Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kecoa adalah salah satu jenis serangga yang paling umum banyak
ditemukan di rumah-rumah dan bangunan lainnya. Biasanya pada malam hari
mereka mencari makanan di dapur, tempat penyimpanan makanan, tempat
sampah, saluran air dan selokan. Serangga ini seringkali mengganggu
kenyamanan hidup manusia dengan meninggalkan bau tidak sedap, menimbulkan
alergi, mengotori dinding, buku, dan perkakas rumah tangga serta menyebarkan
berbagai patogen penyakit.
Beberapa orang mungkin menjadi alergi terhadap kecoa setelah sering
terpapar. Kecoa dapat bertindak sebagai vektor penyakit, karena kecoa suka di
tempat-tempat yang lembab, gelap, dan kotor sehingga dapat membawa kuman
penyakit yang menempel pada tubuhnya yang dibawa dari tempat-tempat kotor
tersebut dan akan tertinggal atau menempel di tempat yang dilaluinya. (Bapelkes,
2004).
Penularan penyakit dapat terjadi saat mikroorganisme patogen tersebut
terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa, kemudian melalui organ
tubuh kecoa, mikroorganisme sebagai bibit penyakit tersebut mengkontaminasi
makanan (Anonim, 2004). Penyakit yang ditularkan oleh kecoa antara lain
penyakit pencernaan, seperti diare, disentri, demam tifoid dan kolera dan lainnya
yang berkaitan dengan kondisi sanitasi lingkungan yang buruk.
Di dunia terdapat kurang lebih 3.500 spesies kecoa, 4 (empat) spesies
diantaranya umumnya terdapat di dalam rumah yaitu Periplaneta americana
(American Cockroach), Blattela germanica (German Cockroach), Blatta
orientalis (Oriental Cockroach), dan Supella langipalpa (Brown Banded
Cockroach). (Ebeling, 1996)
Perlunya pengendalian kecoa agar tidak menimbulkan penyakit dan
masalah kesehatan lainnya dapat dilakukan dengan beberapa cara seperti
pengendalian secara biologis, mekanis, kimiawi serta menjaga sanitasi.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja spesies kecoa?
2. Bagaimana ciri-ciri dan daur hidup kecoa?

3. Apa saja penyakit yang ditimbulkan oleh kecoa dan bagaimana


pemberantasannya?
1.3 Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari penulisah makalah ini adalah:
1. Mengetahui jenis, karakteristik, dan daur hidup dari kecoa,
2. Mengetahui beberapa penyakit yang dapat ditimbulkan akibat kecoa,
3. Mengetahui langkah pemberantasan terhadap masalah yang ditimbulkan
akibat kecoa,
4. Mengimplementasikan keilmuan kesehatan masyarakat yang dimiliki
dalam menyelesaian masalah yang ditimbulkan akibat kecoa.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kecoa (Cockroach)
Kecoa adalah salah satu jenis serangga yang paling umum banyak
ditemukan di rumah-rumah dan bangunan lainnya. Biasanya pada malam hari
mereka mencari makanan di dapur, tempat penyimpanan makanan, tempat
sampah, saluran air dan selokan. Serangga ini seringkali mengganggu
kenyamanan hidup manusia dengan meninggalkan bau tidak sedap, menimbulkan
alergi, mengotori dinding, buku, dan perkakas rumah tangga serta menyebarkan
berbagai patogen penyakit.
Menurut Depkes RI (2002), kecoa merupakan serangga yang hidup di
dalam rumah, restoran, hotel, rumah sakit, alat angkut, gudang, kantor,
perpustakaan, dan lain-lain. Serangga ini sangat dekat hidupnya dengan manusia,
menyukai bangunan yang hangat, lembab dan banyak terdapat makanan, hidupnya
berkelompok, dapat terbang aktif pada malam hari seperti di dapur, tempat
penyimpanan makanan, sampah, saluran-saluran air kotor. Umumnya menghindari
cahaya, siang hari bersembunyi di tempat gelap dan sering bersembunyi di celahcelah. Serangga ini dikatakan pengganggu karena mereka biasa hidup di tempat
kotor dan dalam keadaan tertentu mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap.
Kecoa mempunyai peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit.
Peranan tersebut antara lain :
a. Sebagai vektor mekanik bagi beberapa mikro organisme patogen.
b. Sebagai inang perantara bagi beberapa spesies cacing.
c. Menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis, gatal-gatal dan
pembengkakan pada kelopak mata.
2.2 Jenis Kecoa (Cockroach)
Di dunia terdapat kurang lebih 3.500 species kecoa, 4 (empat) spesies
diantaranya umumnya terdapat di dalam rumah yaitu Periplaneta Americana
(American
orientalis

Cockroach),
(Oriental

Blattela

Cockroach),

germanica (German
dan Supella

Cockroach),

langipalpa (Brown

Blatta
Banded

Cockroach) ke empat species kecoa tersebut memiliki daur hidup dari kapsul telur,
nymfa dan dewasanya.

a. Brown-Banded Cockroach (Supella longipalpa)


Terdapat di seluruh dunia.
Panjangnya

adalah

10-14

mm, dan mempunyai warna


coklat

dan

kunimh

yang

menyambung. Ukuran kulit


telur adalah 4-5 mm dan
berisi sekitar 16 telur.
1.

American Cockroach (Periplenata


americana)
Kecoa jenis ini tersebar di
seluruh dunia. Panjangnya 35-40 mm
dan

bewarna

kemerah-merahan

berkilau sampai coklat. Kulit telur


mempunyai ukuran 8-10 mm dan
berisi 16 telur.
2. German Cockroach (Blatella germanica)
Ditemukan di sebagian belahan dunia.
Bewarna

coklat

kekuning-kuningnan

mengkilat dan pangjangnya 10-15 mm.


Panjang kulit telur sekitar 7-9 mm dan berisi
sekitar 40 telur.
3. Oriental Cockroach (Blatta orientalis)
Kecoa jenis ini terdapat di wilayah dengan
suhu dingin. Bewarna kehitam-hitaman
dan panjangnya 20-27 mm. Kulit telurnya
berukuran 10-12 mm dan berisi 16-18
telur.

4. Periplaneta australasiae
Kecoa

jenis

ini

terdapat di daerah tropis dan


sub tropis. Panjangnya 31-37
mm, menyerupai Periplaneta
Americana

tetapi

lebih

gelap. Mempunyai belang


kuning pucat, masing-masing sayap berkembang sekitar sepertiga lengan.
Kulit telurnya berisi sekitar 22-24 telur.
2.3 Ciri-Ciri Kecoa (Cockroach)
Kecoa adalah serangga yang termasuk ordo Orthoptera dengan bentuk
oval, pipih dorso ventral. Kepala tersembunyi dibawah pronotum. Pronotum dan
sayap licin, keras, tidak berambut dan berduri. Berwarna coklat atau coklat tua.
Panjang tubuh kecoa sekitar 0,6-7,6 mm.
a. Morfologi kecoa
1. Caput (kepala)
a. Terdapat mulut yang digunakan untuk mengunyah makanan
b. Terdapat sepasang mata majemuk yang dapat membedakan gelap dan
terang.
c. Sepasang antena yang ppanjang yang digunakan sebagai alat indera
bau-bauan dan vibrasi udara
2. Thoraks (dada)
a. Terdapat tiga pasang kaki dan sepasang sayap
b. Terdapat struktur seperti lempengan besar yang berfungsi menutupi
dasar kepala dan sayap di belakang kepala yang disebut pronotum
3. Abdomen (perut)
a. Merupakan bagian dari sistem reproduksi
b. Ujung abdomen terdapat sepsang cerci yang berperan sebagai alat
indera. Cerci ini berhubungan langsung dengan kaki memalui ganglia
saraf abdomen (otak sekunder) yang penting dalam adaptasi
pertahanan. Apabila kecoa merasakan adanya gangguan pada cerci,
maka kakinya akan bergerak lari sebelum otak menerima tanda atau
sinyal.
b. Siklus Hidup

Gambar 1. Siklus hidup kecoa


1. Telur
Dihasilkan oleh kecoa betina secara bergerombol dan dilindungi oleh kulit
keras yang disebut ootheca
2. Nimfa (kecoa muda)
a. Berbentuk seperti kecoa dewasa namun lebih kecil
b. Tidak memiliki sayap dan organ seksualnya belum berkembang
c. Mengalami pergantian kulit sebagai pertumbuhan dengan keluarnya
eksoskleton dari tuubuhnya
3. Kecoa dewasa
a. Kecoa jantan lebih cepat dewasa dibandingkan kecoa betina
b. Memiliki 2 pasang sayap
c. Pada masa kawin, kecoa jantan akan mengeluarkan cairan sperma yang
cukup untuk membuahi telur-telur betiina selama hidup.
2.4 Siklus Hidup Kecoa (Cockroach)
Menurut Santi (2004) siklus hidup kecoa melalui stadium telur nimfa
kecoa dewasa. Telur kecoa mempunyai sebuah kapsel coklat, dan diletakkan pada
tempat-tempat tersembunyi. Tetapi kecoa Jerman membawa-bawa kapsel telur
yang melekat pada tubuhnya. Kecoa Jerman merupakan jenis yang paling aktif
diantara jenis-jenis kecoa. Telur kecoa menetas menjadi nimfa kecil yang
menyerupai kecoa dewasa, tetapi tidak bersayap. Nimfa tumbuh menjadi besar
dan selama pertumbuhannya beberapa kali bertukar kulit (molt). Setelah
pertukaran kulit terachis muncul kecoa dewasa bersayap. Seluruh siklus hidup
kecoa berlangsung dalam jangka waktu yang berbeda-beda menurut jenis kecoa,
yaitu antara 6-1000 hari pada suhu kamar. Kecoa dewasa bisa hidup selama 3
bulan - 1 tahun. Menurut Depkes (2010) di dunia terdapat kurang lebih 3.500
species kecoa, 4(empat) spesies diantaranya umumnya terdapat di dalam rumah

yaitu

Periplaneta

americana

( American Cockroach), Blattela

germanica

(German Cockroach), Blatta orientalis (Oriental Cockroach), dan Supella


langipalpa (Brown Banded Cockroach) keempat species kecoa tersebut dari
kapsul telur, nymfa dan dewasanya.
Telur kecoa berada dalam kelompok yang diliputi oleh selaput keras yang
menutupinya kelompok telur kecoa tersebut dikenal sebagai kapsul telur atau
Ootheca. Kapsul telur dihasilkan oleh kecoa betina dan diletakkan pada
tempat tersembunyi atau pada sudut-sudut dan pemukaan sekatan kayu hingga
menetas dalam waktu tertentu yang dikenal sebagai masa inkubasi kapsul telur,
tetapi pada spesies kecoa lainnya kapsul telur tetap menempel pada ujung
abdomen hingga menetas. Jumlah telur maupun masa inkubasinya tiap kapsul
telur berbeda menurut spesiesnya. Dari kapsul telur yang telah dibuahi akan
menetas menjadi nimfa yang hidup bebas dan bergerak aktif. Nimfa yang baru
keluar dari kapsul telur berwarna putih seperti butiran beras, kemudian berangsurangsur berubah menjadi berwarna coklat. Nimfa tersebut berkembang melalui
sederetan instar dengan beberapa kali berganti kutikula sehingga mencapai
stadium dewasa.
a. Periplaneta americana
Linnaeus dewasa dapat dikenal dengan adanya perubahan dari tidak
bersayap pada stadium nimfa menjadi bersayap pada stadium dewasanya.
b. P.Americana
Dewasa terdapat dua pasang sayap baik pada yang jantan maupun betinanya.
Siklus hidup P.americana rata-rata 32 hari, perkembangan nimfa inkubasi
antara 5 sampai 6 bulan, serangga dewasa kemudian berkopulasi dan satu
minggu kemudian menghasilkan kapsul telur yang pertama sehingga daur
hidup P. americanamemerlukan waktu rata-rata 7 bulan.
c. Periplaneta brunnea
Burmeister dalam kondisi laboratorium dengan suhu rata-rata 29 C, dan
kelembaban 78 % mencapai 7 bulan, terdiri atas masa inkubasi kapsul telur
rata-rata 40 hari, perkembangan stadium nimfa 5 sampai 6 bulan.Masa
inkubasi kapsul telur
d. Neostylopyga rhombifolia
Stoll mencapai 6 bulan, meliputi masa inkubasi kapsul telur rata-rata 30 hari,
perkembangan nimfa antara 4 bulan dan 5 bulan. Serangga dewasa

kemudian berkopulasi dan 15 hari kemudian yang betina menghasilkan


kapsul telur.
e. Periplaneta australasiae
Fabricius mencapai 7 bulan, meliputi masa inkubasi kapsul telur rata-rata 35
hari, perkembangan nimfa memerlukan waktu antara 4 bulan sampai 6
bulan, serangga dewasa kemudian berkopulasi dan 10 hari kemudian yang
betina menghasilkan kapsul telur yang pertama

Gambar 2. Siklus hidup kecoa


2.5 Penyakit yang Ditimbulkan Kecoa
a. Tifus
Tifus atau typhoid fever adalah suatu penyakit infeksi bakterial akut yang
disebabkan oleh kuman Salmonella typhi. Di Indonesia penderita tifus atau
disebut juga demam tifoid cukup banyak, nyaris tersebar di mana-mana,
ditemukan hampir sepanjang tahun, dan paling sering diderita oleh anak berumur
5 sampai 9 tahun. Penyakit ini dihantarkan oleh kecoa melalui makanan yang
dihinggapinya, buruknya lingkungan dan kurangnya rasa peduli akan kebersihan
akan membuat penyakit ini sulit untuk dideteksi.
b. Diare
Diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan
buang air besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki
kandungan air berlebihan. Diare adalah penyebab kematian paling banyak pada
balita, dan juga membunuh lebih dari 1,5 juta orang per tahun. Diare bisa
disebabkan oleh infeksi bakteri, seperti Vibrio, E. Coli, Salmonella, Bacillus
cereus. Selain itu juga infeksi virus enterovirus, adenovirus, dan rotavirus, dan
juga infeksi parasit seperti cacing ascaris dan trichuris. Kecoa bisa menyebabkan
diare jika kecoa tersebut hinggap di tempat yang terdapat bakteri, virus, atau
parasit tersebut.

Lalu setelah itu kecoa tersebut hinggap di makanan yang dimakan manusia atau
jika manusia menyentuh bekas tempat yang dihinggapi kecoa.
c. Tuberkulosa (TBC)
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Kecoa bisa menularkan penyakit tuberculosis jika
kecoa hinggap di dahak atau air liur orang dengan penyakit tuberculosis. Penyakit
ini paling sering menyerang paru-paru walaupun pada sepertiga kasus menyerang
organ tubuh lain dan ditularkan orang ke orang. Jika diterapi dengan benar
tuberkulosis yang disebabkan oleh kompleks Mycobacterium tuberculosis, yang
peka terhadap obat, praktis dapat disembuhkan.
d. Kolera
Kolera adalah penyakit menular di saluran pencernaan yang disebabkan
oleh bakterium Vibrio cholerae. Bakteri ini biasanya masuk ke dalam tubuh
melalui air minum yang terkontaminasi oleh sanitasi yang tidak benar atau dengan
memakan ikan yang tidak dimasak benar, terutama kerang. Bakteri Vibrio
cholerea berkembang biak dan menyebar melalui feaces (kotoran) manusia, bila
kotoran yang mengandung bakteri ini mengkontaminasi air sungai dan sebagainya
maka orang lain yang terjadi kontak dengan air tersebut beresiko terkena penyakit
kolera itu juga. Misalnya cuci tangan yang tidak bersih lalu makan, mencuci
sayuran atau makanan dengan air yang mengandung bakteri kolera, makan ikan
yang hidup di air terkontaminasi bakteri kolera, bahkan air tersebut (seperti di
sungai) dijadikan air minum oleh orang lain yang bermukim disekitarnya.
Gejalanya termasuk diare, perut keram, mual, muntah, dan dehidrasi.
e.

Infeksi cacing
Dalam perut kecoa terdapat cacing kecil dan halus. Hal ini disebabkan

karena kecoa memiliki sifat grooming (membersihkan diri). Ketika habis melewati
tempat kotor, kecoa akan menjilayi tubuhnya sendiri. Hal ini bisa menyebabkan
telur cacing yang menempel di tubuhnya masuk ke dalam perut kecoa dan
kemudian menetes di perutnya. Jenis cacing yang dapat menginfeksi kecoa
diantaranya adalah cacing-cacing pencernaan seperti cacing kremi dan cacing
tambang. Cacing dalam kecoa ini bisa menginfeksi manusia jika kecoa dibunuh
dengan cara dipukul sehingga isi perutnya keluar. Cacing dalam isi perut kecoa

tersebut bisa masuk tubuh manusia jika manusia menginjak cacing tersebut.
Selain itu kecoa juga biasanya hinggap di benda yang biasa dipegang manusia.
Jadi kotoran yang menempel di tubuhnya bisa melekat di benda tersebut dan jika
terpegang oleh manusia, bisa masuk ke dalam tubuh manusia.
f. Asma
Asma adalah penyakit yang sering di temukan di pemukiman padat
penduduk, pada mulanya asma diyakini akibatdari kurangnya kesehatan
lingkungan, seperti banyak menghirup asap, debu, atau udara kotor lainnya.
Pabrik di sinyalir adalah penyumbang sebab masalah asma terjadi selain
kendaraan bermotor. Tapi setelah sebuah Universitas di Amerika meneliti secara
akurat dalam waktu yang lama bukan itu penyebab asma padahal kita merasa
yakin penyebab asma adalah faktor lingkungan, ternyata penyebab dari asma
adalah kecoa. Zat yang terkandung dalam anak-anak atau pengidap asma adalah
protein yang sama seperti pada kecoa. Umumnya kecoa mengeluarkan protein di
sembarangan tempat termasuk lantai, bantal atau kasur, dari ceceran protein itu
terhirup oleh manusia atau anak-anak yang pada akhirnya menimbulkan penyakit
asma. Alergi kecoa pertama kali dilaporkan sekitar 50 tahun yang lalu dan sangat
berbahaya. Alergen kecoa adalah kotorannya dan serpihan-serpihan dari bangkai
kecoa yang menjadi debu dan masuk ke dalam bronkus. Kepekaan terhadap debu
ini memicu reaksi alergi bronchial yang disebut asma.
2.6 Pemberantasan Kecoa
Cara pengendalian kecoa ditujukan terhadap kapsul telur dan kecoa :
a. Pembersihan kapsul telur
Mekanis yaitu mengambil kapsul telur yang terdapat pada celah-celah
dinding, celah-celah almari, celah-celah peralatan, dan dimusnahkan dengan
membakar atau dihancurkan.
b. Pemberantasan kecoa
Pemberantasan kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimia.
1. Fisik atau mekanis
a) Menyiram tempat perindukkan dengan air panas.
b) Menutup celah-celah dinding.
2. Kimiawi
Menggunakan

bahan

kimia

(insektisida)

dengan

formulasi

(pengasapan), dust (bubuk), aerosol (semprotan) atau bait (umpan).


10

spray

Selanjutnya kebersihan merupakan kunci utama dalam pemberantasan


kecoa yang dapat dilakukan dengan cara-cara seperti sanitasi lingkungan,
menyimpanmakanan dengan baik dan intervensi kimiawi (insektisida, repellent,
attractan).
c. Strategi pengendalian kecoa
1. Pencegahan
Cara ini termasuk melakukan pemeriksaan secara teliti barang-barang atau
bahan makanan, serta menutup semua celah-celah, lobang atau tempattempat tersembunyi yang bisa menjadi tempat hidup kecoa dalam dapur,
kamar mandi, pintu dan jendela, serta menutup atau memodifikasi instalasi
pipa sanitasi.
2. Sanitasi
Cara yang kedua ini termasuk memusnahkan makanan dan tempat tinggal
kecoa antara lain, membersihkan remah-remah atau sisa-sisa makanan di
lantai atau rak, segera mencuci peralatan makan setelah dipakai,
membersihkan secara rutin tempat-tempat yang menjadi persembunyian
kecoa seperti tempat sampah, di bawah kulkas, kompor, furniture, dan
tempat tersembunyi lainnya. Jalan masuk dan tempat hidup kecoa harus
ditutup, dengan cara memperbaiki pipa yang bocor, membersihkan saluran
air (drainase), bak cuci piring dan washtafel. Pemusnahan tempat hidup
kecoa dapat dilakukan juga dengan membersihkan lemari pakaian atau
tempat penyimpanan kain, tidak menggantung atau segera mencuci
pakaian kotor dan kain lap kotor.
3. Trapping
Perangkap kecoa yang sudah dijual secara komersil dapat membantu untuk
menangkap kecoa dan dapat digunakan untuk alat monitoring. Penempatan
perangkap kecoa yang efektif adalah pada sudut-sudut ruangan, di bawah
washtafel dan bak cuci piring, di dalam lemari, di dalam basement dan
pada lantai di bawah pipa saluran air.
4. Pengendalian dengan insektisida
Insektisida yang banyak digunakan untuk pengendalian kecoa antara lain :
Clordane, Dieldrin, Heptachlor, Lindane, golongan organophosphate
majemuk, Diazinon, Dichlorvos, Malathion dan Runnel. Penggunaan
bahan kimia (insektisida) ini dilakukan apabila ketiga cara di atas telah
dipraktekkan namun tidak berhasil. Disamping itu bisa juga diindikasikan
bahwa pemakaian insektisida dapat dilakukan jika ketiga cara tersebut di
11

atas (pencegahan, sanitasi, trapping) dilakukan dengan cara yang salah


atau tidak pernah melakukan sama sekali. Celah-celah atau lubang-lubang
dinding, lantai dan lain-lain merupakan tempat persembunyian yang baik.
Lubang-lubang yang demikian hendaknya ditutup atau ditiadakan atau
diberi insektisida seperti Natrium Fluoride (beracun bagi manusia), serbuk
Pyrethrum dan Rotenone, Chlordane 2,5 %, efeknya baik dan tahan lama
sehingga kecoa akan keluar dari tempat-tempat persembunyiannya.
Tempat-tempat tersebut kemudian diberi serbuk insektisida dan apabila
infestasinya sudah sangat banyak maka pemberantasan yang paling efektif
adalah dengan fumigasi.
2.7 Peran Kesehatan Masyarakat
Lipas atau kecoa menyukai makanan yang berasal dari bahan yang
mengandung pati,adapun bahan yang mengandung pati ialah sebagai berikut :
berbagai macam roti, kue, hingga buku dan jilidannya. Serta kecoa juga dapat
mencemari alat yang digunakan untuk makan (Yudhastuti, 2011). Sehingga kecoa
dapat menyebabkan penularan penyakit melalui pencemaran pada makanan
sehingga dapat menyebabkan penyakit: demam typhoid, disentri dan keracunan
makanan. Oleh karenanya sebagai praktisi kesehatan masyarakat, hendaknya kita
melakukan berbagai usaha guna mempertahankan kesehatan dari berbagai
penyakit yang dapat disebarkan oleh kecoa.
Adapun usaha dan peranan praktisi kesehatan masyarakat guna
menyelesaikan masalah kesehatan akibat kecoa yang sesuai dengan pendekatan
perspektif kesehatan masyarakat ialah sebagai berikut:
a. Segi Kesehatan Lingkungan
1. Mengelola sampah rumah tangga
Sampah rumah tangga yang dimaksut ini ialah sesampahan organik atau
sampah hasil limbah makanan,sifat dasar kecoa adalah menyukai makanan
yang mengandung zat pati, sampah makanan memungkinkan terdapat zat
pati sehingga apabila sampah rumah tangga tidak diolah dengan baik
seperti halnya memisahkan tempat penampungan sampah organik dan
anorganik maka sampah dapat menimbulkan aroma yang dapat
memancing kecoa dan vektor lain untuk menghampiri sisa buangan rumah
tangga tersebut.
2. Menutup tempat pengolahan dan penyajian makanan
12

Lipas atau kecoa suka mencari makanan yang mengandung sari pati, maka
tempat penyajian dan pengolahan makanan merupakan sasaran yang baik
bagi kecoa untuk mencari makanan yang berbahan pati. Tubuh kecoa yang
kecil memudahkan kecoa untuk menyusup kedalam tempat penyajian
makanan dan mecari makanan,dan memungkinkan membuat kecoa
tersebut masuk kedalam zat makanan sehingga terjebak di dalamnya dan
mati dalam makanan tersebit. Maka diperlukan penutup tempat
pengolahan dan penyajian makanan guna menjaga makanan supaya tidak
terkontaminasi kecoa.
3. Menjaga kebersihan lingkungan
Dengan menjaga lingkungan bersih maka

memungkinkan untuk

menghilangkan sarang dan sumber makanan kecoa. Kecoa suka


bersembunyi di siang hari, tumpukan buku dan sesampahan merupakan
tempat bersarang yang baik bagi kecoa sehingga perlu perhatian khusus
untuk kebersihan lingkungan guna pemberantasan sarang kecoa.
4. Meperbaiki sanitasi dan hygene
Sanitasi dan hygene yang baik dari suatu lingkungan merupakan sarat yang
mutlak untuk dilakukannya pengendalian fisik dan kimia bagi kecoa.
Apabila suatu tempat memiliki hygene dan sanitasi yang buruk merupakan
tempat habitat yang baik bagi kecoa sehingga pengendalian secara fisik
ataupun kimia akan sedikit siasia karena jumlah kecoa yang ada akan
tetap saja sebab kecoa yang terbasmi akan tergantikan dengan kecoa yang
berkembangbiak. Serta dengan sanitasi yang buruk maka dapat
memungkinkan kecoa untuk menularkan berbagai penyakit yang di
bawanya.
5. Melakukan pengendalian fisik dan kimia
Pengendalian fisik disini menggunakan barier atau barang mekanis guna
menghambat gerakgerik kecoa sehingga mempersulit geragerik kecoa
untuk berkembang biak dan mencari makanan. Sedangkan pengendalian
kimia disini berfokus pada penggunanaan pestisida yang dapat terurai
dilingkungan serta proses fumigasi yang menggunakan zat HCN.
6. Melakukan manipulasi lingkungan
Manipulasi lingkungan secara prinsip tidak berbeda jauh dengan
pengendalian fisik. Manipulasi lingkungan dilakukan dengan cara

13

pemasangan kawat kassa pada saluran air di kamar mandi serta flushing
atau penyemprotan secara berkala pada saluran air.
b. Segi Epidemiologi
Dari segi epidemiologi penyakit yang ditimbulkan melalui perantaraan kecoa
adalah demam thypoid, disentri, kolera, diare, leprosy, plague, dan penyakit
akibat virus yaitu polio. Apabila kita amati penyakit diatas merupakan penyakit
yang agen biologisnya berasal dari tinja atau faeces manusia yang terinfeksi
bakteri maupun virus. Bakteri maupun virus bisa masuk ke dalam tubuh manusia
lain ialah melalui bantuan dari kecoa, kecoa hinggap dan mencari makan di tinja
manusia guna mencari zat makanan, secara tidak sengaja kecoa tersebut
membawa agen biologis dalam kakinya atau tubuhnya. Kemudian kecoa akan
mencari makanan yang makanan tersebut merupakan makanan manusia, kecoa
hinggap di makanan yang akan di makan manusia sehingga agen biologis yang
berada di tubuh kecoak tersebut akan berpindah ke dalam makanan. Sehingga
terjadilah mekanisme food borne disease dan vector borne disease. Dari segi
epidemiologi dapat dilakukan pemotongan rantai penularan melaui pemberantasan
agen biologis pada tinja manusia dengan pengolahan dan pembuangan yang tepat
sehingga kecoa tidak dapat hinggap dan membawa agen biologis ke dalam
makanan manusia,kemudian makanan yang ada haruslah di simpan dengan tepat
serta dilakukan pengolahan yang tepat supaya dapat membunuh agen biologis
yang ada dimakanan tersebut.

14

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kecoa adalah serangga yang termasuk ordo Orthoptera dengan bentuk oval,
pipih dorso ventral. Kepala tersembunyi dibawah pronotum. Pronotum dan sayap
licin, keras, tidak berambut dan berduri. Berwarna coklat atau coklat tua. Panjang
tubuh kecoa sekitar 0,6-7,6 mm. Species kecoa ada 4 (empat) diantaranya
umumnya terdapat di dalam rumah yaitu Periplaneta Americana (American
Cockroach), Blattela germanica (German Cockroach), Blatta orientalis (Oriental
Cockroach), dan Supella langipalpa (Brown Banded Cockroach).
Morfologi kecoa meliputi caput (kepala) terdapat mulut yang digunakan
untuk mengunyah makan, terdapat sepasang mata majemuk yang dapat
membedakan gelap dan terang dan sepasang antena yang panjang yang digunakan
sebagai alat indera bau-bauan dan vibrasi udara. Thoraks (dada) yaitu terdapat tiga
pasang kaki dan sepasang sayap dan terdapat struktur seperti lempengan besar
yang berfungsi menutupi dasar kepala dan sayap di belakang kepala yang disebut
pronotum. Abdomen (perut) yaitu merupakan bagian dari sistem reproduksi, ujung
abdomen terdapat sepasang cerci yang berperan sebagai alat indera. Cerci ini
berhubungan langsung dengan kaki melalui ganglia saraf abdomen (otak
sekunder) yang penting dalam adaptasi pertahanan.
Siklus Hidup kecoa yaitu melalui telur, nimfa (kecoa muda), dan kecoa
dewasa. Kecoa dapat menebabkan berbagai penyakit meliputi demam thypoid,
diare, tuberkulosa (TBC), kolera, infeksi cacing, asma dan berbagai penyakit
melalui pencernaan. Adapun usaha dan peranan praktisi kesehatan masyarakat
guna menyelesaikan masalah kesehatan akibat kecoa yang sesuai dengan
pendekatan perspektif kesehatan masyarakat dapat dilakukan dari segi kesehatan
lingkungan yaitu mengelola sampah rumah tangga, menutup tempat pengolahan
dan penyajian makanan, menjaga kebersihan lingkungan, memperbaiki sanitasi
dan hygene, melakukan pengendalian fisik dan kimia dan melakukan manipulasi
lingkungan.
Usaha dari segi epidemiologi dapat dilakukan dengan pemotongan rantai
penularan melalui pemberantasan agen biologis pada tinja manusia dengan

15

pengolahan dan pembuangan yang tepat sehingga kecoa tidak dapat hinggap dan
membawa agen biologis ke dalam makanan manusia, kemudian makanan yang
ada haruslah di simpan dengan tepat serta dilakukan pengolahan yang tepat
supaya dapat membunuh agen biologis yang ada dimakanan tersebut.
Pengendalian kecoa dapat dilakukan dengan dua cara pembersihan kapsul
telur dan pemberantasan kecoa yang dapat dilakukan secara fisik atau mekanis
dan

kimiawi.

Selanjutnya

kebersihan

merupakan

kunci

utama

dalam

pemberantasan kecoa yang dapat dilakukan dengan cara-cara seperti sanitasi


lingkungan, menyimpan makanan dengan baik dan intervensi kimiawi
(insektisida, repellent, attractan). Strategi pengendalian kecoa, ada 4 cara yaitu
pencegahan, sanitasi, trapping dan pengendalian dengan insektisida.

DAFTAR PUSTAKA

16

Azrul, Azwar. 1990. Pengantar ilmu kesehatan lingkungan. Jakarta: Mutiara


sumber widya
Anonim. 2011. Kecoa. Available at:
http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/10/jtptunimus-gdl-s1-2008diahdwitap-488-3-bab2.pdf Accessed on May 13th 2015.
Centers for Disease Control and Prevention. 2012. Cockroaches. Available at:
http://www.cdc.gov/nceh/ehs/docs/pictorial_keys/cockroaches.pdf
Accessed on May 13th 2015.
Kusnoputranto, Haryoto. 1986. Kesehatan Lingkungan. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia. Jakarta.
Kusnoputratanto, H., Susana D., 2002. Fakultas Kesehatan Masyarakat UI.
Jakarta.
Riki,

C., 2011. Kecoa dan Pengendaliannya. [online] (http://aresearch.upi.edu/operator/upload/s_d035_022577_chapter1.pdf.


diakses
tanggal 16 Mei 2015 ).

Yudhastuti, Ririh., 2011. Pengendalian Vektor Dan Rodent. Surabaya: Pustaka


Melati.

17

Anda mungkin juga menyukai