Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Metamorphosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik
mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas.
Metamorphosis biasanya terjadi pada fase yang berbeda-beda dimulai dari fase
larva atau nimfa, kadang-kadang melewati fase pupa dan berakhir sebagai imago
dewasa. Ada dua macam metamorfosis pada serangga, yaitu hemimetabola dan
holometabola. Hemimetabola juga dikenal sebagai metamorphosis tidak
sempurna. Fase spesies yang belum dewasa pada metamorphosis biasanya disebut
larva/nimfa. Tetapi pada metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies
serangga hanya fase pertama yang disebut sebagai larva/nimfa. Pada fase
hemimetabola perkembangan nimfa berlangsung pada fase pertumbuhan berulang
dan eksidis (pertumbuhan kulit), fase ini disebut instar. Pada metamorphosis
sempurna (Holometabola), fase larva sangat berbeda dengan fase dewasa.
Serangga yang mengalami holometabola melalui fase larva kemudian memasuki
fase tidak aktif yang disebut pupa atau chyrcalis dan akhirnya menjadi dewasa
(Imago).
Metamorphosis pada belalang diawali dari telur. Telur akan menetas menjadi
nimfa. Nimfa merupakan stadium atau fase (tahap) antara telur dan dewasa.
Nimfa berbeda dengan bentuk dewasa karena ukurannya lebih kecil. Nimfa
mengalami proses pertumbuhan dengan cara mengalami pergantian kulit terus

menerus yang disebut: ekdisis. Wujud serangga diantara dua masa pergantian kulit
disebut instar
Hewan yang mengalami metamorphosis sempurna antara lain ; lalat, nyamuk, dan
kupu-kupu. Metamorphosis ini diawali dengan telur. Telur akan menetas menjadi
larva. Seperti nimfa, larva juga mengalami ekdisis. Setelah larva instar kelima,
ulat tumbuh dan berkembang menjadi pupa (kepompong). Pupa dilindungi oleh
bungkusan yang disebut kokon. Pupa akan tumbuh dan berkembang menjadi
imago, yaitu kupu-kupu.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian metamorphosis?
2. Bagaimana proses metamorphosis pada serangga dan amphibi ?
3. Apa perbedaan metemorphosis sempurna dan tidak sempurna ?
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Untuk mengetahui pengertian metemorphosis pada hewan.
2. Untuk mengetahui bagaimana proses metemorphosis pada serangga dan
amphibi.
3. Untuk mengetahui macam-macam metemorphosis pada hewan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Metamorfosis
Metamorphosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Greek = meta (diantara,
sekitar, setelah), morphe` ( bentuk), osis (bagian dari). Metamorphosis merupakan
perubahan bentuk selama perkembangan post- embrionik. Metamorphosis
adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik mengalami perkembangan
biologis setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini melibatkan perubahan bentuk
atau struktur melalui pertumbuhan sel dan differensiasi sel. Pada proses
metamorfosis terjadi proses fisik, pergantian kulit yang disebut molting. Pada
serangga biasanya mengalami empat kali molting. Pada proses ini terjadi
pembentukan kulit baru dan membentuk alat-alat tubuh yang diperlukan
menjelang dewasa. Beberapa serangga, amfibi, mollusca, crustacea,
echinodermata, dan tunicata mengalami proses metamorfosis, yang biasanya (tapi
tidak selalu) disertai perubahan habitat.
Dari sekian banyak hewan yang ada di dunia ini, ada beberapa hewan yang
hidupnya harus melewati beberapa tahapan berbeda sebelum menjadi dewasa.
Tahapan tersebut bisa terlihat dari perubahan bentuk tubuh hewan. Hewan yang
mengalami metamorfosis cukup banyak, di antaranya adalah Katak, Kupu-kupu
dan Serangga.
B.Jenis-Jenis Metamorphosis
Jenis-jenis metamorphosis adalah sebagai berikut :
1. Metamorphosis tidak sempurna
Metamorphosis tidak sempurna merupakan metamorphosis yang
melewati 3 tahapan yaitu dari telur menjadi limfa kemudian menjadi
hewan dewasa.

Biasanya metamorphosis ini terjadi pada serangga seperti capung,


belalang, kecoa, jangkrik dan lainnya. Pada metamorphosis tidak
sempurna serangga mengalami bentuk dari telur menjadi dewasa yang
tidak mencolok dalam daur hidupnya. Bentuk larva atau pra dewasanya
disebut nimfa. Nimfa memiliki kemiripan dengan bentuk dewasa (imago),
kecuali organ reproduksi dan sayap. Organ reproduksi pada nimpa belum
berkembang, baru setelah dewasa organ reproduksinya berkembang dan
serangga dapat bereproduksi. Pada metamorphosis tidak sempurna tidak
terbentuk tahap pupa (kepompong).
2. Metamorphosis sempurna
Metamorphosis sempurna merupakan metamorphosis yang melewati
tahapan-tahapan mulai dari telur-larva-pupa-imago (dewasa).

Contoh metamorphosis sempurna terjadi pada katak, kupu-kupu,lalat,


nyamuk, lebah, dan kumbang.

Pada metamorphosis sempurna perubahan bentuk yang terjadi adalah :


Telur menetas menjadi larva . Larva umumnya mengalami molting empat
kali sehingga terbentuk larva stadium satu hingga larva stadium empat.
Pada tahap larva umumnya serangga sangat aktif makan . larva stadium
empat berubah menjadi pupa (kepompong).
Pada tahap pupa tidak aktif makan (periode puasa), tetapi proses
metabolisme tetap terus berlangsung. Setelah mengalami pertumbuhan
dan pembelahan sel , diferensiasi dan orgagenesis, maka pupa akan
berubah menjadi serangga dewasa (imago).
Selama metamorphosis terjadi pengulangan proses seperti halnya pada
pertumbuhan dan perkembangan embrionik hingga akhirnya larva
berubah menjadi bentuk dewasa.
C. Metamorphosis Serangga
Seiring pertumbuhannya, serangga mengalami berbagai perubahan besar
selama siklus hidupnya. Proses perkembangan serangga sejak larva keluar dari
telur yang dikenal sebagai eclosion sampai menjadi individu dewasa dinamakan
metamorphosis. Metamorphosis pada serangga sering kali diikuti dengan
pengerusakan pada jaringan-jaringan pada fase larva digantikan dengan jaringanjaringan dari sel-sel yang baru yang telah berdiferensiasi.
Serangga hanya dapat tumbuh dengan meninggalkan eksoskleton secara
berkala dengan proses yang disebut molting (pergantian kulit). Proses ini terjadi
berulangkali selama periode perkembangan larva. Pada akhir pergantian kulit
organisme yang berbentuk adalah organisme dewasa. Perubahan mencolok
struktur badan yang terjadi pada serangga disebut metamorphosis. Metamorphosis
utamanya dipengaruhi oleh hormon yang dinamakan hormon juvenil (HJ). HJ
diproduksi oleh kelenjar asesori pada otak, yang dinamakan korpora alata. Sekresi
pada darah berfugsi menekan karakteristik dewasa dengan cara mempertahankan
struktur juvenil. Serangga yang memiliki kandungan HJ yang tinggi dalam
darahnya akan mengalami molting tetapi akan tetap bertahan di bentuk yang sama
di tahap berikutnya. Pada tahap kritis pertumbuhan, kandungan HJ berkurang,

dan setelah molting berikutnya serangga berubah bentuk yang telah terprogram
secara genetis. Akhirnya produksi HJ terhenti atau menurun ke level yang sangat
rendah, dan setelah molting berikutnya serangga berkembang menjadi bentuk
dewasa.
Perubahan-perubahan selama metamorfosis dilaksanakan oleh dua proses,
histolisis dan histogenesis. Histolisis adalah suatu proses dimana struktur-struktur
larva terpecah hancur menjadi bahan yang dapat digunakan dalam perkembangan
struktur-struktur dewasa. Histogenesis adalah proses perkembangan strukturstruktur dewasa dari produkk-produk histolisis. Sumber-sumber utama dari bahan
untuk histogenesis adalah hemolimf, lemak badan dan jaringan-jaringan yang
larut seperti urat-urat daging larva.
Metamorfosis serangga biasanya terjadi pada fase berbeda-beda, dimulai
dari larva atau nimfa, kadang-kadang melewati fase pupa, dan berakhir sebagai
spesies dewasa. Ada dua macam metamorfosis utama pada serangga, yaitu:
hemimetabolisme dan holometabolisme.
Fase spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut larva. Tapi
pada metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga, hanya fase
pertama yang disebut larva dan kadang-kadang memiliki nama yang berbeda.Pada
hemimetabolisme, perkembangan larva berlangsung pada fase pertumbuhan
berulang dan ekdisis (pergantian kulit), fase ini disebut instar. Hemimetabolisme
juga dikenal dengan metamorfosis tidak sempurna. Pada holometabolisme, larva
sangat berbeda dengan dewasanya. Serangga yang melakukan holometabolisme
melalui fase larva, kemudian memasuki fase tidak aktif yang disebut pupa, atau
chrysalis, dan akhirnya menjadi dewasa.
Holometabolisme juga dikenal dengan metamorfosis sempurna. Sementara di
dalam pupa, serangga akan mengeluarkan cairan pencernaan, untuk
menghancurkan tubuh larva, menyisakan sebagian sel saja. Sebagian sel itu
kemudian akan tumbuh menjadi dewasa menggunakan nutrisi dari hancuran tubuh
larva. Proses kematian sel disebut histolisis, dan pertumbuhan sel lagi disebut
histogenesis.

Metamorfosis kupu-kupu
Kupu-kupu merupakan bentuk akhir dari suatu proses metamorfosis.
Tahapan metamorfosis dari kupu-kupu yaitu:
1. Tahap larva.
Setelah induk kupu-kupu bertelur, kemudian telur tersebut menetas
menjadi larva yang disebut ulat, bentuk ulat sangat berbeda dari bentuk
induknya. Tahap ini merupakan masa makan seperti ulat yang terus makan
dedaunan yang ada di sekitarnya.
2. Tahap kepompong.
Setelah selesai masa makan, larva membentuk kepompong. Tahap ini
merupakan masa istirahat. Di dalam kepompong terjadi perubahan bentuk,
menjadi kupu-kupu.
3. Tahap dewasa.
Kupu-kupu dewasa meninggalkan kepompong, lalu terbang mencari
makan dengan cara menghisap sari bunga (nektar).
D.Metamorfosis Amphibi
Katak merupakan golongan hewan amfibi, yaitu memiliki dua alam
kehidupan di darat dan di air. Pertumbuhan dan perkembangan pada katak di awali
dengan dengan pembuahan sel telur oleh sperma. sel telur yang dibuahi
olehsperma akan membentuk zigot. Pembuahan ini terjadi diluar tubuh betina
(fertilisasi eksternal), yaitu dilingkungan air. Zigot berkembang menjadi embrio
dalam beberapa tahap yaitu morula, blastula, dan gastrula.
Morula terbentuk setelah 3 7 jam setelah pembuahan, blastula terbentuk
18 jam setelah pembuahan, dan gastrula terbentuk 34 jam setelah pembuahan.
Setelah kurang lebih 84 jam , tampak adanya ekor. Beberapa hari kemudian
kurang lebih enam hari , embrio menetas menjadi larva yang disebut berudu
(kecebong). Semula berudu mempunyai tiga pasang insang luar. Dalam
perkembangan selanjutnya setelah sembilan hari insang luar berganti dengan
insang dalam. Sesudah kurang lebih 12 hari terbentuk tutup insang dan tungkai
belakang tampak setelah kurang lebih dua sampai tiga bulan. Berudu hidup di
lingkungan air dan bersifat herbivora. Setelah berumur kurang lebih 3 bulan atau
7

lebih (tergantung pada spesies dan suhu yang sesuai), berudu mengalami
metamorfosis. Perkembangan organ selanjutnya adalah paruparu mulai tumbuh
dan berkembang, usus menjadi lebih pendek, insang mengalami kemunduran, dan
akhirnya berudu berkembang menjadi katak. Katak hidup di lingkungan darat dan
bersifat insektivora. Setelah berumur satu tahun atau lebih , katak berkembang
menjadi dewasa. Pada katak dewasaa organ reproduksinya telah berkembang dan
dapat bereproduksi.
Ada proses yang berbeda dari daur amfibi pada umumnya beberapa spesies
salamander tidak perlu bermetamorfosis menjadi dewasa sepenuhnya secara
seksual, dan hanya akan bermetamorfosis dalam tekanan kondisi lingkungan
tertentu. Dalam proses metabolisme peranan hormon tiroid mempunyai pengaruh
yang nyata terhadap pertumbuhan dan diferensiasi, serta mengontrol
metamorfosis
katak menjadi dewasa. Faktor yang berpengaruh terhadap fungsi kerja tiroid
adalah yodium. Bila suplay yodium yang dibutuhkan untuk produksi dihambat
maka proses metamorfosis berudu akan terhambat. Yodium merupakan unsur
esensial dalam biosintesis hormon tiroid, ketersediaan yodium merupakan hal
yang sangat penting dalam memacu cepatnya proses metamorfosis, sehingga
untuk mempercepat metamorfosis perlu penambahan yodium eksternal.
Pada metamorfosis amphibi banyak sekali mengalami perubahan baik secara
morfologi maupun fisiologi:
a. Proses Morfologi
Pada amphibi, metamorfosis umumnya digabungkan dengan perubahan persiapan
organisme aquatik untuk menjadi organisme daratan. Pada urodela (salamander),
perubahan ini meliputi berkurangnya ekor dan rusaknya insang bagian dalam dan
berubahnya struktur kulit. Pada anura, perubahan metamorfosis berlangsung
secara dramatis dan kebanyakan organ-organnya telah termodifikasi. Perubaan ini
meliputi hilangnya gigi dan insang internal pada anak katak, seperti hilangnya
ekor, kemudian akan terjadi proses pembentukan seperti berkembangnya anggota
tubuh dan morfogenesis kelenjar dermoid. Perubahan lokomosi terjadi dari
pergerakan ekor menjadi terbentuknya lengan depan dan lengan belakang.

b. Proses Biokimia
Penambahan secara nyata pada perubahan morfologi, yang terpenting adalah
terjadinya transformasi biokimia selama metamorfosis. Pada berudu, fotopigmen
ratina yang utama adalah porphyropsin. Selama metamorfosis, pigmen ini
merubah karakterisik fotopigmen dari darat dan vertebrata perairan. Pengikatan
hemoglobin (Hb) dengan O2 juga mengalami perubahan. Enzim yang terdapat
pada hati juga mengalami perubahan, hal ini disebabkan adanya perubahan
habitat. Kecebong bersifat ammonotelik yaitu mensekresikan amonia, sedangkan
katak dewasa bersifat ureotelic yaitu mensekresikan urea. Selama metamorfosis,
hati mensintesis enzim untuk siklus urea agar dapat membentuk atau
menghasilkan urea dari CO2 dan amonia.
c. Proses fisiologi
Organ tubuh yang berbeda juga akan merespon beda pada stimulasi hormon.
Stimulus yang sam menyebabkan beberapa jaringan degenerasi dan menyebabkan
diferensiasi dan perkembangan yang berbeda. Respon hormon thyroid lebih
spesifik pada bagian-bagian tubuh tertentu.

BAB III
PENUTUP
9

A. KESIMPULAN
Metamorphosis adalah suatu proses biologi di mana hewan secara fisik
mengalami perkembangan biologis setelah dilahirkan atau menetas. Proses ini
melibatkan perubahan bentuk atau struktur melalui pertumbuhan sel dan
differensiasi sel. Pada proses metamorfosis terjadi proses fisik, pergantian kulit
yang disebut molting. Metamorphosis ada dua yaitu metamorphosis tidak
sempurna dan metamorphosis sempurna. Metamorphosis tidak sempurna
merupakan metamorphosis yang melewati 3 tahapan yaitu dari telur menjadi
limfa kemudian menjadi hewan dewasa. Metamorphosis sempurna merupakan
metamorphosis yang melewati tahapan-tahapan mulai dari telur-larva-pupa-imago
(dewasa). Metamorfosis pada serangga sering kali diikuti dengan pengerusakan
pada jaringan-jaringan pada fase larva digantikan dengan jaringan-jaringan dari
sel-sel yang baru yang telah berdiferensiasi. Ada proses yang berbeda dari daur
amfibi pada umumnya beberapa spesies salamander tidak perlu bermetamorfosis
menjadi dewasa sepenuhnya secara seksual, dan hanya akan bermetamorfosis
dalam tekanan kondisi lingkungan tertentu. Pada metamorfosis amphibi banyak
sekali mengalami perubahan baik secara morfologi maupun fisiologi.
B. SARAN
Kami sangat mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca maupun
pendengar untuk perbaikan di masa yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA
Borror Donald j. dkk. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta:

10

UGM Press. 1999.


Hadi Mochamad dkk. Biologi Insekta Entomologi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
2009.
Kimball Jhon W. Biologi jilid 2.Jakarta: Erlangga. 1983.
Lutviana Rahman dan Nia Kurniawan. Pengaruh Perlakuan Larutan Yodium
dengan Dosis dan Lama Pendedahan yang Berbeda Terhadap Laju
Metamorfosis dan Kelangsungan Hidup Berudu Katak Lembu
(Rana catesbeiana Shaw). Jurnal Biotropika. Vol.2 No.3. 2014.

11

Anda mungkin juga menyukai