Anda di halaman 1dari 11

D

I
S
U
S
U
N
OLEH :

KELOMPOK 3

Ketua :

Rini Aprilia Ntauru

Anggota:
Adriel Disyon Lasampa
Vilar Masu’u
Andini Labaro
Sri Poendey
Satjan Lagamu
Laode Fikra

KELAS IXB

SMP NEGERI 4 MORI UTARA

2022
SIKLUS HIDUP KUPU-KUPU
1. TUJUAN
Tujuan pelaksanaan ini adalah:
a. Mengamati perkembangan kupu-kupu
b. Mengetahui lama waktu yang dibutuhkan untuk perkembangan kupu-kupu

2. KAJIAN TEORI

Serangga memiliki siklus hidup yang unik karena umumnya mereka mampu bermetamorfosis.
Metamorfose serangga sangat beragam, namun demikian secara umum dapat digolongkan
sebagai berikut :

a. Ametabola atau primitif


Dalam metamorfose ini tidak terjadi perubahan-perubahan bentuk luar yang jelas,
kecuali ukuran besarnya. Tipe metamorfose ini dijumpai pada serangga dari ordo
Protura, Thysanura, dan Colembolla.
b. Metabola
Dalam metamorfose ini terjadi perubahan-perubahan yang nyata selama
perkembangan tubuhnya. Perubahan tersebut dapat terjadi baik dalam ukuran tubuh
maupun perkembangan beberapa alat tambahan. Dari tipe metabola dapat dibedakan
lagi menjadi :
1. Paurometabola atau tipe metamorfose sederhana
Dalam metamorfose ini bentuk serangga yang belum dewasa menyerupai
bentuk dewasa dan pada bentuk mudanya beberapa alat tambahan seperti sayap
belum berkembang sempurna. Dalam metamorfose ini terjadi perubahan bentuk :
Telur ---> Nymfa ---> Dewasa (imago). Tipe metamorfose ini dijumpai pada
serangga dari ordo Orthoptera, Hemiptera, Homoptera, Isoptera, dan Thysanoptera.
2. Hemimetabola
Tergolong dalam tipe metamorfose tidak sempurna yang pada fase muda atau
larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang karena hidup di dalam air,
sedang yang dewasa hidup di luar air. Tipe metamorfose ini antara lain terjadi pada
ordo Odonata.
3. Holometabola
Tergolong dalam metamorfose sempurna yang mengalami stadia dari :
telur-> larva ---> pupa ---> dewasa (imago). Masing-masing stadia tersebut
memiliki bentuk yang saling berlainan. Tipe ini dijumpai pada ordo-ordo
Coleoptera (kumbang), Diptera (lalat), Lepidoptera (kupu/ngengat), dan
Hymenoptera (tawon/tabuhan).
c. Hypermetamorfose
Tipe metamorfose ini mirip dengan Holometabola, namun pada stadia larva
mengalami beberapa bentuk/tipe yang berbeda pada tiap instar. Tipe metamorfose ini
dijumpai pada beberapa jenis serangga ordo Hymenoptera dan Diptera.
Kupu-kupu termasuk dalam ordo Lepidoptera. Istilah ini berasal dari dua kata Bahasa Latin,
yaitu lepis yang berarti sisik dan pteron yang berarti sayap. Sisik-sisik ini yang nantinya akan membuat
sayap kupu-kupu mempunyai warna yang cerah. Hampir semua jenis Lepidoptera mempunyai
struktur tubuh atau anatomi yang sama. Kita akan mengambil contoh kupu-kupu. Tubuh kupu-
kupu dewasa terdiri dari 3 bagian , kepala (head), dada (thorax) dan perut (abdomen).

A. Siklus Hidup
Banyak yang percaya bahwa kupu-kupu memiliki umur yang sangat singkat. Sebenarnya,
kupu-kupu dewasa mampu hidup selama seminggu maupun hampir setahun tergantung pada
spesiesnya. Kebanyakan spesies melalui tingkat larva yang agak lama, dan ada yang mampu
menjadi dorman ketika dalam tingkat pupa atau telur agar dapat mengarungi musim dingin.
Kupu-kupu bisa bertelur sekali atau banyak kali setiap tahun. Jumlah keturunan setahun
berbeda pada pengaruh iklim, yang mana kupu-kupu yang tinggal di daerah tropis mampu
bertelur lebih sekali dalam setahun.

1. Telur
Telur kupu-kupu dilindungi oleh kulit berabung keras yang disebut khorion ditutupi
dengan lapisan anti lilin yang melindungi telur dari terjemur sebelum larva
sempatberkembang sepenuhnya. Setiap telur memiliki pori-pori berbentuk corong yang
halus di satu ujungnya, yaitu mikropilyang bertujuan memungkinkan masuknya sperma
untuk bergabung dengan sel telur. Lain spesies lain ukuran telurnya, namun semua telur
kupu-kupu berbentuk bola maupun ovat.
Telur kupu-kupu dilekatkan pada daun dengan bahan perekat khusus yang cepat
mengeras. Bila mengeras, bahan itu berkontraksi dan membengkokkan bentuk telur.
Perekat ini mudah dilihat membentuk bahan meniskus yang mengelilingi tapak setiap
telur. Perekat ini jugalah yang diproduksi oleh pupa untuk mengikat seta-seta kremaster.
Perekat ini sungguh keras sampai lapik sutra yang melekatkan seta-seta tidak bisa
dipisahkan.
Telur kupu-kupu selalu diletakkan pada tumbuhan. Setiap spesies kupu-kupu
memiliki rentang tumbuhan perumah yang sendiri, baik yang hanya satu spesies maupun
berbagai spesies. Tingkat telur dilalui selama beberapa minggu untuk kebanyakan kupu-
kupu, tetapi telur yang keluar tidak lama sebelum musim dingin, terutama di daerah
beriklim sedang, harus melalui tingkat diapaus (istirahat) dan hanya menetas di musim
semi. Ada spesies kupu-kupu yang lain yang bisa bertelur pada musim semi agar telur
dapat menetas pada musim panas. Sekitar 2 minggu sampai 2 bulan kemudian telur itu
menetas menjadi larva yang disebut ulat.

2. Ulat
Larva kupu-kupu, yaitu ulat, memakan daun tumbuhan dan menghabiskan seluruh
waktunya sebagai beluncas untuk mencari makanan. Kebanyakan beluncas adalah maun,
tetapi ada beberapa spesies seperti Spalgis epius dan Liphyra brassolis yang memakan
serangga.
Beberapa larva, terutama yang tergolong dalam Lycaenidae, menjalin hubungan yang
saling menguntungkan dengan semut. Beluncas berhubungan dengan semut dengan
menggunakan getaran yang dipancarkan melalui substrat di samping merembeskan sinyal
kimia.Semut sedikit banyak melindungi larva ini; sebagai balasan, larva menolong semut
mengumpulkan rembesan madu.
Beluncas membesar melalui serantaian tingkat yang disebut instar. Menjelang akhir
setiap instar, larva menjalani proses yang disebut apolisis, yang mana kulit ari, yaitu
lapisan luar keras yang terbuat dari campuran kitin dan protein-protein khusus,
dikeluarkan dari epidermis yang lembut di bawahnya, maka epidermis membentuk kulit
ari yang baru di bawah. Di akhir setiap instar, larva itu bersalin kulit lamanya, maka kulit
baru berkembang lalu mengeras dan menghasilkan pigmen dengan cepat. Proses
menyalin kulit ini bisa memakan waktu berhari-hari. Corak kepak kupu-kupu mulai
berkembang pada tubuh beluncas menjelang instar yang terakhir.
Ulat kupu-kupu memiliki tiga pasang kaki tetap pada segmen toraks dan tidak lebih
enam pasang prokaki yang tumbuh pada segmen abdomen. Pada prokaki ini ada gegelang
kait halus yaitu krusye yang membantu beluncas menggenggam substrat.
Beberapa ulat bisa menggembungkan sebahagian kepalanya supaya mirip ular
sebagai langkah pertahanan. Ada juga yang dilengkapi dengan mata palsu agar lebih
efisien. Beberapa beluncas memiliki struktur khusus bergelar osmeterium yang
dibokongkan untuk merembeskan bahan kimia yang busuk pada tujuan pertahanan juga.
Tumbuhan perumah sering mengandung bahan beracun di dalamnya yang dapat
dipisahkan oleh beluncas untuk disimpan sampai tingkat dewasa agar tidak sedap
dimakan burung dan predator-predator yang sejenisnya. Ketidaksedapan ini diperlihatkan
dengan warna-warna peringatan merah, jingga, hitam atau putih, dalam kebiasaan yang
dikenal sebagai aposematisme. Bahan-bahan beracun dalam tumbuhan sering
dikembangkan khusus untuk melindungi tumbuhan dari dimakan oleh serangga. Namun,
serangga berhasil mengembangkan langkah balas atau memanfaatkan toksin-toksin ini
untuk kemandirian dirinya. "Perlombaan senjata" ini telah memicu evolusi bersama
sesama serangga dan tumbuhan perumahnya.
Kebanyakan ulat tubular, tubuh tersegmentasi. Mereka memiliki tiga pasang kaki
sejati pada tiga segmen dada, hingga empat pasang proleg pada segmen tengah perut ,
dan seringkali satu pasang proleg pada segmen perut terakhir. Ada sepuluh segmen perut.
Keluarga Lepidoptera berbeda dalam jumlah dan posisi dari proleg. Beberapa ulat yang
fuzzy (yang berarti mereka memiliki rambut), dan mereka yang paling mungkin
menyebabkan gatal-gatal tangan jika tersentuh.
Ulat tumbuh melalui serangkaian moults ; setiap tahap peralihan disebut instar.
Tahap terakhir membawa mereka ke dalam pupa tidak aktif atau tahap kepompong.
Seperti semua serangga, ulat bernapas melalui serangkaian bukaan kecil di sepanjang
sisi dada dan perut yang disebut spirakel . Cabang ini ke dalam rongga tubuh ke jaringan
tracheae. Sebuah ulat beberapa keluarga Pyralidae adalah air dan memiliki insang yang
membiarkan mereka bernapas di bawah air.
Ulat memiliki sekitar 4.000 otot (dibandingkan dengan manusia, dengan 629). Ulat
rata-rata memiliki 248 otot di segmen kepala sendiri.
Ulat bergerak dengan meluncur organ internal mereka maju menggunakan kontraksi
otot-otot, yang memanjang pertama torso dan kemudian kontrak seperti Slinky. Mereka
adalah salah satu-satunya organisme diketahui bahwa menggunakan metode bergerak.
3. Pupa (Kepompong)
Ulat kemudian akan membentuk sebuah cangkang kecil yang biasa kita sebut dengan
kepompong. Kepompong dapat dibuat oleh ulat dari dua buah daun yang dibungkus
benang sutra atau kepompong yang sepenuhnya dibuat dari benang sutra. Di dalam pupa
atau kepompong ini, ulat lalu akan memulai proses yang menakjubkan untuk berubah
menjadi kupu-kupu dewasa. Tahap ini rata-rata akan berlangsung selama dua belas hari.
Pada tahap ini, ulat mulai melepaskan enzim yang akan mencerna hampir semua
bagian tubuhnya sendiri. Sehingga, yang tersisa di dalam kepompong hanya berupa
semacam cairan yang sangat kaya akan nutrisi yang berguna untuk perkembangan
menjadi kupu-kupu. Pada tahap kehidupan ini, ada beberapa fakta menarik yang berhasil
diketahui melalui penelitian yang dilakukan di Georgetown University.Penelitian tersebut
menemukan bahwa kupu-kupu masih memiliki setidaknya beberapa dari ingatan yang
mereka miliki ketika mereka masih berwujud ulat.
Entah bagaimana, neuron yang menyimpan memori ulat dapat berhasil selamat dari
proses pencernaan enzim yang mencerna hampir seluruh tubuh ulat. Selain itu,
bagaimana neuron ini selanjutnya dimasukkan ke dalam otak kupu-kupu yang berukuran
lebih besar dan lebih kompleks dibanding otak ulat masih menjadi misteri yang belum
terpecahkan. Selain neuron, ada juga bagian tubuh ulat lainnya yang berhasil selamat dari
proses "penghancuran diri" yang dilakukan oleh ulat, yaitu beberapa sel embrio khusus
yang dimilikinya.
Sel embrio ini sudah ada sejak awal kehidupan ulat, tetapi mereka akan berhenti
tumbuh pada titik tertentu dalam perkembangan ulat dan hanya mulai tubuh lagi bila
telah waktunya bagi ulat untuk berubah menjadi kupu-kupu. Setelah waktu tersebut tiba,
sel embrio akan menggunakan nutrisi yang berasal dari bagian tubuh ulat yang dicerna
dan kemudian membentuk bagian-bagian dari tubuh kupu-kupu. Sel embrio ini juga
terdiri dari beberapa jenis yang berbeda, dan sel embrio yang berbeda akan membentuk
jaringan tubuh yang berbeda pula. Sebagai contoh, ada sel embrio yang akan membentuk
kaki, antena, sayap, organ kupu-kupu dan lain-lain.
Proses metamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu ini membutuhkan jumlah energi
yang sangat besar. Hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa berat kupu-kupu dewasa ketika
pertama kali muncul hanya sekitar setengah dari berat waktu sekitar 3 hari setelah
kepompong terbentuk.

4. Kupu-Kupu
Setelah proses metamorfosis selesai, kupu-kupu akan menggunakan cairan khusus
yang diformulasikan untuk melunakkan kepompong. Kepompong yang melunak akan
terlihat transparan, ketika kepompong telah melunak, mereka menggunakan cakar tajam
mereka untuk merobek kepompong dan keluar dari sana. Setelah mereka keluar, mereka
akan memulai proses pengembangan, pengerasan dan pengeringan sayap mereka dan
menyesuaikan diri dengan tubuh baru mereka. Proses ini dapat berlangsung beberapa jam
dan saat ini adalah saat ketika kupu-kupu sangat rentan karena mereka tidak dapat
terbang dan sama sekali tidak memiliki bentuk pertahanan apa pun.
Gambar metamorfosis ngengat dan kupu-kupu.

Siklus hidup Ngengat Siklus hidup kupu-kupu

B. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Kupu-kupu


Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan Lepidoptera, yakni mulai dari
fase telur sampai fase imago, yaitu :
a. Distribusi dan kelimpahan sumber makanan ulat.
Distribusi sumber daya dan kelimpahan makanan ulat adalah merupakan salah satu
factor penting yang mempengaruhi kelangsungan hidup ulat kupu-kupu. Semakin tinggi
kelimpahan, akan menyebabkan pula ketersedian pakan ulat semakin banyak Sedangkan
distribusi pakan akan berpengaruh kepada ketersediaan ruang dalam mencari pakan dan
sekaligus berpengaruh terhadap sebaran jenis kupu-kupu.
b. Ketersediaan cairan nektar yang dibutuhkan imago.
Semakin banyak cairan nektar yang tersedia, yang dicirikan oleh kelimpahan
tumbuhan berbunga penghasil nektar, akan semakin banyak pula imago yang datang
mengunjungi tempat tersebut. Selain cairan nektar dari bunga-bungaan, kupu-kupu juga
mengisap cairan dari bangkai atau cairan pembuangan air senih dari hewan dan manusia.
c. klim.
Kelembaban adalah salah satu faktor iklim yang sangat penting bagi kupu-kupu.
Pada umumnya kupu-kupu menyukai habitat yang mempunyai kelembaban tinggi, seperti
lokasi-lakasi yang berada dipinngir sungai yang jernih atau dibawah tegakan pohon
sekitar gua yang lembab karena berair.
d. Organisme lain.
Termasuk predator yang mengancam kupu-kupu, ataupun tumbuhan perdu maupun
pohon yang digunakan oleh kupu-kupu sebagai tempat perlindungan, baik pada waktu
hujan ataupun pendinmginan tubuh dari sengatan matahari panas, maupun dari serangan
predator itu sendiri.
e. Kerusakan alami.
Banyak kerusakan alami yang menghancurkan habitat kupu-kupu, sehingga kupu-
kupu tersebut bermigrasi untuk mencari habitat yang lebih bagus. Kerusakan alami yang
dimaksud seperti longsoran, kemarau panjang, banjir dan sebagainya.
f. Kerusakan oleh ulah manusia.
Kerusakan habitat oleh manusia adalah merupakan faktor penting dan mungkin
penyebab yang paling besar pengaruhnya terhadap menurunnya populasi atau bahkan
menyebabkan punahnya satu jenis kupu-kupu. Kerusakan habitat oleh manusia dapat
berupa penebangan pohon sehingga menggangu kelembaban, pengambilan daun dan
buah serta ranting kayu yang tidak terseleksi menyebabkan persaingan pakan terhadap
larva kupukupu, atau mungin menginjak tumbuhan bawah dimana telur dan larva kupu-
kupu berada.
g. Kebersihan lingkungan pada habitat kupu-kupu.
Kebersihan lingkungan habitat kupu-kupu adalah merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap kehadiran kupu-kupu tersebut di suatu tempat. Membuang sampah
sembarangan, akan mengundang serangga lain datang kesitu, dan secara tidak langsung
akan mengundang pula predator kupu-kupu untuk datang ke tempat tersebut.
C. Sistem Organ Lepidoptera
Sistem organ Lepidoptera dapat dilihat pada tabel berikut.

Sistem Organ Keterangan


Sistem pernapasan Organ pernapasan berupa trakea berspirakel yang terletak di
kanan-kiri pada tiap ruas, sebagian larva bernapas dengan
insang trakea pada bagian perutnya.
Sistem pencernaan Sistem pencernaan makanan pada beberapa jenis serangga
makanan terjadi di mulut, kerongkongan, lambung depan, lambung otot,
lambung kelenjar, usus dan anus (dubur). Makanan dicerna
secara mekanis di lambung otot dan secara kimiawi di
lambung kelenjar.
Sistem peredaran Tipe sistem peredaran darahnya adalah terbuka (lakunair),
darah tidak mempunyai pembuluh balik (vena). Darah tak
mengandung hemoglobin (Hb) sehingga tidak mengangkut
oksigen atau karbondioksida tetapi hanya berfungsi
mengangkut makanan.
Sistem syaraf Sistem syarafnya disebut tangga tali dengan penerima
rangsangan berupa: a. mata faset (majemuk) b. Antena

Sistem ekskresi Pengeluaran zat sisa melalui pembuluh Malpighi.


Sistem reproduksi Fertislisasinya internal, artinya pembuahan sel telur oleh
spermatozoid berlangsung di dalam tubuh induk betina.Dalam
perkembangan menuju dewasa, Insecta mengalami perubahan
bentuk luar dan dalam dari fase telur ke tingkat dewasa yang
disebut metamorfosis.
D.Alat dan Bahan
a. Alat
 Toples kaca/plastik
 Pinset
 Loop/kaca pembesar
 Kamera
b. Bahan
 Ulat dari pohon pisang
 Daun pisang

E. Prosedur Kerja

1) Disiapkan toples kaca/plastic sebagai wadah untuk meletakan ulat


2) Diambil beberapa ekor ulat dari pohon pisang, diletakkan di dalam toples
3) Diamati perkembangan setiap ulat setiap hari, dan diganti daun pisang yang segar
4) Dicatat hasil pengamatan dan difoto.

F. Hasil Pengamatan

Hari ke- Tanggal Keterangan


1 2 Agustus 2022 Larva masih aktif bergerak dan makan,berwarna hijau tua
2 3 Agustus 2022 Larva masih aktif bergerak dan makan
3 4 Agustus 2022 Gerakan larva mulai melambat, warna mulai nampak putih
berserat
4 5 Agustus 2022 Warna larva kusam agak kuning, tubuh mulai mengeras
5 6 Agustus 2022 Warna larva kuning kecoklatan, tubuh keras
6 7 Agustus 2022 Warna larva kuning kecoklatan, Warna larva semakin
coklat gelap
7 8 Agustus 2022 Pupa membusuk, dimakan semut

G. Pembahasan
Pada praktikum ini digunakan jenis ulat yang hidup pada pohon pisang, khususnya pada
bagian daunnya. Praktikan tidak menemukan adanya telur dari jenis larva ini sehingga tidak
diambil. Alasan tidak melakukan pengamatan dari fase telur adalah karena waktu yang
dibutuhkan untuk telur menetas sangat lama sehingga akan menyulitkan praktikan dalam
pengamatan.
Sejak hari pengambilan dan pengamatan pertama, larva ini sudah terlihat sangat aktif
bergerak dan makan. Hal ini dilakukan dengan giat untuk menitmbun makanan cadangan
yang nantinya akan berguna saat larva menjadi pupa (hibernasi). Selain itu juga etamo
bahwa larva ini aktif melakukan defekasi karena ditemukan banyak feses pada wadah/toples
tempat diletakannya larva ini. Hal ini terus berlanjut hingga hari ketiga pengamatan.
Kemungkinan besar larva ini sudah melewati instar ketiganya sehingga tubuhnya pun sudah
besar dan prolegnya juga sangat kuat sehingga ketika akan diamati agak menyulitkan ketika
diangkat. Selain itu juga etamor bahwa larva ini berada pada fase ketiga adalah karena tidak
terjadi lagi penambahan ukuran tubuh tetapi larva malah mulai memasuki tahap/fase
selanjutnya yaitu prepupa.
Pada hari keempat, etamo gerakan larva semakin melamban. Hal ini dibarengi dengan
munculnya serat-serat berwarna putih yang menutupi sekujur tubuh larva, dan etamo jelas
warna hijau larva semakin memudar. Masa/fase ini dapat dikategorikan sebagai fase prepupa
karena ini mrupakan masa setelah menjadi ulat (tidak ada aktivitas makan lagi) dan sebelum
menjadi pupa (tubuh larva belum keras). Fase ini berlangsung selama 2 hari. Pada hari
keenam pengamatan terlihat proleg atau kaki semu dari larva hampir hilang, hal ini
merupakan pengaruh dari pencernaan tubuh larva sendiri dengan bantuan sejenis enzim.
Fase berikutnya yaitu pupa, terjadi pada pengamatan hari ke 7, artinya seminggu sejak
masa ulat/larva diamati. Perlahan-lahan warna larva berubah menjadi kuning kecoklatan dan
kulit luarnya semakin kaku etamorph. Praktikan secara berkala mengamati perubahan pada
pupa ini selama seminggu kemudian tetapi pada beberapa hari kemudian pupa ditemukan
membusuk dengan kondisi dikerubungi oleh ulat-ulat kecil lain/belatung. Penyebab hal ini
diduga karena kelalaian praktikan dalam menjaga kesterilan wadah sehingga mengundang
serangga lain untuk memakan pupa ini.
Dengan demikian praktikan tidak dapat mengamati siklus hidup spesies kupu-kupu ini
hingga akhir sehingga tidak dapat mengidentifikasi spesies ini. Kesalahan dan kelalaian
praktikan ini merupakan factor eksternal yang mempengaruhi siklus hidup kupu-kupu di
mana ada beberapa hal yang menyebabkan gagalnya praktikum, yaitu:
a. Organisme lain, di mana bukan hanya semut saja yang berperan di dalam
pembusukan pupa tetapi dari praktikan sendiri yang tidak memperhatikan secara
intensif perkembangan pupa sehingga lalai dalam proses penyimpanan pupa dan
serangga lain memiliki peluang untuk merusaknya. Adanya enzim pencernaan
yang dikeluarkan mungkin menjadi suatu umpan bagi jenis serangga lain karena
dapat dijadikan sebagai umber makanan bagi larva mereka. Ketidakintensifan
pengamatan ini dikarenakan setelah menjadi pupa, dibutuhkan waktu yang cukup
lama (2 minggu) untuk pupa menjadi imago sehingga praktikan memutuskan
untuk mengamati pupa hanya 2 atau 3 hari sekali padahal kemungkinan besar
justru pada saat tidak dilakukan pengamatan itulah telah berlangsung pembusukan.
b. Kurang bersihnya habitat. Praktikan sendiri kurang intensif memperhatikan
kebersihan habitat (toples) sehingga dengan mudah organism lain yang cocok
dengan kondisi ini mampu hidup di dalamnya dan memberi sumbangsi
pembusukan bagi pupa.

H. Kesimpulan
Dari hasil praktikum yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:
1. Kupu-kupu merupakan serangga holometabola (metamorphosis sempurna) dengan
fase hidup : telur~ulat~pupa~kupu-kupu.
2. Lama waktu yang dibutuhkan untuk satu kali siklus hidup kupu-kupu adalah sekitar
3-6 minggu (telur: 2 minggu, ulat: 6 hari, pupa: 2 minggu)
I. Saran
Dari hasil praktikum diharapkan agar pemeliharaan kupu-kupu harus dilakukan secara
intensif setiap hari agar tidak mengganggu siklus hidupnya sehingga kupu-kupu dapat
bertumbuh dengan baik.
LAMPIRAN

Hari pertama pengamatan Hari kedua pengamatan

Hari ketiga pengamatan Hari keempat pengamatan

Hari kelima pengamatan Hari keenam dan ketujuh pengamatan

Anda mungkin juga menyukai