Anda di halaman 1dari 10

PARASITOLOGI II

KECOA AUSTRALIA (Periplaneta australasiae)

Disusun Oleh :
DWI AYU FATHIMA PUTRI
A201501057

PROGRAM STUDI D-IV ANALIS KESEHATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MANDALA WALUYA
KENDARI
2017

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kecoa atau coro adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang lebih
terdiri dari 3.500 spesies dalam 6 familia. Kecoa terdapat hampir di seluruh
belahan bumi, kecuali di wilayah kutub. Di antara spesies yang paling terkenal
adalah kecoa Amerika, Periplaneta americana, yang memiliki panjang 3 cm,
kecoa Jerman, Blattella germanica, dengan panjang 1 cm, dan kecoa Asia,
Blattella asahinai, dengan panjang juga sekitar 1 cm. Kecoa sering dianggap
sebagai hama dalam bangunan, walaupun hanya sedikit dari ribuan spesies kecoa
yang termasuk dalam kategori ini.
Kecoak ternyata sudah ada sejak 300 juta tahun yang lalu, dan ternyata
dia tidak banyak berevolusi seperti kebanyakan hewan-hewan lainnya. Sang
kecoak ternyata juga ditakdirkan untuk bertahan di segala macam kondisi seperti
panas menyengat atau dingin membeku, terlebih lagi kecoak juga lebih resisten
terhadap radiasi ketimbang makhluk lain. Binatang ini mampu bertahan hidup
tanpa kepala sampai sebulan, sampai akhirnya dia mati kelaparan. Benar kawan,
kecoak tidak membutuhkan kepala untuk bernafas, bahkan otak sebagai alat
kontrol tubuhnya. Kehilangan kepala tidak membuatnya kehilangan darah seperti
kita.
Kecoa termasuk ke dalam phyllum Arthropoda, klas Insekta. Kecoa
merupakan serangga yang hidup di dalam rumah, restoran, hotel, rumah sakit,
gudang, kantor, perpustakaan, dan lain-lain. Seranga ini sangat dekat
kehidupannya dengan manusia, menyukai bangunan yang hangat, lembab dan
banyak terdapat makanan. Hidupnya berkelompok, dapat terbang, aktif pada
malam hari seperti di dapur, di tempat penyimpanan makanan, sampah, saluran-
saluran air kotor, umumnya menghindari cahaya, siang hari bersembunyi di
tempat gelap dan sering bersembunyi dicela-cela. Serangga ini dikatakan
pengganggu karena mereka biasa hidup di tempat kotor dan dalam keadaan
terganggu mengeluarkan cairan yang berbau tidak sedap. Makanya kadang jika
saat kita sedang tidur, kecoa melintas di dekat kita suka tercium bau prengus.
Berdasarkan pengalaman, kecoa sangat aktif dalam keadaan gelap, dalam
keadaan yang sedikit cahaya aktivitas kecoa ini luar biasa, terbang kesana-kemari,
kadang juga aktivitas kawin dilakukan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Etiologi
1. Klasifikasi Periplaneta australasiae
Klasifikasi taksonomi kecoa australia yaitu:
a. Kingdom :
b. Phylum : Arthropoda
c. Class : Insekta
d. Order : Blattodea
e. Family : Blattidae
f. Genus : Periplenata
g. Species : Periplaneta australasiae

Kecoa Australia adalah salah satu dari beberapa spesies kecoa


peridomestic (kecoa yang sebagian besar hidup di luar ruangan, tapi kadang-
kadang dapat ditemukan di dalam ruangan) dan spesies kecoa yang paling umum
ditemukan di luar rumah di Florida selatan. Spesies ini menyerupai kecoa
Amerika tetapi dapat dibedakan oleh kehadiran pita kuning muda pada margin
atas dari sayap depan.

B. Morfologi

Telur: Telur disimpan ke dalam ootheca (struktur di mana telur yang


diselenggarakan bersama-sama) dengan panjang hingga 11 mm (Kramer et al
2009). ootheca yang melekat dan dibawa oleh betina dewasa di ujung perut dan
depos- ited jauh sebelum telur menetas (Cornwell 1968).

Nimfa: peri yang tak bersayap, meskipun struktur tunas sayap mungkin ada dalam
tahap-tahap selanjutnya. bintik cahaya kuning di atas perut dapat ditemukan pada
nimfa dari kecoa Australia (Kramer et al. 2009). Ini adalah berdistribusi-sifat yang
dapat membedakan spesies ini dari spesies lain dari genus Periplaneta. Nimfa
menjadi berbintik-bintik (melihat atau jerawat) secara bertahap karena mereka
meranggas melalui lima instar nimfa.

Dewasa: Dewasa sekitar 32-35mm panjang dan berbagai warna dari coklat
kemerahan dengan sayap coklat gelap dan telah sepenuhnya dikembangkan dan
fungsional, mampu terbang meluncur. Seperti ditunjukkan dalam Gambar 1, band
cahaya kuning dapat ditemukan di tepi luar dari kedua sayap dekat situs ment
attach- mereka (Kramer et al. 2009).

Gambar 1. Kecoa Australia Dewasa


Sulit untuk membedakan bagian antara jantan dan betina dewasa kecoak
Australian dari dorsal (sisi atas). Namun, karakteristik di ujung perut dapat
digunakan untuk diskriminasi. Kecoa dewasa jantan memiliki dua pasang
pelengkap di ujung perut (sepasang jarum piringan hitam dan sepasang cerci).
Namun, betina dewasa hanya memiliki satu sepasang pelengkap di daerah itu
(sepasang cerci). Selain itu, piring perut (struktur datar) proyek di luar segmen
sejati terakhir dari betina.

Lipas Australia atau australian cockroach tersebar di seluruh dunia termasuk di


Indonesia. Lipas ini termasuk ke dalam famili Blattidae, Ordo Dictyoptera atau
Blattodea. Ia dapat dijumpai di sekitar permukiman, restoran, rumah sakit,
supermarket atau gedung-gedung tempat terdapat bahan-bahan makanan atau
minuman disimpan. Di dalam hunian manusia, lipas ini juga merupakan
pengganggu dan bisa memakan bahan pakaian dengan membuat lubang dan
merusak bagian penutup buku. Tetapi kelihatannya ia lebih senang tinggal di
areal pertanian dan lebih bersifat vegetarian. Penulis sering menjumpai lipas ini
berkeliaran di sekitar manur kandang sapi perah.

Lipas australia berukuran mirp seperti lipas amerika tetapi sedikit lebih kecil
(panjang 31-37 mm), tubuhnya berwarna lebih gelap atau coklat kemerahan
(gambir). Pada pinggir atas depan sayap mempunyai pita kuning sepanjang 1/3
panjang sayap depan. Pada bagian atas toraks (pronotum) juga memiliki bercak
kuning muda seperti lipas amerika. Lipas muda atau nimfa instar terakhir
mempunyai bercak kuning terang sepanjang sisi abdomennya.

Lipas australia, Periplaneta australasiae

C. Siklus Hidup
Lipas dewasa rata-rata lama hidupnya 145 hari. Perkembangan dari
telur sampai dewasa rata-rata 365 hari tergantung suhu, kelembaban,
makanan dan lainnya. Seekor betina mampu menghasilkan 20-30 ooteka
selama hidupnya, dan setiap ooteka mengandung 22-24 butir telur. Telur lipas
ini dapat dihasilkan secara partenogenetik (tanpa kawin), tetapi nimfa yang
menetas tidak mampu menjadi dewasa. Masa inkubasi telur rata-rata 40 hari.
(Upik Kesumawati Hadi, Laboratorium Entomologi Fakultas Kedokteran
Hewan IPB Bogor).
Distribusi dan Habitat. Di AS, kecoa Australia paling banyak ditemukan
di Florida dan negara-negara tenggara pesisir (Barcay 1990). Menurut Rehn
(1945), spesies ini mungkin berasal di Afrika dan tiba di Amerika dengan rute
kapal budak abad yang lalu.
Menurut Kramer et al. (2009), kecoa Australia biasanya ditemukan di
luar ruangan, mendirikan koloni stabil dan menduduki kebiasaan yang sama
dengan kecoa coklat berasap, Periplaneta fuliginosa Serville. Kecoa Australia
dapat ditemukan di bawah kulit pohon, di tumpukan kayu bakar, dan di lokasi
dengan kelembaban. Spesies ini dapat bertahan hidup di dalam ruangan di
daerah subtropis ketika suhu dingin yang hadir. Dalam situasi ini, kecoa dapat
menghuni rumah kaca, menyebabkan kerusakan tanaman (terutama bibit).
habitat ruangan lain di mana kecoa Australia dapat ditemukan termasuk pipa
air, wastafel, toilet, lemari, dan lingkungan lainnya dengan kondisi gelap dan
hangat.

D. Patogenesis
Menurut Amalia dan Harahap (2010) kecoa merupakan hama
permukiman yang seringkali mengganggu kenyamanan hidup manusia
dengan meninggalkan bau yang tidak sedap, menyebarkan berbagai patogen
penyakit, menimbulkan alergi, serta mengotori dinding, buku, dan perkakas
rumah tangga. Kecoa biasa hidup dalam retak-retak atau lubang-lubang pada
dinding atau lantai rumah, dalam got-got dan riool-riool. Kecoa juga hidup di
dalam rumah, restoran, hotel, rumah sakit, gudang, kantor, perpustakaan, dan
lain-lain. Penularan penyakit dapat terjadi melalui organisme patogen sebagai
bibit penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan, dimana
organisme tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa,
kemudian melalui organ tubuh kecoa, organisme sebagai bibit penyakit
tersebut menkontaminasi makanan.
Hubungan kecoa dengan berbagai penyakit belum jelas, tetapi
menimbulkan gangguan yang cukup serius, karena dapat merusak pakaian,
buku-buku dan mencemari makanan. Kemungkinan dapat menularkan
penyakit secara mekanik karena pernah ditemukan telur cacing, protozoa,
virus dan jamur yang patogen pada tubuh kecoa.
Kecoa membuat makanan menjadi bau dan berasa tidak enak kalau
mereka mengkontaminasinya dengan feces dan muntah mereka. Kecoa lebih
suka makan makanan yang terbuat dari tepung seperti roti, biskuit, kue-kue,
lem yang dipakai untuk menjilid buku, tetapi mereka juga makan kulit, kertas
dinding dan bangkai binatang. Kecoa dewasa dari beberapa species bisa
terbang. Kecoa aktif terutama pada malam hari (Santi, 2004). Serangga ini
menyukai bangunan yang hangat, lembab dan banyak terdapat makanan.

E. Gejala Klinis

Menurut Depkes (2010) serangga ini dapat memindahkan beberapa


mikro organisme patogen antara lain, Streptococcus, Salmonella dan lain-lain
sehingga mereka berperan dalam penyebaran penyakit antara lain, Disentri, Diare,
Cholera, Virus Hepatitis A, Polio pada anak-anak. Sebagai vector mekanik bagi
beberapa mikro organisme patogen. Sebagai inang perantara bagi beberapa
spesies cacing. Menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis,
gatal-gatal dan pembengkakan kelopak mata.
F. Pengobatan dan Pencegahan

Alergi kecoa bisa dihindarkan dengan memastikan rumah terbebas dari serangga
ini. Teknik pembersihan yang tepat dapat membantu mencegah
perkembangbiakan kecoa sehingga mengurangi kandungan alergen di dalam
rumah. Imunoterapi alergi bisa digunakan dalam beberapa kasus untuk mengobati
gejala yang terkait. Konsultasikan dengan dokter saat Anda menduga mengalami
alergi kecoa untuk mendapatkan perawatan yang tepat.

Cara pengendalian kecoa menurut Depkes RI (2002), ditujukan terhadap kapsul


telur dan kecoa :

a. Pembersihan kapsul telur yang dilakukan dengan cara :

Mekanis yaitu mengambil kapsul telur yang terdapat pada celah-celah dinding,
celah-celah almari, celah-celah peralatan, dan dimusnahkan dengan
membakar/dihancurkan.

b. Pemberantasan kecoa

Pemberantasan kecoa dapat dilakukan secara fisik dan kimia.

Secara fisik atau mekanis dengan :

Membunuh langsung kecoa dengan alat pemukul atau tangan.

Menyiram tempat perindukkan dengan air panas.

Menutup celah-celah dinding.

Secara Kimiawi :
Menggunakan bahan kimia (insektisida) dengan formulasi spray (pengasapan),
dust (bubuk), aerosol (semprotan) atau bait (umpan). Selanjutnya kebersihan
merupakan kunci utama dalam pemberantasan kecoa yang dapat dilakukan dengan
cara-cara seperti sanitasi lingkungan, menyimpan makanan dengan baik dan
intervensi kimiawi (insektisida, repellent, attractan).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari makalah ini yaitu sebagai berikut :
1. Kecoa Australia adalah salah satu dari beberapa spesies kecoa
peridomestic (kecoa yang sebagian besar hidup di luar ruangan, tapi
kadang-kadang dapat ditemukan di dalam ruangan) dan spesies kecoa yang
paling umum ditemukan di luar rumah di Florida selatan.
2. Lipas dewasa rata-rata lama hidupnya 145 hari. Perkembangan dari telur
sampai dewasa rata-rata 365 hari tergantung suhu, kelembaban, makanan
dan lainnya.
3. Lipas australia berukuran mirp seperti lipas amerika tetapi sedikit lebih
kecil (panjang 31-37 mm), tubuhnya berwarna lebih gelap atau coklat
kemerahan (gambir).
4. Penularan penyakit dapat terjadi melalui organisme patogen sebagai bibit
penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan, dimana organisme
tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa, kemudian
melalui organ tubuh kecoa, organisme sebagai bibit penyakit tersebut
menkontaminasi makanan.

B. Saran
Saran dari kami adalah kami berharap makalah yang telah kami buat ini
bisa berguna bagi siapapun, kami membuat ini dengan tujuan untuk membantu
pembelajaran agar lebih mudah. Dan tidak banyak yang akan kami sampaikan
salah dan hilaf nya saya mohon maaf. Dan kami ucapkan terima kasih.

DAFTAR PUSTAKA

1. Amalia, H. dan I. S. Harahap. 2010. Preferensi Kecoa Amerika


Periplaneta americana (L.) (Blattaria: Blattidae) terhadap Berbagai
Kombinasi Umpan. J. Entomol. Indon. Vol. 7, No. 2, 67-77.
2. Barclay, George W. 1990. Teknik Analisa Kependudukan. Cetakan Kedua.
Jakarta : Rineka Cipta.
3. Davis, M.L and Cornwell, D. A. 1991. Introduction to Enviromental
Engineering. Second Edition. New York. Mc-Graw Hill.
4. Kramer, P.J. 1963. Water stress and plant growth. Agronomic Journal 55:
31-35.
5. Depkes RI, 2010. Pertemuan Koordinasi Tingkat SR Dan SSR Kegiatan
Intensifikasi Pengendalian Malaria Gf ATM Malaria Round 8 Wilayah
Kalimantan Dan Sulawesi. Ditjen P2PL, Jakarta.
http://www.penyakitmenular.info/def_menu.asp?menuID=17&menuType
=1&SubID=1&DetId=518.

Anda mungkin juga menyukai