Anda di halaman 1dari 21

A.

Definisi
Lalat merupakan ordo diptera, menurut asal katanya “Di” artinya
“dua”, “Ptera” yang artinya sayap, dan arti keseluruhannya adalah
serangga yang memiliki dua sayap (sepasang sayap) atau unsecta yang
bisa terbang. Adanya sepasang sayap yang mempunyai membrane
tersebut merupakan sayap bagian depan , sedangkan sayap bagian
belakang tidak berkembang dan mereduksi menjadi alat keseimbangan
(halter). dan saat ini diseluruh dunia dapat dijumpai sekitar ± 60.000 –
100.000 spesies lalat (Santi, 2001).
Ordo Diptera merupakan salah satu anggota kelas hexapoda atau insekta
yang mempunyai jumlah genus dan spesies terbesar yaitu mencakup 60-70
% dari seluruh spesies arthropoda .

B. Klasifikasi

Lalat diklasifikasikan sebagai berikut :


Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Hexapoda
Ordo : Diptera
Family : Muscidae, Sarchopagidae, Challiporidae, dll.
Genus : Musca, Stomoxys, Phenisia, Sarchopaga, Fannia, dll.
Spesies : Musca domestica, Stomoxy calcitrans, Phenesia sp, Sarchopaga
sp, Fannia sp,dll.
Jenis Species dari Tiap-tiap Kelas Flies (Lalat) adalah Houseflies (lalat
rumah, Musca domestica), Sandflies (lalat pasir, genus Phlebotomus),
Tsetse flies (lalat tsetse, genus Glossina), Blackflies (lalat hitam, genus
Simulium).
C. Siklus hidup

Lalat adalah insekta yang mengalami metamorfosa yang sempurna, dengan


stadium telur, larva, kepompong dan stadium dewasa. Perkembangan lalat
memerlukan waktu antara 7-22 hari, tergantung dari suhu dan makanan yang
tersedia. lalat betina umumnya telah dapat menghasilkan telur pada usia 4-8 hari,
dengan 75-150 butir sekali bertelur. Semasa hidupnya lalat bertelur 5-6 kali. Pada
siang hari lalat bergerombol atau berkumpul dan berkembang biak di sekitar
sumber makanannya. Penyebaran lalat sangat dipengaruhi oleh cahaya,
temperatur, kelembaban. Untuk istirahat lalat memerlukan suhu sekitar 35º- 40ºC,
kelembaban 90%. Aktifitas terhenti pada temperatur < 15ºC.
Kebanyakan spesies lalat adalah ovipar, tetapi ada beberapa lalat yang
melahirkan larva dalam berbagai stadium perkembangan. Telur atau larva
diletakan dalam air, tanah, kotoran, atau dalam badan veterbrata. Larva berbentuk
cacing, panjang, tanpa kaki, hidup dalam air atau di darah. Larva ini mengambil
makanan dari bahan organik secara rakus menggunakan bagian mulut untuk
mengunyah atau telah menyesuaikan diri untuk hidup sebagai parasit. Setelah 3-4
kali pergantian kulit, larva menjadi pupa yang tidak mengambil makanan lagi dan
pada waktunya menjadi lalat dewasa (imago). Lalat berkembang biak dengan
bertelur, berwarna putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm panjangnya. Setiap
kali bertelur akan menghasilkan 120–130 telur dan menetas dalam waktu 8–16
jam .Pada suhu rendah telur ini tidak akan menetas (dibawah 12 –13 º C). Telur
yang menetas akan menjadi larva berwarna putih kekuningan, panjang 12-13 mm.
Akhir dari phase larva ini berpindah tempat dari yang banyak makan ke tempat
yang dingin guna mengeringkan tubuhnya, Setelah itu berubah menjadi
kepompong yang berwarna coklat tua, panjangnya sama dengan larva dan tidak
bergerak. Phase ini berlangsung pada musim panas 3-7 hari pada temperatur 30–
35 º C, Kemudian akan keluar lalat muda dan sudah dapat terbang antara 450–900
meter, Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat dewasa 6-20 hari Lalat dewasa
panjangnya lebih kurang ¼ inci, dan mempunyai 4 garis yang agak gelap hitam
dipunggungnya. Beberapa hari kemudian sudah siap untuk berproduksi, pada
kondisi normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. Umur lalat
pada umumnya sekitar 2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang lebih sejuk biasa
sampai 3 (tiga) bulan Lalat tidak kuat terbang menantang arah angin, tetapi
sebaliknya lalat akan terbang jauh mencapai 1 kilometer.
Secara umum, dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu mulai
dari telur, larva, pupa dan dewasa.

a. Fase Telur
Bentuk telur lalat adalah oval panjang dan berwarna putih dengan
ukuran lebih kurang 1 mm. Setiap kali bertelur akan menghasilkan 120–
130 telur dan menetas dalam waktu 8–16 jam . Pada suhu rendah telur
ini tidak akan menetas (dibawah 12 –13 º C). Telur yang menetas akan
menjadi larva berwarna putih kekuningan, panjang 12-13 mm.
b. Fase Larva / Tempayak
 Tingkat I : Telur yang baru menetas disebut instar I, berukuran
panjang 2 mm, berwarna putih, tidak bermata dan berkaki, sangat
aktif dan ganas terhadap makanan, setelah 1-4 hari melepas kulit
dan menjadi instar II.
 Tingkat II : Ukuran besarnya 2 kali instar I, 1 sampai beberapa hari
maka kulit akan mengelupas dan keluar instar III.
 Tingkat III : Larva ukuran 12 mm lebih , tingkat ini memerlukan
waktu 3 – 9 hari. Larva mencari tempat dan temperature yang dia
senangi , dengan berpindah – pindah tempat. Misal : pada
gundukan sampah organic.
c. Fase Pupa / Kepompong
Jaringan tubuh karva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa ,
stadium ini berlangsung selama 3-9 hari . Setelahstadium ini selesai
akan melalui celah lingkaran pada bagian anterior akan keluar lalat
muda.
d. Lalat Dewasa
Proses pematangan untuk menjadi lalat dewasa kurang lebih dari
15 jam dan setelah itu siap mengadakan perkawinan . Umur lalat
dewasa dapat mencapai 2-4 minggu. Pada kondisi normal lalat dewasa
betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. hari Lalat dewasa panjangnya
lebih kurang ¼ inci, dan mempunyai 4 garis yang agak gelap hitam
dipunggungnya.
D. Morfologi
Pada umumnya berukuran kecil,sedang sampai berukuran besar, kira –
kira 2- 3 mm, mempunyai sepasang sayap di bagian depan dan sepasang halter
sebagai alat keseimbangan di bagian belakang,bermata majemuk dan sepasang
antena yang seringkali pendek terdiri atas tiga ruas,struktur tubuh berbulu. Mata
lalat jantan lebih besar dan sangat berdekatan satu sama lain sedang yang betina
tampak terpisah oleh suatu celah dan berbentuk lebih besar daripada lalat jantan
(Santi, 2001).
Morfologi umumnya seperti pada insecta. Kepala yang relatif besar
mempunyai dua mata majemuk yang bertemu digaris tengah (holoptik) atau
terpisah oleh ruang muka (dikhoptik), dan biasanya tiga ocelli atau mata
sederhana.
Thorax seperti bentuk kotak chitin, merupakan pangkal untuk melekatnya
otot-otot kuat untuk terbang. Mesothorax yang membesar (ruas kedua) merupakan
bagian utama dari thorax dan memikul sayap membran yang besar. Prothorax
(ruas pertama) dan metathorax (ruas ketiga) yang menjadi kecil merupakan
semacam cincin yang menghubungkan thorax dengan kepala dan abdomen. Tiap
ruas thorax mempunyai sepasang kaki yang berwarna dan mempunyai duri-duri
serta rambut.
Kaki yang beruas-ruas dapat berakhir sebagai kuku yang berambut yaitu
pulvillus, yang mengeluarkan bahan perekat. Dua ruas pertama dari abdomen
mengalami atrofi dan ruas lainnya tidak selalu dapat dibedakan.
Antena yang dilengkapi dengan alat peraba, terdiri dari serangkaian ruas
yang serupa atau tidak serupa. Jumlah, bentuk dan perangkai bulu-bulunya
merupakan sifat khas untuk berbagai genus. Lalat yang lebih primitif mempunyai
antena panjang dengan banyak ruas, sedangkan species yang lebih berkembang
mempunyai antena pendek yang lebih kuat dengan jumlah ruas yang kurang.
Berbagai penyesuaian dari bagian mulut memungkinkan lalat untuk mengambil
makanan berupa darah dan cairan jaringan hewan, madu dari bunga, cairan atau
makanan yang dapat dicairkan oleh zat pencernaannya.
Berbagai modifikasi dari bagian mulut penting untuk membedakan genus
dan species. Untuk menembus kulit digunakan mandibula yang berbentuk seperti
gergaji dan maxilla seperti kikir. Saluran makanan dibentuk oleh labium
epipharynx dan hipopharnx. Pada musa penghisap darah, alat pemotong ialah gigi
prostoma yang terbentuk khusus pada ujung labella daripada labium. Pada species
bukan penghisap darah, lalat menghisap makanannya dalam bentuk cairan melalui
labella.
Lalat mempunyai pasangan sayap sejati yang berasal dari mesothorax dan
“haltere” kecil sebagai gada yang dianggap homolog dengan sayap yang berasal
dari metathorax pada insekta lain. Sayap sejati tipis, sebagai lanjutan tergit yang
seperti membran, ditunjang oleh saluran trachea yang longitudinal dan terdiri dari
chitin atau disebut pula vena yang berasal dan berjalan radier dari pangkal sayap
yang disambung pada bagian tertentu oleh vena melintang. Vena ini mungkin
tembus cahaya atau diliputi duri, sisik atau rambut yang memberi rupa mengkilat
atau yang berbintik-bintik. Bagian diantara vena-vena disebut sel. Jumlah dan
letak vena dan sel yang dilingkarinyadan distribusi rambut serta sisik sangat
penting dalam menentukan genus dan species.
E. Spesies spesies Lalat
1. Genus Musca
Genus musca adalah spesies yang sering terdapat di sekitar rumah dan di
dalam rumah,. Adapun tanda-tanda dari lalat rumah (Musca domestica) tubuh
berwarna coklat dan kehitam-hitaman, pada thorax terdapat 4 garis hitam dan 1
garis hitam medial pada abdomen punggung, vein ke empat dari sayap berbentuk
sudut, antena mempunyai 3 segmen, mata terpisah, methamorphosenya sempurna
serta tubuh lalat jantan lebih kecil dari tubuh lalat betina. Lalat rumah, Musca
domestica, hidup disekitar tempat kediaman manusia di seluruh dunia. Jenis lalat
ini yang paling banyak diantara jenis-jenis lalat rumah. Karena fungsinya sebagai
vektor tranmisi mekanis dari berbagai bibit penyakit disertai jumlahnya yang
banyak dan hubungannya yang erat dengan lingkungan hidup manusia, maka
jenis lalat Musca domestica ini merupakan jenis lalat yang terpenting ditinjau dari
sudut kesehatan manusia. Lalat rumah, musca domestica, menempati tempat
kediaman manusia di seluruh dunia. Telur diletakkan dalam kelompok kira-kira
sebanyak 100 butir dalam pupuk atau sampah. Seluruh lingkaran hidup
berlangsung 10 sampai 14 hari dan lalat deawasa hidup kira-kira satu bulan.
Larvanya kadang menyebabkan myiasis usus dan saluran kencing dan saluran
kelamin. Lalat adalah vector mekanis bakteri pathogen, protozoa dan telur serta
larva cacing, khususnya yang menyebabkan penyakit usus. Luasnya penularan
penyakit oleh lalat di alam sukar ditentukan.
Morfologi
Musca domestica adalah lalat yang bersifat kosmopolitan dan selalu
ditemui dalam setiap aktivitas manusia, khususnya di dalam rumah. Karena itulah
lalat ini secara umum dikenal sebagai lalat rumah (house fly). Sesuai dengan
namanya lalat ini lebih aktif pada tempat yang terlindung cahaya. Lalat jenis ini
banyak ditemukan di peternakan ayam, kandang kuda, sampah, feses hewan dan
peternakan lainnya (Borror et al. 1992). Musca domestica atau lalat rumah adalah
serangga berukuran sedang dengan panjang tubuh 6-7 mm (West 1951). Menurut
Soulsby (1974), ukuran tubuh lalat jantan yaitu 5,6-6,5 mm, sedangkan lalat
betina berukuran 6,5-7,5 mm.
Secara umum lalat rumah dibagi atas tiga bagian yaitu kepala, dada
(toraks) dan perut (abdomen). M. domestica mempunyai kepala yang besar dan
berwarna hitam kecoklatan. Kepala dilengkapi dengan sepasang mata besar dan
menonjol, sepasang sungut terletak di depan mata dan tiap sungut terdiri atas ruas
dasar berbentuk gada dengan sehelai rambut yang bercabang-cabang tumbuh di
atasnya (Kadarsan et al. 1983 ). Bagian mulut terdapat probosis. Di bagian
posterior dari probosis terdapat labella yang akan melebar saat lalat makan.
Labella inilah yang berfungsi untuk menghisap dan mengabsorbsi cairan atau
makanan yang bersifat cair. Bahan makanan yang keras terlebih dahulu dibasahi
dengan sekresi air liur lalat (Service 1996).
Antena seekor lalat rumah (Musca domestica) terdiri atas tiga ruas. Ruas
pertama yaitu ruas dasar disebut batang dasar (scape) , ruas kedua adalah tungkai
pedikal (pedikel) dan sisanya adalah ruas ketiga yaitu flagellum. Antena
merupakan alat sensorik yang penting untuk mendeteksi keberadaan udara dan
bau-bauan (Axtell 1986).
Untuk membedakan jenis kelamin lalat ini bisa diamati dari matanya,
lalat jantan memiliki mata holoptic (kedua perangkat mata majemuk berdekatan)
dibandingkan dengan lalat betina dengan mata dichoptic (kedua perangkat mata
majemuk berjauhan).
Toraks pada lalat rumah berwarna kuning kehijauan sampai hijau
gelap.Pada sisi dorsalnya terlihat 4 garis longitudinal berwarna gelap yang
berjalan hingga perbatasan skutum (Soulsby 1974). Daerah toraks terbagi atas
tiga ruas yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Pada tiap ruas terdapat
sepasang kaki, sedangkan pasangan sayap terdapat pada bagian mesotoraks.
Sayap pada lalat rumah sangat transparan dan mengandung bebera pa buah vena.
Tiga pasang kaki yang dimiliki mempunyai bagian-bagian pokok yang sama
yaitu koksa, trokhanter, femur, tibia, tasus dan pretarsus. Pada pretarsus terdapat
kuku dan struktur bantalan. Struktur bantalan terdiri atas arolium (bantalan
diantara kuku) dan pulvili (bantalan di dasar kuku) (Partosoedjono 1992). Pulvili
ditumbuhi bulubulu halus yang bisa mengeluarkan cairan lengket (West 1951).
Abdomen pada lalat rumah berwarna kekuningan. Pada bagian tengahnya
terdapat garis berwarna hitam memanjang sampai ruas keempat (Soulsby
1974).Ruas pertama abdomen tidak berkembang dengan baik, sedangkan ruas
lainnya, yaitu ruas kedua, ketiga dan keempat berkembang. Lalat betina
dilengkapi ovipositor yaitu suatu organ yang berguna untuk meletakkan telur
pada tempat yang sesuai.

Siklus Hidup
Lalat rumah (Musca domestica) mengalami metamorfosis sempurna,
diawali dengan tahap telur, larva, pupa dan dewasa. Untuk bertelur, lalat memilih
tempat-tempat yang lembab dan banyak mengandung zat organik seperti sampah
dan bahan busuk lainnya (Kadarsan 1983).

Telur berbentuk oval menyerupai pisang berwarna putih sampai krem,


berukuran panjang 1 mm dan lebar 0,26 mm. Kedua ujung-ujungnya tumpul dan
bulat, ujung anterior lebih lonjong (West 1951). Telur menetas kurang dari 24
jam setelah diletakkan, tergantung pada keadaan cuaca. Pada suhu 15-20 oC,
periode menetas telur berkisar 24 jam. Sedangkan pada suhu 25-35 oC hanya 8-
12 jam.
Musca domestica bertelur secara berkelompok pada bahan organik yang
basah tetapi tidak cair (Chong dan Zairi 1995 dalam Permatasari 2002). Setiap
kelompoknya mengandung 100-150 butir telur. Dalam waktu sekitar 10-20 jam
telur menetas menjadi larva (Kadarsan 1983).

telur

larva

Larva berukuran 6-12 X 1-2 mm, dan mempunyai 12 segmen (satu segmen
kepala, 3 segmen thorak, dan 8 segmen abdomen). Larva berwarna putih dan
berbentuk silindris dengan bagian posterior lebar dan tumpul, sedangkan di
bagian anterior berbentuk runcing. Kulit pembungkus larva terbentuk dari selaput
luar (kutikula) dan lapis dalam yaitu epitelium. Larva tidak mempunyai mata atau
anggota badan walaupun mempunyai beberapa duri di bagian ventral yang
berfungsi membantu pergerakan (Axtell 1986).

Dalam perkembangan larva terdapat 3 bentuk instar. Instar I dan II


lamanya 24 jam. Instar ketiga lamanya 3 hari atau lebih. Larva I dan II tembus
cahaya dan larva III putih kekuningan. Larva tersebut mempunyai sepasang
spirakel posterior yang bersklerosis yang berbentuk khusus dan dapat menjadi
ciri identifikasi larva. Larva memakan bakteri, jamur dan bahan yang membusuk.
Sebelum menjadi pupa, larva tersebut tidak makan dan migrasi ke tempat kering
dan dingin (Chong dan Zairi 1995 dalam Permatasari 2002).

Ketika pupa terbentuk, kulit larva akan mengkerut dan membentuk


puparium yang silinder. Selanjutnya kutikula mulai mengeras. Stadium pupa
berlangsung 4-5 hari pada suhu 30 oC. Pupa lebih suka hidup pada kelembaban
rendah daripada larva (West 1951).
Lalat dewasa muncul dari puparium dengan membuka ujung bagian depan pupa,
dengan cara memompa kantong yang berisi udara (ptilinium) yang berada di
depan kepala pupa. Pada mulanya, lalat tersebut lunak, berwarna abu-abu dan
sayapnya kuncup. Selama lalat beristirahat sayapnya direntangkan kemudian
kutikula mengeras dan menjadi gelap. Lalat muda mulai aktif dan mencari makan
setelah sayapnya direntangkan yaitu 2-24 jam setelah keluar dari pupa (Chong
dan Zairi 1995 dalam Permatasari 2002).

lalat dewasa

Perilaku Lalat Rumah (Musca domestica)


Aktivitas lalat dewasa lebih banyak dilakukan pagi dan siang hari yaitu
mulai pukul 06.00-12.00 dengan aktivitas puncaknya pukul 09.00-11.00.
Aktifitas
lalat terutama adalah mencari makanan untuk kelangsungan hidupnya dan
berkembangbiak. Lalat mencari makanan biasanya di sampah-sampah organik
yang mulai membusuk, feses, bahkan makanan manusia. Kebiasaan lalat untuk
bolak-balik antara feses dan makanan manusia serta mencari makanan di tempat
yang kotor menyebabkan lalat ini berbahaya bagi kesehatan.

Lalat jantan melakukan perkawinan segera setelah kemunculannya dari


pupa sedangkan lalat betina memberikan respon paling cepat tiga hari setelah
kemunculannya (Kettle 1984). Pola kopulasi lalat rumah didahului oleh proses
pendekatan yang dilakukan oleh lalat jantan pada saat terbang. Bila lalat betina
siap ma ka kopulasi dilakukan di darat, dengan posisi jantan berada diatas betina
dengan arah yang sama (West 1951).

Pola percumbuan lalat jantan yaitu mula -mula lalat jantan melakukan
pendekatan kemudian hinggap di punggung betina. Pada saat hinggap sayapnya
mengembang keluar dan kaki terangkat. Maksudnya untuk mencegah betina
menolak percumbuan (Tobin dan Stofafalano 1973 dalam Permatasari 2002).

Lingkaran hidup

 Metamorphosis sempurna: telur-larva-pupa-dewasa


 Lalat setelah kawin, jenis yg betina bertelur
 Telur diletakkan dlm kelompok didlm habitatnya (sampah yg lembab), warnanya
putih kekuningan, bentuk seperti pisang, panjang 1-1,2 mm
 Dlm waktu 6-12 jam akan menetas menjadi larva
 Semasa hidupnya lalat betina mampu bertelur: 5-6 kali
 Telur lalat mempunyai sifat:
o Tidak tahan terhadap kekeringan
o Tidak tahan pada suhu rendah (<150 C)
o Tidak tahan pada suhu tinggi ( > 400 C)

Sifat / morfologi stadium larva / maggot

 Bentuknya silindris
 Badannya bersegmen yg ta 11 segmen
 Bag anterior tdp kepala yg ukurannya <, dan tdp mulut
 Bag post tdp spirakel yg bentuknya menyerupai huruf D, mempunyai dinding
tebal disebut peritreme
 Makanan berupa cairan & zat organik yg membusuk
 Mempunyai 3 stadium larva, larva stad. III panjangnya 14mm, dlm kondisi yg
cocok 3-5 hari kemudian berubah menjadi pupa, tetapi pd suhu rendah setelah 24
hari berkembang menjadi pupa
 pd waktu magot akan berubah menjadi pupa bergerak ketempat yg kering, kulit
larva mengkerut & mengeras berubah warna menghitam, ukurannya < pendek
(6mm) 5-6 hari kemudian berubah menjadi dewasa
 Perkembangan dari pupa ke dewasa dipengaruhi suhu, makin rendah suhu
perkembangannya makin lambat, tetapi pd suhu 450C, telur, larva maupun pupa
akan mati
 Lalat dewasa selalu menghindarkan diri dari sinar matahari langsung & selalu
bersembunyi disekitar habitatnya
 Lalat dewasa mampu terbang pd jarak 1-5 km

2. Sandfly (Lalat Pasir)


Lalat pasir ialah vektor penyakit leishmaniasis, demam papataci dan
bartonellosisi. Leishmania donovani, penyebab Kala azar; L. tropica, penyebab
oriental sore; dan L. braziliensis, penyebab leishmaniasis Amerika, ditularkan oleh
Phlebotomus. Demam papataci atau demam phlebotomus, penyakit yang disebabkan
oleh virus banyak terdapat di daerah Mediterania dan Asia Selatan, terutama
ditularkan oleh P. papatsii, yang menjadi infektif setelah masa perkembangan virus
selama 7-10 hari. Bartonellosis juga terdapat di Amerika Selatan bagian Barat Laut
sebagai demam akut penyakit Carrion dan sebagai keadaan kronis berupa granulema
verrucosa. Basil penyebab adalah Bartonella bacilliformis, ditularkan oleh lalat pasir
yang hidup di daerah pegunungan Andes. Anggota dari genus Phlebotomus,
disebut lalat pasir (sandflies), lalat pasir yang bongkok (humpbacked
sandflies), “owl midges” dan “ moth flies”.
Penyebaran.
Kosmopolit di daerah tropik dan subtropik.
Morfologi.
Lalat pasir yang langsing, bongkok, berwarna kekuning-kuningan atau kuning tua
mempunyai ciri khas yaitu ukuran kecil (3mm), badan dan sayap sangat berbulu,
posisi sayap pada keadaan istirahat berdiri tegak menyerupai huruf “V”. Sayap
berbulu yang lonjong, tanpa sisik dan vena longitudial kedua bercabang dekat
pertengahannya dengan percabangan kedua di dekat cabang anterior sebelum
mencapai pinggir. Antena yang beruas 16 adalah panjang dan berbulu. Bagian mulut
mempunyai alat berupa pisau untuk memotong.
Kebiasaan.
Banyak species mengambil makanan dari mamalia, hanya beberapa dari reptilia.
Pada umumnya yang betina mengisap darah tetapi pada beberapa species yang jantan
mempunyai alat penusuk. Kebanyakan species mengisap pada malam hari, terutama
pada malam yaang panas dan lembab. Pada siang hari, lalat istirahat dalam celah-
celah dalam batu, beton, dalam bangunan dari tanah, atau dalam terowongan binatang
pengerat. Jangka terbang lalat ini terbatas hanya sampai kurang dari 1 mil dari tempat
perindukannya. Lalat memasuki rumah dalam serangkaian terbang pendek secara
berulang dan beristirahat pada dinding sebelum menggigit orang.
Lingkaran hidup.
Dalam waktu 30-36 jam sesudah menghisap darah lalat betina meletakan 30-50
butir telur panjang-panjang dalam celah-celah gelap, lembab, dekat sampah yang
mengandung nitrogen.
Setelah 6-12 hari telur berkembang menjadi larva yang menjadi ulat, bergerak
lambat, beruas-ruas, mempunyai rambut, ekor dan makan daun-daunan mati dan
sampah yang mengandug nitrogen. Larva mengalami 4 kali pergantian kulit dalam
waktu 25-35 hari sebelum menjadi pupa yang berwarna kuning tua dengan kepala
berbentuk segitiga dan abdomen yang melengkung. Lalat dewasa yang keluar dari
pupa dalam waktu 6-12 hari mempunyai jangka hidup kira-kira 14 hari. Waktu
seluruhya dari telur sampai dewasa berlangsung 5-9 minggu.
Patogenitas
Gigitan lalat menyebabkan papula warna merahmuda, dikelilingi oleh daerah
eritem dengan diameter 10-20 mm. Timbul rasanyeri yang menusuk dan gatal
menetap untuk beberapa waktu. Pada orang yang sensitif reaksi lokal dapat
lebihhebat dan dapat disertai nausea, demam dan malaise.
Vektor penyakit
Lalat pasir ialah vektor penyakit leishmaniasis, demam pappataci dan
bartonellosis. Lishmania donofani, penyebab Kala-azar, L. Tropica, penyebab
oriental sore, dan L. Braziliensis, penyebab Leishmaniasis Amerika, ditularkan oleh
Phlebotomus.
Demam pappatasi atau demam Phebotomus, penyakit yang disebabkan virus
banyak terdapat di daerah mediterania dan Asia Selatan, terutama ditularkan oleh P.
Papatasii, yang menjadi infektif setelah masa perkembangan virus selama 7-10 hari.
Bartonellosis terdapat di Amerika selatan bagian Barat laut sebagai demam akut
penyakit Carrion dan sebagai keadaan kronis berupa granuloma verrucosa. Basil
penyebabnya, Bartonella bacilliformis, ditularkan oleh lalat pasir dari Andes.
3. Tsetse Flies (Lalat Tsetse)
Lalat tsetse adalah vektor penting penyakit trypanosomiasis pada manusia dan
hewan peliharaan. Paling sedikit ada tujuh species sebagai vektor infeksi
trypanosoma pada hewan peliharaan, species Trypanosoma rhodesiense yang menjadi
penyebab trypanosomiasis, adalah Glossina morsitans, G. swynnertoni, dan G.
Pallidipes. Vektor utama .pada Penyakit Tidur (Sleeping Sickness) di Gambia adalah
species G. palpalis fuscipes dan pada daerah - daerah tertentu adalah species G.
tachhinoides.
Klasifikasi ilmiah lalat Tsetse yaitu :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Upafilum : Hexapoda
Kelas : Insecta
Upakelas : Pterygota
Infrakelas : Neoptera
Superordo : Endopterygota
Ordo : Diptera
Upaordo : Brachycera
Upaseksi : Caliptratae
Superfamili : Hippoboccoidea
Famili : Glossinidae
Genus : Glossina
Spesies : Glossina morsitans, G.fusca, G.palpalis.
Kedalam genus glossina termasuk kira-kira 20 species atau lebih lalat tsse tse dari
Afrika, beberapa diantaranya adalah hospes perantara Tripanosoma manusia dan
binatang.
Penyebaran
Daerah katulistiwa Afrika dari lintang utara 18” sampai lintang selatan 31”. G.
thacinoides juga ditemukan di Arabia bagian selatan.
Morfologi
Lalat yang berwarna kuning, tengguli atau hitam dengan ukuran 6-13 mm, dapat
dibedakan berdasarkan:
1. Sikap sayap waktu istirahat yang saling menutupi seperti gunting,
2. Proboscis yang horizontal, langsing dengan pangkalnya yang membulat,
3. Duri-duri lengkung yang bercabang pada arista antenna yang terdiri dari 3 ruas dan,
4. Venasi nyata pada sayap yang tengguli muda

G. palpalis adalah lalat yang berwarna tenggulli kehitam-hitaman dengan gambar


pucat pada bagian lateral abdomen. G. morsitants, lalat berwarna kelabu, dengan
garis lebar transversal pada abdomen ruas keetiga sampai keenam yana berwarna
kunig jingga. Bagian mulut dari tipe labium-tusuk dengan seluruh robocis masuk
kedalam luka.

Kebiasaan
Berbagai species mempunyai tempat hidup yang luas, tiap species masing-masing
memiliki iklim, tumbuh-tumbuhan dan hewan tapi semua memerlukan musim panas
dan kelembaban.
Ada dua golongan umum:
1. Species golongan sungai seperti G. palpalis yang mendatangi daerah panas lembab di
pinggir selokan, sungai dan danau, di Afrika barat dan tengah.
2. Species golongan semak seperti G. morsitans yang ditemukan di daerah semak dan
berpohon yang menyediakan cukup tempat teduh, di Afrika timur. “Fly belt” adalah
daerah dengan batas tidak teratur dan bermacam dimensi dikelilingi oleh daerah yang
praktis bebas lalat. Untuk species golongan semak, puncak bukt yang tidak berpohon,
dan belukar dilembah atau sepanjang lereng bukit adalah tempat hidup yang baik
tetapi masing-masing species berlainan kesukaanya.
Jangka hidup lalat jantan separuh dari yang betina, untuk G. palpalis kira-kira 13
minggu (dalam laboratorium). Keduanya, yang jantan dan yang betina menggiggit
binatang atau manusia pada siang hari. Indra penglihatan dan untuk sebagian kecil
indra pencium adalah factor-faktor umum untuk mengarahkan lalat kepada
hospesnya. G. palpalis tertarik oleh kain berwaarna hitam dan biru, terutama bila
berkibar-kibar oleh angin. Jangka terbang yang efektif adalah pendek; munngkin
kurang dari setengah mil untuk G. morsitans, tetapi G. palpalis mampu untuk
melewati penghalanng lebih dari 3 mil.
Lingkaran hidup
Tempat perindukan species golongan sungai ialah pantai pasir dan tanah gembur
dekat air
Species golongan semak memilih tanah gembur dekat pohon tumbang atau dahan
yang tergantung rendah
Yang betina melahirkan seekor larva stadium 3 yang besar, stadium lanjut dalam
waktu kira-kira 10 hari seekor. G. palpalis menghasilkan 9 ekor larva. Larva
berwarna kuning, berbenjol, hampir sepanjang abdomen lalat dewasa, mempunyai
sepasang tonjolan berwarna gelap yaitu bibir bengkak pada ruas terakhir. Larva
masuk kedalam tanah sampai sedalam 2 inci dan langsung menjadi pupa. Lalat
dewasa keluar kira-kira dalam 5 minggu.
Patogenitas
Gigitan lalat hanya kecil akibatnya orang mungkin jadi rentan dengan air liurnya.
Vector penyakit
Lalat tsetse adalah vector penting untuk trypanosomiasis pada manusia
dan hewan peliharaan. Vector Trypanosome rhodesiense, penyebab
trypanosomiasis adalah G.morsitans, dan G.swynnertoni, dan G.pallidipes.
vector utama T.gambiense, penyakit tidur Gambia, adalah dari golongan
sungai G.palpalis fuscipes dan di daerah-daerah tertentu G.tachinoides.

4. Blackflies (Lalat Hitam)


Adalah vektor penyakit Oncheocerciasis Di Afrika adalah species Simulium
damnosum dan S. neavei dan di Amerika adalah S. metallicum, S. ochraceum dan S.
callidum. Species lain mungkin adalah vektor yang tidak penting dan menularkan
onchocerciasis pada ternak dan penyakit protozoa pada burung.
Nama umum. Lalat hitam (black fly), lalat kerbau (bufallo gnat), “turkey
gnat”, dan “kolumbtz fly”.
Penyebaran.

Kosmopolit.

Morfologi.
Lalat hitam berkembangbiak dlam suungai dengan aliran cukup deras di daerah
hutan pegunungan. Lalat tinggal berdekatan dengan atau berpindah sepanjang aliran
air yang teduh. Jarak migrasi biasanya 2-3 mil, jarang melebihi 3 mil. Yang betina
menggigit pada siang hari, terutama pagi hari menjelang malam di tempat-tempat
terbuka pada pinggiran daerah tumbuh-tumbuhan lebat.lalat mungkin memasuki
rumah gelap, dan menggigit manusia di sekitar bangunan. Pada musim tertentu lalat
ini merupakan gangguan utama bagi nelayan.
Lingkaran hidup
Telur berbentuk segitiga diletakkan dalam kelompok 300-500 butir dan terlekat
oleh sekret seperti gelatin dahan. Dalam waktu 3-5 hari larva yang berbentuk
silindris, berwarna hijau kekuning-kuningan dengan bagian-bagian mulut yang
berbulu dan insang anal seperti jari-jari keluar dan melekatkan diri dalam posisi
tegak terhadap batu karang, tumbuh-tumbuhan air dan sampah lain. Di Afrika larva
dan pupa S. neavei ditemukan pada permukaan ketam air tawar (potamon). Larva
berganti kulit 7 kali dalam waktu 13 hari sebeum memintal kepompong dengan
kantong etrbuka, di dalamnya pupa berwarna tengguli tua melekat dangan kait-kait
posterior dan filamen panjang untuk bernafas. Bentuk dewasa keluar dalam waktu
kira-kira 3 hari, yang betina hidup hanya beberapa minggu saja.
Patogenitas
Luka gigitan pada permulaan tidak nyeri, sering mengeluarkan darah terus-
menerus. Kemudian timbul pembengkakan, gatal dan nyeri yang terus berlangsung
untuk beberapa hari. Pada individu yang rentan, gigitan sedikit saja dapat
menyebabkan peradangan setempat dan kelainan umum.
Vektor penyakit
Di Afrika S. damnosum dan S. neavei dan di Amerika S. metallicum, S.
ochraceum dan S. callidum adalah vektor onchocerciasis. Species lain mungkin
adalah vektor yang tidak penting dan species lain lagi menularkan onchocerciasis
pada ternak dan penyakit protozoa pada burung.
5. Lalat rumah kecil (jenis Fannia)

Lalat rumah kecil ini menyerupai lalat rumah biasa, tetapi ukuran mereka jauh
lebih kecil. Mereka membiak di kotoran manusia dan hewan dan juga dibagian-
bagian tumbuhan yang membusuk, misalnya di tumpukan rumput yang membusuk.
Keterangan Gambar
a. Tarsus
b. Antena
c. Torax
d. Mata
e. Sayap
Lalat rumah berukuran sedang, panjangnya 6-7,5 mm, berwarna hitam keabu-
abuan dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Mata lalat betina
mempunyai celah lebih lebar dibandingkan lalat jantan (lihat Gambar 1). Antenanya
terdiri atas 3 ruas, ruas terakhir paling besar, berbentuk silinder dan memiliki bulu
pada bagian atas dan bawah Bagian mulut atau probosis lalat seperti paruh yang
menjulur digunakan untuk menusuk dan menghisap makanan berupa cairan atau
sedikit lembek. Bagian ujung probosis terdiri atas sepasang labella berbentuk oval
yang dilengkapi dengan saluran halus disebut pseudotrakhea tempat cairan makanan
diserap. Sayapnya mempunyai empat garis (strep) yang melengkung ke arah
kosta/rangka sayap mendekati garis ketiga. Garis (strep) pada sayap merupakan ciri
pada lalat rumah dan merupakan pembeda dengan musca jenis lainnya. Pada ketiga
pasang kaki lalat ini ujungnya mempunyai sepasang kuku dan sepasang. Bantalan
disebut pulvilus yang berisi kelenjar rambut. Pulvilus tersebut memungkinkan lalat
menempel atau mengambil kotoran pada permukaan halus kotoran ketika hinggap di
sampah dan tempat kotor lainnya.

6. Lalat kandang yang menggigit (= biting stable fly) = stomaxys caleitrans


Mereka menyerupai lalat rumah biasa, tetapi meraka mempunyai kebiasaan untuk
menggigit. Tempat pembiakan hanya di tumbuhan-tumbuhan yang membusuk. Siklus
hidupnya 21-25 hari. Jenis lalat ini tidak penting untuk transmisi penyakit manusia
tetapi mereka bisa memindahkan penyakit-penyakit pada binatang.
Lalat ini berkembang biak di tempat kotoran basah hewan piaraan, orangutan, unggas
atau buah-buahan yang sedang membusuk. Lalat ini lebih menyukai keadaan lebih
sejuk dan lebih lembab. Lalat ini menghabiskan waktunya lebih banyak di dalam
hunian manusia. Lalat ini tidak pernah melimpah populasinya di daerah tropika.
Nama umum: Lalat kandang (stable fly, stinging fly, storm fly)
Lalat kandang yang kosmopolit S. calcitrans, adalah wakil daari genus stomoxys
yang khas, yang mencakup 10 species yang sejenis atau lebih. Lalat ini pengganggu
manusia dan hewan serta merupakan vektor mekanis bagi penyakit hewan.
Morfologi
Lalat yang berbentuk lonjong, berwarna agak kelabu, menyerupai lalat rumah
tetapi sedikit lebih besar. Ia dapat dibedakan oleh proboscisnya yang berbentuk
bayonet, wujudnya yang kuat, berwarna gelap, thorax dengan 4 garis longitudinal, da
abdomen yang bergaris-garis lebar. Labium yang pada lalat lain membentuk selubung
untuk bagan mulut sendiri merupakan alat penusuk.
Lingkaran hidup
Lalat biasanya mendatangi kandangdan halaman petani, tertarik oleh hewan dan
tumbuh-tumbuhan yang membusuk. Keduanya yang jantan dan betina, menyerang
hewan peliharaan dan manusia waktu siang hari. Lalat memasuki rumah selama atau
setelah hujan lebat. Jangka hidup stadium dewasa kira-kira 17 hari. Yang betina
meletakan telur sampai 275 butir selama hidupnya, dalam kelompok 20-50 butir,
pada tumbuh-tumbuhan yang membusuk yang lembab di halaman gudang, tanah
yang berawa atau pada tepi sungai. Telur yang panjang berwarna putih susu,
bentuknya seperti pisang berkembang dalam 1-3 hari menjadi larva tanpa kaki. Larva
ini berwarna putih susu dan tembus cahaya, dalam waktu 1-3 minggu tumbuh
menjadi pupa. Dalam keadaan baik, lingkaran hidup diselesaikan dalam waktu 3-4
minggu.
Patogenitas
Luka pada permukaan menimbulkan nyeri pedas, dan diikuti oleh nyeri menusuk,
tetapi setelah darah dikeluarkan, hanya tinggal sedikit perasaan tidak enak.
Vektor penyakit
Kebiasaan lalat kandang untuk meninggalkan seekor hewan untuk mengambil
makanan dari hewan berikutnya, membuat lalat ini menjadi vektor mekanis yang
ideal untuk suatu penyakit. S. calcitrans adalah vektor mekanis alami dari
Trypanosoma evansi (surra) pada sapi dan kuda.
Beberapa penyakit manusia secara eksperimen telah ditularkan oleh lalat
kandang, misalnya penyakit tidur Afrika, “oriental sore” dan oliomyelitis.
7. Bottle flies dan Blow flies
Jenis-jenis ini meletakkan telur-telur mereka pada daging. (Dalam hubungan ini
mereka dikatakan mem ”bottle” atau ”blow” daging itu).
Jenis-jenis ini mencakupi :
- Black blowfly (jenis Phormia)
- Green dan bonze bottle flies (jenis phaenicia dsb)
- Blue bottle flies (jenis Cynomyopsis dan Calliphora)
Jenis-jenis lalat ini lebih jarang masuk dalam rumah-rumah dan restoran-restoran
daripada lalat rumah biasa, karena itu mereka dianggap tidak terlalu penting sebagai
vektor penyakit manusia. Mereka biasanya membiak di bahan binatang yang
membusuk, tetapi mereka juga bisa bertelur ditumbuhan-tumbuhan segar dan
membusuk kalau tidak ada daging binatang.
Siklus hidup jenis-jenis lalat ini sangat menyerupai siklus hidup lalat rumah
biasa. Mereka juga dapat terbang jauh. Larva dari banyak jenis-jenis lalat ini
menyebabkan myasis pada binatang dan manusia.

8. Lalat daging (Genus Sarcophaga)


Jenis-jenis lalat ini termasuk dalam genus Sarcophaga, artinya pemakan daging.
Ukuran mereka besar dan terdapat bintik merah pada ujung badan mereka. Larva
dari banyak jenis-jenis lalat ini hidup dalam daging, tetapi pembiakan bisa juga
terjadi dalam kotoran binatang.
Beberapa jenis tidak bertelur tetapi mengeluarkan larva. Mereka jarang masuk dalam
rumah-rumah dan restoran-restoran dan karena itu mereka tidak penting sebagai
vektor mekanis penyakit manusia. Tetapi mereka bisa menyebabkan myiasis pada
manusia. Lalat ini berwarna abu-abu tua, berukuran sedang sampai besar, kira-kira
6-14 mm, lalat ini bersifat viviparus dan mengeluarkan larva hidup pada tempat
perkembangbiakannya seperti daging, bangkai, kotoran dan sayur-sayuran yang
sedang membusuk. Siklus hidup lalat ini berlangsung 2-4 hari,umumnya ditemukan
di pasar dan warung terbuka, pada daging, sampah dan kotoran tetapi jarang
memasuki rumah (Nurmaini, 2001).
9. Genus Chrysops, “Deer fly”
Nama umum : species Chrysopsdikenal sebagai Deer fly, lalat tabanid lain sebagai
lalat kuda (horsefly), mangrov fly, breeze fly, greenheaded fly, clegs dan seroots.
Penyebaran
Chrysopstersebar kosmopolit, tetapi lebih banyak ditemukan di Amerika.
Morfologi
Lalat tabanid dapat dikenal karena tubuhnya ynag kuat dan warnanya yang mengkilat.
Lalt Chrysopsialah tabanid kecil dengangambaran yang nyata, antena langsing, mata
berwarna terang, abdomen bergaris kuning dengan garis-garis gelap dan sayap terang
dengan satu pita gelap sepanjang pinggir anterior dan pita melintang yang lebar
setinggi “discal”. Betina penghisap arah mempunyai epipharynx jarum, mandibula
seperti pisau dan maxilla yang begerigi.
Kebiasaan
Lalt Chrysops ditemukan dalam hutan yang teduh. Di Afrika tepat hidupnya adalah
hutan dan lapangan rumput savana dan species yang hidup dalam hutan lebat
mungkin berasal dari sumber tadi. Betina penghisap darah menyerang manusia
terutama pada pagi dan sore hari menjelang malam. Pegurangan pada tengah hari ini
mungkin berhubungan dengan intensitas cahaya, karena setinggi tanah dan setinggi
tenda tidak jelas ada kegiatan seperti tersebut di atas.
Lingkaran hidup
Yang betina meletakkan 200-800 butir telur yang berbentuk kumparan panjang, dalm
kelompok yang menempel pada tumbuh-tumbuhan air, rumput atau batu karnag di
atas air. Larva yang bersifat pemakan daging yang menetas dalam 4-5 hari, melewati
6 pergantian kulit alam lumpur dan air sebelum menjadi pupa di atas tanah kering.
Yang dewasa keluar dari pupa dalam 10-18 hari. Lingkaran hidup dapat diselesaikan
di daerah tropik dalam waktu 4 bulan atau lebih tetapi di daerah dingin dapat
diperpanjang sampai 2 tahun.
Patogenitas
Lalat biasanya membuat beberapa tusukan dengan bagian mulut yang tajam sebelum
ia mulai menghisap darah kira-kira 30 mm 3dari tempat perdarahan tadi. Luka tusuk
yang buruk itu tidak segera nyeri. Dalam beberapa jam timbul iritasi hebat dan
serring terjadi pembengkakan yang daat berlangsung berhari-hari.
Vektor penyakit
Lalat Chrysops dihubungkan dengan penularan parasit Filaria Loa loa dan Pasteurella
tularensis, penyebab tularemia. C. Discalis menularkan tularemia kepada manusia
maupun hewan. Vektor siklik utama loaiasis pada manusia adalah C. Silacea yang b
esar jumlahnya dan C. demideata, keduanya mempunyai hubunga erat dengan
manusia.

Anda mungkin juga menyukai