I. TUGAS REVIEW
METAMORFOSIS SERANGGA
1
Colembolla, dan Thysanura. Ada sedikit keragaman dalam metamorfosis yang terjadi dalam
kelompok-kelompok serangga yang mengalami metamorfosis, tetapi keragaman ini secara kasar
dapat dikelompokkan menjadi 3 tipe umum, yaitu: 1) metamorfosis bertahap (paurometabol),
2) metamorfosis sederhana atau tidak sempurna (hemimetabol), dan 3) metamorfosis sempurna
(holometabol).
a. Metamorfosis Bertahap (Paurometabol)
Hasil paurometabol pada umumnya nimfa (pradewasa) menyerupai imago (serangga),
namun perubahan bentuk berlangsung secara bertahap seperti terbentuknya bakal sayap dan
embelan alat kelamin pada instar yang lebih tua dan bertambah ukuran. Nimfa dan imago
berbeda dalam hal ukuran, perkembangan sayap, alat kelamin, namun nimfa dan imago sama-
sama sebagai herbivor aktif. Paurometabol antara lain terjadi pada Orthoptera, Isoptera,
Thysanoptera, Hemiptera, Homoptera, Neuroptera, dan ordo Dermaptera (gambar 4.3).
Gambar 4.3. Perbandingan tipe Ametabol (A), Paurometabol (B), dan Holometabol (C)
(Elzinga, 1981).
2
dewasa. Ciri-ciri serangga dengan metamorfosis sederhana yaitu: a) Nimfa dan imago hidup
pada habitat yang berbeda, di mana naiad hidup di air, imago hidup di darat; b) Nimfa memiliki
beberapa modifikasi, misalnya dari insang → trachea, tungkai berfungsi untuk melekat,
memanjat, dan menggali. Tipe ini ditemukan pada ordo Odonata, Ephemeroptera, dan
Plecoptera.
Gambar 4.4. Tipe Hemimetabol pada capung (Odonata). A: Nimfa dalam air; B, C, D: tahapan
perubahandari nimfa menjadi imago; E. Imago (Harahap, et al. 1992).
3
Tipe holometabol ini antara lain ditemukan pada kumbang (Coleoptera), lalat dan nyamuk
(Diptera), kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), dan pada semut dan (Hymenoptera) (gambar
4.3 dan 4.5).
Gambar 4.5. Metamorfosis Holometabol pada Kumbang (Coleoptera) (A) dan Ngengat
(Lepidoptera) (B) (Jumar. 2000)
d. Kontrol Metamorfosis
Metamorfosis serangga dikontrol oleh tiga hormon, yaitu: PTTH (hormon
protorasikotropik atau hormon otak), hormon ekdison, dan JH (hormon juvenil). PTTH
diproduksi oleh sel-sel neurosekretorik di dalam otak dan merangsang kelenjar-kelenjar
protoraks (juga terkenal sebagai kelenjar-kelenjar pergantian kulit) untuk menghasilkan hormon
ekdison, yang merangsang apolisis dan mendorong pertumbuhan. JH dihasilkan oleh sel-sel yang
ada di dalam korpora allata dan menghambat metamorfosis. Pengambilan JH dari seekor larva
atau nimfa (dengan pengambilan korpora allata) akan menyebabkan larva mengalami pupasi dan
nimfa berkembang menjadi dewasa bila terdapat hormon ekdison. Penyuntikan hormon juvenil
4
ke dalam seekor pupa (dengan adanya ekdison) akan menyebabkan pupa berkembang menjadi
pupa kedua. Penyuntikan JH ke dalam nimfa instar terakhir atau larva akan menyebabkan
tahapan nimfa atau larva lainnya dihasilkan pada pergantian kulit berikutnya. Korpora allata
aktif selama instar-instar awal dan biasanya berhenti mensekresi JH dalam instar pradewasa
terakhir. Ketiadaan hormon dalam instar ini mengakibatkan metamorfosis.
LATIHAN SOAL
Sebagai latihan, maka anda diskusikan tentang:
a. Struktur kelami luar serangga
b. Variasi bentuk dan ukuran telur serangga
c. Perkembangan embrio pada serangga
d. Pertumbuhan pascaembrionik serangga
e. Mekanisme kontrol dalam proses metamorfosis pada serangga
TES FORMATIF
1. Jelaskan tentang penentuan jenis kelamin pada serangga
2. Jelaskan uk telur serangga dan cara serangga melindungi telurnya
3. Jelaskan pemahaman anda tentang instar pada larva serangga
4. Jelaskan 3 tipe metamorfosis pada serangga
5. Jelaskan keuntungan ekologis metamorfosis bagi serangga