SDM domba yg ditambah dgn
hemolisin anti-SDM-domba
 Bila tdk tjd reaksi Ag-Ab maka komplemen
akan tdpt dlm keadaan bebas & akan tjd
lisis dr SDM domba olh hemolisin. Tes Neg

 Bila
komplemen diikat olh adanya reaksi Ag-
Ab maka tdk tjd hemolisis. Tes Pos
 Sensitivitas :
- Utk sifilis dini : 69,9%
- Utk sifilis stadium ljt : 74,4%

 Spesifisitas : 97%

Anda mungkin juga menyukai