Anda di halaman 1dari 4

Laporan Praktikum

Metamorfosis Kupu-Kupu
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
            Makhluk hidup mulai dari tingkat uniseluler sampai tingkat multiselular
memiliki kemampuan untuk mempertahankan jenisnya dengan jalan reproduksi. Hal
itu dimaksudkan agar tetap dapat mempertahankan kelangsungan spesiesnya di
muka bumi. 
        Khusus untuk golongan insecta, mengalami perkembangan pasca lahir, yang
dikenal dengan metamorfosis. Praktikum Perkembangan Hewan kali ini ialah
metamorphosis khususnya pada ulat. Pada praktikum ini, praktikan akan
memeliahara ulat hingga ulat bermetamorfosis menjadi kupu-kupu. Praktikan juga
dapat mengamati secara langsung dan mengetahui tahap-tahap proses yang mesti
dilakukan dari awal sampai akhir hingga terbentuknya bentuk tubuh yang baru dalam
proses metamorfosis. 

B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan diadakannya praktikum ini yaitu  untuk mengamati dan mengetahui
tahap-tahap metamorfosis.
C. Manfaat Praktikum
     1. Praktikan dapat memahami tahapan metamorfosis.
     2. Praktikan memiliki keterampilan memelihara ulat hingga mampu
bermetamorfosis.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada makhluk hidup perkembangannya dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu
perkembangan pra lahir (prenatal) dan perkembangan pasca lahir (post natal). Yang
dimaksud dengan perkembangan pra lahir adalah perkembangan organisme yang
terjadi sebelum lahir atau penetasan, sedangkan perkembangan pasca lahir adalah
perkembangan organisme setelah proses kelahiran atau penetasan. Perkembangan
pasca lahir terdiri dari perkembangan langsung dan tidak langsung. Perkembangan
pasca lahir langsung apabila keturunan yang dilahirkan sudah memiliki struktur
tubuh seperti individu dewasa, sedangkan perkembangan pasca lahir tidak langsung
apabila keturunan yang dilahirkan atau ditetaskan mempunyai struktur yang berbeda
dengan individu sebelumnya, stadium dewasa dicapai melalui beberapa stadium
perantara yang disebut dengan stadium larva. Disini terdapat perbedaan dalam hal
morfologi, fisiologi dan ekologi antara larva dengan hewan dewasa. Perubahan dari
bentuk larva menuju bentuk dewasa disebut metamorphosis. Pengaturan perubahan
tubuh metamorfosis sebagian bersifat progresif dan sebagian bersifat regresif. Sifat
progresif terjadi pada organ yang diperlukan pada kehidupan larva dan tidak
diperlukan pada saat dewasa, sifat ini akan hilang sama sekali. Sedangkan sifat
regresif akan dibentuk sesuai dengan kebutuhan dewasanya (Tim Pengajar, 2010). 
     Menurut Campbell (2004), metamorfosis terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1.    Larva (ulat), menghabiskan waktunya untuk makan dan tumbuh, melakukan
molting/pergantian kulit.
2.    Setelah beberapa kali berganti kulit, larva membungkus dirinya sendiri dalam
kepompong dan menjadi pupa.
3.    Di dalam pupa, jaringan larva diurai, dan hewan dewasa tumbuh melalui
pembelahan dan diferensiasi sel-sel yang sebelumnya tidak aktif pada tahap larva.
4.    Akhirnya, hewan dewasa keluar dari kepompong.
5.    Cairan dipompakan ke dalam vena sayap dan kemudian ditarik kembali,
sehingga meninggalkan vena yang mengeras sebagai topangan yang menyangga
sayap. Sehingga serangga ini dapat terbang dan bereproduksi, dan mendapatkan
banyak kebutuhan nutrisinya dari kalori yang disimpan oleh larva yang selalu makan.
     Sementara kupu-kupu mengalami tahapan yang lebih panjang lagi sebelum
menjadi kupu-kupu dewasa. Pertama kali, kupu-kupu akan bertelur. Telur kupu-kupu
bisanya akan menempel di dedaunan. Telur kemudian menjadi ulat. Makanya, ulat
paling sering berada di daun, karena sebelumnya telur kupu-kupu yang menjadi cikal
bakal ulat ini terdapat di daun. Setelah ulat menjadi besar dan memanjang, ia akan
berubah menjadi kepompong. Dalam bahasa ilmiah, kita menyebutnya pupa atau
chrysalis. Di dalam pupa, cairan pencernaan akan dikeluarkan untuk
menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu
kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh
larva. Setelah beberapa lama, dari kepompong tersebut akan keluar seekor kupu-
kupu yang masih muda. Tidak berapa lama kemudian menjadi kupu-kupu dewasa
(Anonim, 2011).
Sejumlah organisme pada saat ditetaskayan memiliki bentuk dan fungsi yang  masih
berbeda dengan individu dewasanya. Organisme-organisme yang demikian masih
memerlukan suatu proses perkembangan yang spesifik agar bentuk dan fungsi
individu yang baru tersebut menyerupai individu dewasanya. Proses tersebut
dinamakan metamorfosis. Fenomena seperti ini dapat dijumpai pada katak atau
berbagai jenis serangga (Adnan, 2010).
     Menurut Suroso (2003), jenis metamorphosis dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu :
1.    Metamorfosis sempurna 
Misalnya pada kupu-kupu dimana masa kecil berupa ulat yang memiliki tipe mulut
menggigit, makanannnya dauna-danuan, tubuh tidak bersayap, jumlah kaki banyak,
yang disebut larva karena berbeda dengan dewasanya. Lalu menjadi kepompong
dan menjadi kupu-kupu dewasa yang memiliki cirri tipe mulut penghisap, makannnya
sari madu, tubuh bersayap, dan jumlah kaki ada tiga.
2.    Metamorfosis tidak smpurna
Misalnya pada katak dan belalang. Pada katak, masa kecil kecebong bergerak
dengan ekor, bernapas dengan insang. Berbeda sifat dengan bentuk dewasanyat
tidak mengalami masa kepompong. Masa dewasa katak bergerak dnegan kaki dan
bernafas dengan paru-paru dan kulit. Pada belalang, masa kecil memiliki tipe mulut
menggigit, makanannnya dauna-danuan, tubuh tidak bersayap, jumlah kaki tiga
pasang, yang disebut nimpa karena memiliki banyak kesaman dengan dewasanya.
Tidak mengalami masa kepompong.

BAB III
METODE PRATIKUM

A. Waktu dan Tempat


Hari/Tanggal        : Selasa,   Desember  2010
Waktu            : Pukul 09.10 s.d 10.50 WITA
Tempat            : Green House Biologi Jurusan Biologi FMIPA UNM.
B. Alat dan bahan
1.    Alat
a.    Kandang yang terbuat dari rang kawat
b.    Gelas aqua 
2.    Bahan
a.    Ulat
b.    Daun segar
c.    Air
C.    Prosedur Kerja
1.    Membuat kandang dari rang yang dilengkapi dengan pintu.
2.    Mengambil ulat dari pohon yang disertai dengan setangkai daun dan
menyimpannya dalam gelas aqua yang berisi air agar daun tetap segar.
3.    Mengamati keadaan metamorfosis dari ulat tersebut setiap hari
4.    mencatat hasil pengamatan. 
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
1.    Fase larva/ulat 

2.    Fase pupa/ kepompong

3.    Fase imago/ kupu-kupu dewasa

B.    Pembahasan 
Berdasarkan hasil pengamatan kami dalam praktikum metamorfosis ini, dapat
dibuktikan bahwa kupu-kupu mengalami metamorfosis sempurna atau holometabola
yang melalui tahapan-tahapan atau stadium: telur – larva – pupa – dewasa (kupu-
kupu dewasa).
1.    Fase Ulat / larva
Fase ulat ini berlangsung selama enam hari, tubuhnya berwarna hijau dengan
bagian kepala berwarna hitam. Terdiri dari caput, thorax, dan abdomen. Pada caput
terdapat sepasang antena, sedangkan abdomen merupakan bagian yang
bersegmen. Pada bagian pertemuan dengan thorax segmennya lebih besar sampai
4 segmen, sedangkan segmen selanjutnya kecil sampai ujung dorsal. Pada setiap
segmen ini terdapat sepasang kaki. Larva/ ulat ini sangat aktif bergerak dan
membuat sarang baru yaitu pada daun Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu),
sampai pada hari ke enam larva tersebut sudah tidak aktif bergerak dan diam dalam
gulungan daun Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu).
2.    Pupa /  kepompong
Fase ini berlangsung selama tujuh hari. Pada fese ini, larva yang tadinya berwarna
hijau menjadi berwarna coklat kemerah-merahan, dan kita tidak bisa membedakan
bagian-bagiannya seperti caput, thorax dan juga abdomennya. Dalam fase ini, pupa/
kepompong tidak aktif bergerak seperti halnya pada fase larva dan diam dalam
gulungan daun Hibiscus rosa-sinensis (kembang sepatu).
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Radiopoetro (1991) yang
menyatakan bahwa ulat kadang-kadang memintal suatu sayatan coccon dan
didalamnya mereka membentuk pupa. Meskipun pada fase ini tidak ada pergerakan
atau aktivitas kehidupan namun sebenarnya pupa mempersiapkan diri membentuk
kupu-kupu muda. Pupa mengalami reorganisasi struktur yang sempurna sehingga
dekat pada bentuk hewan dewasa.
3.    Imago / kupu-kupu dewasa
Pada hari ke-XII, terjadi pemecahan selongsong yaitu kulit yang membungkus pupa
pada saat fase pupa, lalu muncullah imago. Sesaat setelah keluar dari
pembungkusnya, sayap kupu-kupu masih terlipat. Untuk mengembangkan sayap,
kupu-kupu memompakan darah secara penuh ke sayapnya. Setelah satu sampai
dua jam sayap akan mengembang untuk dapat terbang. Kupu-kupu ini berukuran
kecil dengan warna coklat muda dengan bintik-bintik coklat tua. Tubuhnya sudah
dapat dibedakan atas beberapa bagian yaitu; caput, thorax, dan abdomen. Alat
mulutnya termasuk tipe penghisap. Biasanya tidak mempunyai mandibula, maksila
bersatu membentuk  proboscis (pipa) yang berguna untuk menghisap cairan. 
Antena panjang, dan memiliki tubuh yang bersisik dan berbulu. Kupu-kupu ini
memiliki aktivitas terbang dan makan dengan jalan menghisap madu dari bunga.

DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Metamorfosis Kupu-Kupu. http://myscienceblogs.com. Diakses
tanggal7 Januari  2011.
Adnan. 2010. Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM.
Campbell, N. A,  J. B. Reece dan L. G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid II.
Jakarta: Erlangga.
Suroso, AY. 2003. Ensiklopedi dan Sains Kehidupan. Jakarta: Tarity Samudra
Berlian.
Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan  Hewan. Makassar :
Jurusan Biologi FMIPA UNM Makassar.

Anda mungkin juga menyukai