Anda di halaman 1dari 28

12.

Metamorfosis
Tim Dosen Perkembangan Hewan
Oleh: Madihah, S.Si., M.Si
Jurusan BIOLOGI FMIPA UNPAD
2012
Metamorfosis
 Pada beberapa spesies hewan,
perkembangan embrional mengarah
kepada suatu stadium ”larva” dengan
karakteristik sangat berbeda dari
bentuk dewasanya.
 Bentuk-bentuk larva tersebut
mempunyai beberapa fungsi tertentu
untuk pertumbuhan dan penyebaran.
 Larva dan imago hidup di lingkungan
yg berbeda
 Larva pluteus dari Sea-Urchin (bulu
babi) dapat mengitari lautan luas,
sedangkan hewan dewasanya tidak
berpindah tempat.
 Larva kupu-kupu  makan; imago 
terbang dan reproduksi
Pengertian metamorfosis
 Metamorphosis berasal dari bahasa
Yunani : meta (di antara, sekitar,
setelah), morphe ` (bentuk), osis
(bagian dari), jadi
 Metamorphosis merupakan
perubahan bentuk selama
perkembangan pasca-embrionik
 Suatu seri perubahan bentuk
selama perkembangan hewan
sebelum mencapai stadium
dewasa.
 Metamorfosis direaktivasi dengan
hormon khusus
Metamorfosis pada insekta
 Metamorfosis tidak  Metamorfosis sempurna
sempurna
 Terdiri dari 4 tahap:
 Terdiri dari 3 tahap: telur  larva  pupa 
telur  nimfa  imago imago
Metamorfosis tidak sempurna

 Sekitar 12% serangga mengalami metamorfosis


tidak sempurna, yg terdiri atas 3 tahap:
1. Telur: telur biasanya diselubungi cangkang
yang menjaga dan merekatkan telur-telur
dalam bentuk seperti koloni.
2. Nimfa- Telur menetas menjadi nimfa yg mirip
imago tetapi berukuran kecil dan tidak
memiliki sayap, makanan nimfa sama seperti
imagonya. “molting” pada nimfa melepaskan
eksoskeleton dan menggantinya dengan yg
lebih besar selama beberapa kali. Kebanyakan
nimfa mengalami molting 4-8 kali.
3. Dewasa – serangga berhenti molting saat telah
mencapai ukuran dewasa. Kemudian
menumbuhkan sayap.
 3 pola utama perkembangan pada
insekta
1. Ametabola
 Beberapa insekta (misal capung)
tidak memiliki fase larva dan
mengalami perkembangan
langsung
 Tahap pronimfa langsung terjadi
setelah menetas dgn struktur yg
memungkinkannya keluar dari
telur.
 Insekta pada tahap pronimfa
memiliki struktur seperti dewasa.
Setelah molting, terjadi
penambahan ukuran tubuh.
2. Insekta hemimetabola
 Misal: belalang, kutu busuk
 Setelah mengalami tahap
pronimfa yg singkat (kutikula
tetap menempel saat insekta
tsb menetas), strukurnya
mirip dgn dewasa yg disebut
nimfa.
 Sayap yg rudimen, organ
genital, dan struktur lain
lebih berkembang pada setiap
tahapan molting.
 Pada saat molting terakhir,
insekta memiliki sayap dan
matang secara seksual.
Metamorfosis sempurna

 Sekitar 88% serangga mengalami metamorfosis


sempurna, yg terdiri atas 4 tahap
1. Telur - Serangga betina mengeluarkan telur
2. Larva – Larva menetas dari telur. Morfologi
larva beberbeda dgn imago, tetapi berbentuk
ulat. Lava mengalami molting beberapa kali
dan tumbuh semakin besar.
3. Pupa – Larva membuat kepompong dan tidak
makan selama fase pupa. Tubuh larva
berkembang menjadi dewasa yg memiliki
sayap, kaki, organ internal, dll. Fase pupa
dapat berlangsung mulai dari 4 hari hingga
beberapa bulan.
4. Dewasa - imagao keluar dari kepompong.
3. Insekta Holometabola
 Misal: lalat, lebah, kupu-kupu
 Tidak ada tahap pronimfa
 Bentuk juvenil yg menetas
dari telur disebut LARVA yg
mengalami beberapa kali
molting untuk bertambah
ukurannya. Setiap tahap
disebut INSTAR
 Setelah instar terakhir, larva
mengalami molting
metamorfik untuk membentuk
PUPA-IMAGO DEWASA
Metamorfosis pada
Insekta
 Metamorfosis pada insekta :
Destruksi (perusakan) jaringan
larva secara sistematik dan
penggantinya berupa organ
dewasa yang berkembang dari
kelompok sel belum terdiferensiasi
yang dinamakan Diskus imaginer
 Pada larva serangga holometabola
terdapat dua populasi sel : Sel-sel
larva dan sel-sel Imaginer
Destruksi sel-sel larva terjadi pada proses
penggantian kulit (molting, ecdysis), yang
diawali dengan :
Pemisahan lapisan kutikula dari lapisan
epidermis  Kemudian epidermis menghasilkan
cairan (molting fluid) yang mengandung enzim
untuk destruksi kutikula.

Metamorfosis pada insekta sering kali


diikuti dengan perusakan jaringan-
jaringan pada fase larva digantikan
dengan jaringan-jaringan dari sel-sel
yang baru yang telah berdiferensiasi.
Insekta tumbuh dengan cara molting
yaitu pertumbuhan kutikula baru dengan
meningkatkan ukuran tubuh.
Sebagian besar tubuh yg lama
pada larva dihancurkan melalui
apoptosis tetapi organ dewasa
baru berkembang dari sel-sel
sisa yg belum berdiferensiasi –
Diskus imaginer

Pada Drosophila, 10 diskus


imaginer yg mengkonstruksi
sebagian besar organ dewasa
dan diskus genital yg tidak
berpasangan yg membentuk
struktur reproduksi
Hormon yg berperan untuk
sekresi kutikula - Metamorfosis
 Sekresi kutikula larva dan kutikula
pupa dikendalikan oleh :

- Hormon Ekdison yang


dihasilkan oleh kel. Prothoraks
- Hormon Neotenin (Juvenile
Hormon) yang dihasilkan oleh
kel Korpora Alata
 Kedua kelenjar endokrin tsb berfusi
di dalam larva membentuk suatu
cincin Weissmann yang terletak
sekitar sepertiga panjang larva dari
ujung anterior
 Otak : Sel-sel neurosecretory menghasilkan
hormon otak (Prothoracicotrophic Hormon) 
Kel Prothorax menghasilkan Hormon Ecdyson
(untuk Pertumbuhan, Sintesa DNA + Protein
selama larva, pupa, imago.
 Corpora allata Juvenil Hormon
 Juvenil Hormon + Ecdyson Molting
 JH menekan (inhibitor) diferensiasi ke arah
pupa dan imago.
 JH mula-mula banyak, kemudian berkurang

 Larva molting  Pupa  Imago :


- Prothorax berdegenerasi
: Tidak ada molting lagi.
Metamorfosis Amfibia:
Metamorfosis sempurna Remodelling

 Pemodelan kembali jaringan yang


ada pada larva)
 Perubahan bentuk larva menjadi dewasa,
dimana didalamnya terjadi perubahan
yang tiba-tiba secara struktural,
fisiologis, biokimia dan tingkah laku
(Duellman & Treub, 1986)
 Salah satu perubahan yang mencolok
adalah pergantian alat gerak dari
ekor menjadi empat kaki (Gilbert,
1994)
Perubahan struktural
 Pada amphibi, metamorfosis umumnya
merupakan perubahan persiapan dari organisme
aquatik untuk menjadi organisme darat
 Pada urodela (salamander), perubahan ini
meliputi berkurangnya ekor dan rusaknya
insang bagian dalam dan berubahnya struktur
kulit.
 Pada anura, perubahan metamorfosis
berlangsung secara dramatis dan kebanyakan
organ-organnya telah termodifikasi. Perubaan
ini meliputi hilangnya gigi dan insang internal
pada anak katak, hilangnya ekor, kemudian
berkembangnya anggota tubuh dan
morfogenesis kelenjar dermoid.
Beberapa perubahan morfologi
saat metamorfosis pada katak
Sistem Larva Katak dewasa
Pergerakan Akuatik, sirip ekor Terrestrial, tetrapoda
tanpa ekor
Respirasi Insang, kulit, paru- Kulit, paru-paru, Hb-
paru, Hb-larva dewasa
Sirkulasi Lengkungan. Aorta, Lengkung carotid,
vena cardinalis : lengkung sistemik,
communis, anterior, vena jugularis
posterior
Nutrisi Herbivor: usus spiral Karnivor: usus
panjang-simbion pendek-protease,
usus, mulut kecil mulut besar-lidah
panjang
Sistem Larva Katak dewasa
Saraf Membran nictitans Otot okuler berkembang,
tidak ada, terdapat ada membran nictitans
porfiropsin dan linea dan rhodopsin. Linea
lateralis lateralis hilang
Ekskresi Ammonotelik: banyak Ureotelik: banyak urea
ammonia dan dan aktivitas enzim pada
beberapa urea siklus ornitin-urea tinggi

Integumen Tipis, epidermis dua Epitel berlapis banyak,


lapis dengan dermis berkeratin, dermis
tipis, tidak ada berkembang dalam kel.
kelenjar mukus atau Mukus dan granular
kelenjar granular dengan sekret peptida
antimikroba
Metamorfosis pada Rana sp.
(A) Perubahan besar tampak nyata antara kecebong dan
katak dewasa, terutama pada struktur rahang dan
anggota gerak.
(B) Larva tahap prametamorfik.
(C) Larva tahap prometamorfik  pertumbuhan kaki
belakang.
(D) Dimulainya klimaks metamorfosis  pertumbuhan
kaki depan.
(E, F) tahap Klimaks.
Hormon yang berperan dalam
metamorfosis Amphibia
Metamorfosis ini dikontrol hormon
thyroid (TH) yaitu hormon
thyroxin (T4) dan triiodothronine
(T3) dari thyroid selama
metamorfosis. Peranan hormon T3
lebih penting, hal ini disebabkan
perubahan metamorfosis pd
thyroidectomized berudu memiliki
konsentrasi T3 yang lebih rendah
bila dibandingkan dengan hormon
T4.
Regulasi Hormon pada
Metamorfosis Amphibia

 Untuk menjamin sistem kerja


ini, organ yang sensitif
terhadap thyroksin yaitu
thyroid, maka kelenjar Hypothalamus

pituitary (hipofisa) akan


meregulasi produksi hormon
thyroid dengan menyekresikan
hormon tirotropin. Hormon Anterior
pituitary
thyroid berfungsi untuk
membentuk hubungan timbal
balik dengan kelenjar
TSH

pituitary yang menyebabkan


interior pituitary menginduksi Thyroid

thyroid untuk menghasilkan


T3 dan T4 lebih banyak. T3 + T4
Regulasi Hormon pada Metamorfosis Katak
Hipotalamus Tirotrofin Releasing Hormon (TRH)

Hipofisis Tiroid Stimulating Hormon (TSH)

Kel. Tiroid Tiroid Hormon (TH): T3 & T4

Feedback (+) : TRH meningkat TSH meningkat

TH meningkat

Metamorfosis Klimaks
Pengaruh hormon saat
metamorfosis
 Organ-organ akan merespons berbeda thdp
stimulasi hormon saat metamorfosis.
 Beberapa jaringan mengalami degenerasi,
jaringan lain berkembang dan berdiferensiasi.
 Misal: peningkatan konsentrasi TH
menyebabkan degenerasi sel-sel epidermis
ekor, tetapi epidermis di kepala dan tubuh
kecebong mengalami diferensiasi dgn
membentuk beberapa kelenjar baru
Peningkatan aktivitas protease
lisosomal selama regresi ekor
Xenopus Larvae.

Anda mungkin juga menyukai