DISUSUN OLEH:
DIKY ALAMSYAH (214110072)
DIMAS ( BELUM ADA )
Dosen Pengampu:
Ahmad Saronih, S.Pd. M.Pd
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
2.2. Tipe-tipe Metamorfosis Serangga
Terdapat beberapa tipe metamorfosis pada serangga. Berikut ini adalah
tiga tipe metamorfosis yang paling umum:
Metamorfosis Sempurna (Holometabola):
Tipe metamorfosis ini melibatkan empat tahap utama, yaitu telur, larva,
pupa, dan imago (dewasa). Setelah telur menetas, serangga mengalami fase
larva yang umumnya memiliki bentuk dan gaya hidup yang berbeda dari
imago. Larva sering disebut sebagai ulat, cacing, atau jentik, tergantung pada
spesiesnya. Larva akan mengalami beberapa tahap pertumbuhan sebelum
memasuki tahap pupa. Pada tahap pupa, serangga berhenti makan dan
mengalami perubahan struktural yang dramatis di dalam kapsul pelindung
yang disebut kepompong atau kokon. Setelah proses metamorfosis selesai,
serangga dewasa atau imago keluar dari kepompong dan memulai kehidupan
dewasanya.
Metamorfosis Tidak Sempurna (Hemimetabola):
Tipe metamorfosis ini melibatkan tiga tahap utama, yaitu telur, nimfa, dan
imago (dewasa). Setelah telur menetas, serangga memasuki tahap nimfa.
Nimfa adalah bentuk serangga yang mirip dengan imago, tetapi belum
sepenuhnya berkembang. Selama tahap nimfa, serangga akan mengalami
beberapa pergantian kulit atau ekdisis saat bertumbuh. Setelah beberapa
ekdisis, serangga mencapai tahap imago dan menjadi dewasa. Proses
metamorfosis pada serangga dengan metamorfosis tidak sempurna relatif
lebih sedikit perubahan struktural dibandingkan dengan metamorfosis
sempurna.
Metamorfosis Parsial (Pseudometabola):
Tipe metamorfosis ini adalah variasi dari metamorfosis tidak sempurna.
Serangga dengan metamorfosis parsial mengalami beberapa tahap atau stadia
nimfa yang semakin mirip dengan imago pada setiap ekdisis. Pada akhirnya,
serangga mencapai tahap dewasa tanpa melalui tahap pupa yang khas dalam
metamorfosis sempurna.
3
2.3. Proses Metamorfosis Sempurna
Proses metamorfosis serangga sempurna melibatkan empat tahapan utama,
yaitu telur, larva (ulat), pupa, dan imago (dewasa). Metamorfosis serangga
sempurna sering disebut juga sebagai metamorfosis holometabola.
Telur:
Siklus hidup serangga dimulai dengan penempelan telur oleh serangga
betina. Telur diletakkan di tempat yang sesuai untuk perkembangan serangga,
seperti pada tanaman, di dalam tanah, atau di sekitar air. Telur mengandung
embrio serangga dan menjadi titik awal dari perkembangbiakan serangga.
Larva:
Setelah telur menetas, serangga berada dalam tahap larva yang juga dikenal
sebagai ulat. Larva serangga biasanya memiliki bentuk tubuh yang berbeda
dengan serangga dewasa dan memakan makanan dengan giat untuk
pertumbuhan dan perkembangan mereka. Tahap ini ditujukan untuk
pertumbuhan dan peningkatan ukuran tubuh serangga.
Pupa:
Setelah tahap larva selesai, serangga memasuki tahap pupa. Pupa adalah
tahap di mana larva mengalami transformasi total menjadi serangga dewasa.
Pada tahap ini, serangga melindungi diri dalam suatu struktur pelindung yang
disebut kepompong atau kokon. Di dalam kepompong, larva mengubah
bentuk tubuh mereka secara drastis. Selama proses ini, organ, anggota tubuh,
dan struktur serangga dewasa terbentuk dan berkembang.
Imago (Dewasa):
Setelah masa pupa selesai, serangga dewasa keluar dari kepompong. Pada
tahap ini, serangga telah mencapai bentuk dan struktur dewasa yang khas.
Serangga dewasa adalah serangga yang biasanya bersayap dan memiliki
kemampuan untuk berkembang biak. Serangga dewasa mencari pasangan
untuk kawin dan bertelur, melanjutkan siklus hidup serangga tersebut.
4
tambahan atau variasi dalam tahapan ini. Namun, umumnya, tahapan yang
dijelaskan di atas mencakup proses metamorfosis serangga sempurna secara
umum.
5
metamorfosis dapat menghindari persaingan langsung dengan diri mereka
sendiri dan mengurangi risiko menjadi mangsa predator yang mengincar
tahap hidup tertentu.
6
BAB III
PENUTUP
1.1. Kesimpulan
Kesimpulan tentang metamorfosis serangga adalah bahwa metamorfosis
adalah proses perkembangan serangga yang melibatkan perubahan bentuk
dan struktur tubuh yang signifikan dari tahap larva atau ulat menjadi tahap
dewasa. Proses ini terjadi dalam empat tahap utama, yaitu telur, larva, pupa,
dan imago.
Metamorfosis serangga memiliki beberapa manfaat. Pertama, tahap larva
atau ulat sering kali memiliki kebiasaan makan yang kuat dan memakan
banyak sumber daya dalam jumlah besar. Dengan memiliki tahap pupa di
antara tahap larva dan imago, serangga memiliki kesempatan untuk
beristirahat dan mengubah struktur tubuhnya agar sesuai dengan peran dan
fungsi yang diinginkan saat dewasa.
Kedua, metamorfosis memungkinkan serangga untuk menghindari
persaingan langsung antara tahap larva dan dewasa untuk sumber daya dan
habitat. Tahap larva mungkin memakan jenis makanan yang berbeda atau
menghuni lingkungan yang berbeda dengan imago, sehingga mengurangi
kompetisi langsung di antara mereka.
Selain itu, metamorfosis juga memungkinkan serangga untuk beradaptasi
dengan lingkungan yang berubah. Dalam beberapa kasus, serangga mungkin
mengubah jenis makanan atau lingkungan tempat hidupnya seiring
perkembangan dari satu tahap ke tahap berikutnya. Ini memberikan
fleksibilitas evolusioner yang penting bagi kelangsungan hidup dan
reproduksi serangga di berbagai kondisi lingkungan.
Dalam beberapa jenis serangga, seperti ngengat dan kupu-kupu,
metamorfosis juga terkait dengan proses reproduksi. Betina biasanya
meletakkan telur setelah mengalami metamorfosis menjadi dewasa, dan siklus
metamorfosis memungkinkan serangga untuk melewati fase reproduksi dalam
siklus hidupnya.
7
Kesimpulannya, metamorfosis serangga adalah proses perkembangan yang
penting bagi serangga dalam mengubah bentuk dan struktur tubuhnya dari
tahap larva menjadi dewasa. Proses ini memberikan manfaat seperti
mengurangi persaingan, memungkinkan adaptasi dengan lingkungan yang
berubah, dan terkait dengan reproduksi. Metamorfosis serangga adalah
fenomena yang menarik dan penting dalam ekologi dan biologi serangga.