Metamorfosis adalah proses perubahan bentuk yang terjadi pada hewan dengan melibatkan
perubahan penampilan fisik dan/atau struktur setelah kelahiran atau penetasan.
Bicara tentang metamorfosis kupu-kupu berarti memperlajari daur hidup kupu-kupu dari awal
hingga akhir. Dan siklus terus berputar dari fase ke fase.
Kupu-kupu merupakan serangga yang termasuk ke dalam ordo Lepidoptera atau serangga yang
permukaan sayapnya dipenuhi sisik bercorak dan berwarna. Serangga cantik ini memiliki
banyak jenis dan umumnya aktif di siang hari (diurnal).
Kupu-kupu digolongkan ke dalam subordo Rhopalocera karena memiliki sifat diurnal atau aktif
di siang hari.
Terdapat lebih dari 600 spesies kupu-kupu yang tersebar di Pulau Jawa dan Pulau Bali. Perlu
diketahui Indonesia tercatat menjadi negara kedua yang memiliki jenis kupu-kupu terbanyak di
dunia dengan jumlah lebih dari 2000 jenis.
Hewan bersayap cantik itu menjadi salah satu dari sedikit jenis serangga yang tidak berbahaya
dan perlu dijaga kelestariannya.
Sebab, kupu-kupu cukup andil dalam mempertahankan keseimbangan ekosistem dan
keanekaragaman hayati di alam. Kupu-kupu juga berperan penting dalam proses penyerbukan
bunga, sehingga tumbuhan berbunga dapat tumbuh dengan baik.
2. Menjadi ulat
Selanjutnya, begitu telur menetas, ia akan berubah menjadi ulat atau larva. Ulat memiliki warna
dan ukuran yang berbeda-beda, tergantung induk dan jenisnya.
Ulat memiliki 3 pasang kaki yang solid yang berfungsi untuk menahan diri.
Sebagai upaya melindungi diri, ulat memiliki racun yang dapat menimbulkan gatal dan alergi
pada kulit. Bahkan, racun tersebut bisa membunuh serangga 10 kali lebih besar dari tubuhnya.
Makanan utama ulat sebagian besar adalah daun hijau segar yang mengandung nutrisi yang
tinggi, sehingga cukup untuk persiapan selama bermetamorfosis menjadi kepompong atau pupa.
Ulat akan berubah menjadi kepompong setelah panjangnya mencapai 5 cm.