Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM

PENGAMATAN KROMOSOM LALAT BUAH


(DROSOPHILA MELANOGASTER)
( PET 1310 )

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Melulusi Mata Kuliah


Genetika Dan Pemuliaan Ternak (PET-1310) Pada Jurusan
Ilmu Peternakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri
Alauddin Makassar
Oleh :

MUSFAIDAH
NIM : 60700113046

JURUSAN ILMU PETERNAKAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2014

LEMBAR PENGESAHAN

Laporan lengkap praktikum Genetika dan Pemuliaan Ternak, dengan judul


Pengamatan Kromosom Lalat Buah (Drosophila melanogaster), disusun
oleh:
Nama

: Musfaidah

Nim

: 60700113046

Kelompok

: II ( Dua )

Jurusan

: Ilmu Peternakan

Telah diterima dan disahkan oleh asisten/koordinator asisten dan


dinyatakan diterima sebagai laporan lengkap.
Gowa, Mei 2014
Koordinator Asisten

Asisten

(Wahyudir Kadir, S.Pt)

( Jusriadi )
Nim: 607001100

Mengetahui
Dosen Penanggung Jawab

( Zulkharnaim, S.Pt, M.Si )


Nip:

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Thomas Hunt Morgan adalah perintis dalam penggunaan organisme


kecil ini sebagai obyek dalam penelitian genetika. Pilihannya tepat sekali
karena, pertama, lalat ini sangat kecil sehingga suatu populasi yang besar
dapat dipelihara dalam laboratorium. Kedua, daur hidup sangat cepat. Tiap dua
minggu dapat dihasilkan suatu generasi dewasa yang baru. Ketiga, lalat ini
sangat subur, yang betina dapat menghasilkan ratusan telur yang dibuahi
dalam hidupnya yang pendek itu.1
Biologi sebagai salah satu bidang ilmu pengetahuan alam merupakan
ilmu yang mempelajari lebih spesifik mengenai kehidupan di muka bumi ini,
mulai dari unit terkecil (sel) sampai pada tingkatan terbesar. Begitu banyak
ilmuwan yang terlahir dari penemuan-penemuannya di bidang biologi. Salah
satu percobaan yang pernah dilakukan oleh ahli biologi dibidang genetika
adalah meneliti mengenai Lalat Buah (Drosophila melanogaster) oleh Thomas
Hunt Morgan2.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka dilakukanlah praktikum ini
untuk mengetahui kromosom dari kelenjar ludah, mendapatkan keterampilan
1 Hasan Samar. Pengamatan Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila melanogaster), (http://
hasanpalopo.blogspot.com/2012).
2 John W Kimball. Biologi Jilid I, (Jakarta: Erlangga, 1998), h 78.

memperoleh kromosom dari kelenjar ludah lalat buah, serta untuk mengetahui
bentuk kromosom lalat buah.
B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada praktikum ini adalah sebagai berikut :


1. Bagaimana mengamati kromosom dari kelenjar ludah lalat buah ?
2. Bagaimana
mendapatkan keterampilan memperoleh kromosom dari

kelenjar ludah lalat buah ?


3. Bagaimana mengetahui bentuk kromosom lalat buah ?
C. Tujuan dan Kegunaan
1.
2.
3.
1.
2.
3.

Adapun tujuan pada praktikum ini adalah :


Untuk mengetahui pengamatan kromosom dari kelenjar ludah lalat buah.
Untuk mendapatkan keterampilan memperoleh kromosom dari kelenjar
ludah lalat buah
Untuk mengetahui bentuk kromosom lalat buah.
Adapun kegunaan pada praktikum ini adalah :
Agar mahasiswa dapat mengetahui kromosom dari lalat buah.
Agar mahasiswa mendapatkan keterampilan memperoleh kromosom dari
kelenjar ludah lalat buah.
Agar mahasiswa dapat mengetahui bentuk kromosom lalat buah.

BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Tinjauan Umum

Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah, dimasukkan


dalam filum Artropoda kelas Insekta bangsa Diptera, anak bangsa
Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3,
mempunyai jaw hooks), seri Acaliptrata (imago menetas dengan keluar dari
bagian anterior pupa), suku Drosophilidae, Jenis Drosophila melanogaster di
Indonesia terdapat sekitar 600 jenis, pulau Jawa sekitar 120 jenis dari suku
Drosophilidae. Drosophila melanogaster yang sering ditemukan di Indonesia
dan Asia adalah Drosophila melanogaster ananasae, kikawai, malerkotliana,
repleta, hypocausta, imigran, dll. Lalat buah dan Artrophoda lainnya
mempunyai kontruksi modular, suatu seri segmen yang teratur. Segmen ini
menyusun tiga bagian tubuh utama, yaitu; kepala, thoraks, dan abdomen.
Seperti hewan simetris bilateral lainnya, Drosophila ini mempunyai poros
anterior dan posterior (kepala-ekor) dan poros dorsoventral (punggung-perut).
Pada Drosophila, determinan sitoplasmik yang sudah ada di dalam telur
memberi informasi posisional untuk penempatan kedua poros ini bahkan
sebelum fertilisasi3.

3 Lidha lidho. Laporan Praktikum Biologi Dasar, (http://lidhakireii.blogspot.com/2011/01/


laporan-praktikum-biologi-dasar_1551.html.2011).

Hal ini telah dijelaskan dalam firman Allah swt dalam Q.S. Al- Hajj
22:73 tentang serangga dalam hal ini lalat.
Terjemahnya:
Hai manusia, telah dibuat perumpamaan, Maka dengarkanlah olehmu
perumpamaan itu. Sesungguhnya segala yang kamu seru selain Allah sekalikali tidak dapat menciptakan seekor lalatpun, walaupun mereka bersatu
menciptakannya. dan jika lalat itu merampas sesuatu dari mereka, Tiadalah
mereka dapat merebutnya kembali dari lalat itu. Amat lemahlah yang
menyembah dan Amat lemah (pulalah) yang disembah4.
Lalat Drosophila melanogaster mempunyai banyak sekali tipe
mutan yang sangat memungkinkan dilakukannya berbagai percobaan
mengenai pola pewarisan sifat, sementara tipe liarnya begitu mudah diperoleh
dengan cara memasang jebakan makanan berupa buah yang dimasukkan
kedalam botol. ukuran kromosomnya yang cukup besar dan jumlahnya yang
hanya 4 pasang menyebabkan lalat ini menarik untuk dijadikan model dalam
studi genetika yang melibatkan pengamatan kromosom.

Drosophila

melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat ditemukan di buahbuahan busuk. Drosophila telah digunakan secara bertahun-tahun dalam
kajian genetika dan perilaku hewan5.
Menurut6

berikut

merupakan

klasifikasi

dari Drosophila

melanogaster:
Kerajaan : Animalia
Filum

: Arthropoda

4 Majelis Ulama Indonesia, Al-Quran in Word, 2014.


5 Borror.J.D,Triplehorn. Pengenalan Pengajaran Serangga, (Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada Press, 1992), h 121.
6 Borror.J.D,Triplehorn. Pengenalan Pengajaran Serangga, (Yogyakarta: Universitas Gadjah
Mada Press, 1992), h 125.

Kelas

: Insecta

Ordo

: Diptera

Famili

: Drosophilia

Upafamili

: Drosophilinae

Genus

: Drosophila

Upagenus

: Sophophora

Grup Spesies

: Grup Melanogaster

Upagrup Spesies : Subgrup Melanogaster


Spesies komplek : Melanogaster
Spesies

: Drosophila melanogaster
Selain itu, Drosophila juga diklasifikasikan ke dalam sub ordo

Cyclophorpha (pengelompokan lalat yang pupanya terdapat kulit instar 3,


mempunyai jaw hooks) dan termasuk ke dalam seri Acaliptrata yaitu imago
menetas dengan keluar dari bagian anterior pupa7.
Ciri-ciri Drosophila melanogaster antara lain warna tubuh kuning
kecoklatan dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang.
Berukuran kecil antara 3-5mm, urat tepi sayap (Costal vein) mempunyai dua
bagian yang terputus dekat dengan tubuhnya. Sungut arista umumnya
berbentuk bulu, memiliki 7-12 percabangan. Crossvein posterior umumnya
lurus, tidak melengkung. Mata majemuk berbentuk bulat agak elips dan
berwarna merah, terdapat mata Oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran
lebih kecil dibandingkan dengan mata majemuk. Thoraks berbulu-bulu dengan
7 Teti Sby. Laporan Praktikum Drosophila, (http://www.blogger.com/profile/ SAINS-lap oranpraktikum-Drosophila.htm.2011).

warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris hitam.
Sayap panjang, berwarna transparan dan posisi berbulu pada Thoraks.
Drosophilla memiliki ciri morfologi yang berbeda antara jantan dan betinanya.
Pada Drosophila jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih kecil bila
dibandingkan dengan yang betina. Memiliki 3 ruas dibagian abdomennya dan
memiliki sisir kelamin, sedangkan pada yang betina ukuranya relatif lebih
besar. Memilliki 6 ruas pada bagian abdomen dan tidak memiliki sisir kelamin
merupakan hewan yang bersayap, berukuran kecil8.
Metamorfosis pada Drosophila termasuk metamorfosis sempurna,
yaitu dari telur larva instar I larva instar II larva instar III pupa
imago. Perkembangan dimulai segera setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri
dari dua periode. Pertama, periode embrionik di dalam telur pada saat
fertilisasi sampai pada saat larva muda menetas dari telur dan ini terjadi dalam
waktu kurang lebih 24 jam. Dan pada saat seperti ini, larva tidak berhentiberhenti untuk makan. Periode kedua adalah periode setelah menetas dari telur
dan disebut perkembangan postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap,
yaitu larva, pupa, dan imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap).
Formasi lainnya pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa9.

8
Lidha
lidho.
Laporan
Praktikum
Biologi
Dasar,
(http://lidhakireii.blogspot.com/2011/01/ laporan-praktikum-biologi-dasar_1551.html.2011).

9 Triana Silvia. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida Terhadap


Perkembangan Larva Drosophila, (Bandung: Biologi Universitas Padjadjaran, 2003), h 76.

Menurut10 tahap-tahap dari siklus hidup Drosophila melanogaster


berikut ciri-ciriya, antara lain yaitu:
Tahapan
Telur

Ciri-Ciri

Waktu

Berbentuk bulat lonjong, ukuran sekitar 0.5


mm, berwarna putih susu, pada ujung anteriornya
terdapat dua tangkai kecil menyerupai sendok

24 jam

yang berfungsi agar telur tidak tenggelam,


biasanya terdapat pada permukaan media.
Larva instar 1 Berbentuk lonjong pipih, berwarna putih bening,
berukuran 1 mm, bersegmen, berbentuk dan
bergerak seperti cacing, belum memiliki spirakel
anterior.
Larva instar 2 Berbentuk

lonjong

pipih,

berwarna

putih,

berukuran 2 mm, bersegmen, berbentuk dan


bergerak seperti cacing, memiliki mulut dan gigi

2 hari

berwarna hitam untuk makan, memiliki spirakel


anterior.
Larva instar 3 Berbentuk

lonjong

pipih,

berwarna

putih,

berukuran 3-4 mm, bersegmen, berbentuk dan


bergerak seperti cacing, memiliki mulut dan gigi

3 hari

berwarna hitam lebih besar dan jelas terlihat


dibanding larva instar 2, memiliki spirakel

10 Eltra. Laporan Praktikum Genetika Penggunaan Lalat Buah Sebagai Organisme


Perc obaan Genetika, (http://eltra.blogspot.com.2012).

anterior dan terdapat beberapa tonjolan pada


spirakel anteriornya.
Prapupa

Terbentuk setelah larva instar 3 merayap pada


dinding botol, tidak aktif, melekatkan diri;

4 hari

berwarna putih; kutikula keras dan memendek;


tanpa kepala dan sayap
Pupa

Tidak aktif dan melekatkan diri pada dinding


botol,

berwarna

coklat,

kutikula

keras,

5 hari

memendek, dan besegmen.


Imago

Tubuh terbagi atas cephla, thorax, dan abdomen;


bersayap transparan; memiliki mata majemuk
biasanya berwarna merah; dan ciri-ciri lainnya
menyerupai ciri lalat buah dewasa

9 hari

B. Tinjauan Khusus

Dalam praktikum ini ada berbagai alat dan bahan yang digunakan dan
mempunyai fungsi yang berbeda-beda.
1. Alat
1.1. Cawan petri adalah alat gelas yang berfungsi sebagai wadah aquadest
pada saat lalat buah akan diamati
1.2. Cover glass atau deck glass berfungsi sebagai penutup dari objek
yang diletakkan pada objek glass pada saat akan diamati dibawah
mikroskop.
1.3. Jarum berfungsi untuk memisahkan bagian Anterior dan Posterior
dari lalat buah.
1.4. Mikroskop adalah alat yang digunakan untuk melihat atau mengenali
benda-benda renik yang terlihat kecil menjadi lebih besar dari
aslinya. Bagian-bagian mikroskop adalah lensa okuler, lensa
objektif, tabung mikroskop (tubus), makrometer (pemutar
kasar), revolver,
reflektor, diafragma, kondensor, meja
mikroskop, penjepit kaca, lengan mikroskop, kaki mikroskop,
sendi inklinasi (pengatur sudut).
1.5. Objek glass berfungsi sebagai wadah sampel untuk diamati di bawah
mikroskop.
1.6. Pinset berfungsi untuk mengambil lalat buah dari dalam botol kultur.

2. Bahan
2.1. Aquadest berfungsi untuk melumpuhkan lalat buah agar tidak

terbang.
2.2. Drosophila melanogaster merupakan jenis lalat buah yang dapat
ditemukan di buah-buahan busuk. Drosophila telah digunakan secara
bertahun-tahun dalam kajian genetika dan perilaku hewan.
2.3. Tissue berfungsi untuk membersihkan alat-alat yang digunakan.

BAB III
METODE PRAKTIKUM
A. Waktu dan tempat

Jenis praktikum ini adalah kuantitatif karena analisis kuantitatif


adalah suatu metode analisis kimia yang menyangkut penentuan jumlah zat
tertentu yang ada di dalam suatu sampel maka dari itu dilakukanlah percobaan
pengamatan kromosom lalat buah yang dilakukan pada hari Jumat, 30 Mei
2014 pukul 15.00-17.00 WITA.
Praktikum ini dilakukan di Laboratorium Ilmu Peternakan, Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar.
B. Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini terdiri dari cawan
petri, cover glass, jarum, mikroskop, objek glass, dan pinset.
Adapun bahan yang diguanakan dalam praktikum ini terdiri dari
aquadest, Drosophila melanogaster, dan tissue.
C. Instrument Praktikum
Adapun instrument praktikum yang digunakan dalam praktikum ini
adalah sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan, kemudian menyiapkan mikroskop.
2. Langkah pertama, mengambil bebrapa ekor lalat buah dari toples dengan
menggunakan pinset.

3. Mengambil beberapa ekor lalat buah dan meletakkannya pada objek glass.
4. Menusuk bagian anterior dan posterior dengan menggunakan jarum dan menarik
secara berlawanan.
5. Memisahkan lalat buah dengan kalenjar ludahnya kemudian menutupnya dengan
deck glass.
6. Mengamati dengan menggunakan mikroskop dan menggambar hasilnya.
7. Langkah kedua, mengambil beberapa tellur lalat buah dengan menggunakan
pinset dan memindahkan kedalam cawan petri yang berisis aquadest
8. Mengambil beberapa ekor lalat buah dan meletakkannya pada objek glass
9. Mengamati bagian morfologi lalat buah jantan dan lalat buah betina
10.Mencatat hasilnya.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Morfologi Lalat Buah
a. Gambar Asli

Drosophila melanogaster jantan

Drosophila melanogaster betina

Sumber: Hasil Praktikum di Laboratorium Ilmu Peternakan Fakultas Sains


Dan Teknologi UIN Alauddin Makassar.

b. Gambar literatur
c. Drosophila melanogaster jantan

Drosophila melanogaster betina

2. Siklus Hidup Lalat Buah

B. Pembahasan
1. Morfologi Drosophila melanogaster

Pada pengamatan Drosophila melanogaster jantan yang pertama


diketahui bahwa mata Drosophila berwarna merah, bentuk mata agak
lonjong, memiliki sungut bercambang kecil yang terdiri dari 8 cabang
kecil. Kepala lalat buah pada jantan berbentuk bulat dan berwarna hitam,
thorax memilliki bulu halus dan berwarna dasar putih, abdomennya
memiliki ujung yang tumpul dengan segmen 5 bergaris-garis hitam sirta
memiliki sisir kelamin (sex comb). Drosophila melanogaster jantan
memiliki sayap transparan yang berwarna hijau dan pendek.
Sedangkan pada lalat Drosophila melanogaster betina memiiki
ciri morfologi mempunyai mata yang berbentuk bulat agak lonjong dan

berwarna merah, mempunyai sungut yang bercabang-cabang kecil dan


terdiri dari 7 cabang kecil. Drosophila melanogaster betina mempunyai
kepala yang berbentuk bulat dan berwarna hitam. Thoraknya mempunyai
bulu halus dan mempunyai warna dasar putih. Pada abdomen Drosophila
melanogaster

betina

mempunyai

ujung

yang

lancip

dan

bersegmen 7 yang ditandai dengan garis-garis berwarna hitam. Sayap


Drosophila melanogaster betina memiliki sayap yang panjang dan
berwarna hijau transparan.
Hal ini sesuai dengan pendapat11 yang menyatakan bahwa ciri-ciri
Drosophila melanogaster antara lain warna tubuh kuning kecoklatan
dengan cincin berwarna hitam di tubuh bagian belakang. Berukuran kecil
antara 3-5mm, urat tepi sayap (Costal vein) mempunyai dua bagian yang
terputus dekat dengan tubuhnya. Sungut arista umumnya berbentuk bulu,
memiliki 7-12 percabangan. Crossvein posterior umumnya lurus, tidak
melengkung. Mata majemuk berbentuk bulat agak elips dan berwarna
merah, terdapat mata Oceli pada bagian atas kepala dengan ukuran lebih
kecil dibandingkan dengan mata majemuk. Thoraks berbulu-bulu dengan
warna dasar putih, sedangkan abdomen bersegmen lima dan bergaris
hitam. Sayap panjang, berwarna transparan dan posisi berbulu pada
Thoraks. Drosophilla memiliki ciri morfologi yang berbeda antara jantan
dan betinanya. Pada Drosophila jantan memiliki ukuran tubuh yang lebih
kecil bila dibandingkan dengan yang betina. Memiliki 3 ruas dibagian
11 Lidha lidho. Laporan Praktikum Biologi Dasar, (http://lidhakireii.blogspot.com/2011 /01/
laporan-praktikum-biologi-dasar_1551.html.2011).

abdomennya dan memiliki sisir kelamin, sedangkan pada yang betina


ukuranya relatif lebih besar. Memilliki 6 ruas pada bagian abdomen dan
tidak memiliki sisir kelamin merupakan hewan yang bersayap, berukuran
kecil.

2. Siklus hidup Drosophila melanogaster

Drosophila melanogaster memiliki siklus hidup yang pendek,


yaitu dimulai dari telur - larva instar 1 larva instar II larva instar III
pupa imago. Larva instar I umumnya muncul pada hari kedua yang
berupa ulat kecil yang mulai bergerak, umumnya ulat-ulat tersebut berada
dipermukaan medium karena merupakan sumber makanan. Fase
selanjutnya larva instar II, yaitu ukuran larva lebih besar dan terlihat warna
kehitam-hitaman pada bagian anterior (mulut) larva.
Pada larva instar III, ukuran larva relatif besar dan warna hitam
yang muncul lebih jelas, pergerakan larva lebih aktif. Selanjutnya, pada
fase prapupa yaitu sudah tidak ada lagi pergerakan dan pada tubuh larva
muncul selaput dan tubuhnya pendek. Dari prapupa selanjutnya menjadi
pupa, kutikula menjadi keras seperti cangkang dan berpigmen (agak
kecoklatan) dan tidak bergerak. Selanjutnya, pupa akan menetas setelah 8
hari tegantung dari suhu lingkungannya dan pada hari ke 10 terbentuklah
lalat dewasa dengan sayap yang telah terbentang sempurna, sehingga lalat
bergerak aktif (terbang) di dalam medium. Hal ini sesuai dengan
pendapat12 yang menyatakan bahwa metamorfosis pada Drosophila
termasuk metamorfosis sempurna, yaitu dari telur larva instar I larva
instar II larva instar III pupa imago. Perkembangan dimulai segera
setelah terjadi fertilisasi, yang terdiri dari dua periode. Pertama, periode
embrionik di dalam telur pada saat fertilisasi sampai pada saat larva muda
menetas dari telur dan ini terjadi dalam waktu kurang lebih 24 jam. Dan
pada saat seperti ini, larva tidak berhenti-berhenti untuk makan. Periode
kedua adalah periode setelah menetas dari telur dan disebut perkembangan
12 Triana Silvia. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida Terhadap
Perkembangan Larva Drosophila, (Bandung: Biologi Universitas Padjadjaran, 2003), h 76.

postembrionik yang dibagi menjadi tiga tahap, yaitu larva, pupa, dan
imago (fase seksual dengan perkembangan pada sayap). Formasi lainnya
pada perkembangan secara seksual terjadi pada saat dewasa.

BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan dalam praktiikum kali ini yaitu:


Inti sel tubuh lalat buah hanya memiliki 8 buah kromosom saja,
sehingga mudah sekali diamati dan dihitung.
2. Cara mendapatkan kromosom dari lalat buah adalah dengan cara
memisahkan bagian anterior dan posteriornya.
3. Delapan buah kromosom pada lalat buah dibedakan atas enam buah
kromosom (atau tiga pasang) yang pada lalat betina maupun jantan
bentuknya sama. Karena itu kromosom-kromosom ini disebut autosom
(kromosom tubuh), disingkat dengan huruf A. dua buah kromosom
(atau sepasang) disebut kromosom kelamin (seks kromosom), sebab
bentuknya ada yang berbeda pada lalat betina dan jantan.
B. Implikasi praktikum
Adapun saran dalam praktikum ini adalah diharapkan agar
praktikan lebih hati-hati lagi dalam melakukan pengamatan terhadap
kromosom dari lalat buah agar tidak terjadi kekeliruan selama melakukan
praktikum.
1.

DAFTAR PUSTAKA
Eltra. 2012. Laporan Praktikum Genetika Penggunaan Lalat Buah Sebagai Orga
nisme Percobaan Genetika. (http://eltra.blogspot.com.). Diakses pada
tanggal 30 Mei 2014.
Kimball , John W. 1998. Biologi Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Lidho, Lidha. 2011. Laporan Praktikum Biologi Dasar. (http://lidhakireii.blogsp
ot.com//2011//01//laporan-praktikum-biologi-dasar_1551.html.). Diakses
pada tanggal 30 Mei 2014.
Majelis Ulama Indonesia. 2014. Al-Quran in Word.
Samar, Hasan. 2012. Pengamatan Siklus Hidup Lalat Buah (Drosophila melanog
aster), (http:// hasanpalopo.blogspot.com/). Diakses pada tanggal 29
Mei 2014.
Sby, Teti. 2011. Laporan Praktikum Drosophila, (http://www.blogger.com/profi
le/SAINS-lap oran-praktikum-Drosophila.htm). Diakses pada tanggal 30
Mei 2014.
Silvia, Triana. 2003. Pengaruh Pemberian Berbagai Konsenterasi Formaldehida
Terhadap Perkembangan Larva Drosophila. Bandung: Biologi Universi
tas Padjadjaran.
Triplehorn, Borror.J.D. 1992. Pengenalan Pengajaran Serangga. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada Press.

Anda mungkin juga menyukai