Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM TEKNIK PENGENDALIAN VEKTOR

MODUL 1

BIODIVERSITAS DAN PENGENDALIAN VEKTOR KECOA

OLEH :

1. DYAH KUSUMA (31160002)


2. DEBORA ALFI S (31160008)
3. IREIN KUSUMA A (31160036)
4. MARIA T. SEMA (31160023)
5. VIONA C.H. S (31160018)

FAKULTAS BIOTEKNOLOGI

PROGRAM STUDI BIOLOGI

UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA

YOGYAKARTA

2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Kecoa adalah salah satu serangga rumahan yang sering menganggu kenyamanan
manusia. Kecoa sering terlihat di tempat-tempat yang kotor ,seperti tumpukan karton,sisa
makanan , septi tank dll. Kecoa juga merupakan salah satu serangga yang berbahaya bagi
kesehatan manusia. Hal ini dikarenakan kecoa merupakan salah satu vector penyakit. Kecoa
dapat menularkan bakteri yang dapat menganggu kesehatan manusia

Vektor adalah anthropoda yang dapat menimbulkan dan menularkan suatu Infectious
agent dari sumber Infeksi kepada induk semang yang rentan. Bagi dunia kesehatan masyarakat,
binatang yang termasuk kelompok vektor yang dapat merugikan kehidupan manusia karena
disamping mengganggu secara langsung juga sebagai perantara penularan penyakit, seperti yang
sudah diartikan diatas. Bakteri yang ditemukan pada kecoa adalah bakteri penyebab
cholera,tetanus,tuberculosis, anthrax dan protozoa.

Praktikum ini sangatlah penting dilakukan untuk mengetahui jenis vector yang dapat
menyebarkan penyakit ,habitat dari vector , serta penyakit yang ditimbulkan akibat penyebaran
vector. Hal ini bertujuan agar mahasiswa mampu menemukan solusi yang tepat untuk mengatasi
masalah penyebaran vector yang terjadi di lingkungan

1.2 Tujuan

1. Mengetahui jenis vector kecoa serta habitat dari kecoa tersebut


2. Mengetahui penyakit yang disebabkan oleh vector kecoa
3. Mengetahui solusi pengendalian vector kecoa
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 KECOA
(klasifikasi, foto  dr internet +sumber, habitatnya, morfologi, pengendalian)
Sebagai hewan yang hidup didalam rumah, kecoa dikenal dapat memindahkan
beberapa macam organisme pathogen sehingga termasuk dalam kelompok vektor.
Beberapa spesies kecoa telah dikenal sebagai vektor mekanik organisme patogen
terhadap manusia atau pernah menggigit manusia, di antaranya adalah Blaberus atropos
(Stoll), Blaberus craniifer Burm., Blaberus discoidalis Servile, Blatta orientalis
Linnaeus, Blattella germanica (Linnaeus), Eurycotis floridana (Walker), Leucophaea
maderae (Fabricius), Nau-phoeta cinerea (Olivier), Neostylopyga rhombifolia (Stoll),
Periplaneta americana (Linnaeus), Periplaneta australasiae (Fa-bricius), Periplaneta
brunnea Burmeister, Periplaneta fuliginosa (Serville), Poly-phaga saussurei (Dobim),
Pycnoscelus surinamensis (Linnaeus) dan Supella longi-palpa (Fabricius).. kecoa
memiliki peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit. Dalam penularan
penyakit, kecoa dapat berperan sebagai vektor mekanik bagi beberapa mikroorganisme
pathogen seperti Streptococcus sp, Salmonella sp dan lain-lain sehingga mereka
berperan dalam penyebaran penyakit antara lain, Disentri, Diare, Cholera, Virus
Hepatitis A, Polio pada anak-anak. Kecoa juga dapat berperan sebagai inang perantara
bagi beberapa spesies cacing serta menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti
dermatitis, gatal-gatal dan pembengkakan kelopak mata (Roth, L.M. and E.R. Willis,
1957a)..
2.1.1 Blatella germanica

Kecoa Jerman (Blattella germanica) merupakan serangga hama yang kehidupannya


sangat dekat dengan aktifitas manusia. Kita dapat menemukannya di rumah, hotel, restoran,
rumah sakit, perpustakaan, kendaraan, gedung-gedung perkantoran, dan lain-lain. Serangga ini
merupakan serangga hama yang cukup mengganggu bagi manusia karena selain dapat
mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap (Sukirno, 2003)

Mereka juga berperan sebagai vektor yang membantu menyebarkan bermacam-macam


virus patogen, bakteri, protozoa dan helminthes (Bell dan Adiyodi, 1981). B.germanica suka
memakan kertas, sehingga seringkali merusak dan memakanbagian-bagian buku. Ukuran
tubuhnya yang kecil menyebabkan serangga ini dapatmenjangkau tempat-tempat yang
tersembunyi disekitar lingkungan kita.

Menurut Klasifikasi dari kecoa jerman


sebagai berikut :
Kingdom Animalia
Pillum Arthropoda
Kelas Insecta
Ordo Orthoptera
Familia Blattellidae
Spesies Blattella germanica
Sumber
(Sukirno, 2003) :https://www.environmentalscience.bayer.co.id/manajemen-
hama/what-to-control/german-cockroach
Morfilogi Blattella germanica

Terdiri atas segmen kepala dada & perut. Kepala tersembunyi di bawah pronotum.
Pronotum & sayap licin, terlihat keras, tidak berambut & berduri. Pada bagian kepala terdapat
sepasang mata facet, sepasang antena /alat peraba & 3 pasang alat mulut. Ukuran tubuhnya
antara 10-15 mm, lebar 4-5 mm,warnanya merah /kuning kecoklatan, pada kecoa jantan sayap
lebih panjang dibandingkan tubuhnya dan pada betina sayap menutupi bagian abdomennya.
Punya 2 sayap yg depan mirip kulit,lentur dgn venasi yang jelas,sayap belakang seperti selaput
menutupi abdomen antero lateral sayap atas nampak jelas. Periplaneta germanica memiliki
periode nymfa & pd fase tersebut terjadi moulting (pergantian kulit). kecoa jerman mengalami
moulting sebanyak 7 – 13 kalidan periode nimfa berlangsung selama 5 – 15 bulan (Dhiya
dkk,2016)

Siklus hidup

1. Telur
Seekor betina mampu menghasilkan 20-30 ooteka selama hidupnya, dan setiap ooteka
mengandung 22-24 butir telur. Telur Periplaneta australasiae ini dapat dihasilkan secara
partenogenetik (tanpa kawin), tetapi nimfa yang menetas tidak mampu menjadi dewasa.
Masa inkubasi telur rata-rata 40 hari.
2. Nimfa
Kecoa atau nimfa instar terakhir mempunyai bercak kuning terang sepanjang sisi
abdomennya. Biasanya ditemukan di tempat-tempat yang lembab dan hangat
3. Kecoa dewasa
Daur hidup kecoa mencapai 7 bulan, meliputi masa inkubasi kapsul telur rata-rata 35
hari, perkembangan nimfa memerlukan waktu antara 4bulan sampai 6 bulan, serangga
dewasa kemudian berkopulasi dan 10 hari kemudian yang betina menghasilkan kapsul
telur yang pertama. (Dhiya dkk,2016)
Habitat kecoa

1. Tempat Perindukan
Umumnya kecoa lebih menyukai tempat-tempat yang kotor, lembab dan sejuk.
Seperti di WC, di bawah tumpukan barang-barang, di gudang yang lembab dan berbau,
atau di tempat-tempat kotor dan gelap lainnya. Ia juga dapat dijumpai di sekitar
permukiman, restoran, rumah sakit, supermarket atau gedunggedung tempat terdapat
bahan-bahan makanan atau minuman disimpan.
2. Cara Hidup
Kecoa umumnya tinggal berkelompok. Mereka beraktifitas mencari makan pada
malam hari dan di siang hari mereka bersembunyi di dalam celah- celah dinding, bingkai
pintu, di dalam kamar mandi, lemari, selokan, gua, mesin jahit, televisi, radio dan alat
elektronik lain Dengan tubuhnya yang pipih, apabila kecoa merasa terganggu / terancam
hidupnya maka dia akan menyembunyikan tubuhnya di celah yang sempit. Kecoa juga
dapat menggunakan cara lain untuk melindungi dirinya dari bahaya, yaitu dengan
mengeluarkan cairan berbau busuk.
3. Makanan yang disukai
Kecoa memakan semua jenis makanan yang dikonsumsi oleh manusia, terutama
yang mengandung gula dan lemak. Seperti susu, keju, daging, kue, biji- bijian, gula dan
coklat. Mereka juga menyenangi karton, tumpukan buku, lem katu, darah ekskreta, dan
sputum.(Dhiya dkk,2016)

2.1.2 Periplaneta Americana

2.1.3 Supella longipalpa

Menurut sukirno (2003), klasifikasi dari kecoa Supella longipalpa adalah sebagai berikut,

Kingdom : Animalia
Phylum : Euarthropoda
Class : Insecta
Ordo : Blattodea
Family : Ectobiidae
Sumber : Wikipedia
Genus : Supella
Species : S. longipalpa

Supella longipalpa adalah kecoa kosmopolitan dan komensal dengan tempat hunian
manusia. Serangga ini termasuk kelompok omnivore karena mampu memakan apa pun. Supella
longipalpa umumnya dikenal sebagai brown-bandedcockroach dan juga dinamai kecoa tropis
dan dapat ditemukan di rumah, apartemen, hotel dan rumah sakit. Bentuk dan ukurannya hampir
sama dengan Blatella germanica, tetapi mempuyai dua pita gelap di sayap depannya, berukuran
kecil, dengan panjang tubuh 10-14 mm (Dhiya dkk, 2016)

Morfologi Supella longipalpa

Menurut Winarno (2001) Ciri khas pada S.longipalpa adalah pada sayapnya. Sayap kecoa
S.longipalpa betina berwarna sama yaitu dari coklat kemerahan sampai coklat gelap, sedangkan
yang jantan berwarna coklat gelap pada bagian dasar, secara bertahap menjadi coklat terang ke
arah ujung. Baik jantan maupun betina terdapat bagian sayap yang terlihat terang tembus seakan
akan mempunyai pita coklat pucat atau kuning terang yang menyilang dari dasar sayap dan pita
lainnya pada sepertiga bagian atas sayap. Sayap jantan menutupi abdomen secara sempurna,
sedangkan sayap betina lebih pendek, tidak menutupi seluruh bagian abdomen. Abdomen atau
perut kecoa S.longipalpa betina lebih lebar dan lebih membulat dari pada yang jantan. Nimfa
kecoa S.longipalpa ini mudah dikenali dengan adanya dua buah pita kuning yang menyilang di
bagian atas abdomen.

Siklus hidup

S.longipalpa dewasa bisa hidup selama 90 hari untuk yang betina, sedang yang jantan
115 hari. Seekor betina dapat menghasilkan 14 ooteka, yang masing-masing berisi 14-18 telur.
Ooteka lipas ini berwarna coklat merah terang, panjangnya 4-5 mm dan biasanya ditemukan
menempel pada alat perabot rumah tangga (furnitur), dekorasi dinding, celah dan retakan, dan
atap. Masa inkubasi telur kecoa S.longipalpa ini rata-rata 70 hari. Telur menetas menjadi kecoa
muda atau nimfa yang kemudian menyilih atau molting sebanyak 6-8 kali (instar).
Perkembangan dari telur hingga dewasa adalah 90-276 hari dengan rata-rata 161 hari. Dalam
setahun seekor betina dan keturunannya dapat menghasilkan lebih dari 600 ekor kecoa (Prijono,
1988)

Habitat kecoa

Kecoa dewasa lebih sering ditemukan di tempat hunian manusia daripada gedung-gedung
komersil. kecoa dewasa dan muda lebih menyukai bersembunyi di tempat yang hangat, daerah
yang tinggi nekat atap, di belakang dekorasi dinding dan wallpaper yang longgar, di kloset, di
bawah atau bagian dalam perabot rumah tangga, dan peralatan listrik seperti televisi, stereo dan
alat pemanggang roti. kecoa ini bisa memasuki ruangan-ruangan sempit di dalam rumah.
Akibatnya kecoa S.longipalpa ini seringkali lebih sulit dikendalikan daripada kecoa lainnya.
(Dhiya dkk, 2016)
2.1.4 Blatta orientalis

2.1.5 Nauphoeta cinerea

Nauphoeta cinerea biasa dikenal sebagai kecoa lobster karena memiliki tubuh yang
beruas-ruas seperti lobster. Adapun klasifikasi dari Nauphoeta cinerea adalah sebagai
berikut (Gurney, 1953),

Kerajaan : Animalia

Filum : Arthropoda

Kelas : Insecta

Ordo : Blattodea

Famili : Blaberidae

Genus : Nauphoeta Sumber : Wikipedia

Species : Nauphoeta cinerea

Masuk dalam ordo yang sama dengan kecoa Blatta sp yakni ordo Blattodea (Kecoa-
rayap) dilihat dari bentuk yang secara umum mirip dengan Blatta sp (sama-sama bertubuh pipih
seperti rayap). Hanya saja yang membedakan kedua jenis kecoa tersebut adalah dari sayapnya.
Ukuran tubuh Nauphoeta cinerea kurang lebih 23mm. Kecoa jenis Nauphoeta cinerea menyukai
tempat beriklim tropis dan sering ditemukan didalam ruangan (Gurney, 1953).

2.2 PENGENDALIAN
2.2.1 Secara kimia
2.2.2 Secara non kimiawi
BAB III

METODOLOGI

3.1 Alat
1. Mikroskop
2. pinset
3. Petri
3.2 Bahan
1. Berbagai jenis kecoa
2. Kloroform
3.3 Langkah kerja

Ditangkap kecoa di habitat kecoa tersebut

Kemudian kecoa yang masih hidup dibius dengan kloroform

Dilakukan pengamatan dengan menggunakan mikroskop

Diidentifikasi jenis dan karakteristik kecoa tersebut dengan cara studi kepustakaan
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

No Jenis kecoa Panjang Lebar Warna Jumlah


(cm) (cm) (ekor)
1 Periplaneta americana 4 1.5 Coklat tua pada 3
bagian tengah
3.5 1 tubuhnya, dan
coklat muda
3.5 1
kekuningan pada
bagian tepi
2 Nauphoeta cinerea 3.2 1.2 Coklat kekuningan 3
dengan garis-garis
2.9 1.2 coklat memanjang
dipunggung. Sayap
2.9 1.2
berwarna keabuan
3Blatta orientalis 2 0.5 Hitam 1

3.5 1.1 Cokelat tua 1

4. 1 Periplaneta americana
Betina Jantan

4. 2 Nauphoeta cinerea
Betina Jantan

6
13

14
7
12
8

11
10

Keterangan :
1. Prothorax
2. Antena
3. Protonum
4. Elytron (sayap atas)
5. Wing
6. Compound eye
7. Mesothorax
8. Middle leg
9. Hind leg
10. Anal cercus
11. Abdominal plate (alat kelamin betina)
12. Abdomen
13. Fore leg
14. Metathorax
15. Stylus (alat kelamin jantan)
Kecoa Nauphoeta cinerea menurut Gurney (1953) termasuk kedalam Filum
Arthropoda, kelas Insekta, ordo Blattodea (Kecoa-rayap) yang memiliki tubuh pipih dan
berbentuk seperti rayap, dan Famili Blaberidae. Pada umumnya ukuran tubuh Nauphoeta
cinerea kurang lebih 23mm.
Menurut Gurney (1953), habitat dari Nauphoeta cinerea adalah tempat beriklim
tropis dan biasanya sering ditemukan didalam ruangan. Nauphoeta cinerea memiliki
tubuh yang berwarna coklat tua dengan memiliki ruas-ruas (segmen) yang berwarna
coklat muda. Ruas-ruas yang dimiliki oleh Nauphoeta cinerea mirip seperti lobster
sehingga tak jarang kecoa Nauphoeta cinerea disebut juga “Kecoa lobster”. Sayap yang
dimiliki oleh kecoa Nauphoeta cinerea berwarna keabuan.
Apabila diperhatikan gambar kecoa Nauphoeta cinerea pada tabel diatas dapat
diketahui bahwa perbedaan yang menonjol antara kecoa Nauphoeta cinerea jantan dan
betina adalah pada panjang sayapnya dimana kecoa Nauphoeta cinerea jantan memiliki
sayap yang lebih panjang dibandingkan kecoa betina. Kecoa jantan memiliki alat kelamin
berupa Stylus yang terletak didekat Anal cerci (bagian 15), Stylus ini kadang tidak
nampak dengan mata telanjang namun apabila bagian abdomen kecoa ditekan,
Stylus akan keluar. Sedangkan Kecoa betina memiliki alat kelamin berupa Abdominal
plate.

4. 3Blatta orientalis
Betina Jantan
BAB V

KESIMPULAN

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

1. Jenis kecoa yang diamati dalam praktikum ini adalah Blatella germanica, Periplaneta
Americana, Supella longipalpa, Blatta orientalis dan Nauphoeta cinerea. Habitat kecoa
biasanya adalah tempat-tempat yang lembab, hangat, dan gelap. Tempat tersebut dapat
berupa celah-celah di sekitar pembuangan air limbah, dapur, tempat sampah, gudang
makanan atau lemari makan, dan tempat pembuangan kotoran manusia.
2. Kecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit. Kecoa dapat
menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal dan
pembengkakan kelopak mata pada manusia. Kecoa juga sebagai vector mekanik bagi
beberapa mikro organisme pathogen, dan sebagai inang perantara bagi beberapa spesies
cacing.
3. Pengendalian pada kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimia, pengendalian secara
fisik dapat dilakukan dengan membunuh langsung kecoa dan menyiram tempat
perindukkan dengan air panas. Sedangkan pengendalian kimia dapat dilakukan dengan
cara menggunakan bahan kimia insektisida dengan formulasi spray (penyemprotan)
untuk pemberantasan kecoa.
DAFTAR PUSTAKA

Bell,W.J.,and K.G.Adiyodi.1981.The American Cockroach.New York:Chapman& Hal

https://www.environmentalscience.bayer.co.id/manajemen-hama/what-to-control/german
cockroach

Dhiya dkk,2016. Jenis-Jenis Kecoa dan Hubungannya Sebagai Vektor Penyakit

Gurney, Ashley . B. 1953. Distribution, General Bionomics, and Recognition Character of two
Cockroaches Recently Estabilished in The United States. Vol. 103. Washington :
Smithsonian Institution

Prijono, D. 1988. Pengujian Insektisida. Jurusan Hama danPenyakit Tumbuhan. Fakultas


Pertanian. IPB. Bogor. 144 hlm.

Roth, L.M. and E.R. Willis., 1957a, The medical and veterinary importance of cockroaches.
Smithsonian Misc. Coll., 134: 1 — 147.

Sukirno, 2003. Produktifitas dan mortalitas Periplaneta Americana


(Linnaeus),(Blattaria;Blattidae) di Laboratorium.
http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol%202/Mardjan23.pdf (diakses pada
tanggal 25 Febbuari 2019)

Winarno. F.G. 2001. Hama Gudang dan Teknik Pemberantasannya. M Brio Press. Bogor.

Anda mungkin juga menyukai