0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
124 tayangan7 halaman
Lampu perangkap serangga menangkap tiga jenis serangga yaitu tonggeret, belalang, dan lebah. Tonggeret dan belalang termasuk hama tanaman sedangkan lebah adalah serangga penyerbuk. Tonggeret dan belalang memiliki siklus hidup yang meliputi telur, nimfa, dan dewasa. Sedangkan lebah mengalami metamorfosis lengkap melalui empat tahap yaitu telur, larva, kepompong, dan dewasa.
Lampu perangkap serangga menangkap tiga jenis serangga yaitu tonggeret, belalang, dan lebah. Tonggeret dan belalang termasuk hama tanaman sedangkan lebah adalah serangga penyerbuk. Tonggeret dan belalang memiliki siklus hidup yang meliputi telur, nimfa, dan dewasa. Sedangkan lebah mengalami metamorfosis lengkap melalui empat tahap yaitu telur, larva, kepompong, dan dewasa.
Lampu perangkap serangga menangkap tiga jenis serangga yaitu tonggeret, belalang, dan lebah. Tonggeret dan belalang termasuk hama tanaman sedangkan lebah adalah serangga penyerbuk. Tonggeret dan belalang memiliki siklus hidup yang meliputi telur, nimfa, dan dewasa. Sedangkan lebah mengalami metamorfosis lengkap melalui empat tahap yaitu telur, larva, kepompong, dan dewasa.
Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan menggunakan lampu perangkap serangga
atau light trap yang diletakkan di sekitar lahan dekat tempat tinggal Rianti Anggitasari, terdapat beberapa hama yang tertangkap, diantaranya: 1. Tonggeret Populasi : III = 3
Gambar 1. Tonggeret 1 Gambar 2. Tonggeret 2 Gambar 3. Tonggeret 3
Gejala Serangan Tonggeret mengisap cairan melalui batang tanaman sehingga tanaman dapat kehilagan cairan.
Morfologi Tonggeret Panjang badan serangga ini bervariasi antara 0,8-6,5 cm. Bentuk kepalanya pendek, melebar dan letaknya melintang. Sayapnya besar, kokoh, dan tembus pandang, sehingga semua venasi atau pertulangannya terlihat jelas. Ketika istirahat, sayap direntangkan ke belakang sepanjang abdomennya sehingga mirip seperti atap. Sayap yang panjang menutupi sayap yang lebih pendek. Imago tonggeret memiliki badan yang tebal dengan dua pasang sayap yang berukuran 2,5-15 cm. Abdomennya terdiri dari 9-10 segmen. Umumnya tonggeret berwarna hijau muda atau coklat tetapi kadang-kadang ada yang bermotif batik. Walaupun tonggeret ini bersayap besar dan kokoh namun tidak aktif terbang jauh atau hanya terbang beberapa meter saja untuk berpindah antar cabang.
Habitat Tonggeret Serangga ini dapat hidup pada daerah dengan iklim sedang sampai tropis.
Siklus Hidup Tonggeret Tonggeret memiliki siklus hidup yang panjang dan fase nimfanya menghabiskan waktu sekitar 6-7 tahun dalam tanah. Selama masa perkembangannya, tonggeret mengalami 4 kali ganti kulit walaupun terkadang ada yang mengalami 5 kali ganti kulit tergantung jenis individunya. Tonggeret yang berukuran kecil umumnya mempunyai perkembangan nimfa yang pendek, lebih kurang 9 bulan, sedangkan tonggeret yang berukuran besar umumnya 2-9 tahun. Pergantian kulit nimfa menjadi dewasa umumnya terjadi pada saat setelah hujan. Waktu yang dibutuhkan untuk ganti kulit kurang lebih satu jam atau kadang-kadang lebih. Imago tonggeret yang baru keluar dari robekan kulit nimfa instar akhir pada bagian toraks. Setelah keluar, diam untuk beberapa saat agar sayapnya yang semula mengkerut dapat merentang dengan sempurna. Lama proses ini lebih kurang 10-12 jam. Dewasa muda mulai terbang setelah satu hari setelah sayap merentang sempurna. Imago tonggeret jantan mulai bernyanyi pada saat 2-3 hari setelah berganti kulit. Sepanjang hidup imago tonggeret betina hanya melakukan perkawinan sebanyak 2-3 kali. Lama waktu kawin rata-rata 90 menit. Satu atau dua hari setelah kawin, tonggeret betina meletakkan telur. Lama hidup imago sangat singkat, yaitu antara 2-4 minggu. Namun beberapa jenis tonggeret yang berukuran kecil mempunyai waktu hidup yang lebih pendek, yaitu berkisar antara 3-4 hari.
Status Hama Tonggeret termasuk hama minor (occasional pest) karena merupakan hama yang tidak terlalu penting dan masih dapat diatasi gangguannya.
2. Belalang (Valanga nigricornis) Populasi: I = 1
Gambar 4. Belalang (Valanga nigricornis)
Klasifikasi Ilmiah Kingdom: Animalia Filum: Arthropoda Class: Insecta Ordo: Orthoptera Famili: Acrididae Genus: Valanga Species: Valanga nigricornis Gejala Serangan Terdapat lubang-lubang di sekitar daun akibat gigitan dari belalang.
Morfologi Telur berwarna kecokelatan, diletakkan dalam tanah atau pada daun secara berkelompok. Telur dalam kelompok berwarna cokelat sepanjang 23 cm berlapiskan cairan pengeras dan berada di dalam tanah. Telur biasanya diletakkan pada akhir musim penghujan dan akan menetas pada awal musim penghujan berikutnya. Nimfa berwarna cokelat keabu-abuan. Jantan mempunyai panjang tubuh 2,12,4 cm dengan sepasang garis tipis dikepala dan dada, sedangkan betina berukuran panjang 2,73,5 cm dengan garis lebih gelap dari mata sampai pangkal sayap. Nimfa muda berwarna kuning kehijauan dengan titik-titik hitam dan menjadi bervariasi seiring pertumbuhan dan perkembangannya, umumnya abu-abu dan kuning, seringkali menjadi hitam kecokelatan. Imago ini dapat dikenali dengan adanya duri-duri yang tumbuh di bawah prosterm dan dadanya lebih kecil dari depan dan belakangnya, tetapi tidak terlihat dari samping. Paha belalang selalu mempunyai sepasang tanda hitam. (Kalshoven1981). Siklus Hidup Telur menetas dalam 4 minggu. Nimfa berumur 80 hari. Imago mampu hidup selama 22,5 bulan. Imago akan kawin 24 minggu setelah menjadi imago. Betina berumur 34 minggu dan jantan berumur45 minggu (Kalshoven1981). Status Hama Belalang termasuk hama migran (migratory pest) merupakan hama yang tidak berasal dari agroekosistem setempat. Habitat Belalang ini hidup di daerah panas yang banyak tumbuh- tumbuhannya,menyukai tanaman tunggal misalnya kopi, karet, dan sawah atau ladang terbuka. Pusat penyebarannya belum diketahui pasti, tetapi banyak tersebar di Indonesia bagian barat pada dataran rendah 0-600 m dpl. Metamorfosis Hama ini mengalami metamorfosis tidak sempurna (hemimetabola) yakni dimulai dari telur, nimfa, dan imago/dewasa.
Gambar 5. Tahapan Metamorfosis Belalang 3. Lebah (Apis sp) Populsi : II = 2
Gambar 7. Apis sp.1 Gambar 8. Apis sp. 2 Klasifikasi Ilmiah Kingdom: Animalia Filum: Arthropoda Class: Insecta Ordo: Hymenoptera Famili: Apidae Genus: Apis Spesies: Apis sp Morfologi Tubuh lebah madu terdiri dari tiga bagian utama, yaitu kepala (caput), dada (thorax) dan perut (abdomen). Seperti halnya insekta lebah tidak mempunyai kerangka internal tempat otot bertaut, tetapi sebagai penggantinya adalah penutup tubuh eksternal yang mengandung Chitin dan menutupi organ dalam. Habitat Salah satu syarat hidup lebah adalah adanya tanaman. Secara umum lebah bisa hidup di seluruh belahan bumi, kecuali di daerah kutub. Hal ini disebabkan di daerah kutub tidak ada tanaman yang menjadi sumber pakan lebah. Di daerah tropis lebah dapat berkembang biak dengan baik dan produktif sepanjang tahun karena tumbuhan sebagai sumber pakan tersedia terus. Di daerah sub tropis lebah tidak produktif pada musim dingin (Suranto,2004). Di alam bebas lebah tinggal di gua-gua dalam hutan termasuk di tebing-tebingnya. Di hutan, koloni lebah juga tinggal di pohon-pohon yang berlubang. Sementara di daerah peternakan lebah tinggal di dalam tempat yang sudah disediakan namanya stup.
Siklus Hidup Lebah Setelah lebah bertelur dan telur tersebut menetas menjadi larva. Lebah soliter akan mencari dan memberikan makan larva sendiri dan biasanya mati atau meninggakan sarang sebelum larva menjadi dewasa. Lebah berkoloni akan menugaskan lebah pekerja untuk memberi makan larva berupa serbuk sari, nektar dan madu. Sebagian nektar akan dikumpulkan menjadi madu sebagai cadangan makanan. Setelah beberapa hari akan menjadi kepompong dan anak lebah.
Metamorfosis Lebah Lebah menjalani metamorfosis lengkap ("holometabola") sehingga terdapat empat tahap bentuk kehidupan: 1. telur; 2. larva; 3. pupa (kepompong); 4. imago (lebah dewasa).
Gambar 9. Tahpan Metamorfosis Lebah Status Lebah Lebah merupakan serangga penyerbuk di dalam ekosistem setempat sehingga tidak termasuk kategori serangga hama.
Daftar Pustaka Anggradewi, Arunika. 2008. Identifikasi Tonggeret (Hemiptera: Cicadidae) Di Kebun Raya Bogor dan Kebun Raya Cibodas Berdasarkan Rekaman Suara. [Online] Tersedia: http://repository.ipb.ac.id/bitstream/handle/123456789/1272/A08aan.pdf?sequence=5 (Diakses pada tanggal 28 Mei 2014) Rachmanto, Rizky. 2012. Klasifikasi Ilmiah Lebah. [Online] Tersedia: http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2297807-klasifikasi-ilmiah- lebah/##ixzz334sryVAp (Diakses pada tanggal 29 Mei 2014) Siregar, Mawaddah. 2013. Hama. [Online] Tersedia: http://www.scribd.com/doc/140347046/HAMA (Diakses pada tanggal 29 Mei 2014)