PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Entomologi adalah ilmu yang mempelajari seluk beluk serangga.
Perkembangan entomologi modern telah membuka banyak rahasia tentang
peran serta serangga dan angota-anggota artropoda lainnya dalam hubunganya
dengan manusia dan hewan, serangga merupakan hewan yang paling sukses
menempati berbagai kehidupan dan menjadi hewan yang terbesar dalam
jumlah dan jenis spesies serta mempunyai peran yang sangat penting dalam
kehidupan.
Salah satu serangga tersebut adalah nyamuk. Nyamuk termasuk dalam
jenis serangga dengan ordo diptera, serangga merupakankelompok utama dari
hewan beruas (Arthropoda) yang bertungkai enam (tiga pasang); karena itulah
mereka disebut pula Hexapoda (dari bahasa Yunani yang berarti "berkaki
enam"), nyamuk anopheles vector utama penyakit malaria sehingga nyamuk
anopheles sering disebut dengan nyamuk malaria.
Selain itu juga terdapat pinjal. Pinjal adalah serangga yang termasuk
ordo Siphonaptera. Pinjal merupakan serangga parasit yang umumnya
ditemukan pada hewan, namun terkadang juga pada manusia. Pinjal
menghisap darah dari inang yang ditumpanginya. Beberapa spesies pinjal
yang telah ditemukan antara lain pinjal kucing (Ctenocephalides felis), pinjal
anjing (Ctenocephalides canis), pinjal manusia (Pulex irritans).
Dan juga terdapat kecoa. Kecoa merupakan hama permukiman yang
seringkali mengganggu kenyamanan hidup manusia dengan meninggalkan bau
yang tidak sedap, menyebarkan berbagai patogen penyakit, menimbulkan
alergi, serta mengotori dinding, buku, dan perkakas rumah tangga.
Maka dari itu kita perlu untuk mengetahui berbagai jenis nyamuk,
pinjal, dan kecoa yang ada di pemukiman warga dengan mengidentifikasinya
dan melihat ciri-ciri yang ada pada bagian tubuh serangga tersebut, penyakit
1
apa saja yang dapat di bawanya terhadap manusia, dan bagaimana siklus
hidupnya serta cara untuk mengendalikannya.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara menghitung kepadatan lalat?
2. Bagaimana cara mengidentifikasi jenis jentik?
3. Bagaimana cara mengidentifikasi jenis kecoa dan pinjal
4. Bagaimana cara mengawetkan kecoa?
5. Bagaimana cara mengidentifikasi jenis nyamuk?
C. Tujuan
1. Tujuan umum
a. Kami melakukan perhitungan kepadatan lalat
b. Kami dapat melakukan identifikasi jentik menggunakan mikroskop
c. Kami dapat melakukan identifikasi pada kecoa dan pinjal
menggunakan mikroskop
d. Kami dapat melakukan pengawetan pada kecoa
e. Kami dapat melakukan identifikasi pada jenis nyamuk
2
2. Tujuan khusus
a. Kami dapat mengetahui alat yang digunakan dalam menghitung
kepadatan lalat
b. Kami dapat melakukan pengamatan jentik dengan preparat melalui
mikroskop
c. Kami dapat mengetahui perbedaan morfologi jentik anopheles, aedes
aegypty, dan culex.
d. Kami dapat mengetahui cara pengambilan sampel kecoa dan pinjal
e. Kami dapat mengetahui morfologi pada kecoa
f. Kami dapat mengetahui perbedaan morfologi jenis pinjal anjing, pinjal
kucing, pinjal tikus, pinjal manusia, dan kutu busuk.
g. Kami dapat melakukan pengamatan morfologi jenis nyamuk
menggunakan kaca pembesar (lup).
3
BAB II
LANDASAN TEORI
A. LALAT
1. Definisi Lalat
Lalat merupakan salah satu insekta (serangga) yang termasuk
ordo Dipthera, yaitu insekta yang mempunyai sepasang sayap berbentuk
membran.Lalat mempunyai sifat kosmopolitan, artinya kehidupan lalat
dijumpai merata hampir diseluruh permukaan bumi.Diperkirakan diseluruh
dunia terdapat lebih kurang 85.000 jenis lalat, tetapi semua jenis lalat
terdapat di Indonesia.Jenis lalat yang paling banyak merugikan manusia
adalah jenis lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau (Lucilia sertica),
lalat biru (Calliphora vomituria) dan lalat latrine (Fannia canicularis).
Lalat juga merupakan spesies yang berperan dalam masalah kesehatan
masyarakat yaitu sebagai vektor penularan penyakit saluran pencernaan.
Fly Grill adalah alat yang digunakan untuk mengukur kepadatan
lalat, membutuhkan waktu permenit atau perdetik. Buat warna putih
pembuangan sampah atau pembuangan air 3-5 pengamanan
pengembangan(< 50 Padat) (>20 sangat Padat.) pengendalian = (Lem,
Lilin,kipas Air). Pengendalian alat kimia : brinting atau penyemprotan.
2. Morfologi Lalat
Klasifikasi jenis lalat yang hidup berdekatan dengan manusia
adalah sebagai berikut
- Phylum : arthropoda
- Class : Hexapoda
- Ordo : Diptera
- Family : Muscidae, Sarcophagidae, Calliphoridae, dll
- Genus : Musca, Stomoxys, Phenisia, Sarcophaga, Fannia dll
- Spesies : Musca domestika, Stomoxy calcitrans, Phenisia sp.
4
Lalat merupakan serangga yang termasuk ordo diptera. Famili yang
terpenting dalam ordo diptera antara lain Famili Muscidae,
Famili Calliphoridae, dan Famili Oestrida. Musca domestica adalah
spesies yang paling merugikan ditinjau dari sudut kesehatan manusia, hal
ini disebabkan karena jenis lalat yang paling banyak terdapat diantara
jenis-jenis lalat rumah, karena fungsinya sebagai vektor transmisi mekanis
dari berbagai bibit penyakit dan berhubungan erat dengan lingkungan
hidup manusia.
Keterangan Gambar:
A. Tarsus
B. Antena
C. Torax
D. Mata
E. Sayap
5
tersebut memungkinkan lalat menempel atau mengambil kotoran pada
permukaan halus kotoran ketika hinggap di sampah dan tempat kotor
lainnya.
6
B. JENTIK DAN NYAMUK
1. Anopheles sp.
a. Klasifikasi Nyamuk Anopheles sp. adalah sebagai berikut:
- Kingdom : Animalia
- Filum : Arthropoda
- Kelas : Insecta
- Ordo : Diptera
- Famili : Culicidae
- Sub famili : Anophelini
- Genus : Anopheles
- Spesies : Anopheles sp.
7
dorsal abdomen (Gambar 1). Pada stadium pupa terdapat tabung
pernafasan yang disebut respiratory trumpet yang berbentuk lebar dan
pendek yang berfungsi untuk mengambil O2 dari udara. Stadium
dewasa Anophelini jantan dan betina memiliki palpi yang hampir sama
dengan panjang probosisnya, hanya pada nyamuk jantan palpi pada
bagian apikal berbentuk gada yang disebut club form sedangkan pada
nyamuk betina ruas itu mengecil. Bagian posterior abdomen agak
sedikit lancip. Kosta dan vena 1 atau sayap pada bagian pinggir
ditumbuhi sisiksisik yang berkelompok sehingga membentuk belang-
belang hitam putih.
c. Siklus Hidup
Anopheles mengalami metamorfosis sempurna yaitu stadium
telur, larva, kepompong, dan dewasa yang berlangsung selama 7-14
hari. Tahapan ini dibagi ke dalam 2 (dua) perbedaan habitatnya yaitu
lingkungan air (aquatik) dan di daratan (terrestrial). Nyamuk dewasa
muncul dari lingkungan aquatik ke lingkungan terresterial setelah
menyelesaikan daur hidupnya.Oleh sebab itu, keberadaan air sangat
dibutuhkan untuk kelangsungan hidup nyamuk, terutama masa larva
dan pupa.Nyamuk Anopheles betina dewasa meletakkan 50-200 telur
satu persatu di dalam air atau bergerombol tetapi saling lepas. Telur
Anopheles mempunyai alat pengapung dan untuk menjadi larva
dibutuhkan waktu selama 2 sampai 3 hari, atau 2 sampai 3 minggu
pada iklim-iklim lebih dingin.
Pertumbuhan larva dipengaruhi faktor suhu, nutrien, ada
tidaknya binatang predator yang berlangsung sekitar 7 sampai 20 hari
bergantung pada suhu.Kepompong 9 (pupa) merupakan stadium
terakhir di lingkungan aquatik dan tidak memerlukan makanan. Pada
stadium ini terjadi proses pembentukan alatalat tubuh nyamuk seperti
alat kelamin, sayap dan kaki. Lama stadium pupa pada nyamuk jantan
antara 1 sampai 2 jam lebih pendek dari pupa nyamuk betina,
8
karenanya nyamuk jantan akan muncul kira-kira satu hari lebih awal
daripada nyamuk betina yang berasal dari satu kelompok telur.
Stadium pupa ini memakan waktu lebih kurang 2 sampai dengan 4 hari
d. Ciri-Ciri Anopheles Sp
9
d. Abdomen terdiri dari 8
segmen yang berakhir
dengan sepasang paddle pada
ujungnya
e. Bagian tepi paddle pada pupa
Culex halus, sedangkan pada
Aedes aegypti berduri
pendek, namun pada Aedes
albopictus berbulu panjang
4. Nyamuk a. Bentuk tubuh kecil dan
pendek
b. Antara palpus dan probosis
sama panjang.
c. Menyebabkan penyakit
malaria.
d. Saat hinggap membentuk
sudut 900.
e. Warna tubuh coklat
kehitaman.
f. Bentuk sayap simetris.
Kebiasaan Anopheles sp
a. Berkembangbiak di air kotor atau tumpukan sampah.
b. Penularan penyakit dengan membelah diri.
c. Nyamuk betina merupakan nyamuk yang aktif menggigit karena
memerlukan darah untuk perkembangan telurnya.
d. nyamuk akan terbang berkeliling untuk mencari rangsangan dari
hospes yang cocok.
e. Berdasarkan waktu menggigit, secara umum nyamuk Anopheles
aktif mencari darah pada waktu malam hari, mulai dari senja
hingga tengah 11 malam tetapi ada pula yang mulai tengah malam
hingga menjelang pagi
10
2. Aedes sp.
a. Klasifikasi Aedes sp.
Menurut Richard dan Davis (1977) yang dikutip oleh Soegijanto
(2006), kedudukan nyamuk Aedes dalam klasifikasi hewan adalah
sebgai berikut:
- Kingdom : Animalia
- Filum : Arthropoda
- Kelas : Insecta
- Bangsa : Diptera
- Suku : Culicidae
- Marga : Aedes
- Jenis : Aedes aegypti, Aedes albopictus, dll
b. Morfologi
11
c. Ciri-Ciri Aedes Sp
12
atau betina).
e. Terdapat kantong udara yang terletak
diantara bakal sayap nyamuk dewasa
dan terpasang sayap pengayuh yang
saling menutupi sehingga
memungkinkan pupa untuk bernafas.
f. Ekor pupa agak lurus dengan kepala
melingkar dan menempel dibadannya
namun tidak bertemu dengan ekor.
4. Nyamuk a. Bentuk tubuh kecil dan dibagian
abdomen terdapat bintik-bintik serta
berwarna hitam.
b. Tidak membentuk sudut 90º
c. Penyebaran penyakitnya yaitu pagi
atau sore
d. Hidup di air bersih serta ditempat-
tempat lain yaitu kaleng-kaleng bekas
yang bisa menampung air hujan
e. Penularan penyakit dengan cara
membagi diri.
f. Menyebabkan penyakit DBD.
Kebiasaan nyamuk Anopheles sp
a. Nyamuk Anopheles betina bersifat hematofagik,
zoofilik/antropofilik, eksofagik, eksofilik, aktivitas nokturnal,
b. Memilih tempat perkembangbiakan air relatif jernih, tawar(sawah,
rawa, tepian sungai, dll) atau payau (laguna);
c. Terdiri dari sekitar 430 spesies
d. Tempat perkembangbiakan Anopheles mulai dari daerah pantai
berair payau sampai ke daerah pegunungan setinggi 2,800 meter
diatas permukaan laut. Ada Anopheles yang hidup 400 meter di
bawah permukaan tanah (di Laut Mati).
13
e. Sebarannya juga mulai dari Equator sampai mendekati kutub
(Utara).
3. Culex sp.
a. Klasifikasi Culex sp.
Nyamuk Culex yang banyak di temukan di Indonesia yaitu jenis Culex
quinquefasciatus. Cullex sp. Di klasifikasikan kedalam:
- Kingdom : Animalia
- Phylum : Arthropoda
- Class : Insecta
- Ordo : Diptera
- Family : Culicidae
- Genus : Culex
- Spesies : Culex sp
14
c. Siklus Hidup
Seekor nyamuk betina mampu meletakan 100-400 butir telur.
Setelah kontak dengan air, telur akan menetas dalam waktu 2-3 hari.
Pertumbuhan dan perkembangan larva dipengaruhi oleh faktor
temperature, tempat perindukan dan ada tidaknya hewan predator.
stadium kepompong memakan waktu lebih kurang satu sampai dua
hari. Pada fase ini nyamuk membutuhkan 2-5 hari untuk menjadi
nyamuk. Perkembangan telur hingga dewasa memerlukan waktu
sekitar 10 sampai 12 hari.
15
d. Ciri-Ciri Culex sp
16
pendek (retraksi),
c. tubuh (thorax) tanpa
noda-noda putih
d. Sisik sayap sempit
panjang dengan ujung
runcing
4. Mansonia sp.
a. Klasifikasi Mansonia sp.
Klasifikasi Mansonia sp. adalah sebagai berikut :
- Kingdom :Animalia
- Phylum : Arthropoda
- Class : Insecta
- Ordo : Diptera
- Genus : Mansonia
b. Morfologi
17
c. Ciri-ciri Mansonia
18
C. KECOA
1. Definisi Kecoa
Kecoa adalah serangga dengan bentuk tubuh oval, pipih dorso-
ventral. Kepalanya tersembunyi di bawah pronotum, dilengkapi dengan
sepasang mata majemuk dan satu mata tunggal, antena panjang, sayap dua
pasang, dan tiga pasang kaki. Pronotum dan sayap licin, tidak berambut
dan tidak bersisik, berwarna coklat sampai coklat tua.
2. Morfologi Kecoa
a. Tubuh bulat telur dan pipih dorsoventral (gepeng).
b. Kepala agak tersembunyi dilengkapi :sepasang antena panjang yang
berbentuk filiform yang bersegmen,dan mulut tipe pengunyah
(chewing).
c. Bagian dada terdapat 3 kaki,2 pasang sayap,bagian luar tebal,bagian
dalam berbentuk membran.
d. Caput melengkung ke ventro caudal di bawah sehingga mulut menjol
diantara dasar kaki pertama.
e. Biasanya bersayap 2 pasang jenis Blatta Orientialis betina memiliki
sayap yang lebih pendek daripada jantan (tidak menutup abdomen).
f. Kaki disesuaikan untuk berlari.
g. Metamorfosis tidak sempurna (telur-nimpha-dewasa),telur terbungkus
ooteca 6-30 butir telur dan menetas 26-69 hari sedangkan nimpha
menjadi dewasa mengalami molting sebanyak 13 kali,siklus hidup
secara keseluruhan 2-21 bulan dan kecoa dewasa dapat hidup selama 3
tahun.
h. Kebiasaan hidupnya, kecoa termasuk binatang malam (nocturnal) yang
dapat bergerak cepat dan selalu menghindari cahaya. Bersifat
omnivora memakan buku, kotoran, tinja dan dahak atau makanan dari
kanji.
19
3. Siklus Hidup Kecoa
4. Jenis-jenis Kecoa
Di dunia terdapat kurang lebih 3.500 species kecoa, 4 (empat)
spesies diantaranya umumnya terdapat di dalam rumah yaitu Periplaneta
americana (American Cockroach), Blattela Germanica (German
Cockroach), Blatta orientalis (Oriental Cockroach),
dan Supellalangipalpa (Brown Banded Cockroach) ke empat species
kecoa tersebut dari kapsul telur, nymfa dan dewasanya.
a. Periplaneta americana :
Ukuran tubuhnya antara 30-40 mm.
Warnanya merah atau kuning kecoklatan.
Punya 2 sayap yang depan mirip kulit,lentur dengan venasi yang
jelas,sayap belakang seperti selaput menutupi abdomen.antero
lateral sayap atas nampak jelas.
b. Blatta orientialis :
Ukuran tubuhnya 22-27 mm.
Warna coklat tua dan hitam.
Sayap betina tidak menutup abdomen/pendek.
20
c. Blatta germanica :
Ukuran 12-16 mm.
Warna coklat muda ada dua pita gelap longitudinal coklat gelap
pada thorax.
d. Supella supellectillum
Ukuran tubuhnya 13 mm warna coklat muda mirip Blatta
germanica tetapi tidak ada garis pada thorax,ada pita kuning atau
coklat pada sayap.
D. PINJAL
1. Pengertian Pinjal
Pinjal termasuk ke dalam ordo Siphonaptera yang pada mulanya
dikenal sebagai ordo Aphniptera. Ordo Siphonaptera terdiri atas tiga super
famili yaitu Pulicoidea, Copysyllodea dan Ceratophylloidea. Ketiga super
famili ini terbagi menjadi sembilan famili yaitu Pulicidae,
Rophalopsyllidae, Hystrichopsyllidae, Pyglopsyllidae, Stephanocircidae,
Macropsyllidae, Ischnopsyllidae dan Ceratophillidae. Dari semua famili
dalam ordo Siphonaptera paling penting dalam bidang kesehatan hewan
adalah famili Pulicidae (Susanti,2001). Pinjal yang biasa dikenal kutu
loncat atau fleas ada 2 jenis, yaitu kutu loncat pada anjing dan kucing,
namun di lapangan lebih sering ditemukan kutu loncat kucing yang juga
dapat berpindah dan berkembang biak pada anjing.
- Pinjal diklasifikasikan ke dalam:
- Kingdom : Animalia
- Filum : Arthropoda
- Klasis : Insecta
- Ordo : Siphonoptera
21
2. Morfologi Pinjal
Menurut Sen & Fetcher (1962) pinjal yang masuk ke dalam sub
spesies C. felis formatipica memiliki dahi yang memanjang dan meruncing
di ujung anterior. Pinjal betina tidak
memiliki rambut pendek di belakang
lekuk antenna. Kaki belakang dari sub
spesies ini terdiri dari enam ruas dorsal
dan manubriumnya tidak melebar di
apical, sedangkan pinjal yang masuk
ke dalam sun spesies C. felis
formatipica memiliki dahi yang
pendek dan melebar serta membulat di anterior. Pinjal pada sub spesies ini
memiliki jajaran rambut satu sampai delapan yang pendek di belakang
lekuk anten. Kaki belakang dari pinjal ini terdiri atas tujuh ruas dorsal dan
manubrium melebar di apical. Pinjal merupakan insekta yang tidak
memiliki sayap dengan tubuh berbentuk pipih bilateral dengan panjang
1,5-4,0 mm, yang jantan biasanya lebih kecil dari yang betina. Kedua jenis
kelamin yang dewasa menghisap darah.Pinjal mempunyai kritin yang
tebal.Tiga segmen thoraks dikenal sebagai pronotum, mesonotum dan
metanotum (metathoraks).Segmen yang terakhir tersebut berkembang,
baik untuk menunjang kaki belakang yang mendorong pinjal tersebut saat
meloncat.
Di belakang pronotum pada beberapa jenis terdapat sebaris duri
yang kuat berbentuk sisir, yaitu ktenedium pronotal.Sedangkan tepat diatas
alat mulut pada beberapa jenis terdapat sebaris duri kuat berbentuk sisir
lainnya, yaitu ktenedium genal.Duri-duri tersebut sangat berguna untuk
membedakan jenis pinjal. Pinjal betina mempunyai sebuah spermateka
seperti kantung dekat ujung posterior abdomen sebagai tempat untuk
menyimpan sperma, dan yang jantan mempunyai alat seperti per
melengkung, yaitu aedagus atau penis berkitin di lokasi yang sama. Kedua
jenis kelamin memiliki struktur seperti jarum kasur yang terletak di
22
sebelah dorsal, yaitu pigidium pada tergit yang kesembilan.Fungsinya
tidak diketahui, tetapi barangkali sebagai alat sensorik. Mulut pinjal
bertipe penghisap dengan tiga silet penusuk (epifaring dan stilet
maksila). Pinjal memiliki antenna yang pendek, terdiri atas tiga ruas yang
tersembunyi ke dalam lekuk kepala
23
kelembaban. Larva dewasa panjangnya sekitar 6 mm. Larva ini akan
menggulung hingga berukuran sekitar 4x2 mm dan berubah menjadi pupa.
Stadium pupa berlangsung dalam waktu 10-17 hari pada suhu yang sesuai,
tetapi bisa berbulan-bulan pada suhu yang kurang optimal, dan pada suhu
yang rendah bisa menyebabkan pinjal tetap terbungkus di dalam kokon.
Stadium pupa mempunyai tahapan yang tidak aktif atau makan,
dan berada dalam kokon yang tertutupi debris dan debu sekeliling.Stadium
ini sensitive terhadap adanya perubahan konsentrasi CO2 di lingkungan
sekitarnya juga terhadap getaran.Adanya perubahan yang signifikan
terhadap kedua factor ini, menyebabkan keluarnya pinjal dewasa dari
kepompong. Hudson dan Prince (1984) melaporkan pada suhu 26,6 °C,
pinjal betina akan muncul dari kokon setelah 5-8 hari, sedangkan yang
jantan setelah 7-10 hari. Perilaku pinjal secara umum merupakan parasit
temporal, berada dalam tubuh saat membutuhkan makanan dan tidak
permanen.Jangka hidup pinjal bervariasi pada spesies pinjal, tergantung
dari makan atau tidaknya pinjal dan tergantung pada derajat kelembaban
lingkungan sekitarnya.Pinjal tidak makan dan tidak dapat hidup lama di
lingkungan kering tetapi di lingkungan lembab, bila terdapat reruntuhan
yang bisa menjadi tempat persembunyian maka pinjal bisa hidup selama 1-
4 bulan.
Pinjal tidak spesifik dalam memilih inangnya dan dapat makan
pada inang lain. Pada saat tidak menemukan kehadiran inang yang
sesungguhnya dan pinjal mau makan inang lain serta dapat bertahan hidup
dalam periode lama.
4. Jenis-jenis Pinjal
a. Ctenocephalides felis (pinjal kucing)
Klasifikasi
- Domain : Eukaryota
- Kingdom : Animalia
- Phylum : Arthropoda
24
- Class : Insecta
- Ordo : Siphonaptera
- Family : Pulicidae
- Genus :
Ctenocephalides
- Species : C. felis
25
- Ordo :
Siphonaptera
- Family :
Pulicidae
- Genus :
Ctenocephalides
- Species : C.
canis
26
hewan pengerat yang terinfeksi, dan kemudian menggigit manusia.
Pinjal tikus oriental terkenal memberikan kontribusi bagi Black Death.
27
- Sub Ordo : Anoplura
- Famili : Pediculidae
- Genus : Pediculus
- Spesies : Pediculus humanus capitis
28
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3. Alat
a. Fly Grill
b. Hand Counter
c. Stopwatch
d. ATK
4. Prosedur Kerja
a. Siapkan alat yang akan digunakan
b. Letakkan Fly Grill secara mendatar pada tempat yang sudah ditentukan
c. Kemudian hitung berapa jumlah lalat yang hinggap pada fly grill
tersebut
d. Untuk ruangan (1 sampel) dengan ukuran 9 x 8 m lakukan di 5 titik. Di
1 titik lakukan 10x perhitungan. 1 kali perhitungan dilakukan selama
30 detik
e. Untuk ruangan (1 sampel) dengan ukuran 2 x 1 m lakukan di 5 titik. 1
titik cukup 2x perhitungan. 1x perhitungan dilakukan selama 30 detik.
29
f. Setelah selesai di 1 titik, pindah ke titik yang lain dengan jarak ± 10
meter.
g. Catatlah perhitungan setiap 30 detik, pada kolom yang telah dibuat
sebelumnya.
Contoh kolom untuk ukuran ruangan 9 x 8 m
Perhitungan
Titik
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
A
B
C
D
E
i. Jika ada 2 atau lebih angka terbesar yang sama, maka harus ditulis
semua.
j. Hasil rata-rata adalah angka kepadatan lalat dengan satuan ekor per
block grill
30
B. PENGAMATAN DAN IDENTIFIKASI JENTIK NYAMUK
1. Jenis Praktikum
Adapun jenis praktikum yang dilakukan adalah identifikasi jentik nyamuk
3. Alat
a. Pipet tetes
b. Bunsen
c. Korek api
d. Tabung reaksi + rak
e. Object glass dan deck glass
f. Mikroskop
g. Jentik nyamuk
4. Prosedur Kerja
a. Siapkan alat dan bahan
b. Nyalakan api bunsen
c. Pindahkan jentik ke tabung reaksi dengan pipet tetes
d. Matikan jentik dengan cara memanaskan tabung reaksi berisi jentik
sambil digoyang-goyang, setelah mati ambil jentik dengan pipet,
letakkan pada obyek glass, tutup dengan deck glass.
e. Amati jentik dibawah mikroskop
31
C. PENGAMBILAN SAMPEL DAN IDENTIFIKASI PINJAL
1. Jenis Praktikum
Adapun jenis praktikum yang dilakukan adalah pengambilan sampel dan
identifikasi jenis pinjal
2. Waktu dan Lokasi
Hari / Tanggal : Rabu, 25 Mei 2016
Waktu : 08.00 – Selesai
Tempat : Laboratorium Entomologi
b. Bahan
1) Preparat Pinjal
2) Larutan Chloroform
3) Tikus
4. Prosedur Kerja
a. Siapkan alat dan bahan
b. Masukkan tikus kedalam bottle killing dan diberi kapas yang telah
dibasahi dengan chloroform. Tunggu sampai tikus mati
c. Setelah tikus mati, sisir bulu tikus diatas baskom
32
d. Ambil pinjal yang jatuh menggunakan pinset, letakkan keatas object
glass, kemudian beri lem untuk preparat kemudian tutup dengan deck
glass
e. Amati menggunakan mikroskop
f. Catat hasil identifikasi
b. Bahan
1) Kecoa
33
4. Prosedur Kerja
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Masukkan kecoa kedalam toples dan tutup toples agar tidak keluar dari
toples.
3. Tuang chloroform kedalam gelas beaker secukupnya
4. Masukkan kapas kedalam gelas beaker.
5. Setelah kapas menyerap chloroform, ambil kapas dari gelas beaker
dengan menggunakan pinset.
6. Letakkan kapas pada toples yang berisi kecoa dengan tujuan untuk
mematikan kecoa.
7. Tutup kembali toples agar chloroform dapat bekerja dengan baik.
8. Tunggu hingga kecoa benar-benar mati.
9. Buka tutup toples, ambil kecoa dengan pinset.
10. Tuang alkohol 70% secukupnya kedalam gelas beaker.
11. Masukkan kecoa kedalam gelas beaker.
12. Pastikan seluruh tubuh kecoa tenggelam pada alkohol.
13. Tunggu hingga 1 jam.
14. Setelah 1 jam, angkat kecoa dengan pinset dan pindahkan kedalam
cawan petri tanpa di tutup.
15. Keringkan kecoa pada udara terbuka.
16. Kecoakeringsiap di identifikasi.
34
2. Waktu dan Lokasi
Hari / Tanggal : Kamis, 26 Mei 2016
Waktu : 08.00 – Selesai
Tempat : Laboratorium Entomologi
3. Alat dan bahan
a. Jarum pentul
b. Kertas putih
c. Lup
d. Buku kunci identifikasi nyamuk
e. Larutan chloroform
f. Nyamuk
4. ProsedurKerja
a. Siapkan alat dan bahan
b. Matikan nyamuk menggunakan chloroform, setelah mati, tusuk dengan
jarum pentul tepat di bagian ventral
c. Amati dengan lup
d. Cocokan dengan kunci identifikasi
35
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. IDENTIFIKASI JENTIK
HASIL
NO NAMA GAMBAR
PENGAMATAN
1 VIRANIA DESTY a. bagian kepala Jentik Culex
PUTRI
b. bagian ekor
36
2 ISTI SUPIANI a. Bagian kepala Jentik Culex
b. bagian ekor
b. Bagian Ekor
37
4 ELVIRA WIRDA a. Bagian kepala Jentik Culex
SEPTIANINGRU
M
b. Bagian ekor
b. Bagian ekor
38
6 VAUNDRIA a. bagian kepala Jentik Culex
PUSPA SERUNI
b. bagian ekor
b. bagian ekor
39
8 ADE RIZKY a. bagian kepala Jentik Culex
PRATAMA
PUTRA
b. bagian ekor
b. BagianEkor
40
10 LARISSA a. bagian kepala Jentik Culex
ARDINDA
PURNOMO
b. bagian ekor
Kesemua jentik yang diamati adalah jentik jenis Culex sp. Karena
kesemuanya memiliki ciri yang sama yaitu, sifonnya ramping dan terdapat
bulu menggerumbul yang lebih dari satu. Asal dari jentik sendiri juga dari
air yang mempunyai kandungan organik yang tinggi.
41
D. HASIL PENGAMATAN PINJAL
NO. JENIS PINJAL GAMBAR CIRI-CIRI
1 Ctenocephalides A.tubuh pinjal
felis pipih
B.tidak memiliki
sayap
C.kulit tubuhnya
keras dan
ditumbuhi bulu
lebat.
2 Ctenocephalides A.bentuk tubuh
canis pipih atau gepeng
B.tidak besayap
C.kepalanya bulat
D.mempunyai
genal dan prenatal
ctenidia
E.Spina pertama
dari genal comb
lebih pendek dari
yang kedua
3 Xenopsylla A.bentuk badan
cheopis silindris
B.warna badan
dorsal coklat
hitam
C.memiliki 6 kaki
D.pedikel
panjang, bulu
ante pidigal
42
panjang dan kaku
4 Cimex a. Bagian Caput A.tubuh tertutup
lextularius oleh rambut-
rambut pendek
B.bentuk badan
berbentuk pipih
C.memiliki 3
pasag kaki
b. Bagian Abdomen
5 Pediculus A.memiliki 3
humanus capit pasang kaki yang
berkuku /cakar
B.pada caput
terdapat sepasang
antena sepasang
mata terletak
sebelah lateral
antena
C.pada thorax dan
abdomen terdapat
43
lubang-lubang
untuk pernafasan.
E. PENGAMATAN KECOA
NO JENIS KECOA GAMBAR CIRI-CIRI
1. Periplaneta A.memiliki
americana sepasang
antena
B.berbadan
pipih
C.badan
mempunyai
tubuh warna
hitam atau
colat mengkilat
44
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
1. Setelah melakukan praktikum entomologi, kami dapat melakukan
perhitungan kepadatan lalat menggunakan Fly Grill. Dengan mengetahui
tingkat kepadatan lalat di suatu tempat dapat diketahui indikator apakah
tempat tersebut termasuk tempat yang sehat dan bersih untuk penduduk
wilayah tersebut. Jika semakin tinggi kepadatan lalat, dapat dipastikan
wilayah tersebut tidak bersih dan tidak sehat.
2. Dengan melakukan pengamatan jentik melalui mikroskop, dapat
diindentifikasi jentik nyamuk anopheles, aedes, culex dan mansonia.
Namun dari identifikasi yang dilakukan, didapatkan hasil jentik culex
lebih dominan. Dari identifikasi, jentik culex hanya dapat berkembang di
air yang keruh atau kotor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa tempat
pengambilan sampel jentik tersebut kotor atau tidak sehat.
3. Pengamatan pada nyamuk mendapatkan hasil dimana jenis nyamuk yang
diidentifikasi adalah jenis nyamuk culex pipiens fatigans. Nyamuk Culex
adalah vektor penyakit filariasis, dimanya penderitanya mengalami
pembengkakan pada bagian tubuh tertentu.
4. Pengamatan pinjal yang dilakukan dalam praktikum entomologi meliputi
pinjal anjing, pinjal kucing, pinjal tikus, kutu busuk, dan kutu manusia.
Dapat disimpulkan dari identifikasi yang paling menonjol dari keempat
obyek adalah terletak pada oral dan pronatal comb (sisir).
5. Pengawetan kecoa dilakukan untuk media pembelajaran.
45
B. SARAN
1. Dalam praktikum yang dilakukan di laboratorium entomologi terasa panas,
sehingga perlu ditambah prasarana tambahan.
2. Dihimbau pada masyarakat sekitar untuk menjaga kebersihan lingkungan
agar terhindar dari segala jenis nyamuk sehingga tidak terjangkit penyakit.
46
DAFTAR PUSTAKA
http://piatorayah.blogspot.co.id/
http://lingk-sehat.blogspot.co.id/2012/12/menghitung-kepadatan-lalat.html
http://aiyssmithdhavidhsond.blogspot.co.id/2013/09/laporan-praktkum-
parasitologi-tentang.html
http://pancarahmat.blogspot.co.id/2012/05/gambar-morfologi-lalat-rumah-
musca.html
http://apriliasakari.blogspot.co.id/2013/10/makalah-nyamuk-anopheles.html
http://rusdhyrsc17.blogspot.co.id/2012/07/antrhopoda-nyamuk-anopheles.html
http://fr.impactmalaria.com/web/formation_paludisme/morphologie_taxonomie/la
rves_nymphes_anopheles/morphologie_larves
http://dwiiwinarti.blogspot.co.id/2016/01/binomik-nyamuk-aedes-aegypty.html
https://id.wikipedia.org/wiki/Pinjal_anjing
https://fianykasisie.wordpress.com/2014/04/16/kutu-busuk-cimex-hemipterus-
kutu-kepala-pediculus-humanus-capitis-dan-kutu-kemaluan-phthirus-pubis-
beserta-pengendaliannya/
https://studiku.wordpress.com/2008/09/05/pediculus-humanus-capitis-kutu-
rambut/
http://budidarma.com/2011/05/makalah-pinjal-mata-kuliah-pengendalian-vektor-
epidemiologi.html
http://reffiana.blogspot.co.id/2011/04/ctenocephalides-felis-bouche-1835.html
http://simplenoumie.blogspot.co.id/2014/06/klasifikasi-nyamuk-mansonia.html
47