Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN METAMORFOSIS

I.

DASAR TEORI

Makhluk hidup, perkembangannya dapat dibagi menjadi dua yaitu perkembangan


pra lahir (prenatal) dan perkembangan pasca lahir (post natal). Yang dimaksud
dengan perkembangan pra lahir yaitu perkembangan organisme yang terjadi
sebelum lahir atau penetasan, sedangkan perkembangan pasca lahir adalah
perkembangan organismee setelah proses kelahiran atau penetasan.
Perkembangan pasca lahir terdiri dari perkembangan yang langsung dan tidak
langsung. Perkembangan pasca lahir langsung apabila keturunan yang dilahirkan
sudah memiliki struktur tubuh seperti dengan individu dewasa, sedangkan
perkembangan pasca lahir tidak lansung apabila keturunan yang dilahirkan atau
ditetaskan mempunyai strktur yang berbeda
dengan
induknya (Adnan, 2014).
Metamorfosis adalah suatu proses biologi di mana seekor hewan secara fisik
mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas yang
melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan
differensiasi sel. Salah satu hewan yang mengalami metomorfosis adalah kupu-kupu
(Alamendah, 2009).
Pengaturan perubahan tubuh metamorfosis sebagian bersifat progresif dan
sebagian bersifat regresif. Progresif terjadi pada organ yang diperlukan pada
kehidupan larva dan tidak diperlukan pada saat dewasa, sifat ini akan hilang sama
sekali. Sedangkan sifat regresif akan dibentuk sesuai dengan kebutuhan dewasanya
(Adnan, 2008).
Menurut Sherwood (2001), ada dua jenis metamorfosis di antaranya adalah
sebagaia berikut:
1.

Metamorfosis tidak sempurna

Biasanya terjadi pada hewan sejenis serangga. Misalnya capung, belalang, jangkrik
dan serangga-serangga lainnya. Karena hewan tersebut melewati hanya
duatahapan saja, yaitu dari telur menjadi nimfa kemudian menjadi organisme
dewasa.
2.

Metamorfosis sempurna

Terjadi pada katak dan kupu-kupu, artinya pada metamorfosis ini melewati
beberapa tahapan di antaranya fase telur, kemudian menetas dan tidak langsung
mirip atau serupa dengan induknya. Setelah beberapa minggu, barulah menjadi
organisme dewasa yang mirip dengan organisme sebelumnya.
Tahap metamorfosis masih belum dapat dipahami secara jelas, maka dalam hal ini
dibutuhkan suatu kegiatan untuk lebih mendalami lagi bagaimana sebenarnya
tahap-tahap metamorfosis. Metamorfosis terbagi atas dua, yaitu metamorfosis
sempurna dan tidak sempurna. Ada beberapa hewan yang mengalami
metamorfosis, misalnya kupu-kupu. Untuk mendalami tahap metamorfosis yang

terjadi pada kupu-kupu, mulai dari ulat hingga menjadi kupu-kupu yang dewasa,
maka kami melakukan praktikum mengenai metamorfosis.
II.

TUJUAN PRAKTIKUM

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengamati serta mengetahui tahaptahap metamorfosis.
III.

METODE PRAKTIKUM

A.

Waktu dan tempat

Hari/tanggal

: 13 Desember 2014 11 Januari 2015

Waktu

Tempat

: Green House Jurusan Biologi FMIPA UNM

B.

Alat dan Bahan

1.

Alat

a.

Kandang kupu-kupu

b.

Gelas plastik

2.

Bahan

a.

Telur kupu-kupu

b.

Daun segar

c.

Air

C.
a.

Prosedur Kerja
Membuat kandang dari rang dan balok kecil dan dilengkapi dengan pintu.

b.
Mengambil ulat dari habitatnya beserta beberapa tangkai daun tempat dia
hidup agar daun tetap segar maka tangkai daun tersebut diletakkan dalam gelas
yang berisi air.
c.

Mengamati keadaan metamorfosis dari ulat tersebut setiap hari.

d.

Mencatat hasil pengamatan.

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.

Hasil Pengamatan Metamorfosis

Telur

Ulat yang baru menetas

Ulat yang sedang berganti kulit

Ulat dewasa

Ulat sebelum menjadi kepompong

Kepompong

Ngengat keluar dari kepompong

B.

Pembahasan

Kupu-kupu termasuk hewan yang mengalami metamorfosis sempurna, namun pada


pengamatan kami, telur yang kami amati merupakan telur ngengat bukan kupukupu. Namun ngengat juga mengalami metamorfosis sempurna yang terdiri dari
beberapa fase yaitu:
a.

Fase telur

Telur pada ngengat sangat sulit ditemukan karena telurnya berukuran kecil dan
masa menetasnya juga sangat cepat sehingga sulit diamati. Telur dari ngengat ini
mempunyai bentuk yang bervariasi tergantung dari jenis spesiesnya dan pada
umumnya berbentuk bulat panjang dengan ujung agak runcing. Telur-telur tersebut
biasanya disimpan pada permukaan bawah daun.
b.

Fase larva

Setelah sekitar 3-4 hari, telah mengalami penetasan maka akan berubah menjadi
larva dengan warna yang bervariasi. Larva ini dapat bergerak karena adanya
bantuan berupa kaki palsu yang berupa tonjolan-tonjolan dibagian ventral
tubuhnya. Larva yang sudah siap berpupa memiliki kemampuan untk melompat.
c.

Fase pupa/kepompong

Setelah larva berumur sekitar 9 hari, maka larva berubah menjadi pupa/kepompong
yang merupakan sebuah tabung yang berbentuk tong yang biasanya berwarna
cokelat yang membungkus larva tersebut. Ulat tersebut membentuk kepompong
apabila cadangan makanannya sudah mencukupi Selama dalam fase kepompong.
Perkembangan pupa/kepompong dipengaruhi oleh kondisi lingkungan.
d.

Fase imago

Setelah kepompong berumur 8 hari, dan mencapai stadium matang maka serangga
dewasa yang lemah akan keluar dan menempel pada kepompong, setelah kondisi
lingkungan dan tubuhnya mendukung maka ngengat tersebut dapat terbang
menyerupai individu dewasa.
V.
A.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan

Metamorfosis adalah proses dari ulat menjadi hewan baru (fase sempurna) yaitu
ngengat. Pada prosesnya terjadi cukup panjang dan lama namum sederhana.

Pertama-tama mulai dari telur yang diletakkan oleh ngengat pada daun yang
bertujuan nantinya daun tersebut bisa menjadi bahan makanan ulat tersebut
hingga mencapai dewasa setelah tiba waktunya menjadi pupa/ kepompong dan
dalam beberapa hari akan menjadi ngengat baru.
B.

Saran

Adapun saran saya setelah mengikuti praktikum ini adalah Sebaiknya dalam
melakukan praktikum, praktikan diharapkan bekerja sama dengan baik guna
mempermudah praktikum dan memahami apa saja yang akan dilakukan pada saat
praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
Adnan. 2008. Perkembangan Hewan. Badan Penerbit FMIPA UNM.Makassar.

Adnan. 2014. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. FMIPA UNM. Makassar.

Alamendah. 2009. Metamorfosis Kupu-Kupu pada Manusia.


http://alamendah.wordpress.com/2009/09/19/metamorfosis-kupu-kupu-padamanusia, diakses tanggal 11 Januari 2015.

Sherwood, Lauralee. 2001. Fisiologi Manusia dari Sel ke Sistem. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran EGC.

Latar Belakang
Metamorfosis biasanya terjadi pada fase yang berbeda-beda dimulai dari fase
larva atau nimfa, kadang-kadang melewati fase pupa dan berakhir sebagai imago
dewasa. Ada dua macam metamorfosis pada serangga, yaitu hemimetabola dan
holometabola. Hemimetabola juga dikenal sebagai metamorfosis tidak sempurna.
Fase spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut larva/nimfa.
Tetapi pada metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga hanya fase
pertama yang disebut sebagai larva/nimfa. Pada fase hemimetabola perkembangan
nimfa berlangsung pada fase pertumbuhan berulang dan eksidis (pertumbuhan
kulit), fase ini disebut instar. Pada metamorfosis sempurna (Holometabola), fase
larva sangat berbeda dengan fase dewasa. Serangga yang mengalami
holometabola melalui fase larva kemudian memasuki fase tidak aktif yang disebuit
pupa atau chyrcalis dan akhirnya menjadi dewasa (Imago) (Andi, 2009).
Metamorfosis pada belalang diawali dari telur. Telur akan menetas menjadi nimfa.
Nimfa merupakan stadium atau fase (tahap) antara telur dan dewasa. Namfa
berbeda dengan bentuk dewasa karena ukurannya lebih kecil. Nimfa mengalami
proses pertumbuhan dengan cara mengalami pergantian kulit terus menerus yang
disebut: ekdisis. Wujud serangga diantara dua masa pergantian kulit disebut instar
(Anton, 2010).
Hewan yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain ; lalat, nyamuk, dan
kupu-kupu. Metamorfosis ini diawali dengan telur. Telur akan menetas menjadi
larva. Seperti nimfa, larva juga mengalami ekdisis. Setelah larva instar kelima, ulat
tumbuh dan berkembang menjadi pupa (kepompong). Pupa dilindungi oleh
bungkusan yang disebut kokon. Pupa akan tumbuh dan berkembang menjadi
imago, yaitu kupu-kupu (Rioardi, 2009).

Tujuan Praktikum
1.

Untuk melihat bagian bagian stadia metamorfosisi

2.

Untuk mengenal jenis jenis metamorfosis

3.

Untuk mengetahui jenis-jenis metamorfosisi

TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi Belalang Jagung Valanga nigricornis :
Kingdom

Anamalia

Filum :

Arthopoda

Kelas :

Insecta

Ordo :

Califiera

Famili :

Acrididae

Genus:

Valanga

Spesies

Valanga Nigricornis (Sakura, 2012).

Hewan yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain ; lalat, nyamuk, dan
kupu-kupu. Metamorfosis ini diawali dengan telur. Telur akan menetas menjadi
larva. Seperti nimfa, larva juga mengalami ekdisis. Setelah larva instar kelima, ulat
tumbuh dan berkembang menjadi pupa (kepompong). Pupa dilindungi oleh
bungkusan yang disebut kokon. Pupa akan tumbuh dan berkembang menjadi
imago, yaitu kupu-kupu. (Nonadita, 2008).
Perkembangan embrio,terjadi di dalam telur yang cukup mendapat persendian
kuning telur dan dikelilingi oleh kulit luar yang halus yang disebut korion (chorion)
Perkembangan embrio dimulai segera setelah fertilisasi sehingga terbentuk zigot.
Zigot mengalami beberapa kali pembelahan inti dan perubahan-perubahan lainnya
sampai menetas dari telur (eclosion) (Harahap, 1997).
Molting atau sebut saja pergantian kulit adalah suatu proses yang kompleks dan
dikendalikan oleh hormon-hormon tertentu dalam tubuh serangga molting meliputi
lapisan kutikula dinding tubuh, lapisan kutikula trakea, foregut, hindgut, dan
struktur endoskeleton (McGavin 2001; Triplehorn & Johnson, 2005). Molting dapat
terjadi sampai tiga atau empat kali, bahkan pada beberapa serangga tertentu,
molting dapat terjadi sampai lima puluh kali atau lebih selama hidupnya (Baehaki,
1992).
Serangga termasuk arthropda lainnya (kalajengking, udang, lobster, dan lain-lain),
memiliki kerangka luar yang disebut dengan eksoskeleton. Dalam pertumbuhannya,
serangga akan tiba pada titik dimana otot-otot tubuhnya tidak cukup kuat untuk
mengangkat massa eksoskeletonnya. Exoskeleton ini menutupi sekeliling tubuhnya,
tetapi tidak dapat tumbuh. Jadi, tubuh serangga mengalami pertumbuhan
(penambahan volume dan massa) tetapi eksoskeletonnya tetap pada konstruksinya
atau tidak mengalami pertumbuhan. Akibatnya, serangga harus melakukan molting
beberapa kali selama hidupnya agar tetap eksis dan survive atau bertahan hidup

untuk meneruskan generasinya, suatu bentuk adapatasi yang tidak hanya rumit
tetapi juga sungguh luar biasa dan mengagumkan (Anonimus, 2013).
Oksigen dari luar masuk lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menuju
pembuluh-pembuluh trakea dan selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi
menjadi cabang halus yang disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh
jaringan dan alat tubuh bagian dalam.Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan,
dan dibentuk oleh sel yang disebut trakeoblas (Willis, 2001).
Proses molting pada serangga setidaknya, melewati tiga tahap, yaitu apolysis,
ecdysis, dan sklerotinisasi.Kehidupan serangga pasca embrio dibagi-bagi ke dalam
instar. instar merupakan suatu bentuk serangga di antara 2 kali mengelupas
kutikula. yaitu bentuk serangga mulai menetas sampai pengelupasan kutikula
pertama (Thyahjono,1997).
BAHAN DAN METODE
Waktu dan Pelaksanaan
Praktikum diadakan di Laboratorium Entomologi yang berlokasi di Jalan Karya
Bakti pada hari selasa tanggal 09 desember 2013 pukul 10.00 -12.00 wib Fakultas
Pertanian Universitas Islam Sumatera Utara.
Bahan dan Alat
a.

Bahan:

- Coloform
- KOH

b.

Alat

- Bak Lilin

- Gunting
- Kiling Botol
- Pinset
Metode Praktikum
1.
Ambilah objek serangga yang akan di teliti sistem pernafasannya, dan ikutilah
prosedur yang telah diberikan.
2.
Kemudian potong bagian mulut serangga dengan gunting dan ambilah dengan
pinset dan leakan diatas bak lilin.
3.
Setelah itu amatilah setiap bagian dan gambarkanlah pada hasil dan setiap
bagian tulis kembali dengan mengetikan setiap bagian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Pembahasan
Hewan yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain ; lalat, nyamuk, dan
kupu-kupu. Metamorfosis ini diawali dengan telur. Telur akan menetas menjadi
larva. Seperti nimfa, larva juga mengalami ekdisis. Setelah larva instar kelima, ulat
tumbuh dan berkembang menjadi pupa (kepompong). Pupa dilindungi oleh
bungkusan yang disebut kokon. Pupa akan tumbuh dan berkembang menjadi
imago, yaitu kupu-kupu.
Metamorfosis pada belalang diawali dari telur. Telur akan menetas menjadi nimfa.
Nimfa merupakan stadium atau fase (tahap) antara telur dan dewasa. Namfa
berbeda dengan bentuk dewasa karena ukurannya lebih kecil. Nimfa mengalami
proses pertumbuhan dengan cara mengalami pergantian kulit terus menerus yang
disebut: ekdisis. Wujud serangga diantara dua masa pergantian kulit disebut instar
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Metamorfosis biasanya terjadi pada fase yang berbeda-beda dimulai dari fase
larva atau nimfa, kadang-kadang melewati fase pupa dan berakhir sebagai imago
dewasa.
2.

Nimfa merupakan stadium atau fase (tahap) antara telur dan dewasa

3. Serangga memiliki 4 metamorfosis yaitu holometabola,paurometabola ,


ametabola,hemimetabola.
4.

Naiad adalah stadium antara telur dan dewasa tapi hidup di dalam air

5.

Metamorfosis sempurna diawali telur-larva-pupa-imago

Saran
1. Sebaiknya ketertiban secara prosedur di terapkan dari asdos dan praktikan
sehingga sesuai dengan aturan aturan secara konkrit.
2. Sebaiknya asdos dan praktikan menjalin kerja sama yang baik dan agar
terwujudnya suasana yang harmonis.
DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2010. Metamorfosis pada serangga. Serial online:


http://blog.unila.ac.id/ebblog/category/penyakit-mangga/. Diakses pada tanggal 14
desember 2013, Medan
Anonimus. 2009. Metamorfosis serangga. Serial online:
http://id.wikipedia.org/wiki/Hemiptera, Diakses pada tanggal 14 desember 2013,
Medan
Andi. 2013. Metamorfosis belalang. Serial online:
http://blog.ub.ac.id/proteksitanaman/2012/09/25/kepik-hijau-nezara-viridula/,
Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013, Medan
Anton. 2013. Pembahasan Metamorfosis serangga. Serial online:
http://pertanian.blogsome.com/category/hama-penyakit/, Diakses pada tanggal 19
Oktober 2013, Medan
Baehaki. 1992. Pengertian Metamorfosis serangga. Kanisius. Yogyakarta.
Hanapi. 1997. Entomologi. Jakarta. Penebar Swadaya.
Nonadita. 2008. Metamorfosis serangga. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.
Rioardi. 2009. Metamorfosis. Serial online:http://rioardi. wordpress.com/ 2009/01/21/
ordo-ordo-serangga/. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013, Medan

Thyahjono, 1997. Metamorfosis serangga. Serial online:http:// biologistaincrb.web.id. Diakses pada tanggal 19 Oktober 2013, Medan

Wilis. 2001. Entomologi Pertanian. Rineka cipta. Jakarta

Lap. Ento METAMORFOSIS DAN KOLEKSI SERANGGA


I.
A.

PENDAHULUAN
Latar Belakang

Metamorfosis merupakan suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang


melibatkan perubahan penampilan fisik atau struktur setelah kelahiran atau
penetasan. Untuk mengetahui proses metamorfosis dan koleksi serangga maka
dilakukanlah praktikum lapangan ini.
Praktikum lapangan ini dilakukan di Taman Kupu-Kupu Gita Persada yang memiliki
luas 4 Ha dengan ketinggian 460 meter diatas permukaan laut. Didirikan pada
tahun 1997 dan berlokasi di daerah kaki Gunung Betung, Desa Tanjung Manis,
Kelurahan Kemiling, Bandar Lampung. Adalah seorang Dr. Herawati Soekardi, dosen
Biologi FMIPA Universitas Lampung, sebagai pelopor upaya pelestarian kupu-kupu di
daerah tersebut. Awalnya lahan ini kritis, tidak ada apa-apanya, tetapi beliau
mampu merekayasanya sehingga mampu menghadirkan kupu-kupu di kawasan
tersebut. Dari keberhasilan tersebut, membuktikan bahwa kupu-kupu adalah
barometer kondisi lingkungan di suatu daerah.
Di Taman Kupu-Kupu ini ditangkarkan sebanyak 50 spesies, dantaranya yang
berkatagori langka, yaitu : Troides helena. Jenis lain seperti Perut Merah, Limau
Balak, Limau Halom, Limau Tutul, Kupu Hijau, Sirsak Biru, Sirsak Hijau, Ekor Pedang,
Cacapuri, Johar Kuning, Kertas, Buntar, Daun Coklat, Widuri, Kepompong Emas, dsb.
B.

Tujuan

Adapun tujuan dari percobaan kali ini adalah sebagai berikut :


1. Menjelaskan terjadinya metamorfosis pada serangga
2. Menyebutkan tipe larva dan pupa pada serangga
3. Menjelaskan kerja hormone juvenile dan ecdyson
4. Mengetahui cara mengumpulkan dan membuat koleksi serangga
5. Mengidentifikasi serangga berdasarkan kategori taksonnya.
II.

TINJAUAN PUSTAKA

Taman Kupu-kupu Gita Persada didirikan pada tahun 1997 untuk menghindari
kepunahan segala jenis kupu-kupu Sumatera akibat penggundulan hutan dan
pengrusakan habitat alami mereka. Dua orang pendiri taman yakni bernama
Anshori Djausal dan Herawati Soekardi berharap agar taman ini dapat menjadi
teladan untuk konservasi kupu-kupu di seluruh dunia. Taman yang terletak di ujung
selatan dari Sumatra atau tepatnya berada di kaki Gunung Betung sekitar lima
belas menit dari Bandar Lampung. Sekarang taman ini berisi lebih dari 100 jenis
kupu-kupu Sumatera (Anonim, 2010).
Pada mahluk hidup perkembangannya dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu

perkembangan pra lahir dan perkembangan pasca lahir. Yang dimaksud dengan
perkembangan adalah perkembangan organisme yang terjadi sebelum lahir atau
penetasan. Sedangkan perkembangan pasca lahir adalah perkembangan organisme
setelah proses kelahiran atau penetasan (Adnan, 2007).
Perkembangan pasca lahir terdiri dari perkembangan langsung dan tidak langsung.
Perkembangan pasca lahir langsung apabila keturunan yang dilahirkan sudah
memiliki struktur tubuh seperti individu dewasa, sedangkan perkembangan pasca
lahir tidak langsung apabila keturunan yang dilahirkan atau ditetaskan mempunyai
struktur yang berbeda dengan individu sebelumnya, stadium dewasa dicapai
melalui beberapa stadium perantara yang disebut dengan stadium larva. Disini
terdapat perbedaan dalam hal morfologi, fisiologi dan ekologi antara larva dengan
hewan
metamorphosis. Pengaturan perubahan tubuh metamorfosis sebagian bersifat
progresif dan sebagian bersifat regresif. Sifat progresif terjadi pada organ yang
diperlukan pada kehidupan larva dan tidak diperlukan pada saat dewasa, sifat ini
akan hilang sama sekali. Sedangkan sifat regresif akan dibentuk sesuai dengan
kebutuhan dewasanya (Tim Pengajar, 2010).
Semua artropoda (ketam, laba-laba, insecta) dalam perkembangannya mengalami
suatu rangkaian pergantian kulit. Karena eksoskeleton itu kaku dan kuat maka
hewan-hewan tersebut hanya dapat tumbuh dengan menanggalkan eksoskeleton
yang lama dan membuat yang baru yang lebih besar. Sebelum eksoskeleton yang
lama ditanggalkan, dibawahnya telah tumbuh yang baru. Banyak insekta seperti
kupu-kupu, ngengat, lalat dan sebagainya, melewati urutan tahap yang satu sama
lain berbeda (Villee, 1973).
Metamorfosis terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Larva (ulat), menghabiskan waktunya untuk makan dan tumbuh, melakukan
molting/pergantian kulit.
2. Setelah beberapa kali berganti kulit, larva membungkus dirinya sendiri dalam
kepompong dan menjadi pupa.
3. Di dalam pupa, jaringan larva diurai, dan hewan dewasa tumbuh melalui
pembelahan dan diferensiasi sel-sel yang sebelumnya tidak aktif pada tahap larva.
4. Akhirnya, hewan dewasa keluar dari kepompong.
5. Cairan dipompakan ke dalam vena sayap dan kemudian ditarik kembali,
sehingga meninggalkan vena yang mengeras sebagai topangan yang menyangga
sayap. Sehingga serangga ini dapat terbang dan bereproduksi, dan mendapatkan
banyak kebutuhan nutrisinya dari kalori yang disimpan oleh larva yang selalu
makan (Campbell, 2003).
Sejumlah organisme pada saat ditetaskayan memiliki bentuk dan fungsiyang masih berbeda dengan individu dewasanya. Organisme-organisme yang
demikian masih memerlukan suatu proses perkembangan yang spesifik agar bentuk
dan fungsi individu yang baru tersebut menyerupai individu dewasanya. Proses
tersebut dinamakan metamorfosis. Fenomena seperti ini dapat dijumpai pada katak
atau berbagai jenis serangga (Adnan, 2007).

Menurut Suroso (2003), jenis metamorphosis dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu :
1. Metamorfosis sempurna
Misalnya pada kupu-kupu dimana masa kecil berupa ulat yang memiliki tipe mulut
menggigit, makanannnya dauna-danuan, tubuh tidak bersayap, jumlah kaki banyak,
yang disebut larva karena berbeda dengan dewasanya. Lalu menjadi kepompong
dan menjadi kupu-kupu dewasa yang memiliki cirri tipe mulut penghisap,
makannnya sari madu, tubuh bersayap, dan jumlah kaki ada tiga.
2. Metamorfosis tidak sempurna
Misalnya pada katak dan belalang. Pada katak, masa kecil kecebong bergerak
dengan ekor, bernapas dengan insang. Berbeda sifat dengan bentuk dewasanyat
tidak mengalami masa kepompong. Masa dewasa katak bergerak dnegan kaki dan
bernafas dengan paru-paru dan kulit. Pada belalang, masa kecil memiliki tipe mulut
menggigit, makanannnya dauna-danuan, tubuh tidak bersayap, jumlah kaki tiga
pasang, yang disebut nimpa karena memiliki banyak kesaman dengan dewasanya.
Tidak mengalami masa kepompong.
III.

METODE PERCOBAAN

A. Waktu dan Tempat


Praktikum lapangan ini dilakukan pada hari Sabtu tanggal 3 November 2012 di
Taman Kupu-Kupu Gita Persada.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah alkohol
70%, botol koleksi, dan label.
C. Cara Kerja
Adapun cara kerja dari praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Mencari serangga di Taman Kupu-Kupu Gita Persada
2. Menangkap serangga
3. Memasukkan serangga dalam botol koleksi
4. Menambahkan alkohol 70% kedalamnya
5. Membawa serangga yang telah terkumpul ke dalam laboratorium untuk koleksi
dan diintifikasi.
IV.

HASIL PENGAMATAN

A. Data Pengamatan
(Terlampir)
B. Pembahasan
Dalam praktikum lapangan yang kami lakukan di Taman Kupu-Kupu Gita Persada
diperoleh beberapa jenis serangga, yaitu belalang, semut, dan sejenis Hemiptera.
Belalang adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan
kemampuan melompat yang baik, dapat mencapai jarak hingga 20 kali panjang
tubuhnya. Pada umumnya belalang berwarna hijau atau coklat. Belalang terkait erat

secara biologis dengan kecoa dan jangkrik dan masuk ke dalam kelompok serangga
Orthoptera. Saat ini terdapat lebih dari 20.000 spesie belalang di dunia.
Klasifikasi Belalang:
Kingdom : Animalia
Phylum
: Arthopoda
Class
: Insecta
Ordo
: Orthoptera
Subordo
: Caelifera
Family
: Acrididae
Genus
: Valanga
Spesies
: Valanga nigricornis
Morfologi dan Anatomi Belalang
Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan perut
(abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2
antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki
depan yang pendek digunakan untuk berjalan.
Meskipun tidak memiliki telinga, belalang dapat mendengar. Alat pendengar pada
belalang disebut dengan tympanum dan terletak pada abdomen dekat sayap.
Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat besar yang terdiri dari beberapa
prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau getaran di udara, secara
fungsional mirip dengan gendang telinga manusia.
Belalang punya 5 mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk dalam
kelompok hewan berkerangka luar (exoskeleton). Contoh lain hewan dengan
exoskeleton adalah kepiting dan lobster. Belalang betina berukuran lebih besar dari
belalang jantan dewasa yaitu, 58-71 mm sedangkan belalang jantan 49-63 mm
dengan berat tubuh sekitar 2-3 gram. Belalang biasanya akan mengeluarkan suara
mirip jangkrik untuk menarik pasangannya. Belalang dapat hidup hampir di semua
penjuru dunia kecuali kutub utara dan kutub selatan. Belalang memiliki organ
reproduksi yang dinamakan aedeagus. Selama proses reproduki belalang, belalang
jantan akan memasukkan spermathopore (satu paket berisi sperma) ke dlaam
ovipositor belalang betina. Sperma memasuki sel telur melalui saluran halus yang
disebut micropyles. Setelah telur dibuahi, belalang betina akan menanamkan telur
sekitar 1-2 inci di dalam tanah menggunakan ovipositor pada ujung perutnya.
Belalang betina akan bertelur setiap interval 3-4 hari hingga semua telur
dikeluarkan. Belalang betina dapat meletakkan hingga ratusan butir selama masa
bertelur.
Selain di dalam tanah, belalang juga dapat meletakkan telur mereka pada tanaman
(batang, daun, atau bunga). Telur belalang akan tetap tersimpan di dalam tanah
hingga berbulan-bulan lamanya dan akan menetas saat musim panas. Induk
belalang tidak mengurus anak mereka setelah menetas. Belalang adalah hewan
yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Metamorfosis tidak sempurna
adalah metamorfosis yang hanya memiliki 3 tahap, yaitu telur, nimfa, dan imago

(dewasa). Dimana tampilan fisik antara nimfa dan imago tidak jauh berbeda.
Contoh
serangga lain yang mengalami metamorfosis tidak sempurna adalah wereng,
jangkrik dan kecoa
Belalang memainkan peranan penting dalam ekosistem, menjadi sumber makanan
kepada pemangsa dalam rantai makanan. Tetapi apabila belalang dalam kumpulan
yang banyak, seperti sejuta belalang, akan dapat menyebabkan kemusnahan pada
tanaman.
Semut adalah salah satu dari 2500 klas serangga yag termasuk dalam ordo
hymenoptera (lebah lebah) dari divisi holometabola (serangga yang mengalami
metamorfosa sempurna). Hidup berkoloni dengan anggota teratur. Komposisi
anggota koloni dalam sarang semut terdiri dari semut betina dan semut, semut
jantan dan semut pekerja. Interaksi antar semut dilakukan dengan meninggalkan
amonia sebagai jejak dan gelombang melalui antena utuk menyampaikan pesan ata
perintah. Semut dapat dijumpai hampir diseluruh penjuru dunia mulai dari daerah
kutub hingga tropika dikarenakan daya adaptasinya yang tinggi. Dengan
penyebaran yang sangat luas inilah jumlah semut diperkirakan mencapai 10.000
jenis. Semut dapat dijumpai pada habitat lapanga terbuka, bawah batu, tempat
sampah, pohon, tembok rumah, dibawah kayu lapuk dan tempat yang dapat
memberi perlindungan.
Kingdom
: Animalia
Filum
: Artropoda
Kelas
: Insekta
Ordo
: Hymenoptera
9
Upaordo
: Apokrita
Superfamili
: Vespoidea
Famili
: Formicidae
Genus
: Lacius
Species
: Lasius Fuliginosus
Secara khas, semut mempunyai tiga bagian tubuh yang jelas, yaitu:
a.
kepala,
b.
mesosoma/thorax
c.
metosoma/gaster.
Umumnya, ruas mesosoma pertama atau dua ruas mesosoma depan (yang
berhubungan dengan toraks) lebih kecil dari pada yang lainnya sehingga tampak
seperti pinggang. Ruas mesosomka basal yang kecil ini disebut pedisel atau petiol,
biasanya mempunyai satu atau dua tonjolan yang disebut node, sedang ruas bagian
belakangnya disebut metasoma/gaster. Kepalanya terdapat sepasang mata
majemuk, sepasang antena yang membentuk siku (elbowed) dan kadang-kadang
mempunyai oseli. Memiliki sting (bagi betina) yang berfungsi sebagai alat sengat.
Sayapnya (bila ada) bening (membranus), dan sayap depan lebih luas dan panjang
dari pada sayap belakang.

CARA HIDUP

Semut adalah serangga sosial yang hidupnya dalam sarang yang lebih kurang
bersifat permanen. Hidupnya dengan membentuk koloni. Ukuran koloni sangat
bervariasi dan kebanyakan lokasinya di dalam tanah, kayu, dan diantara batubatuan.
LINGKAR HIDUP SEMUT
Individu semut mengalami metamorfosis sempurna dalam perkembangannya.
Telurnya sangat kecil dan berwarna putih seperti susu.Larva yang baru menetas
berwarna putih seperti ulat dengan kepala
menyempit ke arah depan. Larva pertama kali ini diberi makan oleh yang dewasa,
larva generasi berikutnya diberi makan oleh pekerja. Setelah cukup makan dan
beberapa kali molting (menyilih) akan berubah menjadi pupa. Pupa bentuknya
seperti dewasa tetapi lebih lunak, berwarna putih krem, dan tidak aktif. Beberapa
spesies, pupanya terselubung oleh kokon sutera. Dewasa akan muncul dalam
beberapa jam atau hari dan akan mengalami proses pengerasan dan penggelapan
kutikula. Perkembangan dari stadium telur sampai menjadi dewasa berkisar 6
minggu lebih, tergantung spesies, tersedianya makanan, suhu, musim dan faktor
lain.
Sebagai serangga sosial, semut hidup di dalam koloni yang terdiri atas banyak
individu, dari jumlah ratusan hingga ribuan. Biasanya setiap koloni terdiri atas
kelompok pekerja, pradewasa (larva dan pupa), ratu dan jantan. Tugas dan fungsi
setiap individu ditentukan oleh sistem kasta yang secara umum terdiri atas individu
reproduktif (ratu) dan nonreproduktif (pekerja) seperti berikut ini:
1. Jantan. Semut dewasa bersayap. Tugas utamanya adalah untuk kawin dengan
yang betina. Proses kawin terjadi di dalam sarang (di tanah), atau bahkan di udara
(swarming).
2. Betina (Ratu). Kasta ini mempunyai tubuh yang paling besar. Betina ini
memulai hidupnya sebagai serangga bersayap, tetapi sayap
segera
dijatuhkan setelah kawin. Secara normal betina kawin hanya
sekali, dan dia akan memulai merawat keturunannya. Beberapa spesies hanya
mempunyai satu betina reproduktif (ratu), sedangkan lainnya bisa banyak. Biasanya
betina bisa hidup lebih dari 15 tahun.
3. Pekerja. Kasta ini terdiri atas betina steril tanpa sayap. Kelompok ini
mempunyai anggota terbanyak. Tugasnya merawat dan membuat sarang, memberi
makan larva dan kasta lain, merawat telur, mempertahankan koloni dari musuh dan
lain-lain. Beberapa spesies mempunyai bentuk pekerja yang berbeda-beda. Pekerja
besar dengan kepala yang berkembang baik seringkali disebut prajurit.
Pekerja kebanyakan hidup tidak lebih dari satu
tahun.
PERANAN SEMUT DALAM KESEHATAN
Selain sebagai pengganggu (nuisance) di dalam dan di sekitar gedung, semut juga
berpotensi menularkan penyakit pada manusia dan hewan.
V.

KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan, yaitu


sebagai berikut :
1. Belalang merupakan salah satu serangga yang mengalami metamorfosis tidak
sempurna (Hemimetabola)
2. Tahap metamorfosis belalang dimulai dari telur-nympha-imago.
3. Total masa hidup belalang setelah menetas adalah sekitar 2 bulan ( 1 bulan
nympha dan 1 bulan imago).
4. Semut mengalami metamorfosis sempurna.
5. Proses metamorfosis dapat dibedakan menjadi 2 yaitu metamorfosis sempurna
(Holometabola) dan metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabola).
6. Kebanyakan insecta mengalami perkawinananya hanya sekali dalam seumur
hidup
DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2007. Reproduksi dan Embriologi. Universitas Negeri Makassar: Makassar


Campbell, Neil A. 2003. Biologi Dasar Jilid II. Jakarta: Erlangga
Suroso, AY. 2003. Ensiklopedi dan Sains Kehidupan. Jakarta: Tarity Samudra Berlian.
Tim Pengajar. 2010. Penuntun Praktikum Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan
Biologi FMIPA UNM Makassar.
Ville, Walker, dan Barnes. 1984. Zoology umum edisi keenam jilid 1. Jakarta:
Erlangga.

Latar belakang
Semua kelompok anggota Arthopoda mempunyai sifat endokrin yang efektif. Serangga
mempunyai eksoskleton yang tidak bias memegang, serangga terkihat tumbuh bertahap dengan
melepaskan eksoskleton yang dan mengekspresikan eksoskleton yang baru pada setiap
penggantian kulit. Selain itu sebagian besar serangga menjadi dewasa malalui beberapa pergantian
kulit. Pada serangga pergantian kulit dipakai oleh hormon ekdison.
Kupu-kupu merupakan salah satu serangga yang mengalami metamorfosis sempurna,
dimuali dari telur-larva-pupa-imago. Tahap pertgantiannya lebih cepat dibandingkan dengan tahap
pergantian amfibi. Selain itu, larva dari Papilio memnon mudah dapat karena hanya ada pada
tanaman perdu jeruk sehingga waktu yang diberikan untuk melakukan pengamatan bisa digunakan
semaksimal mungkin.
B. Tujuan
Untuk mengetahui metamorfosis yang terjadi pada Papilio memnon selama 1 minggu.

TINJAUAN PUSTAKA
Pada beberapa hewan tertentu yaitu serangga dan amfibi dalam siklus hidup mengalami
beberapa tahapan yang terlihat berupa perubahan bnetuk tubuhnya yang disebut proses
metamorfosis.
Metamorfosis yang terjadi dapat berupa :
1.

Metamorfosis sempurna yaitu metamorfosis yang dimulai dari telur-larva-pupa-imago. Contohnya


kupu-kupu, katak.

2.

Metamorfosis tidak sempurna yaitu metamorfosis yang tidak mengalami proses pupa, contohnya
kecoa, capung, belalang, da jangkrik.
Pada kupu-kupu metamorfosis yang terjadi yaitu metamorfosis sempurna, dimulai dari telurlarva-pupa-imago. Jadi setelah kawin, kupu-kupu betina dewasa biasanya akan bertelur dan
meletakkan telurnya pad apucuk-pucuk tumbuhan. Sekitar 2 minggu sampai 2 bulan kemudian telur
itu menetas menjadi larva yang disebut ulat.
Umumnya ulat mengalami 5 kali pergantian dikulit. Sebelum ganti kulit terakhir, ulat akan
berhenti makan. Ia mencari tempat aman untuk menjadi pupa. Pada tahap ini, ia akan menempel
pada dahan dengan benang sutra yang keluar dari kelenjer ekornya.
Tahap pupa, sering disebut tahap istirahat, namun dalam kulit kerasnya, sbenarnya pupa
sedang mengalami peruahaan luar biasa yang diatur oleh hormone. Ekbison yang disekresi dari

sepasang kelenjer endokrin yang disebut dnegan kelnjer prothorak, yang terlatak persis dibelakang
kepala.
Selain merangsang pergantian kulit, ekdison juga mendorong perkembangan karakteristik
dewasa, seperti perubahaan ulat menjadi kupu-kupu. Ekdison sendiri dikontrol oleh hormone kedua
yang disebut hormone otak (brain hormone/BH) yang dihasilkan oleh sel-sel neuro. Hormone
tersebut mendorong perkembangan dengan cara merangsang kelenjer prothorak untuk mengsekresi
ekdikson.
Hormone otak dan ekdison diseimbnagkan oleh hormone juvenile (juvenile hormone/JH). JH
disekresi oleh kelenjer kecil persis dibelakang otak yaitu korpora allata. Hormone ini menyebabkan
karakteristik larva dipertahankan. Dengan konsentrasi JH ynag tinggi ekdison masih dpaat
merangsang pergantian kulit, tetapi produksinya untuk larva yang lebih besar.
Ketika kadar JH berkurang maka pergantian kulit yang diinduksi oleh ekdison baru dapat
menghasilkan suatu tahapan perkembangan yang disebut pupa. Didalam pupa itu, metamorfosis
mengubah anatomi larva menjadi serangga dewasa.
Periode pupa berlangsung selama 2 minggu sampai beberapa bulan, teegantung pada
jenisnya. Pupa yang sudah siap menjadi kupu-kupu akan berganti warna sesuai dengan warna
sayap yang akan terjadi. Setelah benar-benar siap, kulit bagian luar dari pupa akan mengelupas lalu
muncullah kupu-kupu. Saat baru muncul sayap kupu-kupu melipat dan mengerut permukaannya
pun masih begitu lembut dan lemah. Biasanya kupu-kupu yang baru lahir ini akan merayap mencari
tempat untuk bergantung beberapa menit, sayapnya mengembang sepenuhnya mahluk ini pun
sudah siap terbang.
Kupu layang-layang (komili papihionidae)
Ciri-ciri :
1.

Sayap lebih besar dari tubuh atau sayap belakang dengan perpanjangan seperti ekor yang sangat
mencolok, nampak seperti burung layang-layang.

2.

Ujung antenna berbenggol tetapi tidak melekuk dengan pangkalnya berlekatan.

3.

Ukuran tubuh sedang sampia besar warna biasanya gelap, putih , abu-abu dengan bagian-bagian
tertentu berwarna gelap.

4.

Larva pendek, gemuk, umumnya hijau dengan tharoks melebar

5.

Larva hanya dijumpai pada tanaman tertentu yaitu perdu jeruk.

6.

Telur diletakkan dalam susunan seperti pyramid

7.

Pupa mengikatkan diri diranting dengan benang-benang yang keluar dari kelenjer ekornya.

METODE PENELITIAN

1.

Waktu dan Tempat


Hari

: Sabtu Jumat

Tanggal

: 8 14 Desember 2007

Tempat
2.

: Pasundan Serang- Banten

Alat dan Bahan


Alat

Bahan

Gunting

Ulat jeruk

Sarung tangan

Daun jeruk

Toples
Alat tulis
Paku
Lilin
-

3.

Korek api

Metode Kerja
1. Hal pertama yang dilakukan adalah menggunakan sarung tangan untuk menghindari kontak
langsung dengan larva, kemudian gunting ranting yang terdapat larva kupu-kupu.
2. Pindahkan ranting tersebut ke dalam toples
3. Lubangi toples dengan menggunakan paku yang dipanaskan untuk ventilasi.
4. Amati perubahan yang terjadi selama 1 minggu dan mensuplai makanannya yang berupa
daun jeruk.
5. Catat setiap perubahan yang terjadi

HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil
Setelah melakukan pengamatan pada larva kupu-kupu (Papilio
memnon) selama 1 minggu, diperoleh data sebagai berikut :

Hari ke1
2
3
4
5
6
7

Tanggal
08-12-2007
09-12-2007
10-12-2007
11-12-2007
12-12-2007

Keterangan
Berupa larva berwarna hijau,aktif makan
Masih berupa larva yang aktif makan
Masih berupa larva yang aktif makan
Tubuh larva bertambah panjang dan besar
Ukuran tubuh sama dengan hari ke-4

13-12-2007

namun aktivitas makan berkurang


Ukuran tubuh menyusut,aktivitas makan

14-12-2007

berhenti dan diam


Larva berubah menjadi pupa

B. Pembahasan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, peningkatan perubahan yang terlihat jelas
yaitu pada pengamatan hari ke 4 yaitu tubuh larva bertambah panjang dan besar, perubahan
tersebut terus sampai berlangsung sampai hari ke 5. hal tersebut dikarenakan larva terus mkan dan
makan.
Pada hari ke 6 tubuh larva mulai menyusut, tahap ini merupakan tahap awal untuk menuju
tahap pupa yang ditandai dengan mulai mengurangi makanannya. Dan mencari tempat terlindung.
Pada hari ke 7 larva tersebut berhenti makan dan berglantingna terbalik dibawah daun yang
kemudian mengeluarkan benang-benang sutranya untuk melekatkan diri pada daun tersebut.
Tahap ini yang dinamakan tahap pupa yaitu dengan paket tubuh yang memadat tidak
memiliki kaki dan mata serta tidak ada masruas tubuh (menyatu) yang berwarna hijau, tahap ini ada
juga yang menyebabkan sebagai tahap istirahat karena tidak terlihat adanya aktifitas. Padahal
sebenarnya terjadi reorganisasi.
Perubahan-perubahan yang terjadi dari larva yang bertambah panjang dan besar hingga
menjadi pupa,sebenarnya beriringan dengan pergantian kulit, hanya saja pada pengamatan yang
kami lakukan pergantian kulit dari hari pertama pengamatan sampai ke lima tidak terlalu jelas, tapi
pada hari keenam dan ketujuh perubahan kulit tersebut baru terlihat yaitu salah satunya dengan
berubahnya warna yang sebelumnya berwarna hijau tua menjadi hijau agak pudar. Proses ganti kulit
melibatkan proses pelepasan kulit lama dan pembentukan kulit baru oleh sel-sel jaringan epidermis.
Dari hasil pengamatan tersebut, terjadi perubahan yang sangat cepat dari larva/ulat menjadi
pupa padahal menurut literature rata-rata memerlukan waktu 2 minggu untuk berubah menajdi kupukupu. Jadi kemungkinan larva/ulat pada saat ditemukan sudah berumur lebih dari satu minggu.
Selain itu juga, karena pengamatannya dimulai dari tahap larva bukan dari telur, sehingga dari waktu

yang diberikan untuk pengamatan (satu minggu) peruahan yang terjadi hingga tahap pupa. Padahal
jika satu minggu diberikan hanya akan sam-pai pada tahap larva.

KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1.

Aktivitas Larva

Pengamatan hari ke 4-5 tubuh larva bertambah panjang dan besar karena larva terus makan
Pengamatan hari ke 6, tubuh larva mulai menyusut yang merupakan tahap awal untuk menuju tahap
pupa dan frekuensi makan pun berkurang
Pengamatan hari ke 7, larva berhenti bergerak dan mulai bergelantung terbalik diranting dengan
benang yang dikeluarkan dari kelenjer kakinya.
2.

Dari pengamatan yang dilakukan dapat diketahui waktu yang dibutuhkan oleh larva untuk berubah
menjadi pupa selama 1 minggu.

DAFTAR PUSTAKA
Campell, Nell A dkk. 2004. Biologi Edisi ke 5 Jilid 3. Erlangga,Jakarta.
Surjono, Tien Wiati. 2004. Perkembangan Hewan Universitas Terbuka, Jakarta
Siwi, Suharni Sri. 1991. Kunci Determinasi Konsius. Jogya
Htt : //www.e-Smart School.Com/PNU/004/PNU 004 0012.asp.Selasa, 11
Desember 2007 09.40
http ://www.Republik.c o.id/koron detail.asp? id = 208489 & kat id = 253 & kat
11 Desember 2007 09.45

id 1 = 2kat id 2 = selasa,

Anda mungkin juga menyukai