Anda di halaman 1dari 46

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK

Pendahuluan
Vektor adalah hewan avertebrata yang bertindak sebagai penular penyebab
penyakit (agen) dari host pejamu yang sakit ke pejamu lain yang rentan. Vektor
digolongkan menjadi 2 (dua) yaitu vektor mekanik dan vektor biologik. Vektor
·mekanik yaitu hewan avertebrata yang menularkan penyakit tanpa agen tersebut
mengalami perubahan, sedangkan dalam vektor biologik agen mengalami
perkembangbiakan atau pertumbuhan dari satu tahap ke tahap yang lebih lanjue.
Contoh Aedes aegypti bertindak sebagai vektor demam berdarah. Timmreck (2004)
menyebutkan bahwa vektor adalah setiap makhluk hidup selain manusia yang
membawa penyakit (carrier) yang menyebarkan dan menjalani proses penularan
penyakit, misalnya lalat, kutu, nyamuk, hewan kecil seperti mencit, tikus, atau hewan
pengerat lain. Vektor menyebarkan agen dari manusia atau hewan yang terinfeksi ke
manusia atau hewan lain yang rentan melalui kotoran, gigitan, dan cairan tubuhnya,
atau secara tidak langsung melalui kontaminasi pada makanan.
Vektor adalah parasit arthropoda dan siput air yang berfungsi sebagai penular
penyakit baik pada manusia maupun hewan. Ada beberapa jenis vektor dilihat dari
cara kerjanya sebagai penular penyakit. Keberadaan vektor ini sangat penting karena
kalau tidak ada vektor maka penyakit tersebut juga tidak akan menyebar (Soulsby
dalam Beriajaya).
Arthropoda sebagai penular berarti arthropoda sebagai media yang membawa agent
penyakit dan menularkannya kepada inang (host). Vektor dikategorikan atas 2
a Vektor Mekanik
Vektor mekanik merupakan vektor yang membawa agent penyakit dan
menularkannya kepada inang melalui kaki-kakinya ataupun seluruh bagian luar
tubuhnya dimana agent penyakitnya tidak mengalami perubahan bentuk maupun
jumlah dalam tubuh vektor. Arthropoda yang termasuk ke dalam vektor mekanik
antara lain kecoa dan lalat.
b Vektor Biologi
Vektor biologi merupakan vektor yang membawa agent penyakit dimana agent
penyakitnya mengalami perubahan bentuk dan jumlah dalam tubuh vektor.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 1


LALAT RUMAH (Musca domestica)
Insecta (serangga) merupakan anggota dari filum Arthropoda yang memiliki
jumlah spesies terbanyak. Insecta bisa ditemukan di berbagai habitat baik di darat
maupun di laut. Ada banyak jenis hewan yang masuk ke dalam kelas ini, salah
satunya adalah lalat.
Lalat merupakan salah satu serangga yang termasuk ke dalam ordo Diptera.
Beberapa spesies lalat merupakan spesies yang paling berperan dalam masalah
kesehatan masyarakat, yaitu sebagai vektor penularan penyakit. Peranan lalat dalam
meyebarkan penyakit adalah sebagai vektor mekanik dan vektor biologis. Sebagai
vektor mekanis lalat membawa bibit-bibit penyakit melalui anggota tubuhnya. Tubuh
lalat mempunyai banyak bulu-bulu terutama pada kakinya. Bulu-bulu yang terdapat
pada kaki mengandung semacam cairan perekat sehingga benda-benda yang kecil
mudah melekat (Suraini, 2011: 1).
Musca domestica atau lalat rumah atau sering disebut housefly merupakan
salah satu spesies serangga yang banyak terdapat di seluruh dunia. Sebagian besar
(95%) dari berbagai jenis lalat yang dijumpai di sekitar rumah dan kandang, adalah
lalat jenis ini. Di bidang kesehatan Musca domestica dianggap sebagai serangga
pengganggu karena merupakan vektor mekanis beberapa penyakit dan penyebab
myiasis pada manusia dan hewan. Lalat ini juga mengganggu dari segi kebersihan

dan ketenangan.
Adult house fly, Musca domestica Linnaeus
Sumber: http://www.entnemdept.ufl.edu

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 2


A. Klasifikasi
Klasifikasi lalat rumah adalah sebagai berikut (Anonim, 2008) :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Insecta
Ordo : Diptera
Famili : Muscidae
Genus : Musca
Spesiess : Musca domestica
Lalat masuk ke dalam ordo Diptera yaitu memiliki dua pasang sayap (Di- =
dua dan –ptera = sayap). Mata biasanya berukuran besar. Antena memiliki jumlah
segmen yang bervariasi dari 3 – 40 buah. Metamorfosis sempurna dengan larva yang
tidak berkaki (Sa’adah, 2013: 146).
Musca domestica dimasukkan dalam kelompok Arthropoda atau binatang
beruas, memiliki kerangka luar atau eksoskeleton yang mengandung khitin yang
dapat mengelupas apabila tubuh berkembang. Musca domestica berukuran sebesar
biji kacang tanah, berwarna hitam kekuningan. Musca domestica jantan berukuran
panjang tubuh 5,8 - 6,5 mm dan lalat betina berukuran panjang tubuh 6,5 - 7,5 mm.
Lalat ini secara umum mempunyai ciri berwarna kelabu.
Ordo ini memiliki tipe alat mulut untuk mengunyah dan menghisap atau
menjilat dan menghisap membentuk alat mulut yang sepeti belalai disebut probosis.
Probosis ini dapat ditarik ke dalam atau dijulurkan sesuai dengan keperluan hewan
tersebut. Sesuai dengan namanya, hewan dari ordo ini mempunyai 2 pasang sayap
depan, sedangkan sayap belakang berubah bentuknya menjadi suatu bulatan kecil
yang disebut haltere. Haltere ini digunakan sebagai alat keseimbangan dan alat untuk
mengetahui keadaan angin (Rusyana, 2011: 154).

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 3


Keterangan:

A. Tarsus
B. Antena
C. Torax
D. Mata
E. Sayap

B. Karakteristik

Morfologi Tubuh Lalat Rumah (Musca domestica)


Sumber: (Anonim, 2012)

Lalat rumah berukuran sedang, panjangnya 6-7,5 mm, berwarna hitam keabu-
abuan dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Mata lalat betina
mempunyai celah lebih lebar dibandingkan lalat jantan. Antenanya terdiri atas 3 ruas,
ruas terakhir paling besar, berbentuk silinder dan memiliki bulu pada bagian atas dan
bawah. Bagian mulut atau probosis lalat seperti paruh yang menjulur digunakan
untuk menusuk dan menghisap makanan berupa cairan atau sedikit lembek. Bagian
ujung probosis terdiri atas sepasang labella berbentuk oval yang dilengkapi dengan
saluran halus disebut pseudotrakhea tempat cairan makanan diserap. Sayapnya
mempunyai empat garis (strep) yang melengkung ke arah kosta/rangka sayap
mendekati garis ketiga. Garis (strep) pada sayap merupakan ciri pada lalat rumah dan
merupakan pembeda dengan Musca jenis lainnya. Pada ketiga pasang kaki lalat ini
ujungnya mempunyai sepasang kuku dan sepasang bantalan disebut pulvilus yang
berisi kelenjar rambut. Pulvilus tersebut memungkinkan lalat menempel atau
mengambil kotoran pada permukaan halus kotoran ketika hinggap di sampah dan
tempat kotor lainnya (Anonim, 2012).
Tubuh Musca domestica terbagi menjadi tiga bagian yaitu bagian kepala
dengan sepasang antena, thoraks dan abdomen. Kepala Musca domestica relatif besar
dengan dua mata majemuk yang bertemu di garis tengah untuk lalat jantan, sedang
lalat betina dua mata majemuk terpisahkan oleh ruang muka. Tipe mulut lalat adalah
sponging, disesuaikan dengan jenis makanannya yang berupa cairan. Bagian mulut
lalat digunakan sebagai alat penghisap makanan yang disebut dengan labium. Pada
ujung labium terdapat labella yang menghubungkan antara labium dengan rongga
tubuh (haemocoele).

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 4


Thoraks terbagi atas tiga bagian yaitu prothoraks, mesothoraks dan
metathoraks. Thoraks berwarna abu-abu kekuningan sampai gelap dan mempunyai
empat baris garis hitam longitudinal dengan lebar yang sama dan membentang
sampai ke tepi skutum, dengan tiga pasang kaki dan sepasang sayap. Abdomen
ditandai dengan warna dasar kekuningan serta didapatkan garis hitam di bagian
median yang difus sampai di segmen keempat. Pada lalat betina disamping ciri
tersebut juga terdapat garis hitam yang difus di kedua sisi abdomen.

C. Siklus Hidup
Fertilisasi dan oviposisi Musca domestica berlangsung beberapa hari setelah
lalat muda keluar dari pupa dan menjadi lalat dewasa. Lalat betina dapat
menghasilkan 100-150 butir telur dalam tiap kelompok pada setiap kali peneluran
dan biasanya lalat betina bertelur dalam empat kelompok. Telur diletakkan pada
feses segar atau tempat yang mengandung bahan organik yang membusuk. Secara

keseluruhan Musca domestica mampu menghasilkan telur dalam jumlah yang


cukup besar, lebih kurang 2000 butir. Dengan jumlah tersebut Musca domestica
mampu membentuk 10-12 generasi dalam satu musim.
Siklus Hidup Lalat Rumah (Musca domestica)

(Anonim, 2012)

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 5


Dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu mulai dari telur,
larva, pupa dan dewasa.
Life cycle of the house fly, Musca domestica Linnaeus
Sumber: http://www.entnemdept.ufl.edu

1. Fase Telur
Telur lalat berwarna putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm panjangnya.
Setiap kali bertelur akan menghasilkan 120–130 telur dan menetas dalam
waktu 8–16 jam. Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah 12 –13
º C) (Depkes, diakses 2017).
Adult and eggs of the house fly, Musca domestica Linnaeus
Sumber: http://www.entnemdept.ufl.edu

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 6


2. Fase Larva
Tingkat I: telur yang baru menetas disebut instar I, berukuran panjang 2 mm,
berwarna putih, tidak bermata dan berkaki, sangat aktif dan ganas terhadap
makanan, setelah 1 – 4 hari melepas kulit dan keluar menjadi instar II.

Tingkat II: ukuran besarnya dua kali dari instar I, setelah satu sampai beberapa
hari maka kulit akan mengelupas dan keluar instar III.
Tingkat III: larva berukuran 12 mm atau lebih, tingkat ini memerlukan waktu 3
sampai 9 hari. Larva mencari tempat dengan temperatur yang disenangi, dengan
berpindah-pindah tempat (Anonim, 2008).

Larva of the house fly, Musca domestica Linnaeus

3. Fase Pupa atau Kepompong


Jaringan tubuh larva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa. Stadium ini
berlangsung 3 sampai 9 hari, setelah stadium ini selesai maka melalui celah
lingkaran bagian anterior akan keluar lalat muda (Anonim, 2008).

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 7


Prepupa and sequence of puparia by age for the house fly, Musca domestica
Linnaeus
Sumber: http://www.entnemdept.ufl.edu

4. Lalat Dewasa
Proses pematangan menjadi lalat dewassa kurang lebih dari 15 jam dan setelah itu
siap mengadakan perkawinan. Umur lalat dewasa dapat mencapai 2 – 4 minggu
(Anonim, 2008).
Adult house fly, Musca domestica Linnaeus
Sumber: http://www.entnemdept.ufl.edu

Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari. Lalat
dewasa panjangnya lebih kurang ¼ inci, dan mempunyai 4 garis yang agak gelap
hitam dipunggungnya. Beberapa hari kemudian sudah siap untuk berproduksi,
pada kondisi normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. Umur
lalat pada umumnya sekitar 2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang lebih sejuk
biasa sampai 3 (tiga) bulan. Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin,
tetapi sebaliknya lalat akan terbang jauh mencapai 1 kilometer (Depkes, diakses
2017).
Waktu yang dibutuhkan dalam proses metamorfosis lalat mulai dari telur
sampai bentuk lalat dewasa bervariasi pada berbagai belahan di bumi yang
tergantung oleh temperatur dan faktor lain. Waktu metamorfosis lalat bervariasi
sekitar rata-rata 44,8 hari pada suhu lingkungan 16°C sampai dengan rata-rata 10,4
hari pada suhu 30°C.
Siklus lengkap menjadi lalat dewasa dapat berlangsung kira-kira delapan
hari pada temperatur 33-35ºC sehingga sejumlah generasi berkembang pada
musim panas (8). Menurut Sukarsih (1989), perkembangan lalat mulai telur
sampai dewasa pada suhu 20oC butuh waktu 26,2 hari sedangkan pada suhu 35oC
waktu yang dibutuhkan hanya 9,6 hari.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 8


Tingkat pertumbuhan secara umum dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Suhu merupakan faktor lingkungan yang penting untuk pertumbuhan populasi
Musca domestica, khususnya didaerah equator dan tropis, yaitu daerah yang
menunjukkan tingginya jumlah spesies. Lalat ini pertumbuhannya amat tinggi di
Indonesia karena didukung oleh faktor suhu, kelembahan serta tersedianya sumber
makanan.

D. Kebiasaan dan Cara Hidup


Lalat rumah merupakan pemakan makanan yang berbau busuk biasa dia
memakan bahan berbentuk cairan seperti: sirup, susu, buah-buahan dan sayuran
yang basah dan membusuk, sputum, kotoran, air dia juga mencemari makanan
pada kulit/tubuh yang basah seperti mulut, lubang hidung, mata pada luka serta pada
daging kemudian lalat hinggap pada keju, gula, dan makanan lain lalat
memakan makanan kering dengan bantuan dia mengeluarkan air liurnya
yang mengandung penyakit kemudian dihisapnya kembali makanan tadi
hingga lalat sudah dikenal sejak lama sebagai pembawa penyakit (Dinata, 2011).
Lalat membawa bakteri pada tubuh dan kaki-kakinya, sewaktu lalat
menikmati makanan ia akan mencemari makanan melalui cairan yang
dikeluarkan oleh makanan yang dicerna dan masuk kembali kedalam
permukaan makanan. Bila lalat terlampau banyak maka lalat dapat membuang
kotoran diatas makanan, sehingga makanan menjadi tercemar oleh telur atau
larva lalat (Depkes, diakses 2017).
Tempat yang disenangi lalat untuk perindukan atau berkembang biak adalah
tempat yang basah, pada benda-benda organik, tinja, sampah basah, kotoran
binatang, dan tumbuh-tumbuhan busuk. Sedangkan lalat akan beristirahat pada
lantai, dinding, langit-langit, jemuran pakaian, rumput-rumput, kawat listrik, serta
lalat menyukai tempat-tempat dengan tepi yang tajam dan permukaannya vertikal.
Biasanya tempat beristirahatnya terletak berdekatan dengan tempat makanannya
atau tempat berbiaknya dan biasanya yang terlindung dari angin. Tempat istirahat
tersebut biasanya tidak lebih dari 4,5 meter di atas permukaan tanah. (Anonim,
2008).

E. Potensi Musca domestica sebagai Vektor Penyakit


Musca domestica memiliki potensi tinggi dalam penyebaran banyak agen
penyakit baik secara mekanis maupun biologis pada populasi manusia yang hidup
relatif dekat dengan suatu peternakan atau usaha produksi hewan lainnya. Tidak
tertutup kemungkinan agen penyakit ini dapat menyebar luas jauh dari sumber
penularan karena lalat dapat terbang sampai jarak yang cukup jauh.
Seekor lalat dewasa mampu berpindah pada jarak yang jauh. Kebanyakan
lalat dewasa akan tetap tinggal di tempat dimana tersedia makanan yang cukup dan
tempat untuk bertelur. Lalat dewasa hidup beberapa minggu dan dapat berpindah
apabila makanan berkurang. Selain itu lalat dapat mengadakan migrasi hingga 8 km.
Pada kasus food borne disease secara epidemiologi penting dipelajari peran
lalat dalam memindahkan agen penyakit dari tempat yang kotor ke makanan.
Penyebaran agen penyakit dapat berlangsung cepat dan luas karena lalat rumah dapat
terbang sampai jarak 20 mil. Lalat rumah bahkan dapat terbang lebih dari 32 km.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 9


Potensi Musca domestica yang tinggi sebagai vektor penyakit juga dipengaruhi oleh
kemampuan bereproduksi lalat rumah yang sangat hebat, oleh sebab itu sering terjadi
ledakan. Setelah lima bulan perkawinan akan dihasilkan
191.010.015.000.000.000.000.000 ekor lalat dewasa baru.
Lalat rumah dewasa meletakkan telur pada eksreta, dan larva makan material
yang mengandung agen penyakit. Probosis lalat dipakai untuk menyerap makanan
dalam jumlah besar dan dibantu oleh rambut yang ada disekitarnya. Lalat hanya
dapat menyerap makanan cair, biasanya makanan selanjutnya akan dimuntahkan
guna mencairkan materi padat agar mudah diserap. Lalat mengeluarkan feses selama
proses makan. Lalat beradaptasi dengan baik untuk menyerap agen penyakit.
Keenam kaki lalat yang dilengkapi dengan rambut dan bantalan kaki tempat
menempelnya material, oleh karenanya lalat sebagai vektor potensial penyebaran
agen penyakit. Lalat dalam sekali makan dapat membawa 6 x 106 bakteri pada
eksoskeletonnya.
Agen penyebab penyakit terutama dari kelompok protozoa yaitu G. lamblia
dan C. parvum, yang ditemukan di luar inang dalam bentuk kista dan ookista
memiliki ketahanan terhadap pengaruh suhu dan bahan kimia. Ookista C. parvum
memiliki dinding yang tebal dan dapat hidup dalam beberapa bulan di luar tubuh
inang kecuali bila terkena suhu ekstrem (dibawah 0° C atau diatas 65°C. Ookista C.
parvum mati bila diberi ammonia 5 % atau formalin 5 %. Jamur, bakteri dan virus
merupakan agen penyebab penyakit yang dapat dengan cepat memperbanyak diri.
Pemindahan agen penyakit secara mekanis oleh lalat perlu diperhatikan
karena lalat memiliki perilaku defekasi dan regurgitasi. Kekentalan feses
meningkatkan efisiensi dari bulu lalat dalam membawa ookista dan partikel lain.
Mekanisme pemindahan agen penyakit, biologi dan ekologi lalat mengindikasikan
bahwa lalat berpotensi tinggi untuk menyebarkan C. parvum dan G. lamblia. Lalat
memiliki peran penting pada kesehatan manusia. Wabah penyakit yang terjadi selalu
dihubungkan dengan meningkatnya populasi lalat.
Peran M. domestica sebagai vektor biologis dari H. pylori (Grubel et.al.,
1997) telah dibantah oleh Osato et al., (1998). Menurut Osato lalat rumah yang
dipapar selama 24 jam dengan feses segar dari sukarelawan yang terinfeksi H. pylori
tanpa gejala klinis gastritis, menunjukkan hasil positif dengan tes C-urea breath dan
HM-CAP enzyme-linked immunosorbent assay immnoglobulin G antibody.
Selanjutnya hasil tes CLO dan hpfast RUTs untuk mendeteksi adanya urea yang
diproduksi oleh bakteri dalam saluran usus lalat bagian tengah (midgut) sampai 48
jam menunjukkan hasil negatif. Sehingga disimpulkan lalat rumah bukan vektor atau
reservoir untuk penularan H. Pylori karena bakteri ini tidak dapat bereplikasi di luar
saluran pencernaan manusia.
Organisme mirip H. pylori yang telah ditemukan dalam saluran usus M.
domestica oleh Grubel et.al., (1997) dapat dimungkinkan karena dua hal.
Kemungkinan pertama H. pylori yang selama ini dikatakan tidak dapat bereplikasi
diluar saluran pencernaan manusia, mengalami perubahan karena beradaptasi dengan
lingkungan di luar saluran usus. M. Domestica. Saluran usus M.Domestica mampu
berfungsi sebagai media bagi kelangsungan hidup H. Pylori karena memiliki pH
asam dan sel oxyntic yang mirip dengan saluran pencernaan manusia. Kemungkinan
kedua H. pylori telah mengalami mutasi.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 10


F. Peran Musca domestica sebagai Vektor Penyakit
Musca domestica bertindak sebagai vektor penyakit, artinya lalat ini bersifat
pembawa/memindahkan penyakit dari satu tempat ke tempat lain. Terdapat dua
macam vektor yaitu vektor mekanis dan vektor biologis. Disebut vektor mekanis
apabila agen penyakit di dalam tubuh vektor tidak mengalami perubahan. Sedangkan
bila agen penyakit pengalami perubahan (bertambah banyak, berubah siklus atau
keduanya) di dalam tubuh vektor disebut sebagai vektor biologis.
Musca domestica bukan merupakan parasit obligat tetapi merupakan vektor
yang penting dalam penyebaran agen penyebab penyakit. Disamping itu juga dapat
menyebabkan myiasis atau memperparah keadaan luka pada jaringan akibat infestasi
lalat. Musca domestica adalah spesies lalat yang banyak berperan sebagai vektor
mekanis pada beberapa penyakit. Menurut Arroyo (1998), seekor lalat Musca
domestica dapat membawa sekitar lebih dari 100 macam organisme patogen yang
dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.
Selama ini lalat rumah dikenal hanya dapat menyebabkan penyakit secara
tidak langsung karena perannya sebagai vektor mekanik atau perantara berbagai
penyakit. Lalat berkembang biak pada media berupa tinja atau feses, karkas, sampah,
kotoran hewan dan limbah buangan yang banyak mengandung agen penyakit, dengan
demikian lalat mudah tercemari oleh agen penyakit baik di dalam perut, bagian mulut
dan kaki. Kontaminasi terjadi pada bagian mulut atau bagian tubuh lalat yang lain
seperti kaki, ketika lalat tersebut makan feses yang mengandung agen penyakit,
kemudian terbang dan hinggap pada makanan sehat sambil memindahkan agen
penyebab penyakit. Transmisi mekanis patogen biasanya harus terjadi dalam
beberapa jam agar dapat dengan efektif menginfeksi karena daya tahan sebagian
agen penyebab penyakit ketika berada dalam vektor pembawa sangat singkat.
Menurut Sigit dkk., (2006), patogen ditularkan oleh Musca domestica ke
manusia saat lalat hinggap pada makanan dan melakukan regurgitasi (vomit drops)
yang secara alami dilakukan sebelum dan selama menelan makanan untuk membantu
makannya serta defekasi. Eskreta dari regurgitasi dan defekasi inilah yang
mengandung agen penyakit. Lalat ini bukan pemakan darah, tetapi dapat mengikuti
lalat penghisap darah, makan darah yang busuk dan cairan jaringan. Agen penyakit
berpindah dari feses atau ludah pada kutikula dan probosis lalat ke manusia/hewan
akibat perilaku yang dikenal dengan istilah regurgitasi. Bibit penyakit dipindahkan
melalui rambut-rambut yang terdapat pada kaki dan badan serta bagian mulut dari
lalat. Kebiasaan terbang kemudian pergi dan kembali lagi dari feses ke makanan
sangat memungkinkan untuk terjadinya proses penularan penyakit .
Berbagai penyakit penting yang dapat ditularkan oleh lalat antara lain
penyakit viral seperti poliomielitis, hepatitis, trakhoma, coxsackie dan infeksi ECHO
virus. Berbagai jenis bakteri enteropatogen yang berhasil diisolasi dari Musca
domestica yang dikoleksi dari tempat sampah dan kandang ayam antara lain adalah
Acinetobacter sp, Cirtobacter freundii, Enterobacter aerogenes, Enterobacter
aggolerans, Escherichia coli, Hafnia alvei, Klebsiella pneumoniae, Morganella
morganii, Proteus vulgaris, Pseudomonas sp dan Salmonella sp. Graczyck et al.,
(1999) menyatakan Musca domestica juga berperan sebagai inang transport
(pembawa) Staphylococcus sp dan Pseudomonas sp.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 11


Penyakit lambung dan usus (enterogastrik) pada manusia seperti bacillary
disentri, salmonellosis (thypoid, parathypoid fever), enteritis, keracunan makanan
dan cholera juga ditularkan oleh lalat rumah. Pada beberapa kasus, lalat rumah juga
bertindak sebagai vektor penyakit kulit seperti lepra dan yaws (frambusi atau patek)
juga vektor untuk wabah sakit mata (epidemic conjunctivitis).
Musca domestica juga dilaporkan dapat membawa kista dari berbagai
protozoa seperti Entamoeba histolytica, E. coli, Giardia intestinalis, Sarcocystis sp,
Toxoplasma gondii, Isospora, Trichomonas sp.dan beberapa telur cacing diantaranya
cacing jarum atau cacing kremi (Enterobius vermicularis), cacing gilik (Ascaris
lumbricoides) cacing kait (Ancylostoma dan Necator), cacing pita (Taenia,
Dipylidium caninum), cacing cambuk (Trichuris trichiura), Toxocara canis dan
Strongyloides stercoralis. Lalat rumah juga berperan sebagai vektor biologis cacing
Habronema muscae.
Penelitian adanya jamur pada lalat rumah di daerah kandang babi dan
perkotaan diperoleh 10 jenis jamur yaitu Aspergillus flavus, A. niger var niger,
Penicillium corylophilum, P. fellutanum, Cladosporium cladosporoides, Fussarium
sp. Alternaria alternata, Curvularia brachyspora, Mycelia sterilia dan Mucorales
order.

G. Bakteri yang terdapat pada Lalat Rumah


Mengutip dari hasil sebuah penelitian yang telah dilakukan terhadap jenis-
jenis lalat (Diptera) yang terdapat di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA)
kota Padang, didapatkan dua jenis lalat yaitu Musca domestica dan Chrysomya
megacephala yang berasal dari dua famili yaitu Muscidae dan Calliphoridae (Suraini,
2011: 6). Dari penelitian tersebut didapatkan hasil sebagai berikut.
Tabel 1. Jenis-jenis bakteri pada permukaan luar tubuh lalat M. domestica dan C.
megacephala

No Jenis Bakteri C. Megacephala M. domestia L.

1 Enterobacter aerogenes + +

2 Eschericia coli + +

3 Proteus sp. + +

4 Bacillus sp. + +

5 Serratia marcescens + +

Keterangan:
+ = Ada
- = Tidak ada
Pada penelitian ini ditemukan lima jenis bakteri yang terdapat pada per-
mukaan luar tubuh lalat M. domestica dan C. megacephala yang terdiri dari empat
jenis bakteri Enterobacteriaceae yaitu Enterobacter aerogenes, Escherichia coli,
Proteus sp. dan Serratia marcescens serta satu jenis bakteri basil dari genus Bacillus

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 12


sp.
1. Enterobacter aerogenes
Koloni bakteri pada media Nutrient Agar tidak berwarna, jernih, bulat sedang,
cembung, smooth. Dari hasil identifikasi yang telah dilakukan dengan memakai
metoda KIT API 20 E didapatkan bahwa jenis bakteri yang ditemukan adalah E.
aerogenes dengan ketepatan hasil 96 %.

2. Escherichia coli
Pada Media Nutrien Agar koloni terlihat tidak berwarna, bulat sedang,
smooth. Pada media Mac Conkey Agar ukuran koloni rata-rata 1 mm,
sedikit cembung, smooth, berwarna merah karena memfermentasi laktosa.
Berdasarkan hasil identifikasi dengan TSIA dan tes biokimia deretan IMVICMU
ditandai dengan hasil tes yaitu, TSIA A/A/-, Sulfur (-), Motility (+), Indol
positif (+), Voges Proskauer (-), Cimon Sitrat (-), MR positif (+), dan Urease
negatif (-), Mannit (+) dan Sukrosa (+).
3. Proteus sp.
Pada Nutrien Agar koloni bulat, smooth, tidak berwarna, ada yang menyebar.
Pada Mac Conkey Agar koloni terlihat bulat, berwarna merah muda, tidak
memfermentasi laktosa. Berdasarkan hasil identifikasi dengan TSIA dan tes
biokimia deretan IMVICMU ditandai dengan hasil tes yaitu, TSIA A/K/+, Sulfur
(+), Motility (+), Indol (-), Voges Proskauer (-), Simon Citrat (+), Metyl Red
positif (+), Urease positif (+), Mannit (+) dan laktosa (+) seperti terlihat pada
(Lampiran 5). Proteus dapat ditemukan di dalam air, tanah dan bahan-bahan
yang terkontaminasi oleh feses manusia.
4. Bacillus sp.
Pada media Nutrien Agar koloni besar terlihat menyebar, tepinya tidak rata.
Dengan melakukan pewarnaan Gram dapat diidentifikasi bahwa ditemukan
bakteri Bacillus sp. pada tubuh lalat M. domestica dan C. megacephala
dengan ciri-ciri morfologi bakteri berbentuk batang besar persegi (tongkat),
bersifat Gram (+). Setelah dilakukan pewarnaan spora ditemukan adanya
endospora. Hasil uji tes katalase untuk bakteri Bacillus sp. menunjukkan
bahwa katalase (+).
5. Serratia marcescens
Pada media Mac Conkey agar terlihat koloni bakteri bulat, menyebar dan
berwarna merah. Berdasarkan hasil identifikasi dengan memakai metoda KIT
API 20 E didapatkan bahwa jenis bakteri yang ditemukan adalah Serratia
marcescens dengan ketepatan hasil 97%.
Frekuensi bakteri yang disebarkan oleh lalat M. domestica pada TPA Lubuk
Minturun Padang adalah E.coli 25% dan Bacillus sp 25% dan menempati angka
tertinggi, sedangkan jenis bakteri lain (E. aerogenes, S. marcescens dan Proteus sp)
dengan frekuensi masing-masing 16,67% (Suraini, 2011: 8-10).

H. Patologi dan Gejala Klinis

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 13


Penyakit Akibat lalat sangat beragam. Lalat tidak menghasilkan penyakit
sendiri, tetapi lalat sebagai vector (penghantar) penyakit. Melalui lalat, beberapa
penyakit mudah tersebar, apalagi pada daerah-daerah yang kumuh dan kotor.
Penyakit akibat lalat sebenarnya bisa di hindari, jika saja perilaku hidup sehat dan
lingkungan bersih dari sampah-sampah organik. Serangga lalat merupakan hewan
yang hidup dan berkembang biak di tempat-tempat kotor dan berbau busuk.
Serangga kecil ini sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup, mata
majemuknya terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Beberapa
jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat. Saat ini, ditemukan tidak
kurang dari 60.000 – 100.000 spesies lalat di dunia.
Jenis lalat yang perlu diwaspadai di antaranya lalat rumah (Musca
domestica), lalat hijau (Lucilla seritica), lalat biru (Calliphora vornituria), dan lalat
latirine (Fannia canicularis). Dari keempat jenis tersebut, lalat rumah adalah yang
paling dikenal sebagai pembawa penyakit dan banyak dijumpai di tempat-tempat
yang terdapat sampah basah hasil buangan rumah tangga, terutama yang kaya zat-zat
organik yang sedang membusuk.
Bermacam-macam mikroorganisme penyebab penyakit menempel di kaki
lalat dan rambut-rambut halus di sekujur tubuhnya. Berbagai penyakit yang
disebabkan oleh lalat biasanya berhubungan dengan saluran pencernaan. karena
perpindahan kuman dan mikroorganisme dari lalat ke dalam tubuh manusia terjadi
secara mekanis. Lalat dari tempat kotor dan busuk kemudian hinggap di makanan
sehingga makanan terkontaminasi. Mikroorganisme akan masuk ke dalam tubuh
bersamaan dengan makanan itu.
Penyakit-penyakit yang biasanya ditularkan melalui lalat antara lain:
1. Disentri
Entamoeba histolityca adalah Organisme yang dapat menyebabkan penyakit pada
manusia, kucing, anjing dan babi. Vektornya adalah musca domestica (lalat
rumah) dan kecoa. Penularan terjadi karena makanan atau minuman yang
terkontaminasi oleh kista yang dibawa oleh vektor. Gejala yang dapat ditmbulkan
antara lain; sering buang air besar, fesesnya sedikit-sedikit dengan lendir dan
darah, dan biasanya disertai rasa sakit diperut (kram perut), dan biasanya tidak
demam.
Upaya pencegahannya dengan perbaikan sanitasi lingkungan, dan pencegahan
kontaminasi makanan, pembasmian vektor serta perbaikan cara pembuangan
kotoran yang baik serta cuci tangan setelah defekasi.
2. Diare
Diare adalah suatu penyakit dengan tanda-tanda adanya perubahan bentuk dan
konsistensi dari tinja, yang melembek sampai mencair dan bertambahnya
frekuensi buang air besar biasanya tiga kali atau lebih dalam sehari . Diare terjadi
akibat adanya rangsangan terhadap saraf otonom di dinding usus sehingga
menimbulkan reflex mempercepat peristaltic usus.
Gejala diare, yaitu :
a Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah. Suhu tubuhnya meninggi
b Tinja bayi encer, berlendir, atau berdarah

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 14


c Warna tinja kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
d Anusnya lecet
e Gangguan gizi akibat intake (asupan) makanan yang kurang
f Muntah sebelum atau sesudah diare
g Dehidrasi (kekurangan cairan)
Dalam pencegahan diare, beberapa upaya yang mudah dilakukan yaitu :
a Penyiapan makanan yang higienis seperti menjaga kebersihan dari makanan
atau minuman yang kita makan, tutuplah makanan rapat rapat agar terhindar
dari lalat dan kebersihan perabotan makan ataupun alat bermain si kecil.
b Penyedikan air minum yang bersih yaitu dengan cara merebus air minum
hingga mendidih
c Sanitas air yang bersih
d Kebersihan perorangan
e Cucilah dengan sabun sebelum dan makan, mengolah makanan juga setelah
buang air besar. Karena penularan kontak langsung dari tinja melalui tangan/
serangga, maka menjaga kebersihan dengan menjadikan kebiasaan mencuci
tangan untuk seluruh anggota keluarga. Cucilah tangan sebelum makan
dengan sabun atau menyediakan makanan untuk sikecil.
Sebelum diberikan obat yang tepat maka pertolongan pertama pengobatan diare
ialah mengatasi pengeluaran cairan atau elektrolit yang berlebihan (dehidrasi)
terutama pada pasien bayi dan usia lanjut, karena dehidrasi dapat mengakibatkan
kematian.
3. Typhoid.
Demam tifoid merupakan penyakit infeksi akut usus halus. Proses patogenesis /
masuknya penyakit ini ialah dengan proses masuknya organisme Salmonella
typhi masuk dalam tubuh manusia melalui makanan dan air yang tercemar.
Sebagian kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke
usus halus dan mencapai jaringan lympoid plak peyeri di ileum terminalis yang
hypertrofi. Bila terjadi komplikasi perdarahan dan perforasi intestinal, kuman
menembus lamina propia, masuk aliran limfe mencapai jaringan limfe
mesenterial, dam masuk aliran darah melalui duktus torasikus. S. typhi lain dapat
mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. S. typhi bersarang di plak peyeri,
limpa, hati, dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial.
Endotoksin S. typhi berperan dalam proses inflamasi lokal pada jaringan tempat
kuman tersebut berkembangbiak. S. typhi dan endotoksiknya merangsang sinstesis
dan pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang, sehingga
terjadi demam.
Gejala-gejala yang timbul berfariasi. Dalam minggu pertama, keluhan dan gejala
serupa dengan penyakit infeksi akut pada umumnya, yaitu demam, nyeri kepala,
pusing, nyeri otot, anoreksia, mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak
enak di perut, batuk, dan epistaksis. Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan
peningkatan suhu badan. Dalam minggu kedua gejala-gejala menjadi lebih jelas
berupa demam, bradikardi relatif, lidah tifoid (kotor di tengah, tepi dan ujung
merah, dan tremor), hepatomegali, splenomegali, meteorismus, gangguan
kesadaran berupa somnolen sampai koma, sedangkan roseolae jarang ditemukan
pada orang indonesia.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 15


Gejala klinis demam tifoid pada anak biasanya lebih ringan jika dibanding dengan
penderita dewasa. Masa inkubasi rata-rata 10 – 20 hari. Setelah masa inkubasi
maka ditemukan gejala prodromal, yaitu perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri
kepala, pusing dan tidak bersemangat.
4. Kolera
Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut yang
disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh
seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut
mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare
(diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam
waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada
kondisi dehidrasi.
Gejala dari kolera:
a. Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau
tenesmus.
b. Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah
menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun
amis, tetapi seperti manis yang menusuk.
c. Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan
mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.
d. Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
e. Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita
tidaklah merasakan mual sebelumnya.
f. Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
g. Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi
dengan tanda-tandanya seperti ; detak jantung cepat, mulut kering, lemah
fisik, mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera
mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat
mengakibatkan kematian.
Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mandapatkan penaganan
segera, yaitu dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang sebagai
langkah awal. Pemberian cairan dengan cara Infus adalah yang paling tepat bagi
penderita yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau muntah.
Selanjutnya adalah pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, yaitu dengan
pemberian antibiotik/antimikrobial seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau golongan
Vibramicyn. Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan
diare yang terjadi.
5. Tuberculosis ( TBC )
Kuman Tubercullosis penyebab penyakit paru yang merebak setelah
maraknya penularan HIV/AIDS, menurut beberapa peneliti juga dapat
disebarluaskan oleh lalat rumah. Menurut Lambor yang bekerja di Nyasaland
menemukan kuman tuberculosa bisa bertahan hidup di dalam tubuh lalat sampai 1
minggu, kuman tuberculosa menempel pada kaki lalat sewaktu hinggap pada dahak
penderita TBC dan bercampur debu dan terhisap bersama udara pernafasan dan
kuman pindah ke tubuh orang sehat dengan cara memakan makanan yang sudah
terkontaminasi.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 16


6. Cacingan
Salah satunya disebabkan oleh cacing pita ( Taenia sp ) bentuknya panjang pipih
menyerupai pita, kepalanya kecil dan mempunyai kait untuk melekatkan diri pada
dinding usus. Cacing pita mempunyai banyak jenis, tetapi ada tiga yang biasa
dikenal yaitu cacing pita daging, cacing pita ikan dan cacing pita babi. Jenis
cacingan ini disebabkan pengkonsumsian daging (terutama sapi dan babi) yang
mengandung cacing pita dan memasaknya kurang matang.
Gejala atau tanda terinfeksi cacing pita antara lain : perut terasa mulas dan mual,
kadang perih dan tajam menusuk-nusuk tetapi akan hilang sesudah makan. Selain
itu muka pucat, pusing, kurang nafsu makan, dan feses berlendir.

I. Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Lalat Rumah


1. Perbaikan Hygiene dan sanitasi lingkungan.
Perbaikan Hygiene dan sanitasi lingkungan merupakan langkah awal yang sangat
penting dalam usaha menganggulangi berkembangnya populasi lalat baik dalam
lingkungan peternakan maupun pemukiman. Selain murah dan sederhana juga
efektif serta tidak menimbulkan efek-efek samping yang membahayakan
lingkungan
A. Mengurangi atau menghilangkan tempat perindukan lalat.
1) Kandang ternak
 Kandang harus dapat dibersihkan
 Lantai kandang harus kedap air, dan dapat disiram setiap hari
 Terdapat saluran air limbah yang baik

2) Kandang ayam dan burung


 Bila burung/ternak berada dalam kandang dan kotorannya terkumpul
disangkar, kadang perlu dilengkapi dengan ventilasi yang cukup agar
kandang tetap kering.
 Kotoran burung/ternak dapat dikeluarkan dari sangkar dan secara interval
(disarankan setiap hari) dibersihkan
3) Timbunan kotoran ternak
Timbunan pupuk kandang yang dibuang ke permukaan tanah pada temperatur
tertentu dapat menjadi tempat perindukan lalat. Sebagai upaya pengendalian,
kotoran sebaiknya diletakkan pada permukaan yang keras/semen yang
dikelilingi selokan agar lalat dan pupa tidak bermigrasi ke tanah sekelilingnya.
Pola penumpukan kotoran sacara menggunung dapat dilakukan untuk
mengurangi luas permukaan. Tumpukan kotoran sebaiknya ditutupi plastik
untuk mencegah lalat meletakkan telurnya dan dapat membunuh larva karena
panas yang diproduksi oleh tumpukan kotoran akibat proses fermentasi.
4) Kotoran Manusia

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 17


Jamban yang memenuhi syarat kesehatan sangat diperlukan guna mencegah
perkembangbiakan lalat pada tempat-tempat pembuangan faces. Jamban
setidaknya menggunakan model leher angsa dan berseptic tank. Selain itu, pada
pipa ventilasi perlu dipasang kawat kasa guna mencegah lalat masuk dan
berkembang biak di dalam septic tank
5) Sampah basah dan sampah organic
Pengumpulan, pengangkutan dan pembuangan sampah yang dikelola dengan
baik dapat menghilangkan media perindukan lalat. Bila sistem pengumpulan
dan pengangkutan sampah dari rumah tidak ada, sampah dapat dibakar atau
dibuang ke lubang sampah, dengan catatan bahwa setiap minggu sampah yang
dibuang ke lubang sampah harus ditutup dengan tanah. Dalam cuaca panas,
larva lalat ditempat sampah dapat menjadi pupa hanya dalam waktu 3 –4 hari.
6) Tanah yang mengandung bahan organik
Lumpur dan lumpur organik dari air buangan disaluran terbuka, septic tank dan
rembesan dari lubang penampungan harus di hilangkan. Saluran air dapat
digelontor. Tempat berkembang biak lalat dapat dihilangkan dengan menutup
saluran, tetapi perlu dipelihara dengan baik, Air kotor yang keluar melalui
outlet ke saluran dapat dikurangi. Tindakan pencegahan ditempat pemotongan
hewan, tempat pengolahan dan pengasinan ikan, lantainya terbuat dari bahan
yang kuat dan mudah digelontor untuk dibersihkan.
B. Mengurangi Sumber yang menarik lalat
Mengurangi sumber yang menarik lalat dapat dilakukan dengan:
1.
Menjaga kebersihan lingkungan
2.
Membuat saluran air limbah (SPAL)
3.
Menutup tempat sampah
4.
Industri yang menggunakan produk yang dapat menarik lalat dapat
dipasang alat pembuang bau.
C. Mencegah kontak antara lalat dengan kotoran yang mengandung kuman
penyakit
Sumber kuman penyakit dapat berasal dari kotoran manusia, bangkai
binatang, sampah basah, lumpur organik dan orang yang sakit mata. Cara
untuk mencegah kontak antara lalat dan kotoran yang mengandung kuman,
dapat dilakukan dengan:
1. Membuat konstruksi jamban yang memenuhi syarat, sehingga lalat tidak
bisa kontak dengan kotoran.
2. Mencegah lalat kontak dengan orang yang sakit, tinja, kotoran bayi, dan
penderita sakit mata.
3. Mencegah agar lalat tidak masuk ke tempat sampah pemotongan hewan
dan bangkai binatang.
2. Dengan cara kontak langsung
a. Metode fisik
b. Metode kimia
c. Metode biologi

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 18


KECOA (Periplaneta americana)

Kecoa merupakan salah satu jenis serangga yang sering ditemui di sekitar
lingkungan tempat tinggal kita. Hingga kini tercatat lebih dari 4.500 spesies kecoa
telah diidentifikasi. Bagi manusia, kecoa merupakan salah satu serangga yang
berbahaya, karena beberapa spesies kecoa diketahui dapat menularkan penyakit pada
manusia seperti TBC, tifus, asma, kolera, dan hepatitis (Depkes, 2012).
Periplaneta americana alias kecoa amerika merupakan hewan yang familiar
karena seringnya hewan ini terlihat berseliweran di rumah & tempat-tempat kotor
semisal timbunan sampah. Dikombinasikan dengan penampilannya yang terkesan
menjijikan & kebiasaannya meninggalkan bau yang tidak sedap, kecoa pun menjadi
salah satu musuh bebuyutan manusia di rumah-rumah. Ada beberapa spesies kecoa
yang lazim terlihat di pemukiman manusia yakni kecoa Jerman (Blattella
germanica), kecoa Oriental (Blatta orientalis), dan kecoa Australia (Periplaneta
australasiae).
Kecoa Amerika adalah hewan omnivora alias pemakan segala. Di alam liar,
makanan favorit kecoa adalah sampah organik semisal bangkai hewan & buah yang
membusuk. Ketika habitat liarnya berubah menjadi pemukiman manusia, kecoa pun
ikut beradaptasi & bertahan hidup dengan cara mengkonsumsi sisa-sisa makanan
manusia & benda-benda berunsur kanji semisal lem. Selain bisa hidup dengan
makanan apapun yang tersedia, kecoa juga bisa hidup tanpa makanan selama sebulan
& tanpa air selama lebih dari seminggu! Kecoa juga dikenal sebagai perantara
penyakit berbahaya semisal tifus karena ketika sedang mencari makan di tempat-
tempat kotor, ada bakteri yang secara tidak sengaja menempel & ikut terbawa ke
manapun kecoa pergi.

Perilaku kecoa sebagai tamu tak diundang di rumah-rumah manusia pada


gilirannya membuat hewan ini kerap diincar manusia untuk dibunuh. Namun kecoa
juga memiliki banyak cara untuk melindungi diri. Ketika sedang tidak beraktivitas,
kecoa akan bersembunyi di tempat yang gelap & sempit seperti retakan tembok &
kolong lemari. Kalaupun kecoa tertangkap basah berada di tempat terbuka, kecoa
bisa memanfaatkan larinya yang cepat untuk menghindari serangan manusia. Kecoa
Amerika merupakan salah satu serangga tercepat di dunia & bisa menempuh
VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 19
kecepatan hingga 5,5 km/jam. Kecoa juga bisa menghasilkan bau menyengat untuk
membuat makhluk yang ingin menangkapnya mundur.

A. Taksonomi
Taksonomi Periplaneta americana menurut Soedarto (1991) adalah:
Filum : Arthropoda
Kelas : Hexapoda
Ordo : Orthoptera
Famili : Blattidae
Genus : Periplaneta
Spesies : Periplaneta americana
Kecoa adalah salah satu serangga yang termasuk dalam ordo Orthoptera.
Famili Blattidae merupakan satu-satunya anggota dari ordo Orthoptera yang paling
sering dijumpai. Di Indonesia, Blattidae lebih dikenal dengan nama kecoa atau lipas
(cockroach) yang menjadi serangga pengganggu di rumah sakit. Kecoa mempunyai
peranan yang cukup penting dalam penularan penyakit yaitu sebagai vektor mekanik
bagi beberapa mikroorganisme pathogen, sebagai inang perantara bagi beberapa
spesies cacing dan menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi alergi seperti dermatitis,
gatal-gatal dan pembengkakan kelopak mata.
Periplaneta americana atau yang lebih dikenal dengan kecoa amerika
berwarna merah gelap dengan noda kuning pada dorsum dan panjang tubuh kira-kira
4 cm. Kecoa amerika memiliki dua pasang sayap, tiga pasang kaki, sepasang sungut
dan serci (Budipedia, 2013)
B. Morfologi
Tubuh periplaneta americana terbagi menjadi tiga bagian dari anterior ke
posterior ialah caput, thorax, dan abdomen. Caput dilengkapi dengan antena dan
mata, lalu caput menyempit untuk selanjutnya membentuk leher yang pendek dan
sempit. Bagian tengah adalah thorax, terdiri atas tiga segmen yang dilengkapi dengan
tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Bagian paling posterior adalah abdomen

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 20


terdiri atas sepuluh buah segmen.
Sumber: http://pakemata.blogspot.co.id/2010/02/morfologi-kecoa-lipas-ordo-orthoptera.html
1. Caput
Caput terdiri atas tiga bagian yaitu:
a. Epicranium, terletak di sebelah belakang, terdiri atas daerah di antara dan di
belakang kedua mata.
b. Clypeus, bagian yang meluas vertikal ke arah ventral
c. Genae, bagian-bagian pada kedua sisi lateral
Pada kedua sisi caput terdapat mata majemuk yang berwarna hitam. Di bawah
mata terdapat cekungan, dari situ keluar antena yang panjang.
2. Thorax
Tiga buah segmen yang menyusun thorax adalah prothorax, mesothorax, dan
metathorax, tertutup oleh lembaran exoskeleton, di sebelah dorsal disebut tergum,
dan yang lain di sebelah ventral disebut sternum.tergum dan sternum dari setiap
segmen jelas terpisah, tidak bersatu seperti udang. Pada batas anterior tergum dari
mesothorax hewan jantan melekat sepasang sayap anterior yang disebut elytra.
Pada tergum dari metathorax bersndi sepasang sayap posterior. Sayap anterior
berupa lembaran tebal tidak tembus cahaya, sedangkan posterior berupa lembaran
tipis dan transparan. Pada waktu istirahat, sayap posterior terdapat di bawah sayap
anterior, melipat longitudinal.
3. Abdomen
Abdomen terdiri dari sepuluh segmen, masing-masing diperkuat dengan
exoskeleton yang disebut tergum pada bagian dorsal, dan disebut sternum pada
bagian ventral, keduanya tipis dan fleksibel. Pada hewan jantan segmen kesepuluh
dilengkapi dengan sepasang stylus yang pendek. Pada hewan betina sternum dari
segmen ketujuh jauh lebih jelas dari hewan jantan.
Periplaneta americana memiliki badan pipih dorsoventral, panjang badannya 2,5-
3,8 cm, warnanya coklat atau hitam mengkilat dan mempunyai sepasang antena
yang panjang, bentuk mulut untuk menggigit (chewing type), mempunyai dua
pasang sayap yaitu sayap muka yang keras yang disebut tegmina dan sayap
belakang disebut membranous, baik pada kecoa jantan maupun kecoa betina
sayapnya menutupi abdomennya.

C. Siklus hidup
Periplaneta americana mengalami metamorfosis tidak sempurna yang berarti
serangga ini hanya mengalami tiga tahap yang berbeda yaitu stadium telur, stadium
nympa, kemudian stadium dewasa. Lamanya waktu dari masing-masing stadium ini
berbeda-beda. Bentuk dan sifat-sifat dari ketiga stadium tersebut berbeda satu sama
lainnya.
Sesudah melakukan perkawinan, kecoa betina akan mengeluarkan kapsul
bernama "ooteka" (ootheca) yang berisi telur berjumlah 16 butir. Kecoa betina bisa
memproduksi 1 ooteka per minggunya, di mana ooteka tersebut biasanya diberi
cairan khusus yang lengket dari mulut betina supaya ooteka yang dikeluarkannya
tidak berpindah tempat. Kecoa betina juga bisa bertelur tanpa melakukan perkawinan
(partenogenesis), namun telur-telur yang dikeluarkan biasanya hanya sedikit yang
bisa menetas.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 21


Sumber: http://www.mediabelajar.cf/2017/03/metamorfosis-sempurna-dan-metamorfosis.html

Periplaneta americana mengalami siklus hidup yang tidak lengkap yang terdiri dari
1. Stadium telur
Telur-telur kecoa ini terdapat dalam suatu kapsul yang disebut ootheca,
bentuknya seperti kacang merah, bagian dalam terbelah jadi dua oleh dinding
penyekat yang mana terdiri atas ruang yang berisi sebutir telur. Ootheca ini
selalu dibawa kemana-mana oleh kecoa betina yang kelihatan pada abdomennya.
Setelah satu atau beberapa hari, oothea ini diletakkan pada tempat tertentu.
Jumlah telur dalam ootheca 16 butir. Seumur hidupnya, seekor betina dapat
meletakkan 58 buah ootheca. Telur akan menetas setelah 15-59 hari,
mengeluarkan nympa.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 22


2. Stadium nympa
Dalam stadium nympa bentuknya sudah menyerupai yang dewasa hanya berbeda
besarnya. Warnanya masih putih, sayap kecil, tanpa kelamin/kecil. Dalam
perkembangannya nympa akan mengalami beberapa kali ecdysis yaitu 13 kali
pergantian, berlangsung selama 194 hari. Pada stadium nympa ini setiap kali
ecdysis terjadi penonjolan bakal sayap, dimana warnanya putih.
3. Stadium dewasa
Periplaneta americana dewasa berwarna merah kecoklatan, berukuran besar
sekitar 3,8 cm. Alat kelaminnya telah sempurna, baik pada kecoa jantan ataupun
kecoa betina. Sayapnya menutupi seluruh abdomen. Bentuk dewasa kebanyakan
aktif pada malam hari, sulit dijumpai pada siang hari, sangat rakus sekali
tehadap makanannya sehingga sering menmbulkan kerusakan pada bahan-bahan
makanan. Kebiasaan suka pada tempat-tempat yang gelap, panas, dan lembab.

D. Pola hidup
Kecoa kebanyakkan terdapat di daerah tropis yang kemudian menyebar ke
daerah sub tropis atau sampai ke daerah dingin. Kecoa banyak di temukan di rumah,
vegetasi, sampah dan tanah. Karakteristik tempat yang disukai kecoa sebagai tempat
tinggalnya antara lain yang banyak terdapat bahan organik seperti makanan, kertas,
tekstil, wool, darah dan bahan berlemak. Tempat yang lembab, seperti kamar mandi,
WC, tempat cucian, alat dapur, dan alat makan minum, serta tempat gelap dan redup.
Keberadaan kecoa menunjukkan bahwa sanitasi yang kurang baik (Srisahani,
1999; Maurice, 2010). Kebiasaan hidup kecoa adalah tinggal secara berkelompok.
Aktivitas makan dilakukan pada malam hari dan siang hari bersembunyi di celah –
celah dinding, bingkai dinding, lemari, kamar mandi, selokan, televisi, radio, dan alat
elektronik lainnya. Kecoa merupakan serangga omnivora yang memakan semua jenis
makanan yang dikonsumsi manusia, terutama yang banyak mengandung gula dan
lemak. Seperti susu, keju, daging, kue, biji – bijian, coklat (Herma, 2010), makanan
yang mengandung gula, protein, dan kadar air tinggi, serta memiliki bau yang
menyengat seperti hasil fermentasi (Winarno, 2001).
1. Tempat perindukan atau berbiak
Periplaneta americana menyukai tempat yang gelap dan lembab, seperti dapur,
tempat penyimpanan makanan, ruang makan, kamar mandi/WC, gudang, tempat
sampah, selokan, kandang binatang.
Sebagian besar berkembang biak pada iklim yang dingin, Periplaneta americana
dengan bebasnya meninggalkan bangunan ketika tropis dan keadaan temperatur
yang hangat; mereka berpindah dari gedung ke gedung melalui saluran-saluran
air kotor, tangki septik, kakus umum, dan tempat sampah.
2. Kebiasaan makan
Periplaneta americana makan makanan yang bervariasi, yang mengandung zat
tepung dan gula merupakan pilihannya. Periplaneta americana akan menghisap
keju, menggigit keju, daging, kue kering, bulir padi, gula, coklat yang manis.
Kenyataannya Periplaneta americana juga suka memakan bahan yang bukan
merupakan makanan bagi manusia, seperti pinggiran buku, bagian dalam tapak
sepatu, serangga mati, kulit mereka sendiri yang sudah mati dan usang, darah
segar maupun kering, kotoran badan, dahak, serta jempol dan jari kaki bayi
ataupun manusia yang sedang tidur maupun pingsan.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 23


Pada prinsipnya mereka makan pada malam hari. Oleh sebab itu, banyak
manusia yang tidak mengetahui kebiasaan makan mereka yang menjijikkan dan
berbahaya. Kebiasaan makan Periplaneta americana adalah mencurahkan
sebagian makanan yang telah dicerna sewaktu-waktu dan membuang kotoran
mereka kemanapun mereka pergi. Memberikan bau busuk yang keras dan khas
yang telah kontak dengan Periplaneta americana.
3. Kebiasaan terbang
Mempunyai sepasang sayap terluar yang sempit, tebal, dan keras sedangkan
sepasang sayap yang di dalam seperti membran dan seperti lipatan kipas. Sayap
tersebut digunakan untuk terbang pada jarak pendek, tetapi mereka lebih dikenal
suka berlari dan dapat bergerak dengan cepat dengan kaki panjang yang
berkembang baik.

Kecoa terkenal karena kemampuan bertahan hidup yang membuatnya tetap


lestari selama jutaan tahun. Mereka bisa bertahan meski ada ledakan nuklir dan
radiasinya. Bahkan, kecoak bisa hidup meski tanpa kepala. Dilansir dari New
Scientist, Ahli fisiologi dan biokimia University of Massachusetts Amherst, Joseph
Kunkel menjelaskan bagaimana kecoa dapat hidup tanpa kepala sedangkan manusia
tidak. Pemenggalan kepala pada manusia mengakibatkan kehilangan darah dan
tekanan darah yang menyebabkan gangguan terhadap sirkulasi oksigen dan nutrisi
pada jaringan vital tubuh.

Selain itu, manusia bernafas melalui hidung dan mulut, dimana otak
mengontrol sistem pernafasan, maka bernafas juga akan berhenti. Ditambah lagi,
manusia tidak dapat makan tanpa kepala. Sedangkan kecoak tidak memiliki tekanan
darah seperti manusia. Mereka juga tidak punya jaringan pembuluh darah untuk
dilalui darah. Mereka punya sistem peredaran darah terbuka dimana distribusi darah
ke seluruh tubuh tidak selalu melewati pembuluh darah. Darah bisa secara langsung
menuju ke jaringan tubuh tanpa melalui pembuluh.

Meski tanpa kepala, kecoak tetap bisa bernafas melalui spirakel, lubang
ventilasi kecil di bagian-bagian tubuhnya. Sistem pernafasan kecoak tidak dikontrol
oleh otak dan oksigen tak diangkut oleh darah. Lubang spirakel itu langsung menuju
ke jaringan tubuh melalui serangkaian tabung yang disebut trakea.

Kecoa hewan poikiloterm atau berdarah dingin, menambah satu keuntungan


lagi bagi kecoa. Mereka membutuhkan jauh lebih sedikit makanan dibanding
manusia. Seekor kecoa bisa bertahan hidup tanpa makanan selama berminggu-
minggu sampai cadangan makanan dalam tubuhnya habis. Oleh sebab itu, kecoa bisa
hidup cukup lama meski tanpa kepala kecuali jika langsung menginjaknya.

E. Penyebaran Periplaneta americana


Tahun 1758 Linnaeus memberi nama jenis kecoa tesebut dengan nama Blatta
americana karena jenis ini banyak ditemukan di Amerika. Kemudian pada tahun
1838 Burmeister mengelonpokkannya ke dalam marga periplaneta.
Penyebaran Periplaneta americana melalui kapal pengangkut budak belian
dari pantai baat Afrika, kemudian menyebar ke seluruh dunia dengan menumpang
barang-barang yang dibawa melalui jalur pelayaran. Selanjutnya penyebaran
bertambah luas karena berkembangnya sarana angkutan yang dapat menghubungkan

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 24


daerah-daerah di seluruh dunia, terutama daerah yang memungkinkan Periplaneta
americana hidup dan berkembang biak.
Periplaneta americana menyerbu semua ruangan di rumah dan seringkali di
lokasi yang tinggi seperti di atas rak, dalam kloset atau di belakang lukisan dan di
belakang papan hias tembok.
Kapsul telur biasanya menempel dengan bahan perekat pada permukaan
biasanya di perabot seperti lemari, radio sehingga sering disebut sebagai perabotan.
Oleh karena itu penyebaran Periplaneta americana sangat mudah dan dengan cepat
menjadi kosmopolit.
Periplaneta americana merupakan species yang terbesar, yang paling sering
dijumpai di seluruh Indonesia terutama daerah yang hangat dan lembab yang
memungkinkan kecoa itu dapat hidup dan berkembang biak. “Provinsi Gorontalo
merupakan daerah yang mempunyai kelembaban udara yang relatif tinggi,
kelembaban rata-rata 70%-90%. Pada tahun 2012 mencapai 86,5%“ (Dinkes, 2013),
oleh karenanya sangat mungkin terjadi perkembang biakan serangga yaitu kecoa
yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia.Kecoa mempunyai peranan
yang cukup penting dalam penularan penyakit, peranan tersebut antara lain “sebagai
vektor mekanik bagi beberapa mikro organisme patogen, sebagai perantara bagi
beberapa spesies cacing, bakteri dan bisa menyebabkan timbulnya reaksi-reaksi
alergi seperti dermatitis, gatal-gatal dan lain sebagainya” (Hermawan, 2012).
Menurut Depkes (2010) serangga ini dapat memindahkan beberapa mikro
organisme patogen antara lain, Streptococcus, Salmonella dan lain-lain sehingga
mereka berperandalam penyebaran penyakit antara lain, Tifus, Diare, Cholera, Virus
Hepatitis A, Polio pada anak-anak. Penularan penyakit dapat terjadi melalui
organisme patogen sebagai bibit penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa
makanan, dimana organisme tersebut terbawaoleh kaki atau bagian tubuh lainnya
dari kecoa, kemudian melalui organ tubuh kecoa, organisme sebagai bibit penyakit
tersebut menkontaminasi makanan. Di Indonesia tifus merupakan penyakit yang
paling dominan, penderita tifus atau disebut juga demam tifoid cukup banyak, nyaris
tersebar dimana-mana, ditemukan hampir sepanjang tahun, dan paling sering diderita
oleh anak berumur 5 sampai 9 tahun. Penyakit ini dihantarkan oleh kecoa melalui
makanan yang dihinggapinya, buruknya lingkungan dan kurangnya rasa peduli akan
kebersihan akan membuat penyakit ini sulit untuk dideteksi, Penyakit yang
disebabkan oleh kecoabervariasi, mulai dari alergi, gangguan pencernaan, dan lain
sebagainya. Di Indonesia penyakit gangguan pencernaan atau biasa dikenal dengan
diare merupakan penyakityang banyak diderita oleh masyarakat terutama pada usia
balita, diare dilaporkan posisi tertinggi kedua sebagai penyakit paling berbahaya
pada balita, membunuh 4 juta anak setiap tahun di negara-negara berkembang.
Sampai saat ini di Indonesia diare masih menjadi masalah kesehatan pada
masyarakat.“ Berdasarkan data profil kesehatan Indonesia tahun 2010 jumlah kasus
diare yang ditemukan sekitar 213.435 penderita dengan jumlah kematian 1.289, dan
sebagian besar (70-80%) terjadi pada anak-anak” (Kemenkes RI, 2010).
Pada umumnya semua jenis penyakit yang ditimbulkan oleh kecoa
disebabkan sanitasi tempat tinggal yang kurang baik. Kecoa merupakan binatang
malam, pada siang hari mereka bersembunyi di dalam lubang atau di celah-celah
ruang. Aktivitas kecoa kebanyakan berkeliaran di dalam rumah, dan biasanya ruang
gerak melewati dinding, pipa-pipa atau tempat sanitasi. Kecoa dapat mengeluarkan
zat yang baunya tidak sedap, jika dilihat dari kebiasaan dan tempat hidupnya, sangat
mungkin kecoa dapat menularkan penyakit pada manusia.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 25


Kuman penyakit yang menempel pada tubuhnya yang dibawa dari tempat-
tempat yang kotor akan tertinggal atau menempel di tempat yang dia hinggapi. “Di
dalam tubuh kecoa pernah dijumpai zat-zat karsinogenik, oleh sebab itu bila
makanan terkontaminasi dengan tinja kecoa dapat membahayakan kesehatan, selain
itu kecoa juga dapat menimbulkan gangguan rasa takut entomophobia” (Herdiana,
2012). Memberantas kecoa bukanlah hal yang mudah, kecoa adalah hewan yang aktif
pada malam hari sehingga sulit terdeteksi oleh manusia dan berkembang biak secara
cepat. Kecoa agak merepotkan jika diberantas secara mekanis karena larinya cepat
dan mengeluarkan cairan berbau yang tidak sedap. Selain itu karena kecoa hidup dan
berkembang biak di tempat-tempat yang kotor banyak yang jijik untuk
menangkapnya.

“Pengendalian serangga pengganggu dengan menggunakan (DDT)


DICHLORO-DIPHENYL-TRICHLOROETHANE, metil karbonat, organo phospor
serta zat kimia lainnya sebagai insektisida untuk mengendalikan serangga,
mengakibatkan menurunnya populasi serangga secara drastis” (Azwar dalam
Oktarina 2012). Penggunaan Insektisida yang berbahan dasar kimia seringkali
berdampak negatif terhadap pecemaran lingkungan dan kesehatan manusia.
“Menurut data WHO sekitar 500 ribu orang meninggal dunia setiap tahunnya dan
diperkirakan 5 ribu orang meninggal setiap 1 jam 45 menit akibat pestisida yang
mengandung insektisida” (Ahmad, 2010).

Kecoak betina mampu bereproduksi tanpa memerlukan kehadiran kecoak


jantan, jika terpaksa. Jenis reproduksi kecoak itu dikatakan partenogenesis. Telur
yang menetas merupakan keturunan yang berkembang dari telur ibu sendiri sehingga
selalu betina. Peristiwa itu dipicu kurangnya jumlah jantan. Populasi jantan biasanya
terbatas sebab kecoak jantan memiliki ketahanan hidup rendah. Menurut riset yang
dipublikasikan di jurnal Zoological Letters itu, kecoak perempuan mampu
memperhitungkan kemungkinan untuk menemukan pasangan di populasi tertentu.
Percobaan dilakukan dengan cara menempatkan kecoak betina pada berbagai macam
situasi yang berbeda-beda. Mereka ditempatkan dengan jantan, jantan yang sudah
disterilkan, sendirian dan ditempatkan dengan betina lainnya.

Para peneliti kemudian menghitung jumlah telur yang dihasilkan dari masing-
masing kondisi serta berapa lama waktu yang dibutuhkan bagi kecoak betina untuk
bertelur. Peneliti menemukan, jika terus sendiri kecoak yang belum pernah kawin
akan bertelur secara aseksual rata-rata setelah 13 hari. Namun kecoak betina yang
disimpan dalam satu tempat dengan kelompok kecoak betina lain akan melakukan
partogenesis secara signifikan. Mereka akan bertelur rata-rata dalam 10 hari.

Sementara kecoak betina yang ditempatkan dengan kecoak jantan yang telah
disteril ternyata menunda proses bertelur dibandingkan jika mereka ditempatkan
dalam wadah berisi kecoak betina. Peneliti percaya bahwa betina melakukan
sinkronisasi partenogenesis untuk memaksimalkan jumlah keturunan yang bertahan
hidup. "Partogenesis dapat menjadi strategi yang berguna untuk menghasilkan
sejumlah keturunan berkelamin betina dengan cepat serta segera menjajah habitat
baru," tulis peneliti dalam jurnal ilmiah yang terbit 13 Maret yang lalu seperti dikutip
dari Daily Mail, Senin (27/3/2017).

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 26


F. Aktifitas Perilaneta americana
Periplaneta americana aktif sepanjang malam dalam enam tahapan, yaitu:
1. Beberapa saat sebelum malam aktifitas mulai tinggi.
2. Saat hari mulai gelap atau malam aktifitas meningkat cukup besar.
3. Aktifitas tertinggi selama 2-3 jam setelah hari mulai gelap.
4. Dua jam kemudian aktifitas menurun cukup besar.
5. Aktifitas tetap pada tingkat yang rendah selama sisa waktu malam.
6. Lima jam setelah terang aktifitas tetap pada tingkat minimal atau hilang setelah
dua jam.
Rangkaian aktifitas tersebut tetap berlangsung walaupun digunakan cahaya
buatan untuk menggantikan cahaya siang hari.

G. Penularan dan Pemberantasan Periplaneta americana


Penularan penyakit dapat terjadi melalui organisme patogen sebagai bibit
penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan, dimana organisme tersebut
terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa, kemudian melalui organ
tubuh kecoa, organisme sebagai bibit penyakit tersebut mengkontaminasi makanan.
Pemberantasan vektor kecoa dapat dilakukan dengan cara menggunakan
insektisida atau tanpa menggunakan insektisida. Penggunaan insektisida yang
berlebihan dan berulang-ulang dapat menimbulkan dampak yang tidak diinginkan
yaitu pencemaran lingkungan dan dapat membahayakan kesehatan masyarakat.
Upaya pemberantasan ditujukan terhadap kapsul telur dan kecoa.
Pembersihan kapsul telur yang dilakukan dengan dua cara mekanis yaitu mengambil
kapsul telur yang terdapat pada celah-celah dinding, celah-celah almari, celah-celah
peralatan, dan dimusnakan dengan membakar/ dihancurkan. Pemberantasan kecoa
dapat dilakukan secara fisik dan kimia.
Secara fisik yaitu dengan:
a. Membunuh langsung kecoa dengan alat pemukul atau tangan
b. Menyiram tempat perindukkan dengan air panas
c. Menutup celah-celah dinding
Secara kimia dapat dilakukan dengan cara menggunakan bahan kimia
(insektisida) dengan formulasi spray (pengasapan), dust (bubuk), aerosol (semprotan)
atau bait (umpan).
Sedangkan menurut Aang (2012), tindakan yang dilakukan untuk mencegah
kecoa masuk rumah adalah melalui cara berikut:
1. Prevention
Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan adalah dengan cara menutup
lubang-lubang yang dapat dijadikan jalan kecoa untuk memasuki rumah.
2. Exclusion
Suatu tindakan untuk mencegah kecoa bersembunyi di retakan-retakan, celah-
celah yang dapat dijadikan kecoa sebagai tempat bersembunyi dan tempat
beristirahat, sehingga kecoa tersebut tidak memiliki sarang. Tindakan penutupan
celah-celah retakan yang terdapat disuatu area.
3. Sanitation
Sanitasi bertujuan untuk mencegah kecoa dalam mendapatkan makanan.
Tindakan sanitasi dapat dilakukan dengan cara membersihkan sisa-sisa makanan
dan bahan makanan yang tercecer.
4. Treatment
Perlakuan dengan menggunakan bahan kimia dapat menggunakan insektisida,
baik yang bersifat knock down effect atau yang bersifat residual. Insektisida yang

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 27


yang bersifat knock down effect dapat digunakan pada tempat-tempat tertutup
yang diduga sebagai tempat beristirahat dan berkembang biak, sedangkan
insektisida yang bersifat residual dapat 10 digunakan pada tempat-tempat yang
diduga sering dilewati oleh kecoa
Kemampuan kecoa untuk berkembang biak dengan cepat & beradaptasi di
segala macam lingkungan lantas membuat kecoa menjadi hewan sangat sulit
dihilangkan dari pemukiman manusia. Kendati demikian, ada beberapa cara yang
bisa digunakan untuk mencegah rumah menjadi sarang kecoa. Cara pertama adalah
membuat lantai rumah selalu bersih sehingga tidak ada sisa-sisa makanan yang bisa
dimanfaatkan oleh kecoa. Cara lainnya adalah dengan menaruh makanan & sampah
di tempat yang tertutup supaya tidak bisa dimasuki oleh kecoa.

Kecoa Amerika (American cockroach; Periplaneta americana) adalah spesies


kecoa yang - tidak sesuai namanya - bisa ditemukan di seluruh dunia, yang berarti
kecoa ini aslinya tidak cuma ada di Amerika. Kecoa ini bisa tumbuh hingga
sepanjang 4 cm, sekaligus menjadikannya sebagai spesies kecoa rumah terbesar di
dunia. Adapun selain kecoa Amerika, spesies-spesies kecoa lain yang sudah
teridentifikasi & juga banyak ditemukan di pemukiman manusia adalah kecoa
Jerman (Blattella germanica), kecoa Oriental (Blatta orientalis), & kecoa Australia
(Periplaneta australasiae).

Tempat-tempat yang gelap seperti gudang & kolong lemari sebaiknya juga
dibersihkan secara berkala karena tempat-tempat macam itu biasa digunakan kecoa
untuk bersembunyi & berkembang biak.Kalaupun kecoa sudah terlanjur menetap di
dalam rumah, kecoa masih bisa dibunuh dengan memakai racun serangga & jebakan.
Membiarkan hewan-hewan kecil pemakan kecoa seperti cicak, kelabang, & tawon
soliter untuk berkeliaran di dalam rumah juga bisa menjadi cara untuk memberantas
kecoa secara alamiah. Secara singkat, kunci untuk membasmi kecoa di dalam rumah
adalah dengan cara membuat rumah menjadi sebersih mungkin sehingga kecoa
menjadi enggan untuk tinggal berlama-lama di dalamnya.

Salah satu cara yang paling mudah untuk membunuh kecoa dengan
semprotan anti kecoa atau racun racun kecoa. Meskipun tidak 100% berhasil, namun
cara ini di anggap paling ampuh dan efektif. Sebab anda tidak perlu membunuh
kecoa, sehingga terhindarkan dari cacing pendek, halus, dan lembut yang bisa
mengganggu sistem tubuh.

Jika memang tidak sengaja membunuh kecoa hingga sampai telur, cacing,
dan bakteri yang ada di tubuh kecoa itu keluar, maka segera lakukan langkah
pencegahan. Hal ini berupaya agar bagian bagian jelek tersebut tidak masuk kedalam
tubuh manusia. Dengan membersihkan bekas kecoa tadi mati. Bisa menggunakan
desinfektan atau alkohol. Kemudian segera mencuci tangan dan kaki untuk berjaga
jaga jika kecoa tadi tidak sengaja masuk ke dalam tubuh.

Kecoak tidak memiliki tekanan darah seperti manusia. Mereka juga tidak
punya jaringan pembuluh darah untuk dilalui darah. Mereka punya sistem
peredaran darah terbuka dimana distribusi darah ke seluruh tubuh tidak selalu
melewati pembuluh darah. Darah bisa secara langsung menuju ke jaringan tubuh
tanpa melalui pembuluh.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 28


Meski tanpa kepala, kecoak tetap bisa bernafas melalui spirakel, lubang ventilasi
kecil di bagian-bagian tubuhnya. Sistem pernafasan kecoak tidak dikontrol oleh otak
dan oksigen tak diangkut oleh darah. Lubang spirakel itu langsung menuju ke
jaringan tubuh melalui serangkaian tabung yang disebut trakea.

Merupakan hewan poikiloterm atau berdarah dingin, menambah satu keuntungan lagi
bagi kecoak. Mereka membutuhkan jauh lebih sedikit makanan dibanding manusia.
Seekor kecoak bisa bertahan hidup tanpa makanan selama berminggu-minggu
sampai cadangan makanan dalam tubuhnya habis.

Oleh sebab itu kecoak bisa hidup cukup lama meski tanpa kepala kecuali jika
langsung menginjaknya.

H. Gangguan yang ditimbulkan Periplaneta americana


Periplaneta americana oleh karena cara hidupnya yang kotor dan
kemampuannya untuk bergerak dengan cepat serta kebiasaan makannya dan hidup
berdekatan dengan manusia, mempunayi kemampuan untuk menularkan penyakit.
Selain itu ia juga dapat menjadi tuan rumah perantara dari cacing Hymenolepis
diminuta. Sebagai penular dari penyakit, Periplaneta americana secara mekanis
dapat menularkan berbagai mikroorganisme penyakit yaitu polio myelitis, bakteria-
bakteria usus, parasit-parasit usus baik cacing usus maupun protozoa usus dan jamur
Aspergillus.
Serangga ini dapat memindahkan beberapa mikroorganisme patogen antara
lain streptococcus, salmonella dan lain-lain sehingga mereka berperan dalam
penyebaran penyakit antara lain disentri, diare, cholera, virus hepatitis A, polio pada
anak-anak. Penularan penyakit dapat terjadi melalui organisme pathogen sebagai
bibit penyakit yang terdapat pada sampah atau sisa makanan dimana organisme
tersebut terbawa oleh kaki atau bagian tubuh lainnya dari kecoa, kemudian melalui
organ tubuh kecoa, organisme sebagai bibit penyakit tersebut menkontaminasi
makanan.
Periplaneta americana mempunyai peranan yang cukup penting sebagai
inang perantara bagi beberapa spesies cacing dan menyebabkan timbulnya reaksi-
reaksi alergi seperti dermatitis gatal-gatal dan pembengkakan pada kelopak mata.
Salah satu upaya untuk menumpaskan kecoa adalah dengan membunuhnya. Bahkan
sampai isi isi yang ada di perut kecoa itu keluar semua, Dalam perut kecoa terdapat
cacing halus dan lembut. Bahkan meskipun kecoa sudah dalam keadaan mati, cacing
halus tersebut tetap tidak akan ikut mati. Meskipun sudah berada di luar tubuh dari
kecoa, cacing tetap bisa melanjutkan hidupnya kembali. Cacing halus tadi akan
mencari koloni baru, mencari induk untuk di tumpangi lagi. Ia akan bergerak ke sana
ke mari mencari tempat tinggal. Didukung dengan bentuk yang halus, pendek, dan
lembut, keberadaan cacing akan terlihat kasat mata jika anda memandang dalam
jarak yang dekat. Cacing terlihat sedikit dalam jarak 10 sampai 20 centi meter.
Bahkan, untuk bisa membuktikan pergerakannya membutuhkan benda lain. Bisa
berupa cermin atau kertas dengan warna hitam semua. Di situlah anda bisa
mengamati apa yang bergerak gerak.
Apabila cacing masuk ke dalam tubuh makan akan sangat berbahaya.
a. Cacing bisa masuk ke dalam tubuh

Ketika cacing halus, lembut, dan pendek tadi berada di luar lingkungan atau di
luar tubuh kecoa yang sudah mati, ia akan pergi. Tentu saja pergi keluar, untuk
VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 29
mencari induk atau inang yang baru. Cacing ini bisa tetap hidup berada di luar
lingkungan. Jika ia menemukan kaki anda bergerak bebas di tanah, maka
kemungkinan cacing bisa masuk ke tubuh melalui pori pori kulit kaki anda.

b. Merusak sistem tubuh

Cacing halus, lembut, dan pendek tadi jika masuk ke dalam tubuh bisa
mengganggu kestabilan tubuh anda. cacing yang masuk tadi berperan sebagai
benda asing. Sehingga mengganggu sistem tubuh.

c. Memperlama penyembuhan luka bakar kulit

Cacing ini sangat menyukai bentuk tubuh manusia. Ia akan sangat tertarik pada
bagian tubuh atau kulit yang terbuka. Menjadi sasaran empuk jika anda sedang
mengalami luka pada bagian kaki. Entah luka terbuka biasa atau luka bakar.
Maka cacing akan masuk lewat situ, dan bersarang di sana. Hal ini bisa
memperlama penyembuhan penyakit kulit anda.

d. Berpotensi menyebarkan racun pada makanan

Kecoa yang matimaka yang ada di seluruh tubuhnya akan keluar. Tidak hanya
cacing saja, namun juga bakteri, virus, dan jamur. Karena mahluk ini sangat
kecil, maka ada kemungkinan puladi bawa oleh angin. Oleh sebab itu bisa
terbang dan menyebar ke seluruh makanan anda. akan sangat berbahaya jika
sampai tertelan dan masuk ke dalam perut anda. itulah mengapa anda harus
berhati hati.

e. Berisiko penyakit kaki

Kasus penyakit kaki yang di sebabkan oleh kecoa memang belum menyebar
sampai Indonesia. Namun hal ini sudah banyak kasus terjadi di daerah Afrika
sana. Banyak penduduknya yang salah dalam membunuh kecoa. Akhirnya satu
kakinya terdapat infeksi karena cacing yang ada di dalam tubuh kecoa masuk ke
dalam tubuh manusia.

f. Merusak mata

Cacing yang ada di luar tubuh kecoa tadi bisa masuk ke dalam tubuh melalui
berbagai cara. Selain dengan melalui bagian kulit yang terbuka, juga bisa
melalui mata. maka ketika kecoa masuk ke dalam mata, akan terlihat merah
seluruh mata anda. lalu ada serabut serabut putih halus yang menyembul ke luar.
Itulah cacing yang sudah mendapatkan inang atau induk barunya. Yakni berada
di dalam mata anda. itulah mengapa anda sanagt di wanti wanti untuk selalu
berhati hati ketika hendak membunuh kecoa. Bahkan di anjurkan hanya dengan
menggunakan toksin atau racun saja.

TIKUS (Rattus tanezumi)

A. Taksonomi

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 30


Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Mammalia
Subklas : Theria
Ordo : Rodentia
Sub ordo : Myomorpha
Famili : Muridae
Sub family : Muridae
Genus : Rattus dan Mus
Species : Rattus tanezumi

Spesies lain: Rattus norvegicus


Rattus exulans
Rattus tiomanicus
Rattus argentiventer
Rattus niniventer
Bandicota
Mus musculus

Tikus adalah binatang yang termasuk dalam ordo rodentia, sub ordo
Myormorpha, family muridae. family muridae ini merupakan family yang dominan
dari ordo rodentia karena mempunyai daya reproduksi yang tinggi, pemakan segala
macam makanan (omnivorous) dan mudah beradaptasi dengan lingkungan yang
diciptakan manusia. jenis tikus yang sering ditemukan dihabitat rumah dan ladang
adalah jenis rattus dan mus.
B. Jenis-jenis Tikus
1. Tikus Rumah (Rattus tanezumi)
Tikus ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ujung ekor 220-370 mm,
ekor 101-180 mm, kaki belakang 20-39 mm, ukuran telinga 13-23 mm,
sedangkan rumus mamae 2+3=10. Warna rambut badan atas coklat tua dan
rambut badan bawah (perut) coklat tua kelabu. Yang terrnasuk dalam jenis tikus
rumah (rattus rattus) yaitu tikus atap (roof rat), tikus kapal (ship rat), dan black
rat. Jika dilihat dari jarak kedekatan hubungan antara aktifitas tikus dengan
manusia, tikus rumah merupakan jenis domestik, yaitu aktifitas dilakukan di
dalam rumah manusia atau disebut juga tikus komensal (comensal rodent) atau
synanthropic.
Tikus rurnah merupakan binatang arboreal dan pemanjat ulung . Kemampuan
memanjat tembok kasar dan turun dengan kepala dibawab sangat lihai, dan hila
jatuh dari ketinggian 5,5 meter tidak akan menirnbulkan luka yang berarti bagi
tikus. Makanan yang dibutuhkan seekor tikus dalam sehari sebanyak 10- 15%
dari berat badannya. Perilaku makan tikus dengan memegang makanan dengan
kedua kaki depan, dan kebiasaan mencicipi makanan untuk menunggu reaksi
makanan tersebut dalam perutnya. Hal ini perlu diperhatikan apabila kita
memberantas tikus dengan racun. Tikus mempunyai kebiasaan mencari makan
dua kali sehari yaitu pada 1-2 jam setelah matahari tenggelam dan pada l-2 jam
sebelum fajar.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 31


Umur tikus rumah rata-rata satu tahun dan mencapai dewasa siap kawin pada
umur 2-3 bulan baik pada tikus jantan maupun betina. Masa bunting selama 21-
23 hari dan seek or tikus betina dapat melahirkan 6-12 (rata-rata 8) ekor anak
tikus. Setelah 24-48 jam melahirkan, tikus betina siap kawin lagi atau
disebutpost partum oestrus.
Dalam tubuh tikus, terdapat beberapa hewan lain (parasit) yang ada di dalam
tubuh (endoparasit) dan diluar/menempel di tubuh (ektoparasit) yang merupakan
penular atau penyebab banyak sekali jenis penyakit. Endoparasit tikus antara lain
cacing, virus, jamur, protozoa, bakteri, dan rickettsia yang mempunyai tempat
hidup di bati dan ginjal tikus. Sedangkan ektoparasit tikus meliputi: pinjal (fleas)
: Xenopsylla cheopsis, Stivalus cognatus; kutu (lice) : Polyp/ax spinulosa,
Hoplopleura pasifica; larva tungau (chigger) ; tungau (mite);dan caplak(ticks).
2. Tikus Got (Rattus norvegicus)
Tikus got ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 300-400 mm,
panjang ekornya 170-230 mm, kaki belakang 42-47 mm, telinga 18-22 mm dan
mempunyai rumus mamae 3+3=12. Warna rambut bagian atas coklat kelabu,
rambut bagian perut kelabu. Tikus ini banyak dijumpai diseluruh air/roil/got di
daerah kota dan pasar.
3. Tikus Ladang (Rattus exulans)
Tikus ladang mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor 139-365 mm,
panjang ekor 108-147 mm, kaki belakang 24-35 mm dan ukuran telinga 11-28
mm dan mempunyai rumus mamae 2+2=8. Warna rambut badan atas coklat
kelabu rambut bagian perut putih kelabu. Jenis tikus ini banyak terdapat di
semak-semak dan kebun/ladang sayur-sayuran dan pinggiran hutan dan kadang-
kadang masuk ke rumah.
4. Tikus Sawah (Rattus Argentiveter)
Tikus sawah (Rattus rattus argentiventer) merupakan hama yang dapat
menimbulkan kerugian bagi tanaman pertanian, yang dapat menyerang tanaman
padi, jagung, kedelai, kacang tanah dan ubi-ubian.
Panjang tikus sawah dari ujung kepala sampai ujung ekor 270-370 mm, panjang
ekor 130-192 mm, dan panjang kaki belakang 32-39 mm, telinga 18-21 mm
sedangkan rumus mamae 3+3=12. Warna rambut badan atas coklat muda
berbintik-bintik putih, rambut bagian perut putih atau coklat pucat. Tikus jenis
ini banyak ditemukan di sawah dan padang alang-alang.
R. rattus argentiventer (tikus sawah) adalah merupakan binatang pengerat.
Tanda karakteristik binatang pengerat ditentukan dari giginya. Gigi seri
berkembang sepasang dan membengkok, permukaan gigi seperti pahat. Selain
itu terdapat diastema (bagian lebar tidak bergigi yang memisahkan gigi seri
dengan geraham), serta tidak mempunyai taring. Gigi lainnya berada di bagian
pipi terdiri dari 1 geraham awal (premolar) dan 3 geraham atau hanya 3
geraham (Anonim, 1989).
5. Tikus Wirok (Bandicota indica)
Panjang dari tikus wirok ini dari ujung kepala sampai ekor 400-580 mm, panjang
ekornya 160-315 mm, kaki belakang 47-53 mm, telinga 29-32 mm seangkan
rumus mamae 3+3=12. Warna rambut badan atas dan rambut bagian perut coklat
hitam, rambutnya agak jarang dan rambut di pangkal ekor kaku seperti ijuk,
jenis tikus ini banyak dijumpai di daerah berawa, padang alang-alang dan
kadang-kadang di kebun sekitar rumah.
6. Mencit (Mus musculus)

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 32


Mencit adalah binatang asli Asia, India, dan Eropa Barat. Mencit (Mus
musculus) adalah anggota Muridae (tikus-tikusan) yang berukuran kecil. Mencit
mudah dijumpai di rumah-rumah dan dikenal sebagai hewan pengganggu karena
kebiasaannya menggigiti mebel dan barang-barang kecil lainnya, serta bersarang
di sudut-sudut lemari. Mencit percobaan (laboratorium) dikembangkan dari
mencit, melalui proses seleksi. Sekarang mencit juga dikembangkan sebagai
hewan peliharaan.
Tikus ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ekor kurang dari 175 mm,
ekor 81-108 mm, kaki belakang 12-18 mm, sedangkan telinga 8-12 mm,
sedangkan rumus mamae 3+2=10. Warna rambut badan atas dan bawah coklat
kelabu.

C. Morfologi
Tikus ini mempunyai panjang ujung kepala sampai ujung ekor 220-370 mm,
ekor 101-180 mm, kaki belakang 20-39 mm, ukuran telinga 13-23 mm, sedangkan
rumus mamae 2+3=10. Warna rambut badan atas coklat tua dan rambut badan bawah
(perut) coklat tua kelabu. Yang terrnasuk dalam jenis tikus rumah (rattus rattus) yaitu
tikus atap (roof rat), tikus kapal (ship rat), dan black rat. Jika dilihat dari jarak
kedekatan hubungan antara aktifitas tikus dengan manusia, tikus rumah merupakan
jenis domestik, yaitu aktifitas dilakukan di dalam rumah manusia atau disebut juga
tikus komensal (comensal rodent) atau synanthropic.
Sumber: http://www.
Tikus rurnah merupakan binatang arboreal dan pemanjat ulung . Kemampuan
memanjat tembok kasar dan turun dengan kepala dibawab sangat lihai, dan hila jatuh
dari ketinggian 5,5 meter tidak akan menirnbulkan luka yang berarti bagi tikus.
Makanan yang dibutuhkan seekor tikus dalam sehari sebanyak 10- 15% dari berat
badannya. Perilaku makan tikus dengan memegang makanan dengan kedua kaki
depan, dan kebiasaan mencicipi makanan untuk menunggu reaksi makanan tersebut
dalam perutnya. Hal ini perlu diperhatikan apabila kita memberantas tikus dengan
racun. Tikus mempunyai kebiasaan mencari makan dua kali sehari yaitu pada 1-2

jam setelah matahari tenggelam dan pada l-2 jam sebelum fajar.
Umur tikus rumah rata-rata satu tahun dan mencapai dewasa siap kawin pada
umur 2-3 bulan baik pada tikus jantan maupun betina. Masa bunting selama 21-23

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 33


hari dan seek or tikus betina dapat melahirkan 6-12 (rata-rata 8) ekor anak tikus.
Setelah 24-48 jam melahirkan, tikus betina siap kawin lagi atau disebutpost partum
oestrus.
Dalam tubuh tikus, terdapat beberapa hewan lain (parasit) yang ada di dalam
tubuh (endoparasit) dan diluar/menempel di tubuh (ektoparasit) yang merupakan
penular atau penyebab banyak sekali jenis penyakit. Endoparasit tikus antara lain
cacing, virus, jamur, protozoa, bakteri, dan rickettsia yang mempunyai tempat hidup
di bati dan ginjal tikus. Sedangkan ektoparasit tikus meliputi: pinjal (fleas) :
Xenopsylla cheopsis, Stivalus cognatus; kutu (lice) : Polyp/ax spinulosa,
Hoplopleura pasifica; larva tungau (chigger) ; tungau (mite);dan caplak(ticks).

D. Anatomi dan Fisiologi Tikus

 Oris (mulut)
Mulut adalah permulaan saluran yang terdiri atas 2 bagian yaitu bagian luar yang
sempit atau vestibula yaitu ruang diantara gusi, gigi, bibir dan pipi dan bagian
rongga mulut/bagian dalam, yaitu rongga mulut yang dibatasi sisinya oleh tulang
maksilaris, palatum dan mandibularis disebelah belakang bersambung dengan
faring. Selaput lendir mulut ditutupi epithelium yang berlapis-lapis dibawahnya

terletak kelenjar-kelenjar halus yang mengeluarkan lendir, selaput ini kaya akan
pembuluh darah dan juga memuat banyak ujung akhir saraf sensoris. Bibir
terletak disebelah luar mulut ditutupi oleh kulit dan disebelah dalam ditutupi
oleh selaput lendir (mukosa).

 Faring (tekak)
Merupakan organ yang menghubungkan rongga mulut dengan kerongkongan
(osofagus). Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kumpulan
kelenjar limfe yang banyak mengandung limfosit dan merupakan pertahanan

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 34


terhadap infeksi. Disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan
makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas
tulang belakang.

 Laring
Merupakan saluran udara dan bertindak sebagai pembentuk suara yang terletak
di depan bagian faring sampai ketinggian vertebra servikalis dan masuk ke
dalam trakea. Pangkal tenggorokan itu dapat ditutup oleh epiglottis, yang terdiri
dari tulang-tulang rawan yang berfungsi pada waktu kita menelan makanan
menutupi laring

 Jantung
Jantung terletak diatas rongga dada sebelah kiri, diatas diafragma. Jantung
mempunyai empat ruang yang terbagai sempurna dan terletak di dalam rongga
dadaserta terbungkus oleh pericardia. Perikardia terdiri dari dua lapisan, yakni
lamina parietalis (sebelah luar) dan lamina viseralis (menempel di dinding
jantung). Diantara kedua lapis ini terdapat kavum pericardia yang berisi cairan
pericardia. Jantung terdiri dari empat ruang, yakni dua serambi (atrium) dan dua
bilik (ventrikel). Pada dasarnya, fungsi serambi adalah sebagai tempat lewatnya
darah dari luar jantung ke bilik. Akan tetapi, serambi juga dapat berfungsi
sebagai pemompa yang lemah sehingga membantu aliran darah dari serambi ke
bilik. Bilik memberi tenaga yang mendorong darah ke paru-paru dan sistem
sirkulasi tubuh. Jantung dibentuk terutama oleh tiga jenis otot jantung
(miokardia), yaitu ototserambi, otot bilik, serta serabut otot perangsang dan
penghantar khusus.

 Paru-Paru
Paru-paru terletak di dalam rongga di kanan dan kiri jantung. Paru-paru sebelah
kanan terdiri atas tiga kelompok alveolus dan merupakan dua belahan paru- paru
(dua lobus). Didalam paru-paru, bronkus sebelah kanan bercabang tiga,
sedangkan bronkus sebelah kiri bercabang dua, sama jumlahnya dengan jumlah
lobus paru-paru. Cabang bronkus disebut bronkiolus. Fungsi dari paru-paru
adalah menukar oksigen dari udara dengan karbon dioksida dari darah.

 Hati
Hati merupakan organ homeostasis yang memainkan peranan penting dalam
proses metabolisme dalam manusia dan hewan. Hati berwarna coklat kemerahan
dan terletak di bawah diafragma yaitu di dalam rongga abdomen. Hati menerima
makanan terlarut dalam darah apabila makanan ini tercerna dan diserap di usus.
Fungsi hati terdiri dari mengubah zat makanan yang diabsorpsi dari usus dan
yang disimpan di suatu tempat dalam tubuh, mengubah zat buangan dan bahan
racun untuk di ekskresi dalam empedu dan urin, menghasilkan enzim glikogenik
glukosa menjadi glikogen4.Sekresi empedu, garam empedu dibuat di hati
dibentuk dalam sistem retikuloendothelium dialirkan ke empedu, pembentukan
ureum, menyiapkan lemak untuk pemecahan terakhir asam karbonat dan air.

 Kandung Empedu
Kandung empedu adalah organ berbentuk buah pir yang dapat menyimpan
sekitar 50 ml empedu yang dibutuhkan tubuh untuk proses pencernaan. Kandung
empedu berwarna hijau gelap, warna ini bukan karena warna jaringannya,

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 35


melainkan karena warna cairan empedu yang dikandungnya. Organ ini
terhubungkan dengan hati dan usus dua belas jari melalui saluran empedu. Letak
kandung empedu yaitu dalam sebuah lobus di sebelah permukaan bawah hati.
Fungsi kandung empedu adalah sebagai persediaan getah empedu, membuat
getah empedu menjadi kental.

 Lambung
Merupakan organ otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kacang
keledai. Terdiri dari 3 bagian yaitu kardia, fundus, antrum. Makanan masuk ke
dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang
bisa membuka dan menutup. Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi
masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan. Lambung berfungsi
menampung makanan, menghancurkan dan menghaluskan makanan oleh
peristaltic lambung dan getah lambung.

 Ginjal
Ginjal terletak pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum pada
kedua sisi vertebra thorakalis ke 12 sampai vertebra lumbalis ke-3. Bentuk ginjal
seperti biji kacang. Ginjal kanan sedikit lebih rendah dari ginjal kiri, hal ini
karena adanya lobus hepatis dexter yang besar. Setiap ginjal terbungkus oleh
selaput tipis yang disebut kapsula fibrosa terdapat cortex renalis di bagian luar
yang berwarna cokelat gelap, dan medulla renalis di bagian dalam yang
berwarna cokelat lebih terang dibandingkan korteks. Bagian medulla berbentuk
kerucut yang disebut pyramides renalis, puncak kerucut tersebut menghadap
kaliks yang terdiri dari lubang-lubang kecil disebut papilla renalis. Fungsi ginjal
yaitu memegang peranan penting dalam pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
mempertahankan suasana keseimbangan cairan, mempertahankan keseimbangan
kadar asam dan basa dari cairan tubuh, mempertahankan keseimbangan garam-
garam dan zat-zat lain dalam tubuh serta mengeluarkan ureum, kreatini dan
amoniak.

 Usus Halus
Lambung melepaskan makanan ke dalam usus dua belas jari (duodenum),yang
merupakan bagian pertama dari usus halus. Makanan masuk ke dalam duodenum
melalui sfingter pilorus dalam jumlah yang bisa dicerna oleh usus halus. Jika
penuh, duodenum akan mengirimkan sinyal kepada lambung untuk berhenti
mengalirkan makanan. Duodenum menerima enzim pankreatik dari pankreas
dan empedu dari hati. Cairan tersebut (yang masuk ke dalam duodenum melalui
lubang yang disebut sfingter Oddi) merupakan bagian yang penting dari proses
pencernaan dan penyerapan. Gerakan peristaltik juga membantu pencernaan dan
penyerapan dengan cara mengaduk dan mencampurnya dengan zat yang
dihasilkan oleh usus.
Fungsi usus halus:
1.Menerima zat-zat makanan yang sudah dicerna untuk diserap melalui kapiler-
kapiler darah dan saluran-saluran limfe
2.Menyerap protein dalam bentuk asam amino
3.Karbohidrat diserap dalam bentuk monosakarida
4.Di dalam usus halus terdapat kelenjar yang menghasilkan getah usus yang
menyempurnakan makananh

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 36


 Usus Besar
Usus besar terdiri dari kolon asendens (kanan), kolon transversum, kolon
desendens (kiri), kolon sigmoid (berhubungan dengan rektum). Apendiks (usus
buntu) merupakan suatu tonjolan kecil berbentuk seperti tabung, yang terletak di
kolon asendens, pada perbatasan kolon asendens dengan usus halus. Usus besar
menghasilkan lendir dan berfungsi menyerap air dan elektrolit dari tinja. Ketika
mencapai usus besar, isi usus berbentuk cairan, tetapi ketika mencapai rektum
bentuknya menjadi padat. Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar
berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.
Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti
vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus. Beberapa penyakit
serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri di dalam usus
besar. Akibatnya akan terjadi iritasi yang bisa menyebabkan dikeluarkannya
lendir dan air, dan terjadilah diare.

 Organ Reproduksi
Alat kelamin jantan berfungsi menghasilkan gamet jantan, yaitu spermatozoon
(sperma). Alat kelamin jantan dibedakan menjadi alat kelamin dalam dan alat
kelamin luar. Alat kelamin luar terdiri dari penis dan skrotum, sedangkan alat
kelamin dalam terdiri dari testis, saluran reproduksi, dan kelenjar kelamin. Pada
betina, alat kelamin luar terdiri dari vulva, mons pubis, dan klitoris/kelentit,
sedangkan alat kelamin dalam terdiri dari ovarium, tuba fallopii, uterus dan
vagina.

 Organ Perkemihan
Ureter terdiri dari 2 saluran pipa masing-masing bersambung dari ginjal ke
vesika urinaria. Ureter sebagian terletak pada rongga abdomen dan sebagian lagi
terletak pada rongga pelvis Lapisan dinding ureter terdiri dari dinding luar
jaringan ikat (jaringan fibrosa), lapisan tengah lapisan otot polos, lapisan sebelah
dalam lapisan mukosa. Lapisan dinding ureter menimbulkan gerakan-gerakan
peristaltik yang mendorong urin masuk ke dalam kandung kemih.

 Rektum dan Anus


Rektum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah
kolon sigmoid) dan berakhir di anus. Organ ini berfungsi sebagai tempat
penyimpanan sementara feses. Biasanya rektum ini kosong karena tinja
disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens. Jika kolon
desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rektum, maka timbul keinginan
untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rektum karena
penumpukan material di dalam rektum akan memicu sistem saraf yang
menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi. Jika defekasi tidak terjadi,
sering kali material akan dikembalikan ke usus besar, di mana penyerapan air
akan kembali dilakukan. Jika defekasi tidak terjadi untuk periode yang lama,
maka konstipasi dan pengerasan feses akan terjadi.
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah
keluar dari tubuh. Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan
sebagian lannya dari usus. Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphinkter . Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar),
yang merupakan fungsi utama anus.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 37


E. Makanan Tikus
Tikus merupakan hewan yang mempunyai preferensi makanan yang banyak,
baik yang berasal dari tumbuhan maupun dari hewan. Walaupun demikian biji-bijian
seperti gabah, beras dan jagung tampaknya lebih disukai daripada yang lain. Seekor
tikus dapat merusak 283 bibit padi per hariatau 103 batang padi bunting per hari.
Setelah itu, tikus juga menyukai umbi-umbian serperti ubi jalar dan ubi kayu.
Makanan yang berasal dari hewan terutama adalah serangga dan hewan-hewan kecil
lainnya. Makanan dari hewan ini merupakan sumber untuk pertumbuhan dan untuk
memperbaiki bagian-bagian tubuh yang rusak, sedangkan makanan yang berasal dari
tumbuhan dimanfaatkan sebagai sumber tenaga.
Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan bahwa kebutuhan makanan
seekor tikus setiap hari kira-kira 10% dari bobot tubuhnya, tergantung dari
kandungan air dan gizi dalam makanannya.Tikus merupakan hewan yang aktif pada
malam hari sehingga sebagian besar aktivitas makannya dilakukan pada malam
hari.Tikus memiliki sifat “neo-fobia”, yaitu takut atau mudah curiga terhadap benda-
benda yang baru ditemuinya. Dengan adanya sifat tikus yang demikian, maka
makanan akan dimakan adalah makanan yang sudah biasa ditemui. Dia akan
mencicipi dulu makanan yang baru ditemuinya.
Hal ini dapat mempengaruhi keberhasilan pengendalian secara kimia dengan
menggunakan umpan beracun, sehingga harus diusahakan agar umpan yang
digunakan adalah umpan yang disukai oleh tikus dan tempat umpanyang digunakan
adalah benda-benda alami yamg banyak terdapat di alam. Dan bila makanan yang
dimakan tersebut membuat keracunan dengan cepat maka dia akan mengeluarkan
suara kesakitan dan tanda bahaya kepada teman-temannya. Maka dari itu untuk
penggunaan pestida kimia sebaiknya digunakan pestisida yang membunuh secara
perlahan, dimana tikus tersebut akan mati dalam beberapa hari, sehingga tikus
tersebut tidak merasa kapok dan tidak akan tahu kalau makanan yang dimakannya
ternyata beracun.
Dalam mencari makanan, tikus selalu pergi dan kembali melalui jalan yang
sama, sehingga lama-lama terbentuk jalan tikus. Hal ini disebabkan tikus akan
merasa aman untuk melewati jalan yang sama, daripada setiap saat harus membuat
jalan baru. Jalan yang sama dapat ditandai dengan gesekan benda-benda di sekitar
jalan tersebut dengan misainya, dan juga karena adanya air seni yang dikeluarkan
pada jalan tersebut yang dapat diciuminya.

F. Indera Pada Tikus


1. Indera Penglihatan Tikus
Dilihat dari pengelihatannya menurut para ahli konon tikus ternyata tikus
mempunyai pengelihatan yang jelek, yaitu ternyata tikus adalah hewan yang
buta warna, artinya ia hanya dapat melihat benda-benda berwarna hitam dan
putih. Akan tetapi, tikus tampaknya tertarik pada warna-warna hijau, kuning dan
hitam. Warna hijau dan kuning diduga merupakan warna daun dan malai
tanaman padi yang merupakan makanan utamanya di lapang. Sedangkan warna
hitam merupakan warna gelap yang terlihat pada malam hari. Kemampuan tikus
dalam melihat benda-benda yang ada di depannya dapat mencapai 10 meter.
2. Indera Penciuman Tikus
Organ penciuman tikus sangat baik, terutama untuk mencium bau makanannya.
Tikus jantan dapat mencium bau tikus betina yang sedang birahi untuk
dikawininya.Tikus betina dapat mencium bau anaknya yang keluar dari sarang
berdasarkan air seni yang dikeluarkan oleh anaknya.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 38


3. Indera Pendengaran Tikus
Pendengaran tikus sangat baik. Tikus dapat mendengar suara-suara dengan
frekuensi tinggi, yang tidak dapat didengar oleh manusia. Berdasarkan suara-
suara yang dikeluarkan oleh tikus, dapat dibagi menjadi beberapa suara, yaitu:
 Suara-suara pada saat akan melakukan perkawina
 Suara-suara menandakan adanya bahaya
 Suara-suara pada saat menemukan makanan
 Suara-suara pada saat tikus mengalami kesakitan

G. Sarang Tikus
Sarang yang dibuat biasanya mempunyai lebih dari satu pintu, pintu utama
untuk jalan keluar dan masuk setiap hari, pintu darurat yang digunakan dalam
keadaan yang membahayakan, misalnya pada saat dikerjar oleh predator ataupun
pada saat dilakukan gropyokan, dan pintu yang menuju ke sumber air sebagai
minumnya. Pintu darurat ini disamarkan dengan cara ditutupi dengan daun-
daunan.Selain itu, sarang tikus juga terdiri dari lorong yang berkelok-kelok; semakin
banyak anggota keluarga tikus, semakin panjang lorong yang dib Sarang tikus juga
dilengkapi dengan ruangan/kamar yang difungsikan untuk beranak dan kamar
sebagai gudang tempat meyimpan bahan makanan.

H. Perkembangbiakan
Tikus berkembang biak dengan sangat cepat, tikus menjadi dewasa dalam arti
dapat kawin mulai umur 3 bulan, masa bunting tikus betina sangat singkat, kira-kira
3 minggu. Jumlah anak yang dihasilkan setiap kelahiran berkisar antara 4 – 12 ekor
(rata-rata 6 ekor) tergantung dari jenis dan keadaan makanan di lapangan. Dan
setelah 2-3 hari setelah melahirkan tikus-tikus tersebut sudah siap kawin lagi.

I. Tanda-tanda Keberadaan Tikus


Untuk mengetahui ada tidaknya tikus pada suatu tempat dan mencegah
kemungkinan bahaya dari makanan yang tercemar oleh tikus adalah sebagai berikut:
1. Droping

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 39


Adanya kotoran tikus yang ditemukan di tempat/ruangan yang diperiksa. Tinja
tikus mudah dikenal dari bentuk dan warna yang khas, tanpa disertai bau yang
mencolok, tinja tikus yang masih baru lebih terang dan mengkilap serta lebih
lembut (agak lunak), makin lama maka tinja akan semakin keras.
2. Run ways
Jalan yang biasa dilalui tikus dari waktu ke waktu disuatu tempat disebut run
ways. Tikus mempunyai kebiasaan melalui jalan yang sama, bila melalui lubang
diantara eternit rumah, maka jalan yang dilaluinya lambat laun menjadi hitam.
3. Grawing
Grawing merupakan bekas gigitan yang dapat ditemukan, tikus dalam
aktivitasnya akan melakukan gigitan baik untuk makan maupun membuat jalan
misalnya lubang dinding.
4. Borrow
Borrow adalah lubang yang terdapat pada sekitar beradanya tikus seperti
dinding, lantai, perabotan dan lain-lain.
5. Bau
Tikus akan mengeluarkan bau yang disebabkan oleh tubuh tikus atau urinnya.
6. Tikus hidup
Tikus hidup akan berkeliaran walaupun hanya sebentar.
Ditemukannya Bangka tikus baru atau lama di tempat yang diamati.

J. Penyakit yang Disebabkan Oleh Tikus


Tikus berperan sebagai tuan rumah perantara untuk beberpa jenis penyakit
yang dikenal Rodent Borne Disease. Penyakit-penyakit yang tergolong Rodent Borne
Disease adalah:
1. Pes atau sampar atau plague atau la peste merupakan penyakit zoonosis yang
timbul pada hewan pengerat dan dapat ditularkan pada manusia. Penyakit tikus
ini menular dan dapat mewabah. Penyakit infeksi pada manusia dan hewan yang
disebabkan oleh bakteri Yersinia pestis. Pes disebut juga penyakit
sampar, plague, atau black death.Penyakit ini ditularkan dari hewan pengerat
(terutama tikus) melalui perantara kutu (flea). Kutu perantara yang paling
sering adalah jenis Xenopsylla cheopsis. Penyakit ini di Indonesia termasuk
salah satu penyakit menular dalam Undang-Undang Wabah yang harus
dilaporkan kepada Dinas Kesehatan dalam waktu 24 jam pertama sejak
diketahui. Pes disebut sebagai black death karena salah satu gejala penyakit ini
adalah kehitaman pada ujung-ujung jari dan tingkat kematiannya yang tinggi.

GEJALA

Gejala timbul 2 hingga 8 hari setelah gigitan kutu, jarang melebihi 15 hari. Sebagian
besar penderita mengalami gejala awal yaitu tidak napsu makan, rasa dingin,
berdebar- debar, dan nyeri di daerah selangkangan. Berdasarkan gejala, pes dibagi
menjadi beberapa tipe, yaitu pes tipe kelenjar getah bening, pes tipe infeksi luas, dan
pes tipe paru.
Pes tipe kelenjar getah bening (bubonik)
Pes tipe ini paling sering ditemui (75% dari semua kasus pes). Demam merupakan
gejala awal; suhu dapat mencapai 41oC, disertai gejala lain seperti nyeri otot, nyeri
sendi, nyeri kepala, dan lemas. Segera setelah gejala awal (umumnya dalam 24 jam),
pasien merasakan nyeri dan pembengkakan pada kelenjar getah bening.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 40


Gejala khas pada tipe ini adalah adanya pembesaran kelenjar getah bening (diameter
2-10 cm) yang bengkak dan merah. Kelenjar getah bening yang paling sering terkena
adalah kelenjar di selangkangan karena gigitan kutu lebih sering terjadi di kaki. Pada
anak, dapat ditemui pembesaran kelenjar getah bening di ketiak atau leher. Dalam
hitungan jam, pembengkakan kelenjar ini akan terasa sangat nyeri sehingga pasien
menghindari tekanan atau gerakan di sekitar kelenjar tersebut. Daerah pembengkakan
berwarna merah, tegang, dan teraba hangat. Seiring waktu, pembesaran getah bening
ini bisa berisi nanah yang mengandung bakteri Y. pestis; nanah ini dapat mengalir ke
luar secara spontan. Di sekitar pembengkakan terkadang dapat ditemui bekas gigitan
kutu berupa tonjolan merah, luka dalam, atau seperti bisul yang disertai jaringan mati
berwarna kehitaman (pes kutaneus).
Bakteri penyebab pes dapat menghasilkan racun (toksin) yang menyebar ke seluruh
tubuh, sehingga jika penderita tidak diobati dengan baik dapat terjadi komplikasi
lanjut. Komplikasi ini dapat berupa perdarahan di saluran napas, saluran pencernaan,
saluran kencing, dan rongga-rongga tubuh; penurunan kesadaran sampai koma;
kejang; kegagalan aliran darah; dan kegagalan organ sampai kematian. Pes bubonik
yang sampai ke otak dan menyebabkan radang selaput otak disebut pes meningitis,
dengan gejala sakit kepala, kejang, kaku leher, dan koma. Pes tipe bubonik umumnya
menyebabkan gejala berat, namun terdapat juga pes bubonik ringan yang disebut pes
minor.

Pes tipe infeksi luas (septikemia)


Bakteri pada saluran getah bening dapat sampai ke aliran darah dan menyebar ke
seluruh tubuh. Pada tipe septikemia, tidak terdapat pembesaran kelenjar getah
bening. Gejala timbul dalam waktu sangat singkat, berupa demam, pucat, lemah,
bingung, penurunan kesadaran hingga koma. Racun yang dihasilkan oleh bakteri dapat
menyebabkan gumpalan darah kecil-kecil di seluruh tubuh sehingga menyebabkan
hambatan aliran darah. Tidak adanya aliran darah menyebabkan kematian jaringan
(gangrene) yang ditandai dengan warna kehitaman. Gumpalan darah ini menghabiskan
bahan-bahan pembeku darah sehingga terjadi perdarahan di berbagai tempat, seperti
perdarahan kulit yang tampak seperti bintik-bintik merah keunguan, batuk darah,
buang air besar disertai darah, serta muntah darah. Jika tidak diobati, pes tipe ini fatal.
Penderita dapat meninggal dunia pada hari pertama sampai ketiga setelah timbulnya
demam.

Pes tipe paru – paru (pneumonik)

Pada pes tipe ini, bakteri terutama menginfeksi paru. Infeksi pada paru dapat terjadi
secara primer akibat penularan dari udara atau titik-titik air liur (droplet) penderita
lain, atau secara sekunder dari penyebaran bakteri melalui aliran darah pada tipe
bubonik. Gejala tipe ini adalah kelemahan, nyeri kepala, demam, batuk dan sesak
napas. Batuk umumnya berdahak cair dan disertai darah. Sejak awal dapat terjadi
penurunan kesadaran dan penderita dapat meninggal pada hari keempat sampai
kelima setelah gejala pertama timbul jika tidak diobati.

PENYEBAB

Pes dapat ditemui di seluruh dunia, terutama di benua Afrika. Sebagian besar
penderita pes merupakan penduduk desa, lebih banyak ditemui pada laki – laki, dan
dapat terjadi pada semua umur. Pes disebabkan oleh infeksi bakteri Yersinia pestis.
Bakteri ini pada awalnya menginfeksi kutu. Ketika kutu menggigit tikus, maka tikus

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 41


tersebut akan terinfeksi bakteri pes. Dengan demikian, jika kutu lain menggigit tikus
sakit tersebut, maka kutu tersebut juga akan terinfeksi. Jika kutu – kutu ini menggigit
manusia, maka bakteri dalam tubuh kutu akan masuk ke dalam tubuh manusia,
mengikuti aliran getah bening dan menyebar melalui sirkulasi darah. Di kelenjar getah
bening, bakteri ini menimbulkan reaksi radang berupa bengkak, kemerahan dan
nanah. Bakteri ini kemudian menyebar melalaui aliran darah ke organ-organ lain
seperti limpa, paru-paru, hati, ginjal dan otak. Ketika sampai paru-paru, bakteri ini
dapat menyebabkan radang (pneumonia) dan dapat menularkan penyakit kepada
orang lain melalui batuk atau bersin. Bakteri yang dibatukkan dapat bertahan di udara
dan dapat terhirup oleh orang lain. Pes tidak hanya dapat menginfeksi tikus, namun
juga bisa menginfeksi kucing, anjing, dan tupai.
Selain melalui gigitan kutu, pes dapat menular dengan berbagai cara lain, yaitu:
 Kontak titik-titik air liur (droplet) di udara: berupa batuk atau bersin dari
penderita pes dengan radang paru.
 Kontak langsung: berupa sentuhan kulit yang terluka terhadap
nanah/luka penderita pes, termasuk kontak seksual.
 Kontak tidak langsung: sentuhan terhadap tanah atau permukaan yang
terkontaminasi bakteri.
 Udara: hirupan udara yang mengandung bakteri Y. pestis karena bakteri
ini dapat bertahan di udara cukup lama.
 Makanan atau minuman yang tercemar bakteri.

2. Salmonellisis yang merupakan penyaklit yang disebabkan bakteri salmonella


yang dapat menginfeksi hewan dan juga manusia. Tikus yang terinfeksi bakteri
ini akan dapat menyebabkan kematian pada manusia dan salmonellisis dapat
tersebar dengan melalui kontaminasi feses. Gejalanya antara lain adalah
gastroenteritis, diare, mual, muntah dan juga demam yang diikuti oleh dehidrasi.
3. Leptospirosis merupakan infeksi akut disebabkan oleh bakteri leptospira yang
menyerang mamalia. Ini dapat menyerang siapapun yang memiliki kontak
dengan berbagai benda maupun hewan lain yang mengalami infeksi
leptospirosis. Gejalanya antara lain adalah sakit kepala, bercak merah di kulit,
gejala demam dan juga nyeri otot.
4. Murine typhus adalah penyakit yang disebabkan oleg Rickettsian typhi atau R.
mooseri yang dapat dotuarkan melalui gigitan pinjal tikus. Gejalanya antara lain
adalah kedinginan, sakit kepala, demam, prostration dan nyeri di seluruh tubuh.
Ada juga bintil-bintil merah yang timbul di hari kelima hingga keenam.
5. Rabies merupakan penyakit yang menyerang sistem saraf pusat dan memiliki
gejala khas yaitu penderita jadi takut terhadap air dan karena inilah rabies juga
sering disebut hidrofobia. Tikus menyebarkan penyakit ini melalui gigitan.
Gejala awal dari rabies tidaklah jelas, umumnya pasien merasa gelisah dan tidak
nyaman. Gejala lanjut yang dapat diidentifikasi antara lain adalah rasa gatal di
area sekitar luka, panas dan juga nyeri yang lalu bisa saja diikuti dengan sakit
kepala, kesulitan menelan, demam dan juga kejang.
6. Rat-Bit Fever atau demam gigitan tikus disebabkan oleh gigitan tikus dan
biasanya dialami anak-anak di bawah 12 tahun dan penyakit ini memiliki mas
inkubasi selama 1 hingga 22 hari. Gejala yang ditimbulkan antara lain adalah
sakit kepala, muntah, kedinginan dan demam. Bakteri di dalam gigitan tikus
merupakan penyebab dari penyakit tikus ini.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 42


K. Pengendalian Tikus
1) Pengendalian Non Kimiawi
a Sanitasi dan Higienis Lingkungan
Tikus akan berkembang biak dan hidup dengan baik pada situasi dimana
mereka dengan mudah mendapatkan makanan, air, tempat berlindung dan
tempat tinggal yang tidak terganggu. Beberapa hal yang dapt dilakukan
untuk meminimalisasi gangguan tikus :
 Minimalisasi tempat bersarang/harborages antara lain : eliminasi
rumput/semak belukar
 Meletakkan sampah dalam garbage/tempat sampah yang memiliki
konstruksi yang rapat
 Meniadakan sumber air yang dapat mengundang tikus, karena tikus
membutuhkan minum setiap hari
b Pencegahan secara fisik dan mekanis
 Secara fisik dilakukan dengan eksklusi atau struktur kedap tikus untuk
mencegah tikus dapat masuk ke dalam bangunan antara lain dengan
menutup semua akses keluar-masuk tikus (celah, lubang) pada bangunan,
mengeliminasi sarang atau tempat persembunyian tikus serta memangkas
ranting pohon yang menjulur kebagunan, tidak membuat taman terlalu
dekat dengan struktur bangunan.
 Secara mekanik dilakukan dengan membuat pelindung (Proofing)
sehingga tikus tidak dapat masuk ke dalam rumah, ruangan dan tempat
penyimpanan contohnya dengan memasang plat besi pada pohon.
Pengendalian secara mekanis lainnya juga dapat dilakukan antara lain
dengan menggunakan perangkap antara lain perangkap lem, perangkap
jepit, perangkap massal dan perangkap elektrik. Perangkap merupakan
cara yang paling disukai untuk membunuh atau menangkap tikus pada
keadaan dimana tikus yang mati disembarang tempat sulit dijangkau dan
dapat menimbulkan bau yang tidak sedap serta sulit.
c Perangkap
 Perangkap Lem Tahapan Pemasangan:
1. Gunakan kertas berperekat yang tersimpan dalam kotak seng untuk
lokasi kerja yang terdapat pengolahan makanan, sediaan farmasi
atau area sensitif lainnya.
2. Tempatkan pada lokasi tertentu dekat dinding atau tanda lalu-lintas
tikus banyak terdapat masing-masing berjarak 10 – 25 meter
dengan lubang pintu sejajar dengan dinding.
3. Tempelkan sticker petunjuk dan kartu cek list di atas perangkap
lem.
4. Lakukan pencatatan jumlah tikus yang tertangkap untuk setiap
periode.
 Perangkap Tikus Elektrik (Rat Zapper) Tahapan Pemasangan:
1. Pemasangan perangkap tikus elektrik dilakukan untuk ”Food area”
yaitu lokasi yang berdekatan dengan makanan atau ruang produksi,
gudang makanan atau area sensitif lainnya.
2. Penggunaan peralatan tsb dipergunakan untuk kasus khusus apabila
telah digunakan jenis perangkap yang lain dan tidak efektif.
3. Perangkap tikus elektrik tsb menggunakan energi listrik dari baterai
dengan dilengkapi tombol on/off.

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 43


4. Pada saat pemasangan perangkap elektrik tsb kondisi tombol “on”
 Tempelkan sticker petunjuk di atas perangkap elektrik.
 Lakukan pemeriksaan setiap hari oleh teknisi atau minta
bantuan pemilik atau penanggungjawab lokasi, bunuh tikus
yang terperangkap dan bersihkan perangkap dengan dengan air
panas serta ganti umpan tanpa racun bila perlu untuk siap
dipasang kembali.
 Apabila terdapat tikus yang tertangkap di dalam perangkap
elektrik, dilakukan pembersihan bangkai tikus dengan
mempergunakan lap basah di sensor perangkap elektrik dalam
kondisi perangkap”off” atau tidak ada aliran listrik.
 Lakukan pencatatan jumlah tikus yang tertangkap untuk setiap
periode.
2) Pengendalian Kimiawi
Pengendalian secara kimiawi dilakukan semata-mata atas pertimbangan
bahwa pengendalian secara mekanis tidak memberikan hasil yang optimal
atau tidak memberikan hasil yang sesuai dengan harapan pelanggan dan
atau untuk aplikasi di luar bangunan. Pengendalian secara kimiawi tidak
digunakan pada lokasi yang terdapat aktifitas pengolahan/produksi
makanan / farmasi/ area sensitif lainnya. Penempatan racun pada industri
makanan hanya dilakukan di luar ruangan yang tidak berhubungan dengan
produksi dan dilakukan untuk jangka waktu terbatas dan dibawah
pengawasan yang ketat. Pengendalian dengan cara kimiawi dilakukan
dengan menggunakan umpan yang mengandung rodentisida (racun tikus).
 Alat-alat untuk aplikasi rodentisida
a. Tamper Resistant
Merupakan tempat racun padat yang yang dapat melindungi dari
pengaruh lingkungan.
1. Kotak umpan ber-kunci (Tamper Resistant) dipergunakan untuk
pengumpanan di dalam ruangan umum dan ruangan terbuka.
2. Tempatkan sticker petunjuk dan kartu cek list di atas setiap Kotak
umpan berkunci
3. Penempatan Tamper Resistant diletakkan jauh dari jangkauan
anak-anak
4. Setiap tempat racun umpan harus diberi nomor seri/pengenal/No.
penempatan untuk memudahkan monitoring dan pencatatan.
b. Racun Minuman
Racun minuman merupakan pilihan terbaik dalam pengendalian tikus
,jika ketersediaan makanan di lokasi pemasangan banyak. Aplikasi
racun minuman dapat dilakukan bersamaan dengan umpan racikan
dengan hasil yang lebih baik. Hati-hati dalam aplikasi racun
minuman, karena sifat racun minuman yang mudah menguap
sehingga dapat menyebabkan kontaminasi.
c. Penanganan Bangkai
Tikus Pasca Pengendalian Tikus Kumpulkan tikus yang terperangkap
/ mati, musnahkan dengan cara membakar dan dikubur dengan
kedalaman sekurang-kurangnya 50 cm, begitu pula dengan setiap
bahan sisa atau sisa pembungkus umpan racun.
d. Peralatan Keselamatan Dan Pakaian Kerja

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 44


Dalam melaksanakan aktivitas pengendalian tikus, kelengkapan
keselamatan kerja yang harus dipenuhi meliputi :
1. Sarung tangan karet apabila berhubungan dengan rodentisida,
bangkai tikus.
2. Masker penutup hidung dan mulut apabila berhubungan dengan
bangkai tikus
3. Helmet apabila bekerja di area kolong bangunan atau daerah
berbahaya atau bila ditentukan oleh pemilik/penanggungjawab
lokasi
4. Sepatu safety dan safety glass dan tanda pengenal lainnya bila
ditentukan oleh pemilik/penanggungjawab lokasi
5. Pakaian kerja yang dipergunakan khusus melakukan pekerjaan.
6. Pakai Tanda Pengenal Perusahaan yang masih berlaku

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 45


DAFTAR PUSTAKA
http://sains.kompas.com/read/2017/04/03/20132221 (4juli 2017, 7;27 AM,
PenulisKontributor Sains, Monika Novena

EditorYunanto Wiji Utomo)

http://www.re-tawon.com/2015/07/kecoa-amerika-serangga-penginvasi-rumah.html (4juli
2017, 5;53 AM)

http://nationalgeographic.co.id/berita/2016/01/rahasia-kecoak-bisa-hidup-tanpa-
kepala (4juli 2017; 6;07 AM) (2016 / Januari / 10 12:00 ; (Lutfi Fauziah/Sumber: New
Scientist, BBC Earth)

https://kecoaislife.wordpress.com/2016/10/07/anatomi-biologi-kecoa/ (4juli 2017, 7;20


AM)

https://id.wikipedia.org/wiki/Poliomielitis

https://www.scribd.com/doc/87801659/Secara-Umum-Kecoa-Memiliki-Morfologi-Sebagai-
Berikut ( Rama Dhana on Apr 03, 2012) (3 juli 2017, 11;07 PM)

VEKTOR PENYAKIT MEKANIK 46

Anda mungkin juga menyukai