“ METAMORFOSIS “
DOSEN PEMBIMBING :
Prof. Dr. Revolson Alexius Mege M.si
Dr. Nonny Manampiring S.pd, M.si
BAB I PENDAHULUAN
B. Tujuan ............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
B. Jenis-jenis Metamorfosis.................................................................. 3
a. Metamorfosis Sempurna............................................................ 3
A. Kesimpulan...................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................10
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan
rahmat, sehingga penyusunan Makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kuliah perkembangan hewan.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
eksoskleton yang baru pada setiap penggantian kulit. Selain itu sebagian besar
pergantian kulit dipakai oleh hormon ekdiso Kupu-kupu merupakan salah satu
amfibi. Selain itu, larva dari Papilio memnon mudah dapat karena hanya ada pada
setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini melibatkan perubahan bentuk atau
B. Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metamorfosis
pada hewan yang melibatkan berubahnya fisik ataupun struktur tubuh hewan
tersebut dimulai dari setelah penetasan atau kelahiran hewan tersebut (hatching).
Perubahan bentuk atau struktur ini melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel.
dan merupakan siklus hidup yang melekat pada hewan. Beberapa hewan yang
Sedangkan pada beberapa yang lain hanya memiliki bentuk yang sama, hanya saja
ukuran dan perkembangan organnya yang berbeda. Jadi, antara kedua itu menjadi
tubuhnya yang tidak mirip sama sekali dengan masa mudanya maka itu disebut
B. Jenis-jenis Metamorfosis
a. Metamorfosis Sempurna
hewan yang berubah total antara masa mudanya dengan masa dewasanya. Dikenal
makan dan juga habitatnya. Fase transisi yang di alami oleh hewan ini merupakan
titik perubahan hingga menjadi bentuk dewasanya. Ada empat fase dalam tahapan
Fase Telur
permukaan daun, ini di karenakan hewan muda tersebut merupakan jenis hewan
herbivora atau pemakan tumbuhan. Dari awal peletakan telur hingga telur menetas
membutuhkan waktu antara 3 sampai 5 hari. Pada fase telur ini, embrio hasil
fertilisasi sel telur dengan sel sperma akan terus menerus mengalami pembelahan
hingga akan membentuk organ-organ yang ketika sampai pada batas waktu
tertentu maka akan mengalami perkembangan lanjut bergantung pada jenis spesies
hewan tersebut.
Fase Larva
Ketika pada fase menjadi larva, ini merupakan bagian hewan muda sehingga
pada fase ini hewan-hewan sangat aktif untuk makan. Oleh karena itulah,
induknya meletakkan telur-telur tersebut pada tempat yang sesuai dengan jenis
ulat yang dimana tempat ia hinggap akan sangat aktif dalam memakan dedaunan
untuk di jadikan makanannya agar terus hidup hingga ke fase transisi selanjutnya.
Pada beberapa jenis hewan yang memiliki rangka luar atau disebut hewan
sehingga dibutuhkan eksoskeleton yang baru untuk ukuran tubuh barunya yang
semakin membesar pula. Pergantian kulit ini bisa terjadi sampai beberapa kali dan
pada waktu tertentu bergantung pada jenis spesiesnya juga untuk lama waktunya
dan pada waktunya juga akan berhenti untuk makan sehingga akan mengalami
tubuh hewan ini di control oleh hormonal yang terdapat di dalam tubuh larva
tersebut.
Fase Pupa
Pupa ini sering juga disebut sebagai kepompong yang merupakan fase
transisi penuh yang akan merubah bentuk dari semasa menjadi larva muda untuk
hari tergantung spesiesnya. Tubuh kepompong ini dilindungi oleh rangka luar
yang lumayan keras yang disebut dengan kokon. Pada fase ini, sebagian besar dari
serangga akan berada dalam kondisi inaktif (tidak makan dalam beberapa waktu).
Akan tetapi di dalam kokonnya, pupa akan sangat aktif membelah melakukan
makanan yang telah di konsumsi sebanyak mungkin ketika pada masa menjadi
larva tadi. Fase pupa ini memiliki waktu yang bervariasi untuk menjadi hewan
dewasanya.
Fase Dewasa
Pada fase ini, disebut juga dengan imago (hewan dewasanya) cara untuk
berubah dan berbeda dengan semasa menjadi larva. Fase imago ini merupakan
fase reproduksi dimana hewan akan mengadakan perkawinan antara jantan dan
betina yang akan membentuk ratusan telur-telur baru dan akan kembali lagi ke
siklus awalnya.
Kecebong anura memiliki tubuh langsung dengan ekor panjang dan bersirip,
gigi serta rahang berzat tanduk dan lipatan operculum yang menutupi
ingsang. Kecebong adalah herbivor, mempunyai usus yang panjang dan
bentuk dewasanya.
struktur pada tubuhnya akan tetapi tidak terlalu mencolok, beberapa hanya organ
1. Telur
Tidak jauh beda dengan pada metamorfosis sempurna, di siklus ini telur-
telurnya juga di letakkan pada tempat yang sesuai dan pastinya aman untuk
yang memiliki cangkang yang terbuat dari zat kitin. Sampai pada waktunya akan
2. Nimfa
Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan dewasa tetapi
berukuran lebih kecil dengan perbandingan tubuh yang berbeda. Nimfa akan
mengalami molting (pergantian kulit),setiap kali setelah molting mahluk hidup itu
3. Imago (Dewasa)
Imago disini telah memiliki kematangan untuk bereproduksi dan siap untuk
menjadi dewasa. Siklus ini akan kembali terulang pada hewan-hewan yang
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
tahapan pertumbuhan dan perubahan, yakni: Telur ---> Larva --> Pupa -->
imago (dewasa). Nimfa adalah hewan muda yang mirip dengan hewan
setelah molting mahluk hidup itu kelihatan lebih mirip dengan hewan
dewasa.
http://arismunandargirsang.blogspot.co.id/2013/03/metamorfosis-sempurna-dan-
tidak.html