Anda di halaman 1dari 14

PERKEMBANGAN HEWAN

“METAMORFOSIS“
Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Perkembangan
Hewan
Dosen Pengampu: Risa Umami, M.Sc

OLEH :
KELOMPOK X

ALFAN EFENDI 200104004


NADIRA FITRIANI 200104011

PROGRAM STUDI TADRIS IPA BIOLOGI


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
MATARAM
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, Penyusun panjatkan segala bentuk pujian hanya


kepada-Nya yang telah melimpahkan Rahmat Hidayah dan Karunia-Nya
kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah pada mata kuliah
Perkembangan Hewan yang berjudul “Metamorfosis” tepat waktu sesuai yang
ditentukan.
Salawat dan salam tak lupa penyusun haturkan kepada junjungan alam
Nabi Besar Muhammad SAW, yang membawa ummatnya dari alam kegelapan
menuju alam ilmu pengetahuan yang terang benderanng penuh kemuliaan
seperti yang kita rasakan sampai saat ini, pembuatan makalah ini bertujuan
untuk memenuhi pembelajaran pada mata kuliah Perkembangan Hewan.
Demikian hal yang dapat penyusun sampaikan, penyusun tidak dapat
merangkai kata seindah mungkin. Untuk itu apabila ada kesalahan dan
kekeliruan penempatan kata mohon dimaklumkan. Penyusun selaku kelompok
pembuat makalah ini membutuhkan kritik dan saran guna membangun
terciptanya penyusunan makalah yang lebih baik lagi kedepannya.

Mataram, 23 Oktober 2022

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

COVER
KATA PENGANTAR ............................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ........................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 1
C. Tujuan ........................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN ......................................................................... 3
A. Pengertian Metamorfosis .......................................................... 3
B. Jenis-jenis Metamorfosis ............................................................ 3
C. Pengertian dan proses Regenerasi .............................................. 5
D. Pengertian Larva ........................................................................ 6
BAB III PENUTUP ................................................................................. 10
A. Kesimpulan ................................................................................ 10
B. Saran ........................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Metamorfosis Sempurna pada Nyamuk ....................................... 3
Gambar 2. Metamorfosis tidak Sempurna Kecoa .......................................... 4
Gambar 3. Cicak pada saat melakukan Regenerasi ....................................... 5
Gambar 4. Larva Serangga ............................................................................ 6
Gambar 5. Metamorfosis Vertebrata pada spesies katak ............................... 7
Gambar 6. Metamorfosis Invertebrata pada spesies Kupu-kupu ................... 8

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap hari kita selalu bertemu dengan serangga baik secara sadar ataupun
tidak sadar. Lalat buah, kecoa, dan nyamuk merupakan anggota dari serangga
yang mungkin sudah menjadi bagian dari kehidupan kita. Walaupun kita sering
bertemu dengan hewan-hewan ini, namun mungkin banyak dari kita yang belum
tahu apa itu serangga. Serangga merupakan salah satu organisme yang termasuk
dalam Kingdom Animalia, Filum Arthropoda merupakan hewan dikelompokkan
dalam kelas Insecta, telah ada di muka bumi ini lama sebelum manusia muncul.
Metamorphosis adalah keseluruhan rangkaian perubahan dan ukuran sejak
telur sampai menjadi imago (dewasa). Dalam metamorphosis melibatkan proses
pergantian kulit yang disebut ekdisis. Adapun hewan yang mengalami proses
metamorphosis ini seperti kelas insekta (serangga) contohnya adalah lalat buah,
kupu-kupu, dan berbagai serangga lainnya. Metamorphosis lalat buah tergantung
pada faktor lingkungan seperti suhu, kelembaban dan faktor makanan yang
tersedia. Ketersediaan Sumber makanan sangat berpengaruh terhadap
perkembangan populasi serangga.
Prinsip regenerasi dalam biologi yaitu menumbuhkan kembali bagian tubuh
yang rusak atau lepas. Sehingga dapat diartikan, regenerasi adalah proses alami
tubuh makhluk hidup untuk memulihkan sel, jaringan, dan organ tubuh yang rusak
agar bisa berfungsi kembali. Beberapa hewan vertebrata telah membuktikan dapat
meregenerasi anggota tubuhnya dengan beraneka ragam, contohnya yaitu pada
kecebong katak anura yang mampu meregenerasi ekor dan kaki belakang sebelum
melanjutkan metamorfosisnya.
B. Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan Metamorphosis?
2. Bagaimana cara proses dalam Regenerasi hewan?
3. Bagaiamana bentuk larva pada Vertebrata?
4. Bagaiamana bentuk larva pada Invertebrata?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui maksud dari Metamorphosis.
2. Untuk mengetahui cara proses dalam Regenerasi hewan
3. Untuk mengetahui bentuk dari larva pada Vertebrata
4. Untuk mengetahui bentuk dari larva pada Invertebrata

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metamorfosis
Metamorfosis adalah proses perubahan atau perkembangan biologi pada
hewan yang melibatkan berubahnya fisik ataupun struktur tubuh hewan tersebut
dimulai dari setelah penetasan atau kelahiran hewan tersebut (hatching).
Perubahan bentuk atau struktur ini melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel.
Dari morfologi, anatomi bahkan sampai ke fisiologisnya bisa saja mengalami
perubahan. Perubahan-perubahan ini terjadi secara periodik (dalam masa tertentu)
dan merupakan siklus hidup yang melekat pada hewan.
Beberapa hewan yang mengalami bentuk yang sangat berbeda ketika muda
dengan dewasanya. Sedangkan pada beberapa yang lain hanya memiliki bentuk
yang sama, hanya saja ukuran dan perkembangan organnya yang berbeda. Jadi,
antara kedua itu menjadi perbedaan pada metamorfosisnya. Pada hewan yang
berubah bentuk dari tubuhnya yang tidak mirip sama sekali dengan masa mudanya
maka itu disebut dengan metamorfosis sempurna sedangkan pada hewan yang
tidak berubah bentuknya melainkan hanya beberapa organ saja yang mengalami
perkembangan disebut dengan metamorfosis tidak sempurna.
B. Jenis-jenis Metamorfosis
1) Metamorfosis Sempurna

Gambar 1. Metamorfosis Sempurna pada Nyamuk

Metamorfosis sempurna adalah perubahan struktur atau bentuk tubuh


pada hewan yang berubah total antara masa mudanya dengan masa dewasanya.

3
Dikenal dengan istilah holometabola. Perubahannya bahkan bisa sampai ke
perubahan cara makan dan juga habitatnya. Fase transisi yang di alami oleh
hewan ini merupakan titik perubahan hingga menjadi bentuk dewasanya. Ada
empat fase dalam tahapan pertumbuhan dan perkembangan pada metamorfosis
sempurna ini, yaitu: dari Telur – Larva – Pupa – Imago. Adapun contoh hewan
yang melakukan metamorfosis sempurna diantaranya: pada kupu-kupu, lalat,
nyamuk, lebah, dan kumbang.
2) Metamorfosis tidak Sempurna

Gambar 2. Metamorfosis tidak Sempurna Kecoa

Pada metamorfosis tidak sempurna, hewan juga akan mengalami


perubahan struktur pada tubuhnya akan tetapi tidak terlalu mencolok. Bentuk
larva atau bentuk pradewasanya disebut nimfa. Nimfa memiliki kemiripan
dengan bentuk dewasa (imago), kecuali organ reproduksi dan sayap pada nimfa
belum berkembang. Baru setelah berubah menjadi serangga dewasa, organ
reproduksi berkembang dan serangga dapat berepproduksi. Pada metamorfosis
tidak sempurna tidak terbentuk tahap pupa, beberapa hanya organ saja yang
mengalami perubahan fisiologisnya. Metamorfosis tidak sempurna ini disebut
dengan hemimetabola. Siklus metamorfosisnya lebih singkat dari
metamorfosis sempurna, yaitu: Telur-Nimfa-Dewasa. Adapun contoh hewan
yang melakukan metamorphosis tidak sempurna yaitu: pada jangkrik, kecoa,
dan belalang.

4
C. Pengertian dan Proses Regenerasi

Gambar 3. Cicak pada saat melakukan Regenerasi

Regenerasi merupakan memperbaiki bagian tubuh yang rusak atau lepas


kembali seperti semula. Kerusakan itu bervariasi. Ada yang ringan, seperti luka
dan memar; ada yang sedang, yang menyebabkan ujung sebagian tubuh terbuang;
dan ada yang berat yang menyebabkan suatu bagian besar tubuh terbuang.
Menurut Balinsky (1981), suatu organisme khususnya hewan memiliki
kemampuan untuk memperbaiki struktur atau jaringan yang mengalami kerusakan
akibat kecelakaan yang tidak disengaja karena kondisi natural atau kerusakan
yang disengaja oleh manusia untuk keperluan penelitian atau eksperimen.
Sedangkan menurut Adnan, (2007), regenerasi merupakan suatu peristiwa yang
terjadi atas beberapa tahap, yaitu :
1. Penyembuhan luka.
2. Penyembuhan jaringan.
3. Pembentukan blastoma.
4. Morfologi dan redeferensiasi.
Dapat disimpulkan bahwa regenerasi adalah kemampuan untuk memperbaiki
sel, jaringan atau bagian tubuh yang rusak, hilang atau mati. Pada hewan tingkat
tinggi proses regenerasi hanya terbatas pada jaringan saja, namun pada hewan
tingkat rendah proses regenerasi dapat sampai pada tingkat organ..
proses-proses yang terlibat dalam regenerasi anggota tubuh Cristurus cristatus,
setelah diamputasi meliputi hal-hal sebagai berikut :
1. Periode penyembuhan luka
Tahap penyembuhan luka ini diawali dari tepi luka dengan penyebaran

5
epidermis dari tepi luka yang akan menutupi permukaan yang terluka.
2. Periode penghancuran jaringan (histolisis)
Setelah proses penutupan luka, proses lain yang sangat penting dalam
regenerasi adalah terjadinya dediferensiasi jaringan-jaringan yang
berdekatan dengan permukaan luka, dediferensiasi didahului dengan
histolisis jaringan-jaringan didalam puntung secara besarbesaran.
3. Periode pembentukan blastema
Sel-sel mesenkhim yang dilepaskan selama diferensiasi tertimbun di bawah
epidermis, sel-sel berproliferasi cepat dan menyebabkan epidermis menjadi
semakin menonjol.
4. Diferensiasi dan morfogenesis
Jaringan pertama yang berdiferensiasi dari blastema adalah tulang rawan.
Mula-mula muncul pada ujung tulang sejati dan terjadi penambahan secara
progresif pada distal bagian ujungnya, ketika konstruksi tulang menjadi
sempurna rangka yang telah beregenerasi berubah menjadi tulang.
D. Pengertian Larva

Gambar 4. Larva Serangga

Larva adalah Bentuk larva dapat sangat berbeda dengan bentuk dewasanya,
misalnya ulat dan kupu-kupu yang sangat berbeda bentuknya. Larva umumnya
memiliki organ khusus yang tak terdapat pada bentuk dewasa dan juga tidak
memiliki organ tertentu yang dimiliki pada bentuk dewasa. Suatu tahapan hidup
disebut larva apabila dalam bentuk itu memiliki aktivitas yang tinggi (khususnya
dalam bergerak dan mencari makanan).
Kelompok hewan yang memiliki tahap larva cukup luas, mencakup

6
serangga, berbagai Porifera, ubur-ubur dan kerabatnya (Coelenterata),
berbagai Crustacea, Echinodermata, dan amfibia. Beberapa ikan yang baru
menetas dari telurnya juga disebut sebagai larva. Tidak semua serangga memiliki
bentuk yang disebut larva, karena hanya mereka yang menempuh jalur
metamorfosis penuh (holometabola) yang memiliki bentuk larva. Serangga yang
hanya menjalani metamorfosis tidak penuh (hemimetabola) bentuk mudanya
disebut nimfa (nympha).
1. Larva Pada Vertebrata
- Pada Katak

Gambar 5. Metamorfosis Vertebrata pada spesies katak

Berudu merupakan nama lain dari kecebong. Berudu merupakan salah


satu bentuk dari metamorfosis dari katak. Pada proses metamorfosis katak,
setelah embrio (telur) menetas maka selanjutnya menjadi berudu. Berudu
memiliki 3 pasang insang luar, namun akan berkembang setelah 9 hari
manjadi insang dalam. Sesudah kurang lebih 12 hari terbentuk tutup
insang dan tungkai belakang tampak setelah 2-3 bulan. Berudu hidup di
ingkungan air dan bersifat herbivora. Perbedaan bentuk individu 1 dengan
individu 2 tersebut merupakan proses dari metamorfosis katak. Dan pada
siklus berudu, yaitu berawal dari berudu muda yang memiliki ekor hingga
pada usia sekitar 2-3 bulan akan tampak tungkai belakang. Dari referensi
yang didapat mengatakan bahwa siklus berudu dalam perubahannya
merupakan bagian dari metamorfosis katak, berudu berekor merupakan
siklus kedua setelah menetasnya telur katak.
Secara siklus metamorfosis tidak dijelaskan mengenai fungsi dari

7
perubahan bentuk pada kaki berudu, namun dijelaskan lebih fungsi dari
organnya terhadap perubahan bentuknya. Pada bdaperudu yang masih
awal, atau masih dalam tahap baru dari berudu, telah terdapat ekor. Dalam
pengamatan ukuran dari berudu berekor dan berekor berkaki yaitu sama,
padahal dalam siklusnya berudu mulai tampak pada 2-3 bulan. Maka dapat
dijelaskan bahwa berudu berekor tanpa kaki sudah bukan pada tahap awal.
Kaki yang terdapat pada individu (berudu) 2 merupakan tahap dari
metamorfosis dari berudu menjadi katak muda. Fungsi dari kaki pada
berudu belum dapat dijelaskan secara signifikan. Hal tersebut dikarenakan
kaki pada berudu belum di fungsikan pada berudu. Berudu berkaki masih
berenang semestinya berudu yang belum berkaki menggunakan ekornya
dan sirip yang terletak di samping belakang bagian kepala. Jadi
kesimpulannya berudu berekor (individu 1) dan berudu berekor berkaki
(individu 2)memiliki struktur tubuh (morfologi) yang berbeda sebagai
bentuk dari siklus metamorfosis pada katak. Namun dalam pengamatan 2
individu tersebut masih dalam siklus berudu belum menuju siklus katak
muda. Dan fungsi dari kaki berudu masih belum signifikan dikarenakan
pada berudu berkaki fungsi, kebiasaan, dan kegunaan fungsi organ sama
dengan berudu tanpa kaki.
2. Larva Pada Invertebrata
- Pada Larva Kupu-kupu

Gambar 6. Metamorfosis Invertebrata pada spesies Kupu-kupu

Ketika pada fase menjadi larva, ini merupakan bagian hewan muda
sehingga pada fase ini hewan-hewan sangat aktif untuk makan. Oleh karena
itulah, induknya meletakkan telur-telur tersebut pada tempat yang sesuai

8
dengan jenis makanannya sehingga bisa terus berkembang dan
mempertahankan hidupnya. Contohnya pada larva kupu-kupu yang sebelum
menjadi kupu-kupu merupakan ulat yang dimana tempat ia hinggap akan
sangat aktif dalam memakan dedaunan untuk di jadikan makanannya agar
terus hidup hingga ke fase transisi selanjutnya. Fase ini membutuhkan waktu
5 sampai 7 hari.
Pada beberapa jenis hewan yang memiliki rangka luar atau disebut hewan
dengan eksoskeleton makan akan mengalami pergantian kulit, ini sangat di
butuhkan karena ukurannya tubuhnya semakin hari akan semakin membesar
sehingga dibutuhkan eksoskeleton yang baru untuk ukuran tubuh barunya
yang semakin membesar pula. Pergantian kulit ini bisa terjadi sampai
beberapa kali dan pada waktu tertentu bergantung pada jenis spesiesnya juga
untuk lama waktunya dan pada waktunya juga akan berhenti untuk makan
sehingga akan mengalami perkembangan untuk melanjutkan ke fase
berikutnya. Perubahan pada setiap tubuh hewan ini di control oleh hormonal
yang terdapat di dalam tubuh larva tersebut.

9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Metamorfosis adalah proses perubahan atau perkembangan biologi pada
hewan yang melibatkan berubahnya fisik ataupun struktur tubuh hewan tersebut
dimulai dari setelah penetasan atau kelahiran hewan tersebut (hatching).
Perubahan bentuk atau struktur ini melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel.
Dari morfologi, anatomi bahkan sampai ke fisiologisnya bisa saja mengalami
perubahan.
Regenerasi merupakan suatu peristiwa yang terjadi atas beberapa tahap, yaitu :
Penyembuhan luka, Penyembuhan jaringan, Pembentukan blastoma, Morfologi dan
redeferensiasi. Regenerasi bias terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Pada hewan terdiri
dari regenerasi invertebrate dan vertebrata. Ada tiga tipe regenerasi yaitu regenerasi
morfolaksis, intermediet, dan epimorfik.
Larva (Larvae) adalah bentuk muda (juvenile) hewan yang perkembangannya
melalui metamorfosis, seperti pada serangga dan amfibia. Bentuk larva dapat
sangat berbeda dengan bentuk dewasanya, misalnya ulat dan kupu-kupu yang
sangat berbeda bentuknya.
B. Saran
Pembuatan makalah ini dibuat dengan maksud untuk memenuhi tugas mata
Perkembangan Hewan. Namun penyusun menyadari bahwa penyusunan makalah
ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami siap untuk diberikan kritik
yang tentunya kritikan yang membangun dan positif, juga diikuti dengan saran
yang positif pula.

10
DAFTAR PUSTAKA
Agustina, E., Mahdi, N., & Herdanawati, H. (2015). Perkembangan

Metamorphosis Lalat Buah (Drosophilla Melanogaster) Pada Media

Biakan Alami Sebagai Referensi Pembelajaran Pada Matakuliah

Perkembangan Hewan. BIOTIK: Jurnal Ilmiah Biologi Teknologi dan

Lukman, A. (2009). Mekanisme Regenerasi Anggota Tubuh

Hewan. Biospecies, 2(2).Kependidikan, 1(1), 12-18.

Medy Ompi, (2016). Larva Avertebrata Dasar Laut: Ekologi dan Tingkah Laku

Larva. Edisi 1, cetakan 1., Deepublish: Yogyakarta

Rosanensi, M. (2020). Media Pembelajaran Pengenalan Metamorfosis Sempurna

Dan Tidak Sempurna Menggunakan Augmented Reality. Jurnal

SASAK: Desain Visual dan Komunikasi, 2(1), 1-10.

Soekardi, H. (2012, July). Keterkaitan Kupu-Kupu Papilionidae dengan

Tumbuhan Inang Pakan Larvanya di Taman Kupu-Kupu Gita Persada,

Lampung, Indonesia. In Prosiding Seminar Nasional Sains,

Matematika, Informatika dan Aplikasinya (Vol. 3, No. 3).

Anda mungkin juga menyukai