Disusun Oleh:
(Kelompok 11 Kelas C)
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya kulit manusia itu kering, asam, selalu mengalami deskuamasi dan tidak
sesuai untuk pertumbuhan mikroorganisme, tetapi ternyata ada mikroorganisme yang
menempati tubuh kita yaitu flora normal. “So, we are not alone”, pada dasarnya tubuh
manusia di analogikan sebagai kebun binatang. Flora normal merupakan mikroorganisme
yang dapat ditemukan pada tubuh manusia tanpa menyebabkan penyakit. Banyaknya flora
normal yang ada di bagian-bagian tubuh kita tergantung dari faktor lingkungan dan host itu
sendiri. Dalam aktivitas sehari-hari, kita selalu “menginput” mikroorganisme ke dalam
tubuhnya, misalnya menelan mikroorganisme yang ada pada makanan, minuman ataupun
menghirup udara, memegang benda, dan berkontak dengan makhluk hidup lainnya yang
ternyata terdapat mikroorganisme tersebut menempel pada bagian tubuh kita dan sebagian
besar memiliki efek menguntungkan dan merugikan malahan tubuh kita ini dilindungi oleh
flora normal tipe flora residen (menetap).1,2,3
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh
manusia normal dan sehat. Kebanyakan flora normal yang terdapat pada tubuh manusia
adalah dari jenis bakteri. Namun beberapa virus, jamur, dan protozoa juga dapat ditemukan
pada orang sehat. Untuk dapat menyebabkan penyakit, mikroorganisme patogen harus dapat
masuk ke tubuh inang, namun tidak semua pertumbuhan mikroorganisme dalam tubuh inang
dapat menyebabkan penyakit. Banyak mikroorganisme tumbuh pada permukaan tubuh inang
tanpa menyerang jaringan tubuh dan merusak fungsi normal tubuh. Flora normal dalam tubuh
umumnya tidak patogen, namun pada kondisi tertentu dapat menjadi patogen oportunistik.
Gambar 1. Nomor dari bakteri yang mengkolonasi perbedaan bagi tubuh di manusia. 1
Berikut flora normal di tempat yang terdistribusi:
Gambar 2. Persebaran flora normal pada berbagai bagian tubuh.2
Berikut merupakan distribusi flora normal yang ada pada bagian-bagian tubuh manusia;
B. Mata
Mata sering terpapar dengan lingkungan luar dan mikroba. Flora normal
konjungtiva dalam keadaan normal jarang karena dikendalikan oleh air mata yang
mengandung lisozim dan menghambat pertumbuhan kuman. 2,3 Adapun jenis kuman
yang merupakan flora normal pada mata adalah Staphylococcus epidermidis, S.
aureus, Haemophilus spp, Streptococcus pneumoniae, Corynebacteria,
Neisseriae dan Moraxellae. Dalam keadaan normal organisme tersebut tidak
berbahaya pada mata namun pada keadaan tertentu seperti cedera pada mata, kuman
mikroba tersebut dapat menyebabkan infeksi opportunitis.3
C. Telinga
Flora liang telinga luar biasanya gambaran flora kulit. Dapat di
jumpai Streptococcus pneumonia, batang gram negatif termasuk Pseudomonas
aeruginosa, Staphylococcus aureus dan kadang – kadang Mycobacteria saprofit.
Telinga bagian dalam dan tengah biasanya steril.7
D. Saluran pernafasan atas
Flora hidung terutama terdiri dari Corinebacterium, Staphylococcus (
Staphylococcus aureus, Staphycoccus epidermidis ) dan Streptococcus. Selaput
lendir mulut dan farings sering kali steril waktu lahir, tetapi mungkin terjadi
kontaminasi pada saat janin melewati jalan lahir. Dalam waktu 4 sampai 12 jam
setelah lahir, Streptococcus viridians sebagai flora utama yang menetap dan
kemungkin berasal dari saluran napas ibu atau pengasuh. Pada permulaan kehidupan,
di ikuti bertambahnya kuman Staphylococcus aerob dan anaerob, Diplococcus gram
negatif ( Neisseria, Branhamella ), Dipteroid, dan kadang-kadang Laktobasilus.3
kuman yang mempunyai potensi patogen juga ditemukan di faring seperti
Haemophilus, Mycoplasma dan Pneumococcus.2
Saat gigi mulai tumbuh, beberapa flora normal akan menetap seperti spirocheta
anaerobik, Protovella (khususnya P. melaninogenicus), Spesies Fusobacterium,
Rhotia spesies, Capnoctophaga spesies dan beberapa Vibrio aerob serta laktobasilus.
Sedangkan jenis Actinomyces dalam keadaan normal terdapat dalam jaringan tonsil
dan gingiva orang dewasa dan ditemukan juga beberapa protozoa. Jamur (spesies
Candida) terdapat dalam mulut.3
Saluran pernafasan atas merupakan lokasi kuman mengalami kolonisasi
menjadi kuman patogen seperti Neisseria meningitides, C diptheriae, Bordetella
pertussis. Sedangkan saluran pernafasan bagian bawah ( bronkus kecil dan alveoli
) dalam keadaan normal bersifat steril.1,7
Orofaring (oropharinx)
E. Saluran pencernaan
Saluran pencernaan merupakan lokasi yang paling banyak mengandung
mikroorganisme, terutamanya usus besar yang sangat kaya akan bahan nutrisi. Lebih
dari 500 jenis flora normal di usus umumnya menguntungkan.7
Flora normal pada mulut tidak mudah dihilangkan dengan membersihkan gigi
dan gusi dalam rongga mulut. Saat gigi tumbuh pertama sekali pada bayi merupakan
awal kolonisasi kuman. Bakteri tersebut akan mencapai lambung dan dimusnahkan
melalui asam klorida. Beberapa mikro organsisme akan berkolonisasi dalam rongga
mulut dalam berberapa jam setelah lahir seperti Streptococcus, Neisseria, Veillonella,
Actinomyces dan Lactobacillus.6,7
Bakteri yang berkoloni di rongga mulut dalam tahun pertama kehidupan adalah
mikroba aerob dan obligat aerob. Selanjutnya saat tumbuh gigi, mikroba aerob
seperti Porphyromonas spp, Prevotella sp dan bakteri koloni lainnya menyebabkan
lingkungan anaerob diantara celah gigi dan gusi. Saat gigi tumbuh maka rongga
tersebut akan dihuni oleh Streptococcus sanguis dan Streptococcus mutans yang akan
merusak email gigi. Bakteri didalam cairan saliva S. Salivarius. Bakteri normal
dijumpai pada rongga mulut dapat menyebabkan pembentukan plak gigi, infeksi
rongga mulut dan infeksi gusi. Mikro lain yang ditemukan dirongga mulut adalah
diphtheroid, Eikenella corrodense, S. aureus, streptococcus beta haemolitikus,
Haemophilus spp, Candida spp dan Streptococcus viridians.7
Di lambung, flora normal bersifat transient dengan konsentrasi sangat rendah
(103-106/ g ).2 Helicobacter pylori merupakan kuman yang dominan di lambung dan
menentukan flora mikroba lain di lambung. Saat Helicobacter pylori menghuni
lambung sebagai komensal maka dijumpai berbagai mikroba lain seperti
Streptoccocus, Prevotella, Veillonella dan Rhotia. Bila jumlah mikroba tersebut
menyusut maka H. Pylori bersifat patogen yang mengakibatkan pembentukan ulkus
dan gastritis.2,8
Mikroba di usus di dominasi oleh 4 filum utama : Bacteroidetes, Firmicutes,
Proteobacteria, dan Actinobacteria. Usus besar dominan dihuni oleh Firmicutes dan
Bacteroidetes. Usus manusia merupakan lokasi utama kuman patogen
seperti Campylobacter jejuni, Salmonella enterica, Vibrio kolera dan Escherichia
coli ( E. Coli ), dan Bacteroides fragilis tetapi jumlah yang rendah ( 0,1% atau
kurang dari Seluruh mikroba usus ). Mikroba pada usus yang sehat menunjukkan
jumlah filum Proteobacteria rendah sedangkan lebih banyak ditemukan mikroba
seperti Bacteroides, Prevotella dan Ruminococcus. Selain itu, adanya perbedaan
mikroba antara lumen dan permukaan mukosa usus. Bacteroides, Bifidobacterium,
Streptococcus, Enterobacteriacae, Enterococcus, Clostridium, Lactobacillus dan
Ruminococcus merupakan mikroba yang dominan pada lumen usus (dapat di
identifikasi dalam tinja), hanya Clostridium, Lactobacillus, Enterococcus dan
Akkermansia yang dominan ditemukan pada mukosa dan mukos ( mendeteksi lapisan
mukosa dan epitel usus halus ).8
Pada keadaan normal di duodenum sedikit flora normal ( 0-103 / g ). Ileum
mengandung flora yang beragam dengan jumlah sedikit lebih banyak ( 106-108 / g ).
Flora di usus besar lebih banyak yang berfungsi sebagai pertahanan tubuh (109-1011 /
g) dan sebagian besar mengandung kuman anaerob.2
Flora normal saluran pencernaan berperan dalam mensintesis vitamin K,
konversi pigmen empedu dan asam empedu, absorpsi zat makanan dan pertahanan
terhadap mikroba patogen. Obat-obatan anti mikroba yang diberikan secara oral,
pada manusia dapat menekan untuk sementara unsur-unsur flora tinja yang peka
obat. Mikroorganisme yang peka terhadap obat-obatan, diganti dengan
mikroorganisme yang resisten obat khususnya Staphylococcus, Enterobacter,
Enterococcus, Proteus, Pseudomonas, Clostridium difficile dan jamur. Bila memakan
Lactobacillus acidofilus dalam jumlah yang besar maka akan menyebabkan
mikroorganisme akan menekan sebagian mikro flora usus lainnya.3
Usus Kecil
Usus kecil bagian atas (atau usus dua belas jari) mengandung beberapa bakteri.
Di antara yang ada, sebagian besar adalah kokus dan basilus gram positif. Di dalam
jejunum atau usus halus kosong (bagian kedua usus kecil, di antara usus dua belas
jari dan ileum atau usus halus gelung) kadang kala dijumpai spesies-spesies
Enterokokus, Laktobasilus, dan Difteroid. Khamir Candida albicans dapat juga
dijumpai pada bagian usus kecil ini. Pada bagian usus kecil yang jatuh (ileum),
mikrobiota mulai menyerupai yang dijumpai pada usus besar. Bakteri anaerobik dan
enterobakteri mulai nampak dalam jumlah besar.
Usus Besar
Di dalam tubuh manusia, kolon atau usus besar, mengandung populasi mikrobe
yang terbanyak. Telah diperkirakan bahwa jumlah mikroorganisme di dalam
spesimen tinja adalah kurang lebih 1012 organisme per gram. Basilus gram negatif
anaerobik yang ada meliputi spesies Bacteroides (B. fragilis, B. melaninogenicus, B.
oralis) dan Fusobacterium. Basilus gram positif diwakili oleh spesies-spesies
Clostridium (serta spesies-spesies Lactobacillus).
F. Saluran kemih
Berbagai mikroba yang biasanya ditemukan dalam sistem urogenital seperti
Coagulase negative Staphylococci, Mycobacterium spp, Bacteroides spp,
Fusobacterium species, Peptostreptococcus spp, Diphtheroids, Streptococcus
(various species), Lactobacillus spp, Peptostreptococcus spp, Candida spp,
Clostridium spp, Gardenerella vaginalis.7 Uretra anterior manusia mengandung
mikroba yang sama dengan yang ditemukan di kulit dan perineum dalam jumlah
yang sedikit. Interpretasi kultur urin harus dilakukan dengan hati-hati karena flora
4
dijumpai di uretra anterior dan sampel urin mengandung mikroorganisme 10 /ml
bila urin pancaran tengah tidak diperoleh.3,7
G. Vagina
Segera setelah lahir, laktobasil aerob terdapat dalam vagina dan menetap
selama pH tetap asam (beberapa minggu). Bila pH menjadi netral ( tetap demikian
sampai mencapai pubertas) terdapat campuran kokus dan basil. Pada waktu pubertas,
Laktobasil ditemukan kembali dalam jumlah yang besar dan menambah
mempertahankan pH asam melalui pembentukan asam dari karbohidrat, khususnya
glikogen. Adapun tujuan keasaman tersebut merupakan mekanisme penting untuk
mencegah menetapnya mikroorganisme lainnya, mungkin mikroorganisme yang
merugikan dalam vagina. Bila Laktobasil ditekan oleh pemberian obat-obat
antibiotika mikroba, jamur atau berbagai kuman akan bertambah jumlahnya dan
menyebabkan iritasi dan peradangan. Flora normal vagina sering pula meliputi
Streptococcus anaerobic (Peptostreptococcus), spesies Bacteroides, Clostridia,
Gardnella (Haemophilus) vaginalis, Ureaplasma urealyticum, dan kadang-kadang
Listeria. Lendir serviks mempunyai aktivitas anti kuman dan mengandung lisozim.3
H. Bakteri di darah dan jaringan
Pada keadaan normal darah dan jaringan adalah steril. Kadang-kadang karena
manipulasi sederhana seperti mengunyah, menyikat gigi, ekstraksi gigi, flora
komensal dari mulut dapat masuk ke jaringan atau darah. Dalam keadaan normal
mikroorganisme tersebut segera dimusnahkan oleh sistem kekebalan tubuh. Hal
seperti itu dapat terjadi pula dengan flora faring, saluran cerna dan saluran kemih.
Pada keadaan abnormal seperti adanya katup jantung abnormal, atau protesa lain,
bakteremia di atas dapat mengarah pada pembentukan koloni dan infeksi.
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Flora normal adalah kumpulan mikroorganisme yang secara alami terdapat pada tubuh
manusia. Mikroba yang terdapat dalam tubuh manusia selalu memiliki dampak baik positif
maupun negatif.
2. Dampak Positif Flora Normal Manusia
Flora yang hidup di bagian tubuh tertentu pada manusia mempunyai peran penting dalam
mempertahankan kesehatan dan hidup secara normal.
B. Saran
Sebaiknya pembaca tidak hanya menjadikan makalah ini sebagai acuan dalam memperdalam
pengetahuan mengenai Mikroba khususnya pada pembahasan sekaitan dengan Mikroskop
dan metode mikrobiologi. Akan tetapi, mencari informasi tambahan yang terkait melalui
berbagai sumber lain agar lebih mengerti dan memahami tentang ruang lingkup Mikroskop
dan metode mikrobiologi.
DAFTAR PUSTAKA