Anda di halaman 1dari 8

Nama : Muhammad Ridha Naufal

NIM : 52192153

Fakultas : KIP Pend Biologi

A. Pengertian Teori Belajar Humanistik.

Dalam teori belajar humanistik proses belajar harus berhulu dan bermuara
pada manusia itu sendiri. Meskipun teori ini sangat menekankan pentingya isi dari
proses belajar, dalam kenyataan teori ini lebih banyak berbicara tentang pendidikan
dan proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dengan kata lain, teori ini
lebih tertarik pada ide belajar dalam bentuknya yang paling ideal dari pada belajar
seperti apa adanya, seperti apa yang bisa kita amati dalam dunia keseharian.. Teori
apapun dapat dimanfaatkan asal tujuan untuk “memanusiakan manusia” (mencapai
aktualisasi diri dan sebagainya) dapat tercapai. Dalam teori belajar humanistik,
belajar dianggap berhasil jika si pelajar memahami lingkungannya dan dirinya
sendiri.

Adapun pendapat lain tentang teori humanisme ini, merupakan konsep belajar
yang lebih melihat pada sisi perkembangan kepribadian manusia. Berfokus pada
potensi manusia untuk mencari dan menemukan kemampuan yang mereka punya dan
mengembangkan kemampuan tersebut. Selain itu teori belajar humanistik sifatnya
sangat mementingkan isi yang dipelajari dari pada proses pembelajaran itu sendiri.
Teori belajar ini lebih banyak berbicara tentang konsep-konsep pendidikan untuk
membentuk manusia yang dicita-citakan dan bertujuan untuk memanusiakan manusia
itu sendiri serta tentang proses belajar dalam bentuknya yang paling ideal. Dalam
artian memanusiakan manusia adalah perilaku tiap orang ditentukan oleh orang itu
sendiri dan memahami manusia terhadap lingkungan dan dirinya sendiri.
B. Tokoh-Tokoh Teori Humanistik

1. Carl Rogers

Carl R. Rogers kurang menaruh perhatian kepada mekanisme proses belajar.


Belajar dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat bahwa
belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak ada keterlibatan
intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh karena itu, menurut teori belajar
humanisme bahwa motifasi belajar harus bersumber pada diri peserta didik.

Roger membedakan dua ciri belajar, yaitu: (1) belajar yang bermakna dan (2)
belajar yang tidak bermakna. Belajar yang bermakna terjadi jika dalam proses
pembelajaran melibatkan aspek pikiran dan perasaan peserta didik, dan belajar yang
tidak bermakna terjadi jika dalam proses pembelajaran melibatkan aspek pikiran akan
tetapi tidak melibatkan aspek perasaan peserta didik.

Menurut Roger, peranan guru dalam kegiatan belajar siswa menurut pandangan teori
humanisme adalah sebagai fasilitator yang berperan aktif dalam :

(1) membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif agar siswa bersikap positif
terhadap belajar.

(2) membantu siswa untuk memperjelas tujuan belajarnya dan memberikan


kebebasan kepada siswa untuk belajar.

(3) membantu siswa untuk memanfaatkan dorongan dan cita-cita mereka sebagai
kekuatan pendorong belajar.

(4) menyediakan berbagai sumber belajar kepada siswa.

(5) menerima pertanyaan dan pendapat, serta perasaan dari berbagai siswa
sebagaimana adanya.
2. Arthur W. Combs

Belajar terjadi bila mempunyai arti bagi individu. Guru tidak bisa
memaksakan materi yang tidak disukai atau tidak relevan dengan kehidupan mereka.
Anak tidak bisa matematika atau sejarah bukan karena bodoh tetapi karena mereka
enggan dan terpaksa dan merasa sebenarnya tidak ada alasan penting mereka harus
mempelajarinya. Perilaku buruk itu sebenarnya tak lain hanyalah dari
ketidakmampuan seseorang untuk melakukan sesuatu yang tidak akan memberikan
kepuasan baginya. Untuk itu guru harus memahami perilaku siswa dengan mencoba
memahami dunia persepsi siswa tersebut sehingga apabila ingin merubah
perilakunya, guru harus berusaha merubah keyakinan atau pandangan siswa yang ada.

Perilaku internal membedakan seseorang dari yang lain. Combs berpendapat


bahwa banyak guru membuat kesalahan dengan berasumsi bahwa siswa mau belajar
apabila materi pelajarannya disusun dan disajikan sebagaimana mestinya. Sehingga
yang terpenting adalah bagaimana membawa si siswa untuk memperoleh arti bagi
pribadinya dari materi pelajaran tersebut dan menghubungkannya dengan
kehidupannya.

Tujuan pendidikan humanistik menurut Combs (dalam Ridlowi, 2009) :

1. menerima kebutuhan-kebutuhan dan tujuan siswa serta menciptakan pengalaman


dan program untuk perkembangan keunikan potensi siswa

2. memudahkan aktualisasi diri siswa dan perasaan diri mampu

3. memperkuat perolehan ketrampilan dasar (akademik, pribadi, antarpribadi,


komunikasi dan ekonomi)

4. memutuskan pendidikan secara pribadi dan penerapannya

5. mengenal pentingnya perasaan manusia, niali dan persepsi dalam proses


pendidikan

6. mengembangkan suasana belajar yang menantang dan dapat dimengerti,


mendukung, menyenangkan, serta bebas dari ancaman

7. mengembangkan siswa masalah ketulusan, respek dan menghargai orang lain, dan
terampil dalam menyelesaiakan konflik.
3. Abraham Harold Maslow

Teori Maslow didasarkan pada asumsi bahwa di dalam diri individu ada dua
hal, yaitu : (a) suatu usaha yang positif untuk berkembang; dan (b) kekuatan untuk
melawan atau menolak perkembangan itu. Maslow mengemukakan bahwa individu
berperilaku dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan yang bersifat hirarkis. Hierarki
kebutuhan manusia menurut Maslow ini mempunyai implikasi yang penting yang
harus diperharikan oleh guru pada waktu ia mengajar anak-anak. Ia mengatakan
bahwa perhatian dan motivasi belajar ini mungkin berkembang kalau kebutuhan dasar
si siswa belum terpenuhi.

Maslow membagi kebutuhan-kebutuhan (needs) manusia menjadi lima hierarki,


yaitu:

(1) kebutuhan fisiologis, (2) kebutuhan keamanan dan keselamatan, (3) kebutuhan
sosial, (4) kebutuhan penghargaan, dan (5) kebutuhan aktualisasi diri.

C. Prinsip-prinsip Teori Belajar Humanistik

Beberapa prinsip Teori belajar Humanistik:

1. Manusia mempunyai belajar alami

2. Belajar signifikan terjadi apabila materi plajaran dirasakan murid mempuyai


relevansi dengan maksud tertentu

3. Belajar yang menyangkut perubahan di dalam persepsi mengenai dirinya.

4. Tugas belajar yang mengancam diri ialah lebih mudah dirasarkan bila ancaman itu
kecil

5. Bila bancaman itu rendah terdapat pangalaman siswa dalam memperoleh cara.

6. Belajar yang bermakna diperolaeh jika siswa melakukannya

7. Belajar lancer jika siswa dilibatkan dalam proses belajar

8. Belajar yang melibatkan siswa seutuhnya dapat memberi hasil yang mendalam

9. Kepercayaan pada diri pada siswa ditumbuhkan dengan membiasakan untuk


mawas diri

10. Belajar sosial adalah belajar mengenai proses belajar


D. Kekurangan dan kelebihan teori humanisme

Ada pepatah mengatakan bahwa “segala sesuatu itu memiliki kekurangan


dan kelebihan”. Hal tersebut mengisyaratkan bahwa tidak ada makhluk ciptaan tuhan
yang sempurna. Begitu pula dengan teori pendidikan, ada beberapa kekurangan dan
kelebihan yang saling melengkapi satu sama lainya. Menurut hemat penulis ada
beberapa kelebihan dalam teori humanisme yaitu :

1) Teori humanisme lebih cocok untuk diterapkan dalam materi pelajaran yang
bersifat pembentukan karakter.

2) Teori ini dinyatakan berhasil apabila siswa bersemangat dalam mengikuti


proses pembelajaran. Contoh kongkritnya siswa bergairah, berinisiatif dalam belajar
dan terjadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

3) Teori ini mengharapkan siswa untuk menjadi manusia yang bebas, tidak terikat
oleh pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggungjawab
tanpa mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan, norma, disiplin atau
etika yang berlaku.

4) Teori ini mendorong guru untuk dapat lebih mengenali peserta didiknya

5) Teori ini memberikan dampak yang signifikan terhadap proses perkembangan


anak dilihat dari sisi kepribadianya

6) Teori ini lebih mengedepankan aspek memanusiakan manusia dan pembentukan


karakter.

Adapun kekurangan teori humanisme adalah sebagai berikut:

1) Siswa yang tidak menyadari dan memahami potensi dirinya akan ketinggalan
dalam proses belajar.

2) Siswa yang tidak aktif dan malas belajar akan merugikan diri sendiri dalam
proses belajar.

3) Proses pembelajaran lebih difokuskan kepada pengembangan potensi yang


dimiliki siswa, sehingga pengembangan intelektual siswa tidak terasah.
E. Aplikasi Teori Belajar Humanistik

Aplikasi teori humanistik lebih menunjuk pada ruh atau spirit selama proses
pembelajaran yang mewarnai metode-metode yang diterapkan. Peran guru dalam
pembelajaran humanistik adalah menjadi fasilitator bagi para siswa sedangkan guru
memberikan motivasi, kesadaran mengenai makna belajar dalam kehidupan siswa.
Guru memfasilitasi pengalaman belajar kepada siswa dan mendampingi siswa untuk
memperoleh tujuan pembelajaran.

Siswa berperan sebagai pelaku utama (student center) yang memaknai proses
pengalaman belajarnya sendiri. Diharapkan siswa memahami potensi diri,
mengembangkan potensi dirinya secara positif dan meminimalkan potensi diri yang
bersifat negatif.

Tujuan pembelajaran lebih kepada proses belajarnya daripada hasil belajar.

Adapun proses yang umumnya dilalui adalah :

1. Merumuskan tujuan belajar yang jelas

2. Mengusahakan partisipasi aktif siswa melalui kontrak belajar yang bersifat jelas,
jujur dan positif.

3. Mendorong siswa untuk mengembangkan kesanggupan siswa untuk belajar atas


inisiatif sendiri

4. Mendorong siswa untuk peka berpikir kritis, memaknai proses

pembelajaran secara mandiri

5. Siswa di dorong untuk bebas mengemukakan pendapat, memilih pilihannya


sendiri, melakukkan apa yang diinginkan dan menanggung resiko dari perilaku yang
ditunjukkan.

6. Guru menerima siswa apa adanya, berusaha memahami jalan pikiran siswa, tidak
menilai secara normatif tetapi mendorong siswa untuk bertanggungjawab atas segala
resiko perbuatan atau proses belajarnya.

7. Memberikan kesempatan murid untuk maju sesuai dengan kecepatannya

8. Evaluasi diberikan secara individual berdasarkan perolehan prestasi siswa


Pembelajaran berdasarkan teori humanistik ini cocok untuk diterapkan.
Keberhasilan aplikasi ini adalah siswa merasa senang bergairah, berinisiatif dalam
belajar dan terjaadi perubahan pola pikir, perilaku dan sikap atas kemauan sendiri.

Siswa diharapkan menjadi manusia yang bebas, berani, tidak terikat oleh
pendapat orang lain dan mengatur pribadinya sendiri secara bertanggung jawab tanpa
mengurangi hak-hak orang lain atau melanggar aturan , norma , disiplin atau etika
yang berlaku.

F. Implikasi Teori Belajar Humanistik

Psikologi humanistik memberi perhatian atas guru sebagai fasilitator.


Berikut ini adalah berbagai cara untuk memberi kemudahan belajar dan berbagai
kualitas fasilitator. Ini merupakan ikhtisar yang sangat singkat dari beberapa
(petunjuk):

a) Fasilitator sebaiknya memberi perhatian kepada penciptaan suasana awal, situasi


kelompok, atau pengalaman kelas

b) Fasilitator membantu untuk memperoleh dan memperjelas tujuan-tujuan


perorangan di dalam kelas dan juga tujuan-tujuan kelompok yang bersifat umum.

c) Dia mempercayai adanya keinginan dari masing-masing siswa untuk melaksanakan


tujuan-tujuan yang bermakna bagi dirinya, sebagai kekuatan pendorong, yang
tersembunyi di dalam belajar yang bermakna tadi.

d) Dia mencoba mengatur dan menyediakan sumber-sumber untuk belajar yang


paling luas dan mudah dimanfaatkan para siswa untuk membantu mencapai tujuan
mereka.

e) Dia menempatkan dirinya sendiri sebagai suatu sumber yang fleksibel untuk dapat
dimanfaatkan oleh kelompok.

f) Di dalam menanggapi ungkapan-ungkapan di dalam kelompok kelas, dan


menerima baik isi yang bersifat intelektual dan sikap-sikap perasaan dan mencoba
untuk menanggapi dengan cara yang sesuai, baik bagi individual ataupun bagi
kelompok
g) Bilamana cuaca penerima kelas telah mantap, fasilitator berangsur-sngsur dapat
berperanan sebagai seorang siswa yang turut berpartisipasi, seorang anggota
kelompok, dan turut menyatakan pendangannya sebagai seorang individu, seperti
siswa yang lain.

h) Dia mengambil prakarsa untuk ikut serta dalam kelompok, perasaannya dan juga
pikirannya dengan tidak menuntut dan juga tidak memaksakan, tetapi sebagai suatu
andil secara pribadi yang boleh saja digunakan atau ditolak oleh siswa

i) Dia harus tetap waspada terhadap ungkapan-ungkapan yang menandakan adanya


perasaan yang dalam dan kuat selama belajar

j) Di dalam berperan sebagai seorang fasilitator, pimpinan harus mencoba untuk


menganali dan menerima keterbatasan-keterbatasannya sendiri.

Ciri-ciri guru yang fasilitatif adalah :

1. Merespon perasaan siswa

2. Menggunakan ide-ide siswa untuk melaksanakan interaksi yang sudah dirancang

3. Berdialog dan berdiskusi dengan siswa

4. Menghargai siswa

5. Kesesuaian antara perilaku dan perbuatan

6. Menyesuaikan isi kerangka berpikir siswa (penjelasan untuk mementapkan


kebutuhan segera dari siswa)

7. Tersenyum pada siswa

G. Source

https://www.academia.edu/35293965/Makalah_Teori_Humanistik_dan_Implementasinya_
dalam_Pembelajaran (Diakses, Senin 6 April 2020)

https://www.slideshare.net/puujipuuuj/makalah-teori-humanistik?from_action=save
(Published on Sep 14, 2014)

Anda mungkin juga menyukai