Disusun Oleh:
Offering A
Kelompok 5B
Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas segala
rahmat, taufik, dan hidayahnya, kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul Proses Metamorfosis dan Regenerasisebagai tugas dari matakuliah Struktur
Perkembangan Hewan II di semester tiga tahun 2017/2018 dengan baik dan tepat waktu.
Penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi
dalam menyusun makalah ini sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dalam
waktu yang telah ditentukan. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr H. Abdul Gofur, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah Struktur dan
Perkembangan Hewan II
2. Teman-teman Offering A
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk
saran serta masukan yang membangun dari berbagai pihak. Semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis dan juga bagi pembaca.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Regenerasi merupakan proses yang begitu penting artinya bagi kehidupan
makhluk hidup. Tanpa regenerasi maka tubuh organisme tak akan ada yang sempurna.
Dalam tubuh makhluk hidup terdapat kemampuan untuk melakukan regenerasi pada
tingkat sel atau jaringan sedangkan pada hewan tertentu mampu melakukan regenerasi
pada tingkat organ. Proses regenerasi yang efektif adalah pada masa embrio hingga
masa bayi, setelah dewasa kemampuan regenerasi ini terbatas pada sel atau jaringan
tertentu saja. Namun tidak demikian dengan bangsa avertebrata dan reptilia tertentu,
kemampuan untuk memperbaiki dirinya sangat menakjubkan hingga dia mencapai
dewasa.
Daya regenerasi tak sama pada berbagai organisme. Ada yang tinggi dan ada
yang rendah sekali dayanya. Dalam melakukan regenerasi banyak faktor yang
mempengaruhi, salah satu diantaranya yaitu enzimatis dalam tubuh. Semakin baik dan
fertile kondisi enzim dalam tubuh makkhluk hidup maka semakin besar pula
melakukan proses regenerasi. Regenerasi bila ditinjau lebih lanjut, ternyata terdiri dari
berbagai kegiatan, mulai dari pemulihan kerusakan yang parah akibat hilangnya
bagian tubuh utama. Misalnya penggantin anggota bagian badan sampai pada
penggantian kerusakankecil yang terjadi dalam proses biasa, misalnya rontoknya
rambut. Regenerasi dapat juga berbentuk sebagai poliferasi dan diferensiasi sel-sel
lapisan marginal.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari stadium larva dalam perkembnagan suatu individu ?
2. Bagaimana mekanisme proses metamorfosis pada serangga ?
3. Bagaimana mekanisme proses metamorfosis pada Amphibi ?
4. Apa saja macam-macam regenerasi ?
5. Bagaimana mekanisme proses regenerasi ?
6. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi regenerasi ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian dari stadium larva dalam perkembnagan suatu individu
2. Mengetahui mekanisme proses metamorfosis pada serangga
3. Mengetahui mekanisme proses metamorfosis pada Amphibi
4. Mengetahui macam-macam regenerasi
5. Mengetahui mekanisme proses regenerasi
6. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya regenerasi
BAB II
ISI
Stadium larva merupakan suatu stadium dalam masa perkembangan hewan antara fase
embrio, yang berakhir dengan penetasan, dan metamorfosis. Setelah penetasan telur, embrio
akan keluar dari cangkang telur dan hidup bebas sebagai larva. Menurut Surjono (2001), pada
kelompok hewan yang mengalami pertumbuhan tidak langsung, hasil dari proses
organogenesis adalah suatu individu yang dikenal sebagai larva.
Metamorfosis adalah suatu proses biologi dimana hewan secara fisik mengalami
perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini melibatkan perubahan
bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan diferensiasi sel (Mysience, 2008).
Metamorfosis biasanya terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai dari larva atau nimfa, kadang
melewati fase pupa, dan berakhir sebagai spesies dewasa.
Fase spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut larva/nimfa. Tapi
pada metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga, hanya fase pertama yang
disebut larva/nimfa. Pada hemimetabolisme, perkembangan nimfa berlangsung pada fase
pertumbuhan berulang dan ekdisis (pergantian kulit), fase ini disebut instar. Hemimetabola
adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak sempurna, dimana Insecta muda yang menetas
mirip dengan induknya, tetapi ada organ yang belum muncul, misalnya sayap. Sayap itu
akan muncul hingga pada saat dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut nimfa.
Ringkasan skemanya adalah telur nimfa (larva) dewasa (imago). Contoh Insecta ini
adalah belalang, kecoa (periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp.), dan walang sangit
(leptocorisa acuta).
Gambar 2.1 Metamorfosis belalang
Tahapan perkembangannya sebagai berikut:
1) Telur
Telur diletakkan secara beragam, beberapa serangga menyatukan telurnya secara pasif,
misalnya pada Plasmida (walkingstick), yang lain menempelkan telur pada substratnya satu-
satu atau dalam kelompok. Jenis-jenis Vrysopidae (Neuroptera) meletakkan telur dengan
tungkai yang kaku yang panjang; telur terdapat di ujung tangkai. Berbagai jenis serangga
(belalang lapangan, belalang sembah, lipas) meletakkan telur dalam paket, disebut ooteka
atau paket telur; dalam satu paket terdapat banyak telur. Bahan untuk melekatkan telur atau
untuk pembuatan paket berasal dari kelenjar penyerta (accessory glands).
2) Nimfa
Nimfa ialah serangga muda yang mempunyai sifat dan bentuk sama dengan dewasanya.
Dalam fase ini serangga muda mengalami pergantian kulit (ekdisis). Tiap tahapan diantara
pergantian kulit disebut instar. Tergantung dari spesiesnya, bisa terdapat 8-17 instar. Nimfa
bisa memerlukan waktu dari mulai 4 minggu sampai dengan beberapa tahun untuk terus
berkembang sampai cukup besar untuk berubah menjadi dewasa.
3) Imago
Imago (dewasa), ialah fase yang ditandai telah berkembangnya semua organ tubuh
dengan baik, termasuk alat perkembangbiakan serta sayapnya.
b. Holometabola (metamorfosa sempurna)
Selanjutnya, Insecta dewasa keluar dari pupa. Sementara di dalam pupa, serangga akan
mengeluarkan cairan pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian
sel saja. Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari
hancuran tubuh larva. Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan nyamuk.
Lama serangga menghabiskan waktunya pada fase dewasa atau pada fase remajanya
tergantung pada spesies serangga itu. Misalnya mayfly yang hanya hidup pada fase dewasa
hanya satu hari, dan cicada, yang fase remajanya hidup di bawah tanah selama 13 hingga 17
tahun. Kedua spesies ini melakukan metamorfosis tidak sempurna.
1) Telur
2) Larva, serangga muda yang bentuk dan sifatnya berbeda dengan dewasa. Larva
merupakan fase yang aktif makan, sedangkan pupa merupakan bentuk peralihan yang
dicirikan dengan terjadinya perombakan dan penyususunan kembali alat-alat tubuh
bagian dalam dan luar.
3) Pupa, atau chrysalis. Pupa adalah kepompong dimana pada saat itu serangga tidak
melakukan kegiatan apa-apa. Di dalam pupa, serangga akan mengeluarkan cairan
pencernaan, untuk menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja.
Sebagian sel itu kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari
hancuran tubuh larva. Proses kematian sel disebut histolisis, dan pertumbuhan sel lagi
disebut histogenesis.
4) Imago, fase dewasa atau fase perkembangbiakan.
1. Stadium larva merupakan suatu stadium dalam masa perkembangan hewan antara fase
embrio, yang berakhir dengan penetasan, dan metamorfosis
2. Pada serangga terdapat dua macam metamorfosis utama yaitu hemimetabola dan
holometabola
3. Proses metamorfosis pada Amphibi tebagi ke dalam 4 fase, yaitu fase telur, kecebong
atau berudu, katak muda, dan katak dewasa.
4. Macam -macam regenerasi ada 2 yakni morfalaksis yakni suatu proses perbaikan
yang melibatkan reorganisasi bagian tubuh yang masih tersisa untuk memulihkan
kembali bagian tubuh yang hilang dan epimorfosis yaitu rekonstruksi bagian-bagian
yang hilang melalui proliferasi dan diferensiasi jaringan dari permukaan luka.
5. Proses regenerasi pada salamander meliputi periode penyembuhan luka, periode
penghancuran jaringan (histolisis), periode pembentukan blastema, diferensiasi dan
morfogenesis
6. Faktor yang mempengaruhi proses regenerasi antara lain temperatur, makanan, sistem
saraf .
3.2 SARAN
Meskipun penulis sudah berusaha maksimal dalam penyusunan makalah ini tetapi
kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan
masih minimnya pengetahuan yang penulis miliki. Oleh karena itu kritik dan saran yang
membangun dari para pembaca sangat penulis harapkan untuk perbaikan ke depannya.
DAFTAR PUSTAKA
Balinsky, B.I. 1976. An Introduction Embryology 4 th ed, W.B. saunders Co. Philadelphia,
London.
Majumdar, N.N. 1985. Text Book of Vertebrae Embriology. New Delhi: Mc Graw-Hill
Pusblishing Company Limited