PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecoa adalah salah satu jenis serangga yang paling umum banyak
ditemukan di rumah-rumah dan bangunan lainnya. Biasanya pada malam hari
mereka mencari makanan di dapur, tempat penyimpanan makanan, tempat
sampah, saluran air dan selokan. Serangga ini seringkali mengganggu
kenyamanan hidup manusia dengan meninggalkan bau tidak sedap, menimbulkan
alergi, mengotori dinding, buku, dan perkakas rumah tangga serta menyebarkan
berbagai patogen penyakit.
Beberapa orang mungkin menjadi alergi terhadap kecoa setelah sering
terpapar. Kecoa dapat bertindak sebagai vektor penyakit, karena kecoa suka di
tempat-tempat yang lembab, gelap, dan kotor sehingga dapat membawa kuman
penyakit yang menempel pada tubuhnya yang dibawa dari tempat-tempat kotor
tersebut dan akan tertinggal atau menempel di tempat yang dilaluinya. (Bapelkes,
2004).
Penularan penyakit dapat terjadi saat mikroorganisme patogen tersebut
terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa, kemudian melalui organ
tubuh kecoa, mikroorganisme sebagai bibit penyakit tersebut mengkontaminasi
makanan (Anonim, 2004). Penyakit yang ditularkan oleh kecoa antara lain
penyakit pencernaan, seperti diare, disentri, demam tifoid dan kolera dan lainnya
yang berkaitan dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk.
Di dunia terdapat kurang lebih 3.500 spesies kecoa, 4 (empat) spesies
diantaranya umumnya terdapat di dalam rumah yaitu Periplaneta americana
(American Cockroach), Blattela germanica (German Cockroach), Blatta
orientalis (Oriental Cockroach), dan Supella langipalpa (Brown Banded
Cockroach). (Ebeling, 1996)
Perlunya pengendalian kecoa agar tidak menimbulkan penyakit dan
masalah kesehatan lainnya dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
pengendalian secara biologis, mekanis, kimiawi serta menjaga sanitasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja spesies kecoa?
2. Bagaimana ciri-ciri dan daur hidup kecoa?
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kecoa (Cockroach)
Kecoa adalah salah satu jenis serangga yang paling umum banyak
ditemukan di rumah-rumah dan bangunan lainnya. Biasanya pada malam hari
mereka mencari makanan di dapur, tempat penyimpanan makanan, tempat
sampah, saluran air dan selokan. Serangga ini seringkali mengganggu
kenyamanan hidup manusia dengan meninggalkan bau tidak sedap, menimbulkan
alergi, mengotori dinding, buku, dan perkakas rumah tangga serta menyebarkan
berbagai patogen penyakit.
Menurut Depkes RI (2002), kecoa merupakan serangga yang hidup di
dalam rumah, restoran, hotel, rumah sakit, alat angkut, gudang, kantor,
perpustakaan, dan lain-lain. Serangga ini sangat dekat hidupnya dengan manusia,
menyukai bangunan yang hangat, lembab dan banyak terdapat makanan, hidupnya
berkelompok, dapat terbang aktif pada malam hari seperti di dapur, tempat
penyimpanan makanan, sampah, saluran-saluran air kotor. Umumnya menghindari
cahaya, siang hari bersembunyi di tempat gelap dan sering bersembunyi di celahcelah. Serangga ini dikatakan pengganggu karena mereka biasa hidup di tempat
kotor dan dalam keadaan tertentu mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap.
Kecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit.
Peranan tersebut antara lain :
a. Sebagai vektor mekanik bagi beberapa mikro organisme patogen.
b. Sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing.
c. Menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal dan
pembengkakan pada kelopak mata.
2.2 Jenis Kecoa (Cockroach)
Di dunia terdapat kurang lebih 3.500 species kecoa, 4 (empat) spesies
diantaranya umumnya terdapat di dalam rumah yaitu Periplaneta Americana
(American
orientalis
Cockroach),
(Oriental
Blattela
Cockroach),
germanica (German
dan Supella
Cockroach),
langipalpa (Brown
Blatta
Banded
Cockroach) ke empat species kecoa tersebut memiliki daur hidup dari kapsul telur,
nymfa dan dewasanya.
adalah
10-14
dan
kunimh
yang
bewarna
kemerah-merahan
coklat
kekuning-kuningnan
4. Periplaneta australasiae
Kecoa
jenis
ini
tetapi
lebih
yaitu
Periplaneta
americana
germanica
Lalu setelah itu kecoa tersebut hinggap di makanan yang dimakan manusia atau
jika manusia menyentuh bekas tempat yang dihinggapi kecoa.
c. Tuberkulosa (TBC)
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Kecoa bisa menularkan penyakit tuberculosis jika
kecoa hinggap di dahak atau air liur orang dengan penyakit tuberculosis. Penyakit
ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang
organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Jika diterapi dengan benar
tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang
peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan.
d. Kolera
Kolera adalah penyakit menular di saluran pencernaan yang disebabkan
oleh bakterium Vibrio cholerae. Bakteri ini biasanya masuk ke dalam tubuh
melalui air minum yang terkontaminasi oleh sanitasi yang tidak benar atau dengan
memakan ikan yang tidak dimasak benar, terutama kerang. Bakteri Vibrio
cholerea berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila
kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya
maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit
kolera itu juga. Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci
sayuran atau makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan
yang hidup di air terkontaminasi bakteri kolera, bahkan air tersebut (seperti di
sungai) dijadikan air minum oleh orang lain yang bermukim disekitarnya.
Gejalanya termasuk diare, perut keram, mual, muntah, dan dehidrasi.
e.
Infeksi cacing
Dalam perut kecoa terdapat cacing kecil dan halus. Hal ini disebabkan
karena kecoa memiliki sifat grooming (membersihkan diri). Ketika habis melewati
tempat kotor, kecoa akan menjilayi tubuhnya sendiri. Hal ini bisa menyebabkan
telur cacing yang menempel di tubuhnya masuk ke dalam perut kecoa dan
kemudian menetes di perutnya. Jenis cacing yang dapat menginfeksi kecoa
diantaranya adalah cacing-cacing pencernaan seperti cacing kremi dan cacing
tambang. Cacing dalam kecoa ini bisa menginfeksi manusia jika kecoa dibunuh
dengan cara dipukul sehingga isi perutnya keluar. Cacing dalam isi perut kecoa
tersebut bisa masuk tubuh manusia jika manusia menginjak cacing tersebut.
Selain itu kecoa juga biasanya hinggap di benda yang biasa dipegang manusia.
Jadi kotoran yang menempel di tubuhnya bisa melekat di benda tersebut dan jika
terpegang oleh manusia, bisa masuk ke dalam tubuh manusia.
f. Asma
Asma adalah penyakit yang sering di temukan di pemukiman padat
penduduk, pada mulanya asma diyakini akibatdari kurangnya kesehatan
lingkungan, seperti banyak menghirup asap, debu, atau udara kotor lainnya.
Pabrik di sinyalir adalah penyumbang sebab masalah asma terjadi selain
kendaraan bermotor. Tapi setelah sebuah Universitas di Amerika meneliti secara
akurat dalam waktu yang lama bukan itu penyebab asma padahal kita merasa
yakin penyebab asma adalah faktor lingkungan, ternyata penyebab dari asma
adalah kecoa. Zat yang terkandung dalam anak-anak atau pengidap asma adalah
protein yang sama seperti pada kecoa. Umumnya kecoa mengeluarkan protein di
sembarangan tempat termasuk lantai, bantal atau kasur, dari ceceran protein itu
terhirup oleh manusia atau anak-anak yang pada akhirnya menimbulkan penyakit
asma. Alergi kecoa pertama kali dilaporkan sekitar 50 tahun yang lalu dan sangat
berbahaya. Alergen kecoa adalah kotorannya dan serpihan-serpihan dari bangkai
kecoa yang menjadi debu dan masuk ke dalam bronkus. Kepekaan terhadap debu
ini memicu reaksi alergi bronchial yang disebut asma.
2.6 Pemberantasan Kecoa
Cara pengendalian kecoa ditujukan terhadap kapsul telur dan kecoa :
a. Pembersihan kapsul telur
Mekanis yaitu mengambil kapsul telur yang terdapat pada celah-celah
dinding, celah-celah almari, celah-celah peralatan, dan dimusnahkan dengan
membakar atau dihancurkan.
b. Pemberantasan kecoa
Pemberantasan kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimia.
1. Fisik atau mekanis
a) Menyiram tempat perindukkan dengan air panas.
b) Menutup celah-celah dinding.
2. Kimiawi
Menggunakan
bahan
kimia
(insektisida)
dengan
formulasi
spray
Lipas atau kecoa suka mencari makanan yang mengandung sari pati, maka
tempat penyajian dan pengolahan makanan merupakan sasaran yang baik
bagi kecoa untuk mencari makanan yang berbahan pati. Tubuh kecoa yang
kecil memudahkan kecoa untuk menyusup kedalam tempat penyajian
makanan dan mecari makanan,dan memungkinkan membuat kecoa
tersebut masuk kedalam zat makanan sehingga terjebak di dalamnya dan
mati dalam makanan tersebit. Maka diperlukan penutup tempat
pengolahan dan penyajian makanan guna menjaga makanan supaya tidak
terkontaminasi kecoa.
3. Menjaga kebersihan lingkungan
Dengan menjaga lingkungan bersih maka
memungkinkan untuk
13
pemasangan kawat kassa pada saluran air di kamar mandi serta flushing
atau penyemprotan secara berkala pada saluran air.
b. Segi Epidemiologi
Dari segi epidemiologi penyakit yang ditimbulkan melalui perantaraan kecoa
adalah demam thypoid, disentri, kolera, diare, leprosy, plague, dan penyakit
akibat virus yaitu polio. Apabila kita amati penyakit diatas merupakan penyakit
yang agen biologisnya berasal dari tinja atau faeces manusia yang terinfeksi
bakteri maupun virus. Bakteri maupun virus bisa masuk ke dalam tubuh manusia
lain ialah melalui bantuan dari kecoa, kecoa hinggap dan mencari makan di tinja
manusia guna mencari zat makanan, secara tidak sengaja kecoa tersebut
membawa agen biologis dalam kakinya atau tubuhnya. Kemudian kecoa akan
mencari makanan yang makanan tersebut merupakan makanan manusia, kecoa
hinggap di makanan yang akan di makan manusia sehingga agen biologis yang
berada di tubuh kecoak tersebut akan berpindah ke dalam makanan. Sehingga
terjadilah mekanisme food borne disease dan vector borne disease. Dari segi
epidemiologi dapat dilakukan pemotongan rantai penularan melaui pemberantasan
agen biologis pada tinja manusia dengan pengolahan dan pembuangan yang tepat
sehingga kecoa tidak dapat hinggap dan membawa agen biologis ke dalam
makanan manusia,kemudian makanan yang ada haruslah di simpan dengan tepat
serta dilakukan pengolahan yang tepat supaya dapat membunuh agen biologis
yang ada dimakanan tersebut.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kecoa adalah serangga yang termasuk ordo Orthoptera dengan bentuk oval,
pipih dorso ventral. Kepala tersembunyi dibawah pronotum. Pronotum dan sayap
licin, keras, tidak berambut dan berduri. Berwarna coklat atau coklat tua. Panjang
tubuh kecoa sekitar 0,6-7,6 mm. Species kecoa ada 4 (empat) diantaranya
umumnya terdapat di dalam rumah yaitu Periplaneta Americana (American
Cockroach), Blattela germanica (German Cockroach), Blatta orientalis (Oriental
Cockroach), dan Supella langipalpa (Brown Banded Cockroach).
Morfologi kecoa meliputi caput (kepala) terdapat mulut yang digunakan
untuk mengunyah makan, terdapat sepasang mata majemuk yang dapat
membedakan gelap dan terang dan sepasang antena yang panjang yang digunakan
sebagai alat indera bau-bauan dan vibrasi udara. Thoraks (dada) yaitu terdapat tiga
pasang kaki dan sepasang sayap dan terdapat struktur seperti lempengan besar
yang berfungsi menutupi dasar kepala dan sayap di belakang kepala yang disebut
pronotum. Abdomen (perut) yaitu merupakan bagian dari sistem reproduksi, ujung
abdomen terdapat sepasang cerci yang berperan sebagai alat indera. Cerci ini
berhubungan langsung dengan kaki melalui ganglia saraf abdomen (otak
sekunder) yang penting dalam adaptasi pertahanan.
Siklus Hidup kecoa yaitu melalui telur, nimfa (kecoa muda), dan kecoa
dewasa. Kecoa dapat menebabkan berbagai penyakit meliputi demam thypoid,
diare, tuberkulosa (TBC), kolera, infeksi cacing, asma dan berbagai penyakit
melalui pencernaan. Adapun usaha dan peranan praktisi kesehatan masyarakat
guna menyelesaikan masalah kesehatan akibat kecoa yang sesuai dengan
pendekatan perspektif kesehatan masyarakat dapat dilakukan dari segi kesehatan
lingkungan yaitu mengelola sampah rumah tangga, menutup tempat pengolahan
dan penyajian makanan, menjaga kebersihan lingkungan, memperbaiki sanitasi
dan hygene, melakukan pengendalian fisik dan kimia dan melakukan manipulasi
lingkungan.
Usaha dari segi epidemiologi dapat dilakukan dengan pemotongan rantai
penularan melalui pemberantasan agen biologis pada tinja manusia dengan
15
pengolahan dan pembuangan yang tepat sehingga kecoa tidak dapat hinggap dan
membawa agen biologis ke dalam makanan manusia, kemudian makanan yang
ada haruslah di simpan dengan tepat serta dilakukan pengolahan yang tepat
supaya dapat membunuh agen biologis yang ada dimakanan tersebut.
Pengendalian kecoa dapat dilakukan dengan dua cara pembersihan kapsul
telur dan pemberantasan kecoa yang dapat dilakukan secara fisik atau mekanis
dan
kimiawi.
Selanjutnya
kebersihan
merupakan
kunci
utama
dalam
DAFTAR PUSTAKA
16
17