Anda di halaman 1dari 5

PENGENDALIAN LALAT

Bionomik Lalat
Lalat termasuk dalam kelompok serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha dan
ordo Diptera. Secara morfologi, lalat mempunyai struktur tubuh berbulu, mempunyai antena
yang berukuran pendek dan mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil
(berfungsi menjaga kestabilan saat terbang). Lalat mampu terbang sejauh 32 km dari tempat
perkembangbiakannya. Meskipun demikian, biasanya lalat hanya terbang 1,6 -3,2 km dari
tempat tumbuh dan berkembangnya lalat.
Lalat juga dilengkapi dengan sistem penglihatan yang sangat canggih, yaitu adanya mata
majemuk. Sistem penglihatan lalat ini terdiri dari ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan.
Bahkan ada beberapa jenis lalat yang memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat. Model
penglihatan lalat ini juga menjadi “ilham” bagi ilmuwan kedokteran untuk menciptakan sebuah
alat pencitraan (scan) baru.
Mata lalat dapat mengindra getaran cahaya 330 kali per detik. Ditinjau dari sisi ini, mata
lalat enam kali lebih peka daripada mata manusia. Pada saat yang sama, mata lalat juga dapat
mengindra frekuensi-frekuensi ultraviolet pada spektrum cahaya yang tidak terlihat oleh kita.
Perangkat ini memudahkan lalat untuk menghindar dari musuhnya, terutama di lingkungan
gelap.

Beberapa jenis lalat dapat menyerang suatu peternakan. Namun 95% jenis lalat yang sering
ditemukan dipeternakan ialah lalat rumah (Musca domestica) dan little house fly (Fanny
canicularis). Jenis lalat lainnya seperti lalat buah (Lucilia sp.), lalat sampah berwana hitam
(Ophyra aenescens) maupun lalat pejuang (soldier flies) juga sering mengganggu lingkungan
peternakan.

Siklus Hidup Lalat

Siklus hidup semua lalat terdiri dari 4 tahapan, yaitu telur, larva, pupa dan lalat dewasa. Lalat
dewasa akan menghasilkan telur berwarna putih dan berbentuk oval. Telur ini lalu berkembang menjadi
larva (berwarna coklat keputihan) di feses yang lembab (basah). Setelah larva menjadi dewasa, larva ini
keluar dari feses atau lokasi yang lembab menuju daerah yang relatif kering untuk berkembang menjadi
pupa. Dan akhirnya, pupa yang berwarna coklat ini berubah menjadi seekor lalat dewasa. Pada kondisi
yang optimal (cocok untuk perkembangbiakan lalat), 1 siklus hidup lalat tersebut (telur menjadi lalat
i
dewasa) hanya memerlukan waktu sekitar 7-10 hari dan biasanya lalat dewasa memiliki usia hidup
selama
15-25 hari.

Dalam waktu 3-4 hari, seekor lalat betina mampu menghasilkan telur sebanyak 500 butir.
Dengan kemampuan bertelur ini, maka dapat diprediksikan dalam waktu 3-4 bulan, sepasang lalat dapat
beranak-pinak menjadi 191,01 x 1018 ekor (dengan asumsi semua lalat hidup). Bisa kita
bayangkan, dengan kemampuan berkembang biak lalat tersebut dapat memberikan ancaman tersendiri.

Setelah mengetahui akibat berkembangnya lalat di peternakan kita, sudah merupakan


suatu kebutuhan bahwa kita harus bisa mengendalikan lalat tersebut. Sudah barang tentu,
pengendalian lalat ini membutuhkan teknik yang tepat. Jika tidak, bukan tidak mungkin gara
- gara lalat ini kita akan mengalami kerugian yang besar bahkan ditutupnya usaha kita.

Lalat tergolong salah satu insect atau serangga yang “bandel”. Keberadaannya di
kandang sangat mudah ditemui, terlebih lagi saat musim penghujan. Beberapa hal yang
menjadikan lalat bandel, ialah :

 Mobilitas lalat sangat tinggi karena dilengkapi dengan sepasang sayap sejati (asli)
dan sepasang sayap kecil (yang menstabilkan terbang lalat)

 Lalat mempunyai sistem penglihatan yang sangat baik, yaitu mata majemuk
yang tersusun atas lensa optik yang sangat banyak sehingga lalat mempunyai sudut
pandang yang lebar. Kepekaan penglihatan lalat ini 6 x lebih besar dibandingkan
manusia. Selain itu, lalat juga dapat mengindra frekuensi-frekuensi ultraviolet pada
spetrum cahaya yang tak terlihat oleh manusia. Dengan dua kemampuan ini (mobilitas
dan penglihatan), lalat dapat dengan mudah mengubah arah geraknya seketika saat ada
bahaya yang mengancam dirinya.

 Lalat mempunyai kemampuan berkembang biak yang cepat dan dalam jumlah
yang banyak. Terlebih lagi jika kondisi lingkungan cocok bagi perkembangbiakan lalat.
Melihat ketiga kemampuan lalat tersebut, maka diperlukan teknik khusus untuk
mengatasi atau membasmi lalat. Langkah pengendalian lalat pun harus dilakukan secara
komprehensif (menyeluruh) dan terintegrasi. Langkah pengendalian lalat secara garis besar ialah
kontrol manajemen, biologi, mekanik dan kimia.
i

i
Penanganan feses dengan baik sehingga feses tetap kering merupakan teknik
pengendalian lalat yang paling efektif. Kita tahu, feses yang lembab menjadi tempat
perkembangbiakan lalat yang sangat baik (termasuk tempat perkembangbiakan bibit
penyakit). Dalam 0,45 kg feses yang lembab dapat dijadikan tempat berkembang biak
(melangsungkan siklus hidup) 1.000 ekor lalat. Feses yang baru dikeluarkan oleh ayam yang
memiliki kadar air sebesar 75-80% merupakan kondisi ideal bagi perkembangbiakan lalat.
Feses ini harus segera diturunkan kadar airnya menjadi 30% atau kurang untuk mencegah
perkembangbiakan lalat.

Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk menghambat perkembangbiakan lalat ialah :

1. Membersihkan feses minimal setiap minggu sekali. Hal ini berdasarkan lama siklus hidup
lalat, dimana lalat bertelur setiap seminggu sekali

2. Berikan ransum dengan kandungan zat nutrisi yang sesuai, terutama kandungan protein
kasar dan garam. Ransum dengan kandungan protein kasar dan garam yang tinggi dapat
memicu ayam minum banyak sehingga feses menjadi encer (basah)

3. Jika perlu tambahkan batu kapur maupun abu pada litter sehingga dapat membantu
mengembalikan kemampuan tanah menyerap air

4. Hati-hati saat penggantian atau pengisian tempat minum. Jangan sampai air minum
tumpah. Selain itu perhatikan kondisi tempat minum atau paralon dan segera perbaiki
kondisi genting yang bocor

5. Jika feses akan disimpan, keringkan feses terlebih dahulu (kadar air < 30%) dengan cara
dijemur diterik matahari (jika memungkinkan). Feses yang disimpan dalam kondisi
lembab bisa mempercepat perkembangbiakan larva lalat

6. Perhatikan sistem sirkulasi udara (ventilasi). Kondisi ventilasi kandang yang baik
dapat mempercepat proses pengeringan feses

7. Lakukan perbaikan pada atap yang bocor

Pastikan intalasi saluran pembuangan air berfungsi baik, jangan biarkan air mengendap

i
i

Anda mungkin juga menyukai