Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH MIKROBIOLOGI

FLORA NORMAL PADA TUBUH MANUSIA

Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Mikrobiologi


Semester 4 (Empat) Tahun Ajaran 2019/2020
Universitas Tadulako

Disusun Oleh:

(Kelompok 11 Kelas C)

1. Meliana Muliadi (G 701 17 108)


2. Christin Lumeling (G 701 17 178)
3. Widia (G 701 17 053)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
2019/ 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia secara konstan berhubungan dengan beribu-ribu mikroorganisme. Mikrobe


tidak hanya terdapat dilingkungan, tetapi juga menghuni tubuh manusia. Mikrobe yang
secara alamiah menghuni tubuh manusia disebut flora normal, atau mikrobiota. Selain itu
juga disebutkan bahwa flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami
terdapat pada tubuh manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora normal yang terdapat pada
tubuh manusia adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa juga
dapat ditemukan pada orang sehat. Untuk dapat menyebabkan penyakit, mikroorganisme
patogen harus dapat masuk ke tubuh inang, namun tidak semua pertumbuhan
mikroorganisme dalam tubuh inang dapat menyebabkan penyakit. Banyak mikroorganisme
tumbuh pada permukaan tubuh inang tanpa menyerang jaringan tubuh dan merusak fungsi
normal tubuh. Flora normal dalam tubuh umumnya tidak patogen, namun pada kondisi
tertentu dapat menjadi patogen oportunistik. Penyakit timbul bila infeksi menghasilkan
perubahan pada fisiologi normal tubuh. Mikroorganisme tidak saja terdapat dan hidup di
lingkungan, akan tetapi juga di tubuh manusia.

Pada dasarnya kulit manusia itu kering, asam, selalu mengalami deskuamasi dan tidak
sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme, tetapi ternyata ada mikroorganisme yang
menempati tubuh kita yaitu flora normal. “So, we are not alone”, pada dasarnya tubuh
manusia di analogikan sebagai kebun binatang. Flora normal merupakan mikroorganisme
yang dapat ditemukan pada tubuh manusia tanpa menyebabkan penyakit. Banyaknya flora
normal yang ada di bagian-bagian tubuh kita tergantung dari faktor lingkungan dan host itu
sendiri. Dalam aktivitas sehari-hari, kita selalu “menginput” mikroorganisme ke dalam
tubuhnya, misalnya menelan mikroorganisme yang ada pada makanan, minuman ataupun
menghirup udara, memegang benda, dan berkontak dengan makhluk hidup lainnya yang
ternyata terdapat mikroorganisme tersebut menempel pada bagian tubuh kita dan sebagian
besar memiliki efek menguntungkan dan merugikan malahan tubuh kita ini dilindungi oleh
flora normal tipe flora residen (menetap).1,2,3
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Hubungan manusia dengan mikroorganisme

2. Apa saja Flora normal kulit

3. Apa saja Flora normal saluran pernapasan

4. Bagaimana Flora normal saluran pencernaan

5. Bagaimana Flora normal mata

6. Bagaimana Flora normal saluran genito urinaria

7. Bagaiman Kontribusi flora normal dalam tubuh

C. Tujuan

1. Mengetahui Bagaimana Hubungan manusia dengan mikroorganisme

2. Mengetahui Apa saja Flora normal kulit

3. Mengetahui Apa saja Flora normal saluran pernapasan

4. Mengetahui Bagaimana Flora normal saluran pencernaan

5. Mengetahui Bagaimana Flora normal mata

6. Mengetahui Bagaimana Flora normal saluran genito urinaria

7. Mengetahui Bagaiman Kontribusi flora normal dalam tubuh


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Hubungan Manusia Dengan Mikroorganisme

flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh
manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora normal yang terdapat pada tubuh manusia
adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa juga dapat ditemukan
pada orang sehat. Untuk dapat menyebabkan penyakit, mikroorganisme patogen harus dapat
masuk ke tubuh inang, namun tidak semua pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh inang
dapat menyebabkan penyakit. Banyak mikroorganisme tumbuh pada permukaan tubuh inang
tanpa menyerang jaringan tubuh dan merusak fungsi normal tubuh. Flora normal dalam tubuh
umumnya tidak patogen, namun pada kondisi tertentu dapat menjadi patogen oportunistik.

Hubungan manusia - mikroorganisme bisa bermacam-macam & kompleks, bersifat


dinamis, dapat menguntungkan atau merugikan (simbiosis).
1. Simbiosis Mutualisme
Simbiosis mutualisme → saling menguntungkan kedua belah pihak Misalnya:
Mikroorganisme normal di dalam usus manusia yang membentuk vitamin K yang
berguna bagi manusia → mikroorganisme tersebut mendapatkan tempat tinggal &
makanan di dalam usus manusia.
2. Simbiosis Komensalisme
Simbiosis komensalisme → satu organisme mendapat keuntungan, yang lain tidak
terpengaruh (tidak dirugikan atau mendapat keuntungan)
Ø Komensal → hanya menumpang hidup pada tubuh manusia tanpa merugikan manusia,
misalnya Staphylococcus epidermidis → komensal pada kulit manusia
3. Simbiosis Parasitisme
Ø Simbiosis parasitisme → salah satu pihak mendapat keuntungan, pihak lain dirugikan
Ø Mikroorganismenya → parasit
Ø Organisme (manusia) yang mengandung parasit → host atau hospes (tuan rumah)
Interaksi mikroorganisme & hospes dapat terjadi dalam bentuk gejala-gejala penyakit
• Bila gejala-gejala mereda tapi parasit masih ada → hospes sebagai carrier
• Adanya mikroorganisme dalam tubuh manusia tidak selalu diikuti dengan keadaan sakit,
hal ini bergantung pada 3 hal:
– Virulensi mikroorganisme
– Jumlah mikroorganisme yang masuk
– Daya tahan tubuh hospes

4. Distribusi flora normal


Flora normal dapat ditemukan di tubuh manusia pada :
a. Banyak : kulit, mulut, sistem GI, daerah kelamin; 1,2,3,4
b. Sedikit : Esofagus, saluran kencing, lambung; 1,2,3,4
c. Steril : Darah, cairan serebrospinal, urin, jaringan endotel. 1,2,3,4

Gambar 1. Nomor dari bakteri yang mengkolonasi perbedaan bagi tubuh di manusia. 1
Berikut flora normal di tempat yang terdistribusi:
Gambar 2. Persebaran flora normal pada berbagai bagian tubuh.2

Berikut merupakan distribusi flora normal yang ada pada bagian-bagian tubuh manusia;

Gambar 3. Distribusi flora normal pada bagian tubuh manusia.1


Adapula bagian tubuh yang tidak terdapat flora normal yaitu cairan
serebrospinal, otak, meninges, peritoneum, otot, tulang, jantung, pericardium, saluran
pernapasan bawah, dan cairan interstisial sel. Apabila terdapat flora normal di daerah
tersebut maka dapat diketahui bahwa telah terjadi infeksi mikroorganisme. 1,2,3,4
Gambar 4. Flora normal yang berada pada daerah steril yang dapat mengakibatkan penyakit. 1

5. Jenis flora normal


Kalimat flora normal dalam penelitian terbaru dikenal sebagai “normal microbiota”
dikarenakan mikroba yang terbanyak berperan sebagai flora normal adalah bakteri. Kulit
dan mukus membran selalu mempunyai tempat persembunyian bagi mikroorganisme
tersebut. Ada dua jenis flora normal yaitu:
1. Flora residen (menetap).
Flora residen berkembang biak dan menetap pada tubuh host dalam waktu yang
lama, sampai akhir hayat host tersebut. Flora residen selalu berada pada seluruh
permukaan kulit. Contohnya S. epidermidis, micrococcus, diphtheroid,
propionibacteria dan sejumlah kecil bakteri coccus anaerob. 4
• Peran dari flora residen
Flora normal dikenal sebagai commensals dimana ada keuntungan di salah satu
pihak dan pihak lain tidak dirugikan. Flora normal tersebut menyebar di beberapa
anggota bagian tubuh manusia dan memiliki peran tugas masing-masing sebagai
flora normal.
2. Flora transien (sementara).
Flora transien didapatkan dari hasil kontak kulit dengan lingkungan, saluran
pencernaan sendiri ataupun dari orang lain. Contohnya E.coli saat kita
membersihkan sistem pencernaan setelah buang air maka terdapat flora transien. 4
6. Persebaran flora normal
Persebarannya pada daerah yang lembab dan tidak lembab. Pada daerah lembab,
contohnya daerah aksila dan perineum, terdapat lebih banyak mikroorganisme dan juga
lebih bervariasi. Bahkan pada daerah yang lembab bisa ditemukan bakteri gram-negatif.
Bakteri negatif umumnya tidak biasa di temukan sebagai flora normal kulit yang residen
kecuali pada area yang lembab. Sedangkan, pada daerah uang tidak lembab seperti di
daerah permukaan kulit dan belakang lengan, terdapat beberapa kolonisasi
mikroorganisme yang hanya ditemukan gram-postif dan ragi. 4

Gambar 6. Persebaran flora normal pada kulit.4


➢ Penyebaran flora norma pada manusia
A. Kulit
Kulit merupakan bagian tubuh yang secara langsung berhubungan dengan
udara luar sehingga kulit cenderung mengandung mikroorganisme sementara.
Walaupun demikian, pada kulit terdapat mikroorganisme yang merupakan flora
normal yang menetap dikulit. Adapun flora normal yang terdapat pada kulit berbeda-
beda menurut daerah anatomik yang dibatasi oleh sekresi mukosa, kebiasaan
memakai pakaian atau yang dekat dengan selaput lendir (mulut, hidung dan daerah
perineum).3
Perbedaan flora bakteri berbeda sesuai lokasi di kulit: 1) ketiak, perineum, dan
jari kaki, 2) tangan, wajah dan punggung, 3) lengan atas dan kaki. Lokasi kulit
didaerah ketiak, perineum dan jari kaki mengandung lebih banyak mikroorganisme
daripada daerah kaki, lengan dan punggung. Perbedaan jumlah mungkin
berhubungan dengan peningkatan kelembaban, suhu tubuh yang tinggi, dan tingginya
konsentrasi lemak di permukaan kulit. Ketiak, perineum dan jari kaki lebih sering
terjadi kolonisasi kuman Gram-negatif dari pada lokasi yang kering di kulit.2
Mikroorganisme yang menetap pada kulit sebagian besar adalah kuman
Dipteroid aerob dan anaerob ( misalnya Corynebacterium dan Propionibacterium),
Staphylococcus aerob non hemolitic dan anaerob ( Staphylococcus epidermidis,
kadang-kadang Staphylococcus aureus, Peptococcus). Kuman-kuman gram positif,
aerob, kuman membentuk spora yang banyak terdapat di udara, air dan tanah,
Streptococcus alpha hemolitic ( S. viridians ) dan Enterococcus ( Streptococcus
faecalis ) dan kuman gram negatif Coliform serta Acinetobacter. Jamur sering
terdapat pada lipatan-lipatan kulit, mikrobakteria tahan asam yang tidak patogen
banyak terdapat pada daerah yang banyak mengandung sekresi sebasea ( genitalia,
telinga luar ).3
Jauh di dalam kelenjar lemak dijumpai bakteri-UYbakteri anaerobik lipofilik,
seperti Propionibacterium acnes penyebab jerawat. Jumlahnya tidak dipengaruhi
oleh pencucian. Staphylococcus epidermidis yang bersifat nonpatogen pada kulit
namun dapat menimbulkan penyakit saat mencapai tempat-tempat tertentu seperti
katup jantung buatan dan sendi prostetik (sendi buatan). Bakteri ini lebih sering
ditemui pada kulit dibandingkan dengan kerabatnya yang bersifat patogen yaitu
Staphylococcus aureus. Secara keseluruhan ada sekitar 103-104
mikroorganisme/cm2 yang kebanyakan terletak pada stratum (lapisan) korneum.
Bakteri anaerob dan aerob sering bersama-sama menyebabkan infeksi sinergistik,
selulitis dari kulit dan jaringan lunak. Bakteri-bakteri tersebut merupakan bagian dari
flora normal.

Mekanisme dari flora normal dalam menginfeksi kulit.


Flora normal kulit seharusnya berada di lapisan kulit terluar. Jika seandainya
masuk karena lemahnya sistem imunitas, tindakan nosocomial dan penggunaan
antibiotik yang dapat membuat flora normal menjadi infeksi opportunistik maka
akan menimbulkan penyakit. Flora normal dapat masuk ke kulit dan menyebabkan
penyakit melalui tiga jalan yaitu:
1. Mampu menembus barrier pertahanan karena ketidakseimbangan;3
Jika keseimbangan jumlah antara flora normal dengan patogen terganggu dapat
terjadi infeksi. Kulit dan mukus membran merupakan tempat perlekatan dan
hidupnya mikroorganisme yaitu flora normal. Jika terjadi ketidakseimbangan
maka akan menginfeksi. Misalnya pada vagina wanita. Flora normal yang
menjaga pH vagina pada 3,4-4,5. Adanya flora normal ini mencegah
pertumbuhan berlebih dari jamur Candida albicans. Jika jumlah flora normal
berkurang atau tidak ada karena adanya eliminasi dari antibiotik, atau
pembersihan yang berlebihan pada vagina, maka pH vagina akan menjadi netral.
Kenetralan ini mendukung lingkungan yang kondusif bagi Candida albicans
untuk tumbuh.
2. Manifestasi dari infeksi sistemik; 3
Mikroorganisme dapat menyebabkan penyakit jika ada kesempatan, misalnya
jika terdapat penurunan sistem imun, dan sebagainya. Flora normal juga dapat
menjadi oportunis, misalnya Candida albicans.
3. Serta diperantai oleh kerusakan kulit. 3
Epidermis merupakan lapisan terluar dari kulit yang menutupi lapisan dermis
dan jaringan subkutan. Bagian ini dikulit disebut mekanisme pertahanan pertama,
yang dapat menghalangi tumbuhnya organisme pada umumnya. Mikroorganisme
dapat melakukan penetrasi jika pada kulit terjadi luka, abrasi atau luka bakar.
Gambar 5. Mekanisme flora normal.1

B. Mata
Mata sering terpapar dengan lingkungan luar dan mikroba. Flora normal
konjungtiva dalam keadaan normal jarang karena dikendalikan oleh air mata yang
mengandung lisozim dan menghambat pertumbuhan kuman. 2,3 Adapun jenis kuman
yang merupakan flora normal pada mata adalah Staphylococcus epidermidis, S.
aureus, Haemophilus spp, Streptococcus pneumoniae, Corynebacteria,
Neisseriae dan Moraxellae. Dalam keadaan normal organisme tersebut tidak
berbahaya pada mata namun pada keadaan tertentu seperti cedera pada mata, kuman
mikroba tersebut dapat menyebabkan infeksi opportunitis.3

C. Telinga
Flora liang telinga luar biasanya gambaran flora kulit. Dapat di
jumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus aureus dan kadang – kadang Mycobacteria saprofit.
Telinga bagian dalam dan tengah biasanya steril.7
D. Saluran pernafasan atas
Flora hidung terutama terdiri dari Corinebacterium, Staphylococcus (
Staphylococcus aureus, Staphycoccus epidermidis ) dan Streptococcus. Selaput
lendir mulut dan farings sering kali steril waktu lahir, tetapi mungkin terjadi
kontaminasi pada saat janin melewati jalan lahir. Dalam waktu 4 sampai 12 jam
setelah lahir, Streptococcus viridians sebagai flora utama yang menetap dan
kemungkin berasal dari saluran napas ibu atau pengasuh. Pada permulaan kehidupan,
di ikuti bertambahnya kuman Staphylococcus aerob dan anaerob, Diplococcus gram
negatif ( Neisseria, Branhamella ), Dipteroid, dan kadang-kadang Laktobasilus.3
kuman yang mempunyai potensi patogen juga ditemukan di faring seperti
Haemophilus, Mycoplasma dan Pneumococcus.2
Saat gigi mulai tumbuh, beberapa flora normal akan menetap seperti spirocheta
anaerobik, Protovella (khususnya P. melaninogenicus), Spesies Fusobacterium,
Rhotia spesies, Capnoctophaga spesies dan beberapa Vibrio aerob serta laktobasilus.
Sedangkan jenis Actinomyces dalam keadaan normal terdapat dalam jaringan tonsil
dan gingiva orang dewasa dan ditemukan juga beberapa protozoa. Jamur (spesies
Candida) terdapat dalam mulut.3
Saluran pernafasan atas merupakan lokasi kuman mengalami kolonisasi
menjadi kuman patogen seperti Neisseria meningitides, C diptheriae, Bordetella
pertussis. Sedangkan saluran pernafasan bagian bawah ( bronkus kecil dan alveoli
) dalam keadaan normal bersifat steril.1,7

Orofaring (oropharinx)

Orofaring (bagian belakang mulut juga dihuni sejumlah besar bakteri


Staphylococcus aureus dan S. epidermidis dan juga difteroid. Tetapi kelompok
bakteri terpenting yang merupakan penghuni asli orofaring ialah Streptokokus
hemolitik, yang juga dinamakan Streptokokus viridans. Biakan yang ditumbuhkan
dari orofaring juga akan memperlihatkan adanya Branchamella catarrhalis, spesies
Haemophilus, serta gular-galur Pneumokokus avirulen (Streptococcus pneumonia).

E. Saluran pencernaan
Saluran pencernaan merupakan lokasi yang paling banyak mengandung
mikroorganisme, terutamanya usus besar yang sangat kaya akan bahan nutrisi. Lebih
dari 500 jenis flora normal di usus umumnya menguntungkan.7
Flora normal pada mulut tidak mudah dihilangkan dengan membersihkan gigi
dan gusi dalam rongga mulut. Saat gigi tumbuh pertama sekali pada bayi merupakan
awal kolonisasi kuman. Bakteri tersebut akan mencapai lambung dan dimusnahkan
melalui asam klorida. Beberapa mikro organsisme akan berkolonisasi dalam rongga
mulut dalam berberapa jam setelah lahir seperti Streptococcus, Neisseria, Veillonella,
Actinomyces dan Lactobacillus.6,7
Bakteri yang berkoloni di rongga mulut dalam tahun pertama kehidupan adalah
mikroba aerob dan obligat aerob. Selanjutnya saat tumbuh gigi, mikroba aerob
seperti Porphyromonas spp, Prevotella sp dan bakteri koloni lainnya menyebabkan
lingkungan anaerob diantara celah gigi dan gusi. Saat gigi tumbuh maka rongga
tersebut akan dihuni oleh Streptococcus sanguis dan Streptococcus mutans yang akan
merusak email gigi. Bakteri didalam cairan saliva S. Salivarius. Bakteri normal
dijumpai pada rongga mulut dapat menyebabkan pembentukan plak gigi, infeksi
rongga mulut dan infeksi gusi. Mikro lain yang ditemukan dirongga mulut adalah
diphtheroid, Eikenella corrodense, S. aureus, streptococcus beta haemolitikus,
Haemophilus spp, Candida spp dan Streptococcus viridians.7
Di lambung, flora normal bersifat transient dengan konsentrasi sangat rendah
(103-106/ g ).2 Helicobacter pylori merupakan kuman yang dominan di lambung dan
menentukan flora mikroba lain di lambung. Saat Helicobacter pylori menghuni
lambung sebagai komensal maka dijumpai berbagai mikroba lain seperti
Streptoccocus, Prevotella, Veillonella dan Rhotia. Bila jumlah mikroba tersebut
menyusut maka H. Pylori bersifat patogen yang mengakibatkan pembentukan ulkus
dan gastritis.2,8
Mikroba di usus di dominasi oleh 4 filum utama : Bacteroidetes, Firmicutes,
Proteobacteria, dan Actinobacteria. Usus besar dominan dihuni oleh Firmicutes dan
Bacteroidetes. Usus manusia merupakan lokasi utama kuman patogen
seperti Campylobacter jejuni, Salmonella enterica, Vibrio kolera dan Escherichia
coli ( E. Coli ), dan Bacteroides fragilis tetapi jumlah yang rendah ( 0,1% atau
kurang dari Seluruh mikroba usus ). Mikroba pada usus yang sehat menunjukkan
jumlah filum Proteobacteria rendah sedangkan lebih banyak ditemukan mikroba
seperti Bacteroides, Prevotella dan Ruminococcus. Selain itu, adanya perbedaan
mikroba antara lumen dan permukaan mukosa usus. Bacteroides, Bifidobacterium,
Streptococcus, Enterobacteriacae, Enterococcus, Clostridium, Lactobacillus dan
Ruminococcus merupakan mikroba yang dominan pada lumen usus (dapat di
identifikasi dalam tinja), hanya Clostridium, Lactobacillus, Enterococcus dan
Akkermansia yang dominan ditemukan pada mukosa dan mukos ( mendeteksi lapisan
mukosa dan epitel usus halus ).8
Pada keadaan normal di duodenum sedikit flora normal ( 0-103 / g ). Ileum
mengandung flora yang beragam dengan jumlah sedikit lebih banyak ( 106-108 / g ).
Flora di usus besar lebih banyak yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh (109-1011 /
g) dan sebagian besar mengandung kuman anaerob.2
Flora normal saluran pencernaan berperan dalam mensintesis vitamin K,
konversi pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan dan pertahanan
terhadap mikroba patogen. Obat-obatan anti mikroba yang diberikan secara oral,
pada manusia dapat menekan untuk sementara unsur-unsur flora tinja yang peka
obat. Mikroorganisme yang peka terhadap obat-obatan, diganti dengan
mikroorganisme yang resisten obat khususnya Staphylococcus, Enterobacter,
Enterococcus, Proteus, Pseudomonas, Clostridium difficile dan jamur. Bila memakan
Lactobacillus acidofilus dalam jumlah yang besar maka akan menyebabkan
mikroorganisme akan menekan sebagian mikro flora usus lainnya.3
Usus Kecil

Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa bakteri.
Di antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Di dalam
jejunum atau usus halus kosong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas
jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies
Enterokokus, Laktobasilus, dan Difteroid. Khamir Candida albicans dapat juga
dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian usus kecil yang jatuh (ileum),
mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai pada usus besar. Bakteri anaerobik dan
enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar.

Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe
yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam
spesimen tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif
anaerobik yang ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B.
oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh spesies-spesies
Clostridium (serta spesies-spesies Lactobacillus).

Flora saluran pencernaan berperan dalam sintesis vitamin K, konversi pigmen


empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan serta antagonis mikroba patogen.

F. Saluran kemih
Berbagai mikroba yang biasanya ditemukan dalam sistem urogenital seperti
Coagulase negative Staphylococci, Mycobacterium spp, Bacteroides spp,
Fusobacterium species, Peptostreptococcus spp, Diphtheroids, Streptococcus
(various species), Lactobacillus spp, Peptostreptococcus spp, Candida spp,
Clostridium spp, Gardenerella vaginalis.7 Uretra anterior manusia mengandung
mikroba yang sama dengan yang ditemukan di kulit dan perineum dalam jumlah
yang sedikit. Interpretasi kultur urin harus dilakukan dengan hati-hati karena flora
4
dijumpai di uretra anterior dan sampel urin mengandung mikroorganisme 10 /ml
bila urin pancaran tengah tidak diperoleh.3,7
G. Vagina
Segera setelah lahir, laktobasil aerob terdapat dalam vagina dan menetap
selama pH tetap asam (beberapa minggu). Bila pH menjadi netral ( tetap demikian
sampai mencapai pubertas) terdapat campuran kokus dan basil. Pada waktu pubertas,
Laktobasil ditemukan kembali dalam jumlah yang besar dan menambah
mempertahankan pH asam melalui pembentukan asam dari karbohidrat, khususnya
glikogen. Adapun tujuan keasaman tersebut merupakan mekanisme penting untuk
mencegah menetapnya mikroorganisme lainnya, mungkin mikroorganisme yang
merugikan dalam vagina. Bila Laktobasil ditekan oleh pemberian obat-obat
antibiotika mikroba, jamur atau berbagai kuman akan bertambah jumlahnya dan
menyebabkan iritasi dan peradangan. Flora normal vagina sering pula meliputi
Streptococcus anaerobic (Peptostreptococcus), spesies Bacteroides, Clostridia,
Gardnella (Haemophilus) vaginalis, Ureaplasma urealyticum, dan kadang-kadang
Listeria. Lendir serviks mempunyai aktivitas anti kuman dan mengandung lisozim.3
H. Bakteri di darah dan jaringan

Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang-kadang karena
manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora
komensal dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal
mikroorganisme tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal
seperti itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih.
Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal, atau protesa lain,
bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan infeksi.

7. Peran flora normal


Flora normal merupakan mikroorganisme yang dapat ditemukan pada bagian-bagian
tubuh manusia, yang dapat interaksinya dapat berupa mutualisme maupun komensalisme.
Keberadaan flora normal berperan:
1. Menutupi tempat penempelan potensial untuk invasi mikroba patogen;
2. Resistensi kolonialisasi, menempati lingkungan mikro secara lebih efektif daripada
patogen;1
3. Memproduksi nutrisi (vitamin k, folat, pyridoxine, biotin, riboflavin); 1
4. Mengonsumsi nutrisi dari host; 1
5. Sebagai commensals; 1
8. Interaksi mikroorganisme dan manusia
Terdapat 3 interaksi yaitu:
a. Mutualisme , kedua belah pihak mendapatkan keuntungan. Contohnya Eschercia coli
yang mensintesis vitamin K di dalam usus dan mengonsumsi nutrisi yang tersedia
dari usus untuk kelangsungan hidupnya;1,4
b. Komensalisme, salah satu pihak di untungkan dan pihak lainnya tidak di rugikan.
Contohnya mikroorganisme flora normal di mata, telinga dan genitalia eksternal; 1,4
c. Parasitisme, salah satu pihak di rugikan. Biasanya mikroorganisme yang bersifat
patogen. 1,4
9. Infeksi oportunistik
Keseimbangan flora normal harus dijaga keseimbangan agar selalu seimbang, jika
terjadi ketidakseimbangan, maka dapat menyebabkan penyakit. Flora normal dapat
menjadi opportunistic pathogen yang menyebabkan infeksi opportunistik. Artinya flora
normal dapat menginfeksi host jika:
a. Sistem imun mulai terganggu. Pada individu yang mengalami immunocompromised
sistem imun sedang melemah sehingga flora normal akan masuk dan mengindeksi;
1,2,3,4

b. Tindakan nosocomial seperti halnya implantasi instrument berupa kateter, postese


dan sebagainya. Segala tindakan medis yang sifatnya menginvasi harus dilakukan
secara steril; 1,2,3,4
c. Pengobatan antiobiotika. Berdasarkan spektrumnya, antibiotik ada 2 jenis yaitu
narrow spectrum dan broad spectrum. Narrow spectrum hanya bisa memusnahkan
salah satu jenis bakteri apakah bakteri gram positif maupun negatif. Tetapi,
penggunaan jenis broad spectrum yang dapat membunuh semua jenis flora normal.
Artinya flora normal yanga ada dapat membunuh dan akhirnya muncullah flora yang
patogen. 1,2,3,4
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh
manusia. Mikroba yang terdapat dalam tubuh manusia selalu memiliki dampak baik positif
maupun negatif.
2. Dampak Positif Flora Normal Manusia

Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting dalam
mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal.

3. Dampak Negatif Flora Normal Manusia

Flora normal juga dapat menimbulkan penyakit pada kondisi tertentu.


4. Jenis-jenis flora normal yang ada pada tubuh manusia yaitu:
-Kulit (Staphylococcus dan Sianobakteri aerobik, Propionibacterium acne).
-Hidung dan nasofaring (Corinebacteria, Staphylococcus, Strepcoccus, Branhamella
catarrhalis, dan Haemophilus influenza).
-Mulut (Strepcoccus, Veillonella, Actinomyces, Lactobacillus, Neisseria).
-Orofaring (Staphylococcus aureus).
-Perut
-Usus Kecil (Enterococcus, Lactobacilus).
-Usus Besar (Bacteroides fragilis, B. Melaninogenicus, B. Oralis)
-Saluran kemih (Candida albican)
-Mata dan Telinga (Corynebacterium xerosis)
-Darah dan Jaringan

B. Saran
Sebaiknya pembaca tidak hanya menjadikan makalah ini sebagai acuan dalam memperdalam
pengetahuan mengenai Mikroba khususnya pada pembahasan sekaitan dengan Mikroskop
dan metode mikrobiologi. Akan tetapi, mencari informasi tambahan yang terkait melalui
berbagai sumber lain agar lebih mengerti dan memahami tentang ruang lingkup Mikroskop
dan metode mikrobiologi.
DAFTAR PUSTAKA

Budiyanto MAK, 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang


Press.
Budiyanto MAK, 2002. Mikrobiologi Terapan. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang Press.
Budiyanto MAK, 2001. Peranan Mikroorganisme dalam Kehidupan Kita. Malang:
Universitas Muhammadiyah Malang.
Budiyanto MAK, 2010. Hand out-10 Mikrobiologi lingkungan, Pertanian, dan Peternakan.
Malang: Universitas Muhammadiyah Malang.
Davis CP, Baron S (editor). Medical Microbiology 4th Edition, Chapter 6: Normal Flora.
Galveston (TX): University of Texas Medical Branch at Galveston; 1996
Dwijoseputro, 1990. Dasar-dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.
Fardiaz S, 1992. Mikrobiologi Pangan 1. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Freter R, Brickner J, Botney M. et al. Survival and implantation of Escherichia coli in the
intestinal tract .[Internet]. [cited 30 November 2014]. Available from:
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC348005/.
Keyser FH, Bienz KA, Eckert J, Zinkernagel RM. Keyser’s Medical Microbiology.
Germany: Thieme; 2005.
Pratiwi, ST. 2008. Mikrobiologi Farmasi. Malang Press.
Waluyo, Lud. 2005. Mikrobiologi Umum. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang
Prees.
Waluyo, Lud. 2009. Mikrobiologi Lingkungan. Malang: Universitas Muhammadiyah
Malang Press.
Yeva Rosana. Bakteri dan jamur penyebab infeksi kulit dan jaringan penunjang serta flora
normal [Lecture Slides]. Microbiology Department Medical Faculty, Univeristy of
Indonesia ; 2014.

Anda mungkin juga menyukai