Definisi
Lalat merupakan ordo diptera, menurut asal katanya “Di” artinya
“dua”, “Ptera” yang artinya sayap, dan arti keseluruhannya adalah
serangga yang memiliki dua sayap (sepasang sayap) atau unsecta yang
bisa terbang. Adanya sepasang sayap yang mempunyai membrane
tersebut merupakan sayap bagian depan , sedangkan sayap bagian
belakang tidak berkembang dan mereduksi menjadi alat keseimbangan
(halter). dan saat ini diseluruh dunia dapat dijumpai sekitar ± 60.000 –
100.000 spesies lalat (Santi, 2001).
Ordo Diptera merupakan salah satu anggota kelas hexapoda atau insekta
yang mempunyai jumlah genus dan spesies terbesar yaitu mencakup 60-70
% dari seluruh spesies arthropoda .
B. Klasifikasi
a. Fase Telur
Bentuk telur lalat adalah oval panjang dan berwarna putih dengan
ukuran lebih kurang 1 mm. Setiap kali bertelur akan menghasilkan 120–
130 telur dan menetas dalam waktu 8–16 jam . Pada suhu rendah telur
ini tidak akan menetas (dibawah 12 –13 º C). Telur yang menetas akan
menjadi larva berwarna putih kekuningan, panjang 12-13 mm.
b. Fase Larva / Tempayak
Tingkat I : Telur yang baru menetas disebut instar I, berukuran
panjang 2 mm, berwarna putih, tidak bermata dan berkaki, sangat
aktif dan ganas terhadap makanan, setelah 1-4 hari melepas kulit
dan menjadi instar II.
Tingkat II : Ukuran besarnya 2 kali instar I, 1 sampai beberapa hari
maka kulit akan mengelupas dan keluar instar III.
Tingkat III : Larva ukuran 12 mm lebih , tingkat ini memerlukan
waktu 3 – 9 hari. Larva mencari tempat dan temperature yang dia
senangi , dengan berpindah – pindah tempat. Misal : pada
gundukan sampah organic.
c. Fase Pupa / Kepompong
Jaringan tubuh karva berubah menjadi jaringan tubuh dewasa ,
stadium ini berlangsung selama 3-9 hari . Setelahstadium ini selesai
akan melalui celah lingkaran pada bagian anterior akan keluar lalat
muda.
d. Lalat Dewasa
Proses pematangan untuk menjadi lalat dewasa kurang lebih dari
15 jam dan setelah itu siap mengadakan perkawinan . Umur lalat
dewasa dapat mencapai 2-4 minggu. Pada kondisi normal lalat dewasa
betina dapat bertelur sampai 5 (lima) kali. hari Lalat dewasa panjangnya
lebih kurang ¼ inci, dan mempunyai 4 garis yang agak gelap hitam
dipunggungnya.
D. Morfologi
Pada umumnya berukuran kecil,sedang sampai berukuran besar, kira –
kira 2- 3 mm, mempunyai sepasang sayap di bagian depan dan sepasang halter
sebagai alat keseimbangan di bagian belakang,bermata majemuk dan sepasang
antena yang seringkali pendek terdiri atas tiga ruas,struktur tubuh berbulu. Mata
lalat jantan lebih besar dan sangat berdekatan satu sama lain sedang yang betina
tampak terpisah oleh suatu celah dan berbentuk lebih besar daripada lalat jantan
(Santi, 2001).
Morfologi umumnya seperti pada insecta. Kepala yang relatif besar
mempunyai dua mata majemuk yang bertemu digaris tengah (holoptik) atau
terpisah oleh ruang muka (dikhoptik), dan biasanya tiga ocelli atau mata
sederhana.
Thorax seperti bentuk kotak chitin, merupakan pangkal untuk melekatnya
otot-otot kuat untuk terbang. Mesothorax yang membesar (ruas kedua) merupakan
bagian utama dari thorax dan memikul sayap membran yang besar. Prothorax
(ruas pertama) dan metathorax (ruas ketiga) yang menjadi kecil merupakan
semacam cincin yang menghubungkan thorax dengan kepala dan abdomen. Tiap
ruas thorax mempunyai sepasang kaki yang berwarna dan mempunyai duri-duri
serta rambut.
Kaki yang beruas-ruas dapat berakhir sebagai kuku yang berambut yaitu
pulvillus, yang mengeluarkan bahan perekat. Dua ruas pertama dari abdomen
mengalami atrofi dan ruas lainnya tidak selalu dapat dibedakan.
Antena yang dilengkapi dengan alat peraba, terdiri dari serangkaian ruas
yang serupa atau tidak serupa. Jumlah, bentuk dan perangkai bulu-bulunya
merupakan sifat khas untuk berbagai genus. Lalat yang lebih primitif mempunyai
antena panjang dengan banyak ruas, sedangkan species yang lebih berkembang
mempunyai antena pendek yang lebih kuat dengan jumlah ruas yang kurang.
Berbagai penyesuaian dari bagian mulut memungkinkan lalat untuk mengambil
makanan berupa darah dan cairan jaringan hewan, madu dari bunga, cairan atau
makanan yang dapat dicairkan oleh zat pencernaannya.
Berbagai modifikasi dari bagian mulut penting untuk membedakan genus
dan species. Untuk menembus kulit digunakan mandibula yang berbentuk seperti
gergaji dan maxilla seperti kikir. Saluran makanan dibentuk oleh labium
epipharynx dan hipopharnx. Pada musa penghisap darah, alat pemotong ialah gigi
prostoma yang terbentuk khusus pada ujung labella daripada labium. Pada species
bukan penghisap darah, lalat menghisap makanannya dalam bentuk cairan melalui
labella.
Lalat mempunyai pasangan sayap sejati yang berasal dari mesothorax dan
“haltere” kecil sebagai gada yang dianggap homolog dengan sayap yang berasal
dari metathorax pada insekta lain. Sayap sejati tipis, sebagai lanjutan tergit yang
seperti membran, ditunjang oleh saluran trachea yang longitudinal dan terdiri dari
chitin atau disebut pula vena yang berasal dan berjalan radier dari pangkal sayap
yang disambung pada bagian tertentu oleh vena melintang. Vena ini mungkin
tembus cahaya atau diliputi duri, sisik atau rambut yang memberi rupa mengkilat
atau yang berbintik-bintik. Bagian diantara vena-vena disebut sel. Jumlah dan
letak vena dan sel yang dilingkarinyadan distribusi rambut serta sisik sangat
penting dalam menentukan genus dan species.
E. Spesies spesies Lalat
1. Genus Musca
Genus musca adalah spesies yang sering terdapat di sekitar rumah dan di
dalam rumah,. Adapun tanda-tanda dari lalat rumah (Musca domestica) tubuh
berwarna coklat dan kehitam-hitaman, pada thorax terdapat 4 garis hitam dan 1
garis hitam medial pada abdomen punggung, vein ke empat dari sayap berbentuk
sudut, antena mempunyai 3 segmen, mata terpisah, methamorphosenya sempurna
serta tubuh lalat jantan lebih kecil dari tubuh lalat betina. Lalat rumah, Musca
domestica, hidup disekitar tempat kediaman manusia di seluruh dunia. Jenis lalat
ini yang paling banyak diantara jenis-jenis lalat rumah. Karena fungsinya sebagai
vektor tranmisi mekanis dari berbagai bibit penyakit disertai jumlahnya yang
banyak dan hubungannya yang erat dengan lingkungan hidup manusia, maka
jenis lalat Musca domestica ini merupakan jenis lalat yang terpenting ditinjau dari
sudut kesehatan manusia. Lalat rumah, musca domestica, menempati tempat
kediaman manusia di seluruh dunia. Telur diletakkan dalam kelompok kira-kira
sebanyak 100 butir dalam pupuk atau sampah. Seluruh lingkaran hidup
berlangsung 10 sampai 14 hari dan lalat deawasa hidup kira-kira satu bulan.
Larvanya kadang menyebabkan myiasis usus dan saluran kencing dan saluran
kelamin. Lalat adalah vector mekanis bakteri pathogen, protozoa dan telur serta
larva cacing, khususnya yang menyebabkan penyakit usus. Luasnya penularan
penyakit oleh lalat di alam sukar ditentukan.
Morfologi
Musca domestica adalah lalat yang bersifat kosmopolitan dan selalu
ditemui dalam setiap aktivitas manusia, khususnya di dalam rumah. Karena itulah
lalat ini secara umum dikenal sebagai lalat rumah (house fly). Sesuai dengan
namanya lalat ini lebih aktif pada tempat yang terlindung cahaya. Lalat jenis ini
banyak ditemukan di peternakan ayam, kandang kuda, sampah, feses hewan dan
peternakan lainnya (Borror et al. 1992). Musca domestica atau lalat rumah adalah
serangga berukuran sedang dengan panjang tubuh 6-7 mm (West 1951). Menurut
Soulsby (1974), ukuran tubuh lalat jantan yaitu 5,6-6,5 mm, sedangkan lalat
betina berukuran 6,5-7,5 mm.
Secara umum lalat rumah dibagi atas tiga bagian yaitu kepala, dada
(toraks) dan perut (abdomen). M. domestica mempunyai kepala yang besar dan
berwarna hitam kecoklatan. Kepala dilengkapi dengan sepasang mata besar dan
menonjol, sepasang sungut terletak di depan mata dan tiap sungut terdiri atas ruas
dasar berbentuk gada dengan sehelai rambut yang bercabang-cabang tumbuh di
atasnya (Kadarsan et al. 1983 ). Bagian mulut terdapat probosis. Di bagian
posterior dari probosis terdapat labella yang akan melebar saat lalat makan.
Labella inilah yang berfungsi untuk menghisap dan mengabsorbsi cairan atau
makanan yang bersifat cair. Bahan makanan yang keras terlebih dahulu dibasahi
dengan sekresi air liur lalat (Service 1996).
Antena seekor lalat rumah (Musca domestica) terdiri atas tiga ruas. Ruas
pertama yaitu ruas dasar disebut batang dasar (scape) , ruas kedua adalah tungkai
pedikal (pedikel) dan sisanya adalah ruas ketiga yaitu flagellum. Antena
merupakan alat sensorik yang penting untuk mendeteksi keberadaan udara dan
bau-bauan (Axtell 1986).
Untuk membedakan jenis kelamin lalat ini bisa diamati dari matanya,
lalat jantan memiliki mata holoptic (kedua perangkat mata majemuk berdekatan)
dibandingkan dengan lalat betina dengan mata dichoptic (kedua perangkat mata
majemuk berjauhan).
Toraks pada lalat rumah berwarna kuning kehijauan sampai hijau
gelap.Pada sisi dorsalnya terlihat 4 garis longitudinal berwarna gelap yang
berjalan hingga perbatasan skutum (Soulsby 1974). Daerah toraks terbagi atas
tiga ruas yaitu protoraks, mesotoraks, dan metatoraks. Pada tiap ruas terdapat
sepasang kaki, sedangkan pasangan sayap terdapat pada bagian mesotoraks.
Sayap pada lalat rumah sangat transparan dan mengandung bebera pa buah vena.
Tiga pasang kaki yang dimiliki mempunyai bagian-bagian pokok yang sama
yaitu koksa, trokhanter, femur, tibia, tasus dan pretarsus. Pada pretarsus terdapat
kuku dan struktur bantalan. Struktur bantalan terdiri atas arolium (bantalan
diantara kuku) dan pulvili (bantalan di dasar kuku) (Partosoedjono 1992). Pulvili
ditumbuhi bulubulu halus yang bisa mengeluarkan cairan lengket (West 1951).
Abdomen pada lalat rumah berwarna kekuningan. Pada bagian tengahnya
terdapat garis berwarna hitam memanjang sampai ruas keempat (Soulsby
1974).Ruas pertama abdomen tidak berkembang dengan baik, sedangkan ruas
lainnya, yaitu ruas kedua, ketiga dan keempat berkembang. Lalat betina
dilengkapi ovipositor yaitu suatu organ yang berguna untuk meletakkan telur
pada tempat yang sesuai.
Siklus Hidup
Lalat rumah (Musca domestica) mengalami metamorfosis sempurna,
diawali dengan tahap telur, larva, pupa dan dewasa. Untuk bertelur, lalat memilih
tempat-tempat yang lembab dan banyak mengandung zat organik seperti sampah
dan bahan busuk lainnya (Kadarsan 1983).
telur
larva
Larva berukuran 6-12 X 1-2 mm, dan mempunyai 12 segmen (satu segmen
kepala, 3 segmen thorak, dan 8 segmen abdomen). Larva berwarna putih dan
berbentuk silindris dengan bagian posterior lebar dan tumpul, sedangkan di
bagian anterior berbentuk runcing. Kulit pembungkus larva terbentuk dari selaput
luar (kutikula) dan lapis dalam yaitu epitelium. Larva tidak mempunyai mata atau
anggota badan walaupun mempunyai beberapa duri di bagian ventral yang
berfungsi membantu pergerakan (Axtell 1986).
lalat dewasa
Pola percumbuan lalat jantan yaitu mula -mula lalat jantan melakukan
pendekatan kemudian hinggap di punggung betina. Pada saat hinggap sayapnya
mengembang keluar dan kaki terangkat. Maksudnya untuk mencegah betina
menolak percumbuan (Tobin dan Stofafalano 1973 dalam Permatasari 2002).
Lingkaran hidup
Bentuknya silindris
Badannya bersegmen yg ta 11 segmen
Bag anterior tdp kepala yg ukurannya <, dan tdp mulut
Bag post tdp spirakel yg bentuknya menyerupai huruf D, mempunyai dinding
tebal disebut peritreme
Makanan berupa cairan & zat organik yg membusuk
Mempunyai 3 stadium larva, larva stad. III panjangnya 14mm, dlm kondisi yg
cocok 3-5 hari kemudian berubah menjadi pupa, tetapi pd suhu rendah setelah 24
hari berkembang menjadi pupa
pd waktu magot akan berubah menjadi pupa bergerak ketempat yg kering, kulit
larva mengkerut & mengeras berubah warna menghitam, ukurannya < pendek
(6mm) 5-6 hari kemudian berubah menjadi dewasa
Perkembangan dari pupa ke dewasa dipengaruhi suhu, makin rendah suhu
perkembangannya makin lambat, tetapi pd suhu 450C, telur, larva maupun pupa
akan mati
Lalat dewasa selalu menghindarkan diri dari sinar matahari langsung & selalu
bersembunyi disekitar habitatnya
Lalat dewasa mampu terbang pd jarak 1-5 km
Kebiasaan
Berbagai species mempunyai tempat hidup yang luas, tiap species masing-masing
memiliki iklim, tumbuh-tumbuhan dan hewan tapi semua memerlukan musim panas
dan kelembaban.
Ada dua golongan umum:
1. Species golongan sungai seperti G. palpalis yang mendatangi daerah panas lembab di
pinggir selokan, sungai dan danau, di Afrika barat dan tengah.
2. Species golongan semak seperti G. morsitans yang ditemukan di daerah semak dan
berpohon yang menyediakan cukup tempat teduh, di Afrika timur. “Fly belt” adalah
daerah dengan batas tidak teratur dan bermacam dimensi dikelilingi oleh daerah yang
praktis bebas lalat. Untuk species golongan semak, puncak bukt yang tidak berpohon,
dan belukar dilembah atau sepanjang lereng bukit adalah tempat hidup yang baik
tetapi masing-masing species berlainan kesukaanya.
Jangka hidup lalat jantan separuh dari yang betina, untuk G. palpalis kira-kira 13
minggu (dalam laboratorium). Keduanya, yang jantan dan yang betina menggiggit
binatang atau manusia pada siang hari. Indra penglihatan dan untuk sebagian kecil
indra pencium adalah factor-faktor umum untuk mengarahkan lalat kepada
hospesnya. G. palpalis tertarik oleh kain berwaarna hitam dan biru, terutama bila
berkibar-kibar oleh angin. Jangka terbang yang efektif adalah pendek; munngkin
kurang dari setengah mil untuk G. morsitans, tetapi G. palpalis mampu untuk
melewati penghalanng lebih dari 3 mil.
Lingkaran hidup
Tempat perindukan species golongan sungai ialah pantai pasir dan tanah gembur
dekat air
Species golongan semak memilih tanah gembur dekat pohon tumbang atau dahan
yang tergantung rendah
Yang betina melahirkan seekor larva stadium 3 yang besar, stadium lanjut dalam
waktu kira-kira 10 hari seekor. G. palpalis menghasilkan 9 ekor larva. Larva
berwarna kuning, berbenjol, hampir sepanjang abdomen lalat dewasa, mempunyai
sepasang tonjolan berwarna gelap yaitu bibir bengkak pada ruas terakhir. Larva
masuk kedalam tanah sampai sedalam 2 inci dan langsung menjadi pupa. Lalat
dewasa keluar kira-kira dalam 5 minggu.
Patogenitas
Gigitan lalat hanya kecil akibatnya orang mungkin jadi rentan dengan air liurnya.
Vector penyakit
Lalat tsetse adalah vector penting untuk trypanosomiasis pada manusia
dan hewan peliharaan. Vector Trypanosome rhodesiense, penyebab
trypanosomiasis adalah G.morsitans, dan G.swynnertoni, dan G.pallidipes.
vector utama T.gambiense, penyakit tidur Gambia, adalah dari golongan
sungai G.palpalis fuscipes dan di daerah-daerah tertentu G.tachinoides.
Kosmopolit.
Morfologi.
Lalat hitam berkembangbiak dlam suungai dengan aliran cukup deras di daerah
hutan pegunungan. Lalat tinggal berdekatan dengan atau berpindah sepanjang aliran
air yang teduh. Jarak migrasi biasanya 2-3 mil, jarang melebihi 3 mil. Yang betina
menggigit pada siang hari, terutama pagi hari menjelang malam di tempat-tempat
terbuka pada pinggiran daerah tumbuh-tumbuhan lebat.lalat mungkin memasuki
rumah gelap, dan menggigit manusia di sekitar bangunan. Pada musim tertentu lalat
ini merupakan gangguan utama bagi nelayan.
Lingkaran hidup
Telur berbentuk segitiga diletakkan dalam kelompok 300-500 butir dan terlekat
oleh sekret seperti gelatin dahan. Dalam waktu 3-5 hari larva yang berbentuk
silindris, berwarna hijau kekuning-kuningan dengan bagian-bagian mulut yang
berbulu dan insang anal seperti jari-jari keluar dan melekatkan diri dalam posisi
tegak terhadap batu karang, tumbuh-tumbuhan air dan sampah lain. Di Afrika larva
dan pupa S. neavei ditemukan pada permukaan ketam air tawar (potamon). Larva
berganti kulit 7 kali dalam waktu 13 hari sebeum memintal kepompong dengan
kantong etrbuka, di dalamnya pupa berwarna tengguli tua melekat dangan kait-kait
posterior dan filamen panjang untuk bernafas. Bentuk dewasa keluar dalam waktu
kira-kira 3 hari, yang betina hidup hanya beberapa minggu saja.
Patogenitas
Luka gigitan pada permulaan tidak nyeri, sering mengeluarkan darah terus-
menerus. Kemudian timbul pembengkakan, gatal dan nyeri yang terus berlangsung
untuk beberapa hari. Pada individu yang rentan, gigitan sedikit saja dapat
menyebabkan peradangan setempat dan kelainan umum.
Vektor penyakit
Di Afrika S. damnosum dan S. neavei dan di Amerika S. metallicum, S.
ochraceum dan S. callidum adalah vektor onchocerciasis. Species lain mungkin
adalah vektor yang tidak penting dan species lain lagi menularkan onchocerciasis
pada ternak dan penyakit protozoa pada burung.
5. Lalat rumah kecil (jenis Fannia)
Lalat rumah kecil ini menyerupai lalat rumah biasa, tetapi ukuran mereka jauh
lebih kecil. Mereka membiak di kotoran manusia dan hewan dan juga dibagian-
bagian tumbuhan yang membusuk, misalnya di tumpukan rumput yang membusuk.
Keterangan Gambar
a. Tarsus
b. Antena
c. Torax
d. Mata
e. Sayap
Lalat rumah berukuran sedang, panjangnya 6-7,5 mm, berwarna hitam keabu-
abuan dengan empat garis memanjang pada bagian punggung. Mata lalat betina
mempunyai celah lebih lebar dibandingkan lalat jantan (lihat Gambar 1). Antenanya
terdiri atas 3 ruas, ruas terakhir paling besar, berbentuk silinder dan memiliki bulu
pada bagian atas dan bawah Bagian mulut atau probosis lalat seperti paruh yang
menjulur digunakan untuk menusuk dan menghisap makanan berupa cairan atau
sedikit lembek. Bagian ujung probosis terdiri atas sepasang labella berbentuk oval
yang dilengkapi dengan saluran halus disebut pseudotrakhea tempat cairan makanan
diserap. Sayapnya mempunyai empat garis (strep) yang melengkung ke arah
kosta/rangka sayap mendekati garis ketiga. Garis (strep) pada sayap merupakan ciri
pada lalat rumah dan merupakan pembeda dengan musca jenis lainnya. Pada ketiga
pasang kaki lalat ini ujungnya mempunyai sepasang kuku dan sepasang. Bantalan
disebut pulvilus yang berisi kelenjar rambut. Pulvilus tersebut memungkinkan lalat
menempel atau mengambil kotoran pada permukaan halus kotoran ketika hinggap di
sampah dan tempat kotor lainnya.