Anda di halaman 1dari 10

METAMORFOSIS

Tanggal Penelitian : Jum’at 26 April 2013


Tempat Penelitian : Taman kupu-kupu Cihanjuang Cimahi Kab. Bandung
Tujuan Penelitian : Mempelajari fenomena pengontrolan pada metamorfosis
kupu-kupu melalui siklus hidupnya

A. Landasan Teori
Metamorfosis berasal dari bahasa Yunani, meta (diantara, sekitar, setelah),
morphe (bentuk), osis (bagian dari), jadi metamorphosis merupakan perubahan
bentuk selama perkembangan pasca embrionik. Metamorphosis merupakan suatu
proses biologi dimana hewan secara fisik mengalami perkembangan setelah
dilahirkan atau menetas. Proses ini melibatkan perubahan bentuk atau struktur
melalui pertumbuhan dan diferensiasi sel. Metamorfosis adalah perubahan ukuran,
bentuk, dan bagian-bagian tubuh hewan dari suatu stadium ke stadium
selanjutnya. (Sumiyati S, 2013)
Metamofosis hanya terjadi pada hewan yang mengalami perkembangan tidak
langsung dengan ditandai adanya stadium larva seperti yang terjadi pada hewan
amphibia dan sebagian besar insecta. Proses perkembangan metamorfosis
direaktivasi dengan hormon khusus, misalnya tiroksin yang dihasilkan kelenjar
timid katak serta neotenin dan ekdison yang dihasilkan kelenjar endokrin
serangga. (Team Pengajar, 2013)
Menurut Campbell (2004), metamorfosis terdiri dari beberapa tahap yaitu:
1. Larva (ulat), menghabiskan waktunya untuk makan dan tumbuh, melakukan
molting/pergantian kulit.
2. Setelah beberapa kali berganti kulit, larva membungkus dirinya sendiri dalam
kepompong dan menjadi pupa.
3. Di dalam pupa, jaringan larva diurai, dan hewan dewasa tumbuh melalui
pembelahan dan diferensiasi sel-sel yang sebelumnya tidak aktif pada tahap
larva.
4. Akhirnya, hewan dewasa keluar dari kepompong.
5. Cairan dipompakan ke dalam vena sayap dan kemudian ditarik kembali,
sehingga meninggalkan vena yang mengeras sebagai topangan yang
menyangga sayap. Sehingga serangga ini dapat terbang dan bereproduksi, dan
mendapatkan banyak kebutuhan nutrisinya dari kalori yang disimpan oleh
larva yang selalu makan.

Sumber: http://sandihariawan.wordpress.com
Kupu-kupu merupakan salah satu jenis serangga dari ordo Lepidoptera,
serangga ini mempunyai ciri-ciri sayap bersisik (Borror, 1996). Ordo Lepidoptera
di bagi kedalam dua kelompok besar, yaitu sub ordo Rhopalocera (Kupu-kupu)
dan sub ordo Heterocera (ngengat/ kupu-kupu malam). Kupu-kupu dan ngengat
dibedakan berdasarkan waktu aktifnya dan ciri-ciri fisiknya. Adapun
perbedaannya sebagai berikut:
a. Kupu-kupu: aktif disiang hari, hinggap dan beristirahat dengan menegakkan
sayapnya, memiliki warna cerah dan cemerlang.
b. Ngengat: kebanyakan aktif pada malam hari, hinggap dengan membentangkan
sayapnya, memiliki warna yang cenderung gelap, kusam dan kelabu.
Meskipun demikian perbedaan-perbedaan ini secara ilmiah tidak dapat
dijadikan pegangan yang pasti (Van Mastrigt dan Rosariyanto, 2005)
Kupu-kupu merupakan serangga yang mengalami metamorfosis sempurna
atau holometabola(Chapman, 1998). Sejumlah organisme pada saat ditetaskayan
memiliki bentuk dan fungsi yang  masih berbeda dengan individu dewasanya.
Organisme-organisme yang demikian masih memerlukan suatu proses
perkembangan yang spesifik agar bentuk dan fungsi individu yang baru tersebut
menyerupai individu dewasanya. Proses tersebut dinamakan metamorfosis.
Fenomena seperti ini dapat dijumpai pada katak atau berbagai jenis serangga
(Adnan, 2010).
Menurut Suroso (2003), jenis metamorphosis dapat dibedakan menjadi dua
jenis, yaitu :
1. Metamorfosis sempurna
Misalnya pada kupu-kupu dimana masa kecil berupa ulat yang memiliki tipe
mulut menggigit, makanannnya dauna-danuan, tubuh tidak bersayap, jumlah
kaki banyak, yang disebut larva karena berbeda dengan dewasanya. Lalu
menjadi kepompong dan menjadi kupu-kupu dewasa yang memiliki cirri tipe
mulut penghisap, makannnya sari madu, tubuh bersayap, dan jumlah kaki ada
tiga.
2. Metamorfosis tidak sempurna
Misalnya pada katak dan belalang. Pada katak, masa kecil kecebong bergerak
dengan ekor, bernapas dengan insang. Berbeda sifat dengan bentuk
dewasanyat tidak mengalami masa kepompong. Masa dewasa katak bergerak
dnegan kaki dan bernafas dengan paru-paru dan kulit. Pada belalang, masa
kecil memiliki tipe mulut menggigit, makanannnya dauna-danuan, tubuh
tidak bersayap, jumlah kaki tiga pasang, yang disebut nimpa karena memiliki
banyak kesaman dengan dewasanya. Tidak mengalami masa kepompong.
Menurut Sihombing (1999) lama setiap periode siklus hidup dari kupu-kupu
yaitu:
1. Perkawinan: 6-8 jam
2. Masa persiapan telur: 3-5 hari
3. Telur: 10-16 hari
4. Larva: 14-21 hari
5. Pupa: 21-28 hari
6. Kupu-kupu: 21-28 hari
Morfologi dari kupu-kupu terbagi menjadi tiga bagian yakni caput (kepala),
thorax (dada) dan abdomen (perut). Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh eksoskeleton
yang terdiri dari lapisan kitin. Lapisan ini tidak tembus air dan tidak larut asam
organik. Tiap ruas mempunyai tiga bagian yang jelas dapat dibedakan, yaitu
bagian tergum yang terletak di sebelah punggung (dorsal), sternum di sebelah
bawah badan (ventral) dan pleuron yang menghubungkan kedua bagian yang telah
disebut di sisi kanan dan kiri tubuhnya (lateral).
Pada bagian kepala kupu-kupu memiliki sepasang mata majemuk, sepasang
antena dan proboscis yang digunakan untuk menghisap nektar bunga. Labia palpi
digunakan sebagai organ perasa untuk menguji kecocokan sumber makanan.
Bagian thoraks dibagi menjadi tiga bagian yaitu prothoraks, mesothoraks, dan
metathoraks . Kupu-kupu memiliki dua pasang sayap dan tiga pasang kaki yang
terdapat pada ruang dada. Kaki-kaki tersebut terdapat pada tiap segmen dada
sedangkan dua pasang sayap terdapat pada metathoraks dan mesothoraks. Kaki
kupu-kupu dibagi menjadi coxa, trochanter, femur, dan tibia.(Azahra, 2012)
B. Alat dan Bahan
No Alat Bahan
1 Kandang serangga Telur–dewasa serangga yang akan
diamati yaitu kelompok lepidoptera
(kupu-kupu)
2 Kamera

C. Cara Kerja

Amati perkembangan kupu-kupu mulai dari telurnya sampai dewasa

Ambil gambar atau foto dari setiap fase pada perkembangannya dan
berapa lama siklus hidup kupu-kupu tersebut

D. Hasil Pengamatan
1. Fase Telur
Gambar Pengamatan Gambar Literatur

www.flickr.com
Keterangan
Kupu-kupu terbentuk di dalam ovarioles. Telur-telur yang telah dibuahi
kemudian ditaruh pada tumbuhan yang menjadi sumber pakan larva. Telur-telur
tersebut berbeda baik dari segi bentuk dan juga warnanya, sesuai dengan
spesiesnya. Telur diatas terlihat berwarna kuning kecoklatan.

2. Fase Larva (Ulat)


Gambar Pengamatan Gambar Literatur

apbssolid.wordpress.com

renungan-harian.com
Keterangan
Telur-telur tersebut akan menetas antara tiga sampai lima hari. Larva yang
menetas dari telur kemudian memakan selaput cangkang pembungkus
telurnya.Larva akan terus berkembang namun kulit luarnya tidak meregang
sehingga larva tersebut akan berganti kulit. Larva berganti kulit empat sampai
enam kali. Periode antara pergantian kulit (molting) disebut instar. Sebelum
kulit luarnya mengelupas, kulit barunya sudah terlebih dahulu terbentuk di
bawah lapisan eksoskeleton. Apabila pertumbuhan larva sudah maksimal maka
larva akan berhenti makan kemudian melekatkan diri pada ranting atau daun
dengan anyaman benang sehingga larva memasuki fase pupa.

3. Fase Pupa (Kepompong)


Gambar Pengamatan Gambar Literatur

hadianirahmi.wordpress.com
Keterangan
Proses metamorfosis dalam bentuk pupa dilakukan pada tempat-tempat tertentu
tergantung dari spesies kupu-kupu tersebut. Terdapat spesies-spesies yang
membentuk pupa di tanah, dibelakang batang atau di tempat lain. Pembentukan
kupu-kupu dalam fase pupa antara 7-20 hari sesuai spesies kupu-kupu tersebut.
4. Kupu-kupu
Gambar Pengamatan Gambar Literatur
kangepot.blogspot.com
Keterangan
Ketika proses perkembangannya sudah sempurna dan kondisi lingkungannya
sesuai maka kupu-kupu akan keluar dari pupa. Kupu-kupu akan keluar dengan
cara membelah selaput yang mengelilinginya atau dengan mensekresikan cairan
yang dapat melunakkan selaput pembungkusnya. Setelah itu, permukaan
dorsalnya akan membelah sehingga akan keluar kupu-kupu. Setelah keluar, kupu-
kupu harus menyesuaikan diri agar sayapnya mengering lalu kupu-kupu dapat
terbang. Fase ini membutuhkan waktu antara tiga sampai empat jam. Siklus hidup
dari kupu-kupu relatif singkat yaitu antara tiga sampai empat minggu.

E. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengamatan kami dalam praktikum metamorfosis ini, dapat
dibuktikan bahwa kupu-kupu mengalami metamorfosis sempurna atau
holometabola yang melalui tahapan-tahapan atau stadium: telur – larva – pupa –
dewasa (kupu-kupu dewasa), berikut pembahasan lebih lanjut:
1. Fase Telur
Secara morfologi telur kupu-kupu berbentuk bulat berwana kuning
kemerahan. Telur kupu-kupu dilindungi oleh kulit dengan tekstur keras yang
disebut khorion ditutupi dengan lapisan anti lilin yang melindungi telur dari
terjemur sebelum larva sempat berkembang sepenuhnya. Setiap telur memiliki
pori-pori berbentuk corong yang halus di satu ujungnya, yaitu mikropil yang
bertujuan memungkinkan masuknya sperma untuk bergabung dengan sel telur.
Lain spesies lain ukuran telurnya, namun semua telur kupu-kupu berbentuk
bola maupun oval.
Telur kupu-kupu dilekatkan pada daun dengan bahan perekat khusus yang
cepat mengeras. Tingkat telur dilalui selama beberapa minggu untuk
kebanyakan kupu-kupu, tetapi telur yang keluar tidak lama sebelum musim
dingin, terutama di daerah beriklim sedang, harus melalui tingkat diapaus
(istirahat) dan hanya menetas di musim semi. Ada spesies kupu-kupu yang
lain yang bisa bertelur pada musim semi agar telur dapat menetas pada musim
panas.
2. Fase Larva (Ulat)
Dari telur menetas menjadi larva. Pada fase ini larva mengalami
pergantian kulit (molting) beberapa kali dan setiap berganti kulit, ukurannya
bertambah besar. Proses pergantian kulit ini tidak terjadi secara tiba-tiba ada
periode waktu, biasanya pendek tetapi kadang-kadang lama. Larva atau ulat
kupu-kupu, memakan daun tumbuhan dan menghabiskan seluruh waktunya
sebagai beluncas untuk mencari makanan. Kebanyakan beluncas adalah daun,
tetapi ada beberapa spesies seperti Spalgis epius dan Liphyra brassolis yang
memakan serangga.
Ulat kupu-kupu memiliki tiga pasang kaki tetap pada segmen toraks dan
tidak lebih enam pasang prokaki yang tumbuh pada segmen abdomen. Pada
prokaki ini ada gegelang kait halus yaitu krusye yang membantu beluncas
menggenggam substrat.
Beberapa ulat bisa menggembungkan sebagian kepalanya supaya mirip
ular sebagai langkah pertahanan. Ada juga yang dilengkapi dengan mata palsu
agar lebih efisien. Beberapa beluncas memiliki struktur khusus bergelar
osmeterium yang dibokongkan untuk merembeskan bahan kimia yang busuk
pada tujuan pertahanan juga.
3. Fase Pupa (Kepompong)
Pada masa pupa serangga tidak makan dan tidak aktif. Pupa dilindungi
oleh sebagai pelindung. Selama pupasi, struktur larva dirombak dan dipakai
sebagai bahan baku dalam pembentukan bagian-bagian dari hewan dewasa.
Fase pupa ini hanya didapati pada serangga yang mengalami metamorfosis
lengkap, yaitu yang meliputi empat tahap; embrio, larva, pupa, dan dewasa.
Kepompong umumnya terbungkus dalam lapisan pelindung seperti kokon
(misalnya kepompong ulat sutra), sarang (misalnya lebah), atau cangkangdan
sering kali menggunakan kamuflase untuk mengecoh predator. Kepompong
berbagai jenis serangga memiliki nama yang dapat berbeda-beda, misalnya
disebut "krisalis" untuk Lepidoptera.
4. Kupu-kupu
Setelah keluar dari pupa, kupu-kupu akan merangkak ke atas sehingga
sayapnya yang lemah, kusut dan agak basah dapat menggantung ke bawah dan
mengembang secara normal. Segera setelah sayap mengering,mengembang
dan kuat, sayap akan membuka dan menutup beberapa kali dan percobaan
terbang.
Kelembaban diperlukan dalam menjaga perkembangan telur kupu-kupu
Apabila kelembaban dalam suatu daerah tertentu terlalu tinggi atau rendah dapat
menyebabkan perkembangan telur tersebut terhambat atau bahkan terhenti. Hal ini
juga terjadi pada fase pupa, karena pada fase tersebut membutuhkan kelembaban
yang stabil sehingga dapat medukung kehidupan dan perkembangan pupa.
Kupu-kupu merupakan hewan berdarah dingin (poikilothermik) karena suhu
tubuhnya akan meningkat atau menurun sesuai dengan suhu lingkungan di
sekitarnya. Kupu-kupu membutuhkan suhu tubuh antara 280-350C sebelum dapat
terbang, sedangkan apabila suhu tubuhnya di atas 420C dapat menyebabkan kupu-
kupu tersebut mati. Oleh karena itu, sayap kupu-kupu berfungsi sebagai
thermoregulator. Pada saat udara dingin, kupu-kupu merentangkan sayapnya,
tetapi ketika cuaca panas akan mencari tempat berteduh.

F. Pertanyaan dan Jawaban


1. Jelaskan mekanisme pengaturan endokrin pada serangga yang
mempengaruhi metamorfosis?
Jawab:

G. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

Adnan. 2010. Perkembangan Hewan. Makassar : Jurusan Biologi FMIPA UNM.


Azahra. 2012. Tersedia di: http://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=metamorfosis%20kupu-kupu%20filetype
%3Apdf&source=web&cd=10&cad=rja&ved=0CGsQFjAJ&url=http%3A%2F
%2Frepository.ipb.ac.id%2Fbitstream%2Fhandle
%2F123456789%2F57732%2FBAB%2520II%2520Tinjauan%2520Pustaka.pdf
%3Fsequence%3D2&ei=9QuYUcvFEMbRrQfsiYHwCg&usg=AFQjCNGsj-
OGnT_PixtegrbcJKJvlCK1mA&bvm=bv.46751780,d.bmk [diakses: 19 Mei
2013]
Borror, dkk. 1996. Pengenalan Serangga. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada
Campbell, N. A,  J. B. Reece dan L. G. Mitchell. 2004. Biologi Edisi Kelima Jilid
II. Jakarta: Erlangga.
Chapman and Hall. 1993. Monitoring Butterflies for Ecology and Conservation.
Pollard E, TJ Yates.
Sa’adah, Sumiyati. 2013. Materi Kuliah Embriologi. Bandung: FMIPA
Pendidikan Biologi UIN SGD.
Sihombing DTH. 1999. Satwa Harapan I: Pengantar Ilmu dan Teknologi
Budidaya. Bogor: Pustaka Wirausaha Muda.
Suroso, AY. 2003. Ensiklopedi dan Sains Kehidupan. Jakarta: Tarity Samudra
Berlian.
Team Pengajar. 2013. Penuntun Praktikum Embriologi. Bandung: Prodi
Pendidikan Biologi UIN Sunan Gunung Djati Bandung
Van Mastrigt, H. dan E. Rosariyanto. 2005. Buku Panduan Lapangan Kupu-kupu
untuk Wilayah Mamberamo sampai Pegunungan Cyclops.

Anda mungkin juga menyukai