Anda di halaman 1dari 11

PERKEMBANGAN HEWAN

SIKLUS HIDUP KUPU-KUPU

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM

DOSEN PENGAMPU :
SUSINTOWATI, M.Sc.

DISUSUN OLEH :

Muhammad Ridha Naufal NIM : 52192153

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945
BANYUWANGI
2021
PENGAMATAN SIKLUS HIDUP KUPU-KUPU

A. TUJUAN
Tujuan dilaksanakannya pengamatan ini adalah :
1. Mengamati perkembangan ulat hingga menjadi kupu-kupu.
2. Untuk mengetahui seberapa lama waktu yang di perlukan ulat untuk
berkembang pada jenis yang diamati.

B. DASAR TEORI
Serangga memiliki siklus hidup yang unik karena umumnya mereka
mampu bermetamorfosis. Metamorfose serangga sangat beragam, namun
demikian secara umum dapat digolongkan sebagai berikut :
a. Ametabola atau primitif
Dalam metamorfose ini tidak terjadi perubahan-perubahan bentuk luar
yang jelas, kecuali ukuran besarnya. Tipe metamorfose ini dijumpai pada
serangga dari ordo Protura, Thysanura, dan Colembolla.
b. Metabola
Dalam metamorfose ini terjadi perubahan-perubahan yang nyata selama
perkembangan tubuhnya. Perubahan tersebut dapat terjadi baik dalam ukuran
tubuh maupun perkembangan beberapa alat tambahan. Dari tipe metabola dapat
dibedakan lagi menjadi :
1. Paurometabola atau tipe metamorfose sederhana
Dalam metamorfose ini bentuk serangga yang belum dewasa menyerupai
bentuk dewasa dan pada bentuk mudanya beberapa alat tambahan seperti sayap
belum berkembang sempurna. Dalam metamorfose ini terjadi perubahan bentuk :
Telur ---> Nymfa ---> Dewasa (imago). Tipe metamorfose ini dijumpai pada
serangga dari ordo Orthoptera, Hemiptera, Homoptera, Isoptera, dan
Thysanoptera.
2. Hemimetabola
Tergolong dalam tipe metamorfose tidak sempurna yang pada fase muda
atau larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang karena hidup di dalam
air, sedang yang dewasa hidup di luar air. Tipe metamorfose ini antara lain terjadi
pada ordo Odonata.
3. Holometabola
Tergolong dalam metamorfose sempurna yang mengalami stadia dari :
telur-> larva ---> pupa ---> dewasa (imago). Masing-masing stadia tersebut
memiliki bentuk yang saling berlainan. Tipe ini dijumpai pada ordo-ordo
Coleoptera (kumbang), Diptera (lalat), Lepidoptera (kupu/ngengat), dan
Hymenoptera (tawon/tabuhan).
c. Hypermetamorfose
Tipe metamorfose ini mirip dengan Holometabola, namun pada stadia
larva mengalami beberapa bentuk/tipe yang berbeda pada tiap instar. Tipe
metamorfose ini dijumpai pada beberapa jenis serangga ordo Hymenoptera dan
Diptera.
Kupu-kupu termasuk dalam ordo Lepidoptera. Istilah ini berasal dari dua
kata Bahasa Latin, yaitu lepis yang berarti sisik dan pteron yang berarti sayap.
Sisik-sisik ini yang nantinya akan membuat sayap kupu-kupu mempunyai warna
yang cerah. Hampir semua jenis Lepidoptera mempunyai struktur tubuh atau
anatomi yang sama. Kita akan mengambil contoh kupu-kupu. Tubuh kupu-kupu
dewasa terdiri dari 3 bagian , kepala (head), dada (thorax) dan perut (abdomen).
1. Siklus Hidup
Banyak yang percaya bahwa kupu-kupu memiliki umur yang sangat
singkat. Sebenarnya, kupu-kupu dewasa mampu hidup selama seminggu maupun
hampir setahun tergantung pada spesiesnya. Kebanyakan spesies melalui tingkat
larva yang agak lama, dan ada yang mampu menjadi dorman ketika dalam tingkat
pupa atau telur agar dapat mengarungi musim dingin. Kupu-kupu bisa bertelur
sekali atau banyak kali setiap tahun. Jumlah keturunan setahun berbeda pada
pengaruh iklim, yang mana kupu-kupu yang tinggal di daerah tropis mampu
bertelur lebih sekali dalam setahun.
1. Proses Telur
Telur menetas antara 3-5 hari, larva akan berjalan ke pinggir daun
tumbuhan inang dan memulai memakannya. Sebagian larva mengkonsumsi
cangkang telur yang kosong sebagai makanan pertamanya Kulit luar dari larva
tidak meregang mengikuti pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat
larva akan berganti kulit.
2. Proses Larva (Ulat)
Setelah menetas larva akan mencari makan Sebagian larva mengkonsumsi
cangkang telur yang kosong sebagai makanan pertamanya. Kulit luar dari larva
tidak meregang mengikuti pertumbuhannya, tetapi ketika menjadi sangat ketat
larva akan berganti kulit. Jumlah pergantian kulit selama hidup larva umumnya 4-
6 kali, dan periode antara pergantian kulit (molting) disebut instar.
Larva kupu-kupu bervariasi dalam bentuk, tetapi pada sebagian besar
berbentuk silindris, dan terkadang memepunyai rambut, duri, tuberkel atau
filamen. Ketika larva mencapai pertumbuhan maksimal, larva akan berhenti
makan, berjalan mencari tempat berlindung terdekat, melekatkan diri pada ranting
atau daun dengan anyaman benang. Larva telah memasuki fase prepupa dan
melepaskan kulit terakhir kali untuk membentuk pupa.
3. Proses Pupa (Kepompong)
Fase pupa kalau dilihat dari luar seperti periode istirahat, padahal di dalam
pupa terjadi proses pembentukan serangga yang sempurna. Pupa pada umumnya
keras, halus dan berupa suatu struktur tanpa anggota tubuh. Pada umumnya pupa
berwarna hijau, coklat atau warna sesuai dengan sekitarnya (berkamuflase).
Pembentukan kupu-kupu di dalam pupa biasanya berlangsung selama 7-20 hari
tergantung spesiesnya.
4. Proses Menjadi Kupu-Kupu
Setelah proses metamorfosis selesai, kupu-kupu akan menggunakan cairan
khusus yang diformulasikan untuk melunakkan kepompong. Kepompong yang
melunak akan terlihat transparan, ketika kepompong telah melunak, mereka
menggunakan cakar tajam mereka untuk merobek kepompong dan keluar dari
sana. Setelah mereka keluar, mereka akan memulai proses pengembangan,
pengerasan dan pengeringan sayap mereka dan menyesuaikan diri dengan tubuh
baru mereka. Proses ini dapat berlangsung beberapa jam dan saat ini adalah saat
ketika kupu-kupu sangat rentan karena mereka tidak dapat terbang dan sama
sekali tidak memiliki bentuk pertahanan apa pun
2. Perilaku Kupu-kupu
Kupu-kupu merupakan serangga yang melakukan aktivitas pada siang
hari, pada malam hari kupu-kupu akan istirahat dan berlindung di daun
pepohonan. Siang kupu-kupu makin aktif terbang dan melakukan aktivitas
mencari makan dan berreproduksi. Kegiatan mencari makan dilakukan
sendirisendiri tetapi sering tampak kupu-kupu jantan dan betina terbang
berpasangan dan pada saatnya akan melakukan perkawinan. Selanjutnya induk
kupu-kupu akan meletakkan telurnya pada tumbuhan inangnya. kupu-kupu yang
rentang sayapnya kecil akan terbang rendah antara 10 cm-2 m. Sedangkan kupu-
kupu yang rentang sayap lebih besar terbang lebih tinggi sampai ± 10 m. Pada
kegiatan mencari makan, kupu-kupu akan hinggap pada bunga dan menjulurkan
probosisnya atau mulut penghisap.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Kupu-kupu
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan Lepidoptera, yakni
mulai dari fasetelur sampai fase imago, yaitu :
a. Distribusi dan kelimpahan sumber makanan ulat.
Distribusi sumber daya dan kelimpahan makanan ulat adalah merupakan
salah satu faktor penting yang mempengaruhi kelangsungan hidup ulat kupu-
kupu. Semakin tinggi kelimpahan, akan menyebabkan pula ketersedian pakan ulat
semakin banyak Sedangkan distribusi pakan akan berpengaruh kepada
ketersediaan ruang dalam mencari pakan dan sekaligus berpengaruh terhadap
sebaran jenis kupu-kupu.
b. Ketersediaan cairan nektar yang dibutuhkan imago.
Semakin banyak cairan nektar yang tersedia, yang dicirikan oleh
kelimpahan tumbuhan berbunga penghasil nektar, akan semakin banyak pula
imago yang datang mengunjungi tempat tersebut. Selain cairan nektar dari bunga-
bungaan, kupu-kupu juga mengisap cairan dari bangkai atau cairan pembuangan
air senih dari hewan dan manusia.
c. Iklim.
Kelembaban adalah salah satu faktor iklim yang sangat penting bagi kupu-
kupu. Pada umumnya kupu-kupu menyukai habitat yang mempunyai kelembaban
tinggi, seperti lokasi-lakasi yang berada dipinngir sungai yang jernih atau dibawah
tegakan pohon sekitar gua yang lembab karena berair.
d. Organisme lain.
Termasuk predator yang mengancam kupu-kupu, ataupun tumbuhan perdu
maupun pohon yang digunakan oleh kupu-kupu sebagai tempat perlindungan,
baik pada waktu hujan ataupun pendinmginan tubuh dari sengatan matahari panas,
maupun dari serangan predator itu sendiri.
e. Kerusakan alami.
Banyak kerusakan alami yang menghancurkan habitat kupu-kupu,
sehingga kupu-kupu tersebut bermigrasi untuk mencari habitat yang lebih bagus.
Kerusakan alami yang dimaksud seperti longsoran, kemarau panjang, banjir dan
sebagainya.
f. Kerusakan oleh ulah manusia.
Kerusakan habitat oleh manusia adalah merupakan faktor penting dan
mungkin penyebab yang paling besar pengaruhnya terhadap menurunnya populasi
atau bahkan menyebabkan punahnya satu jenis kupu-kupu. Kerusakan habitat oleh
manusia dapat berupa penebangan pohon sehingga menggangu kelembaban,
pengambilan daun dan buah serta ranting kayu yang tidak terseleksi menyebabkan
persaingan pakan terhadap larva kupukupu, atau mungin menginjak tumbuhan
bawah dimana telur dan larva kupu-kupu berada.
g. Kebersihan lingkungan pada habitat kupu-kupu.
Kebersihan lingkungan habitat kupu-kupu adalah merupakan salah satu
faktor yang berpengaruh terhadap kehadiran kupu-kupu tersebut di suatu tempat.
Membuang sampah sembarangan, akan mengundang serangga lain datang kesitu,
dan secara tidak langsung akan mengundang pula predator kupu-kupu untuk
datang ke tempat tersebut.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Alat
 Toples kaca
 Kamera handphone
 Gunting atau alat potong lainnya
 Plastik atau marangan (saringan)
 Karet
 Kapas
2. Bahan
 Ulat daun
 Beberapa tangkai daun
 Air

D. PROSEDUR KERJA
a. Siapkan alat dan bahan yang telah ditentukan
b. Cari ulat yang diperlukan dalam pengamatan
c. Kemudian potong bagian tangkai daun dimana ulat berada
d. Sebelum dimasukkan ke dalam toples, masukkan air ke dalam
toples hingga sepertiga bagiannya. Atau diganti dengan
menggunakan kapas yang dibasahi air terlebih dahulu. Hal ini
bertujuan agar ketika tangkai daun dimasukkan ke dalam toples
tidak cepat layu.
e. Lalu tutup bagian atas dengan plastik dan diikat dengan karet.
Jangan lupa untuk melubangi plastik agar sirkulasi udara dapat
masuk dan keluar. Agar lebih mudah dapat di tutup menggunakan
marangan atau saringan
f. Kemudian amati perubahan yang terjadi dengan
mendokumentasikannya dalam bentuk foto hingga berubah
menjadi kupu-kupu
g. Jika air dalam toples kotor dapat diganri dengan air yang baru

E. HASIL DAN PEMBAHASAN


Tanggal Keterangan
 28 Maret 2021  Menemukan 2 ekor ulat dan memotong
tangkai daun. Kemudian dimasukkan pada
wadah berisi air dan diletakkan dalam
kardus.
 30 Maret 2021  Salah satu ulat menghilang, kemudian saya
tanya kepada beberapa kating tentang
bagaimana cara merawatnya
 1 April 2021  Ulat sudah mulai tampak berbeda karena
memiliki corak garis berwarna coklat pada
bagian kepala hingga ekor. Karena takut
hilang lagi, saya mengganti media kardus
dengan toples berisi air dan menutupinya
dengan saringan/marangan
 8 April 2021  Ulat sudah tumbuh menjadi lebih besar
 9 April 2021  Ulat sudah terlihat mulai memintal benang
 11-12 April 2021  Pupa atau kepompong sudah terbentuk dan
berwarna kecoklatan
 14 April 2021  Daun sudah mulai layu, karena sudah
mulai layu, air dalam toples saya buang
dan memberi perekat pada bagian atas
daun agar tidak jatuh
 23 April 2021  Daun sudah dalam kondisi karing
 24-25 April 2021  Ngengat keluar dari kepompong dan siap
melanjutkan siklus hidupnya
Praktikum ini menggunakan ulat yang dapat ditemukan pada sekitar
rumah, dan kebetulan karena ibu sangat menyukai bunga dan sering mengeluh
jika bunga sering diserang ulat. Di situlah awal praktikum saya dapat
terlaksanakan. Pada awal praktikum saya menemukan 2 ekor ulat, 1 berukuran
kecil dan 1 berukuran besar. Pada hari ketiga tepatnya pada tanggal 30 April, ulat
yang berukuran besar hilang entah kemana. Kemudian saya tanya kepada
beberapa kakak tingkat tetang bagaimana cara merawat ulat tersebut. Pada tanggal
1 April, saya mengganti media pengamatan dengan toples kaca agar mudah
diamati dan takut jika ulat tersebut hilang lagi. Karena ulat tersebut jika dicari
tidak ada, akan tetapi jika tidak dicari akan muncul dengan sendirinya. Pada
tanggal 8 April, ulat tersebut sudah tumbuh membesar dan meimiliki corak berupa
garis coklat pada bagian kepala hingga ekor. Ulat ini cukup unik, karena memiliki
bagain yang menyerupai tanduk bagian ekornya. Tangal 9 April, ulat sudah mulai
memintal benangnya. Dan pada tanggal 11-12 April pupa atau kepompong sudah
terbentuk dan berwarna kecolaktan, Pada tanggal 14 April daun sudah mulai layu,
sehingga air didalam saya buang agar tidak membuat daun membusuk dan
memberikan perekat agar daun tidak jatuh. Pada tanggal 23 April kondisi daun
sudah kering sepenuhnya. Dan pada tanggal 24-25 April Ngengat keluar dari
kepompong dan siap melanjutkan siklus hidupnya.
Berdasarkan hasil pengamatan saya ulat ini merupakan sub-spesies dari
Manduca sexta. Karena memiliki organ tubuh sama yang berbentuk menyerupai
tanduk pada bagian ekornya. Berikut ini adalah beberapa gambar atau foto hasil
pengamatan saya, yaitu sebagai berikut :

28 Maret 2021
1 April 2021 (Sebenarnya dalam tersebut juga ada ulat jenis lain yaitu ulat
pelangi, akan tetapi entah mengapa juga ikut menghilang beberapa hari
setelahnya)

8 April 2021 9 April 2021


11-12 April 2021

14 April 2021 23 April 2021


24-25 April 2021

F. KESIMPULAN
Jenis ulat yang saya amati merupakan sub-spesies dari Manduca sexta.
Karena memiliki organ tubuh sama yang berbentuk menyerupai tanduk pada
bagian ekornya. Dan lama waktu yang diperlukan ulat ini untuk metamorfosis
mejadi ngengat kurang lebih sekitar 1 bulan atau 4 minggu.

G. DAFTAR PUSTAKA
dosenpendidikan. 2021. Proses Metamorfosis Pada Kupu-Kupu.
https://www.dosenpendidikan.co.id/metamorfosis-kupu-kupu/ Diakses pada,
Kamis 26 Mei 2021.
Heni Bonnu dkk. 2013. LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN
HEWAN "PENGAMATAN SIKLUS HIDUP KUPU-KUPU".
https://www.academia.edu/6748527/LAPORAN_PRAKTIKUM_PERKEMBAN
GAN_HEWAN_PENGAMATAN_SIKLUS_HIDUP_KUPU_KUPU_ Diakses
pada, Kamis 26 Mei 2021.
Al-Farizi, Amirul Rosid. 2012. Makalah Tentang Holometabola (Metamorfosis
Sempurna).http: //amirulrosid.blogspot.com/makalah tentang holometabola
( etamorphosis sempurna). Diakses pada, Kamis 26 Mei 2021.

Anda mungkin juga menyukai