Anda di halaman 1dari 14

SURVEI KEPADATAN LALAT

( PASAR SURYA WONOKROMO )





DI SUSUN :
1. ADITYA WIJAYA
2. AFAD DIMAS P.
3. APRILIA NOVITASARI
4. AYU ADE MEDIYANI.
5. EKA ELIYA
6. FITRI AZIZAH
7. JUNANDA EKA P.
8. NADA AWANG A.
9. PUTRI NEVY DEWI TARA
10. QURROTUL AYUN
11. RAFIKA
12. RENY ROSALINA R.
13. RULY HARIYANTI
14. SUCI VITASARI
15. VETY ZHALINA
16. WINDA PRADANI






POLTEKKES KEMENKES SURABAYA
PRODI KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA
2011 / 2012
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Lalat merupakan serangga dari ordo Diptera yang mempunyai sepasang sayap
biru berbentuk membran. Semua bagian tubuh lalat rumah bisa berperan sebagai alat
penular penyakit (badan, bulu pada tangan dan kaki, feces dan muntahannya). Kondisi
lingkungan yang kotor dan berbau dapat merupakan tempat yang sangat baik bagi
pertumbuhan dan perkembangbiakan bagi lalat rumah.
Siklus hidup lalat dalam kehidupan lalat dikenal ada 4 (empat) tahapan yaitu
mulai dari telur, larva, pupa dan dewasa. Lalat berkembang biak dengan bertelur,
berwarna putih dengan ukuran lebih kurang 1 mm panjangnya. Setiap kali bertelur akan
menghasilkan 120130 telur dan menetas dalam waktu 816 jam. Pada suhu rendah
telur ini tidak akan menetas (dibawah 12 13 C). Telur yang menetas akan menjadi
larva berwarna putih kekuningan, panjang 12-13 mm. Akhir dari phase larva ini
berpindah tempat dari yang banyak makan ke tempat yang dingin guna mengeringkan
tubuhnya, setelah itu berubah menjadi kepompong yang berwarna coklat tua,
panjangnya sama dengan larva dan tidak bergerak. Phase ini berlangsung pada musim
panas 3-7 hari pada temperatur 3035 C, kemudian akan keluar lalat muda dan sudah
dapat terbang antara 450900 meter. Siklus hidup dari telur hingga menjadi lalat
dewasa 6-20 hari lalat dewasa panjangnya lebih kurang inci, dan mempunyai 4 garis
yang agak gelap hitam dipunggungnya. Beberapa hari kemudian sudah siap untuk
berproduksi, pada kondisi normal lalat dewasa betina dapat bertelur sampai 5 (lima)
kali. Umur lalat pada umumnya sekitar 2-3 minggu, tetapi pada kondisi yang lebih
sejuk biasa sampai 3 (tiga) bulan lalat tidak kuat terbang menantang arah angin.
Populasi lalat rumah yang banyak akan menyebabkan gangguan kepada manusia
dan dapat menularkan berbagai jenis virus sepert ivirus polio, virus coxsackie, virus
hepatitis, berbagai macam bakteri terutama bakteri enterik seperti disentri basiler
(Shigella), kolera, typhoid, paratyphoid (Salmonella), anth-rax dan berbagai macam
kokus. Lalat juga bertindak sebagai vektor dari beberapa parasit protozoa seperti
disentri amoeba (Entamoeba, Giardia), dan telur dari beberapa jenis cacing pita.
ssLalat banyak jenisnya tetapi paling banyak merugikan manusia adalah jenis
lalat rumah (Musca domestica), lalat hijau (Lucilia seritica), lalat biru (Calliphora
vomituria) dan lalat latirine (Fannia canicularis).
Untuk itu dalam hal ini kita melakukan penelitian kepadatan lalat yang bertujuan untuk
mengetahui seberapa besar tingkat kepadatannya dan bahaya atau pengaruh yang akan
ditularkannya.

1.2 Tujuan
Tujuan umum
Untuk mengukur tingkat kepadatan populasi lalat di daerah Pasar Surya
Wonokromo.
Tujuan khusus
a) Mengetahui tempat-tempat potensial yang disenangi untuk perkembangan
lalat.
b) Mahasiswa dapat melakukan pengukuran kepadatan lalat di pasar surya
wonokromo.
c) Mahasiswa dapat melakukan identifikasi jenis-jenis lalat yang ditemukan.
d) Mahasiswa diharapkan dapat melakukan analisis data dan mengevaluasi.













BAB II
ISI
2.1 Prinsip Pengukuran
Lalat merupakan jenis serangga yang bersifat fototropik (menyukai cahaya) yang
memiliki kebiasaan hidup di tempat-tempat yang kotor. Kebiasaan lalat yang
beristirahat pada lantai, dinding, langit-langit, jemuran pakaian, rumput-rumput, kawat
listrik, serta menyukai tempat-tempat tepi yang tajam dan permukaannya vertikal.
Biasanya tempat istirahatnya terletak berdekatan dengan tempat makanannya atau
tempat berbiaknya dan terlindung dari angin. Tempat istirahat tersebut biasanya tidak
lebih dari 4,5 meter dari atas permukaan tanah. Lalat juga menyukai warna-warna yang
menyerupai makanan manusia. Untuk itu pengukuran kepadatan lalat dapat
menggunakan alat fly grill yang yang telah disesuaikan dengan bionomik atau
kebiasaan hidup lalat. Setelah melakukan pengukuran menggunakan fly grill, kita dapat
menginterpretasikan hasilnya pada index pengukuran sehingga diperoleh criteria
kepadatan dan langkah penanganannya.
Diantara berbagai jenis lalat yang merupakan masalah yang cukup banyak
mendapat perhatian di bidang kesehatan antara lain Musca domestica (lalat rumah),
Sarcophaga sp. (lalat blirik/ lalat daging), Chrysomia bezziana (lalat hijau), Calliphora
sp. (lalat hijau) dan Drosophila melanogaster (lalat buah)

1. Musca domestica (lalat rumah)







a. Morfologi
Ukuran lalat rumah ini relative kecil dengan panjang tubuh berkisar antara 6
mm- 9 mm, berwarna abu-abu kehitaman. Kepalanya besar berwarna coklat
gelap. Matanya besar menonjol, sepasang sungut terletak di depan mata dan tiap
sungut terdiri atas ruas dasar dengan sehelai rambut yang bercabang-cabang
tumbuh diatasnya. Lidah pengisapnya melebar dibagian ujung dan berbentuk
seperti parut. Dengan alat ini lalat mengisap makanan. Bagian toraks dorsal
(atas) bertanda 4 garis membujur. Abdomennya berwarna kekuning-kuningan,
sedangkan ruas terakhir berwarna coklat kehitaman. Tiga pasang kakinya
ditutupi oleh rambut lebat dan bercakar 2 buah. Sayapnya sepasang, tipis serta
tembus cahaya, berwarna kelabu pucat dan pangkalnya berwarna kekuningan.
Urat-urat sayap ini tampak jelas.
Larvanya disebut belatung, berbentuk bulat memenjang seperti ulat
berwarna putih krem, tidak berkaki, yang makin kebelakang, makin membesar.
Kepalanya pipih, kecil dilengkapi dengan mulut yang bercakar guna menggerek.

b. Perilaku dan daur hidup
Lalat rumah mempunyai tingkat perkembangan telur, larva, pupa dan
dewasa. Pertumbuhan dari telur sampai dewasa memerlukan waktu 12 14 hari
di daerah tropis. Kalau bertelur lalat memilih tempat-tempat yang lembab dan
banyak mengandung zat organiknya seperti sampah, kotoran ternak, kotoran
manusia, sisa sayuran dan bentuk busuk lainnya. Larva/ belatung lalat ini sangat
rakus, aktif dan akan berubah menjadi pupa setelah 4-7 hari, larva yang telah
matang akan mencari tempat yang kering untuk berkembang menjadi pupa. Pupa
akan berubah menjadi lalat dewasa 4 hari kemudian. Lalat dewasa muda sudah
siap kawin dalam waktu beberapa jam setelah keluar dari pupa. Setiap ekor
betina menghasilkan sampai 2000 butir telur selama hidupya. Telur diletakkan
secara berkelompok. Setiap kelompoknya mengandung 75- 100 butir. Umur lalat
rumah ini ditaksir 1-2 bulan.
Kadang-kadang lalat rumah bertelur pada luka hewan dan manusia,
sehingga belatung tumbuh dalam jaringan sekelilingnya, kejadian ini biasa
disebut myasis.







2. Sarcophaga sp. (lalat blirik/ lalat daging)








a. Morfologi
Lalat ini berukuran besar dengan panjang antara 11 mm- 15 mm berwarna abu-
abu. Bagian toraksnya terdapat tiga garis hitam dan abdomennya mempunyai
pola berbintik-bintik hitam dan abu-abu seperti papan catur. Struktur mulutnya
bukan tipe penusuk tetapi penjilat dan penyerap seperti lalat rumah. Aristanya
hanya berambut pada setengah bagian frontal. Sedangkan setengah bagian
distalnya tidak berambut.

b. Perilaku dan daur hidup
Umumnya waktu yang diperlukan sejak dari telur hingga menjadi lalat dewasa
adalah 14-18 hari, tergantung pada suhu, kelembaban dan jenisnya. Lalat betina
bersifat larvipara yang meletakkan larvanya pada bangkai, daging segar atau
yang telah dimasak, atau kotoran hewan dan bahkan pada luka terbuka. Lerva
mempunyai spirakel posterior yang khas dan tinggal serta makan jaringan daging
sampai instar tearakhir (IV), setelah itu akan meninggalkan tempat tersebut
menuju daerah yang terlindung untuk melanjutkan stadium berikutnya, yaitu
pupa. Pupa biasanya ditemukan pada tanah atau pasir yang terlindung oleh
gangguan predator atau lingkungan. Larva lalat ini tidak hanya suka pada
jaringan segar yang hidup tetapi juga bangkai, karena ini tergolong sebagai lalat
penyebab myasis yang fakultatif.





3. Chrysomya bezziana ( lalat hijau )








a. Morfologi
Lalat ini umumnya berwarna hijau metalik/mengkilat. Berukuran kurang lebih
1,5 kali lalat rumah. Sayapnya jernih dengan guratan urat-urat yang jelas.
Seluruh permukaan tubuh tertutup dengan bulu-bulu pendek diselingi dengan
sederetan bulu yang keras dan jarang letaknya. Struktur mulutnya termasuk tipe
penjilat seperti lalat rumah. Larvanya berbentuk silinder memanjang terdiri dari
10 ruas dengan ujung depannya meruncing. Pada tiap-tiap batas ruas terdapat
duri-duri keras dan pendek yang melingkar. Larva yang cukup umur dapat
berukuran 1 cm dan berwarna kuning keputih-putihan. Pupanya berwarna coklat,
berbentuk seperti tong.

b. Perilaku dan daur hidup
lalat betina merupakan penyebab myasis obligat yang meletakkan telurnya pada
tepi luka yang terbuka dalam jumlah 100-150 butir dalam satu kelompok.
Umumnya betina akan memilih luka yang mulai membusuk. Telur akan menetas
setelah 23-30 jam. Dan larvanya segera masuk ke dalam luka sambil memakan
jaringan luka stadium larva dilalui selama 5-6 hari, lalu menjatuhkan diri dari
luka untuk berubah menjadi pupa yang akan berlangsung selama 7-9 hari
kemudian menjadi dewasa.






4. Drosophila melanogaster (Lalat buah)








a. Morfologi
Ukuran tubuh lalat buah relatif kecil dengan panjang sekitar 3 mm. Warna mata
merah, bagian toraks berwarna coklat, abdomen dorsal hitam dan bagian bawah
keabu-abuan. Kepala lalat buah berbentuk bulat agak lonjong, dan merupakan
tempat melekat dua ruas antena. Palpi kecil dan berbulu. Urat sayap bagian
posterior kuat dengan urat yang menyilang. Alat mulut tipis, tarsus pertama
kaki belakang panjang dan langsing.

b. Perilaku dan daur hidup
Lalat buah meletakkan telur-telurnya dekat dengan permukaan bahan-bahan
yang meragi (fermentasi) seperti buah-buahan, wadah sampah yang kotor, sisa-
sisa sayuran atau kotoran pada saluran air. Larva yang halus akan menetas
setelah 30 jam dan makan pada permukaan bahan-bahan yang meragi dan
setelah matang larva akan bergerak ke tempat kering untuk berkembang
menjadi pupa. Pada keadaan yang optimal dan lembab diperlukan waktu 9-12
hari untuk perkembangan dari telur menjadi sewasa. Setiap lalat buah betina
dapat bertelur sampai dengan 500 telur. Kemampuan reproduksi dari lalat buah
sangat besar, dalam waktu yang relatif singkat dapat ditemukan populasi lalat
buah yang sangat banyak. Lalat buah adalah lalat yang kuat terbang dapat
menempuh jarak lebih kurang 10 km dalam waktu 24 jam. Lalat buah aktif
sepanjang tahun. Lalat buah sangat tertarik pada bahan-bahan seperti buah dan
sayuran yang masak/busuk,produk yang mengandung ragi, botol dan kaleng
minuman yang kosong, saluran air yang kotor / tersumbat dan area-area yang
lembab.
2.2 Alat dan Bahan yang Digunakan
Fly grill
Counter
Stopwatch
Lem lalat
Psikrometer

2.3 Cara Kerja Pengukuran
1. Siapkan alat dan bahan.
2. Menentukan titik-titik lokasi di pasar surya wonokromo.
3. Setiap titik tentukan 10 titik pada masing-masing lokasi dan di ukur selama 30
detik.
4. Catat hasil pada setiap titik pengukuran dengan perhitungan diambil lima angka
tertinggi dari setiap titik pengukuran kemudian dibagi lima.
5. Siapkan lem lalat untuk pemeriksaan sampel dilaboratorium guna identifikasi jenis
lalat yang ada di lokasi tersebut.

2.4 Hasil Pengukuran Kepadatan Lalat
Suhu dan kelembaban : Suhu kering = 32 C
Suhu basah : 26C
Kelembaban : 80%












Hasil pengukuran kepadatan lalat dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Titik Sayuran Ikan Buah TPS Sembako Jajanan
pasar
Daging Ayam
1 2 3 0 0 11 4 10 11
2 9 1 0 4 2 0 21 5
3 8 7 2 11 2 6 3 12
4 3 12 2 6 2 0 5 9
5 7 10 0 13 3 2 12 7
6 1 5 3 12 0 3 6 6
7 4 4 3 10 2 1 8 23
8 0 8 1 40 6 2 7 7
9 3 6 0 8 1 4 8 18
10 2 8 0 0 2 3 18 10
Total 6 9 2 14 5 4 14 15

Hasil Perhitungan Total
Sayuran Ayam
9 + 8 + 7 + 4 + 3 = 6,2 = 6 23 + 18 + 12 + 11 + 10 = 14,8 = 15
5 5
Ikan TPS
12 + 10 + 8 + 8 + 7 = 9 40+13+12+11+10 = 14,2 = 14
5 5
Jajanan pasar Buah
6 + 4 + 3 + 2 + 4 = 3,8 = 4 3 + 3 + 2 + 2 + 1 = 2,2 = 2
5 5
Daging Sembako
21 + 18 + 12 + 10 + 8 = 14,2 = 14 11 + 6 + 3 + 2 + 2 = 4,8 = 5
5 5



KEPADATAN TOTAL

15 +14 + 14 + 9 + 6
5
= 11,6
= 12

Index kepadatan :
Index kepadatan lalat sesuai dengan SK Dirjen PPM dan PLP No. 281-II/ PD.03.04.
LP Ph 1989 adalah :
0-2 : tidak masalah (rendah)
3-5 : perlu dilakukan pengamanan terhadap tempat-tempat berbiaknya lalat
(tumpukan sampah, kotoran hewan dan lain-lain)
6-20 : populasinya padat dan perlu pengamanan terhadap tempat
tempat berbiaknya lalat dan bila mungkin direncanakan upaya
pengendaliannya. (tinggi/ padat)
> 20 : populasinya sangat padat dan perlu dilakukan pengamanan terhadap
tempat-tempat berbiaknya lalat dan tindakan pengendalian lalat.
(sangat tinggi/ sangat padat)

Analisa Data Pada Tabel :
Berdasarkan hasil pengukuran kepadatan lalat yang telah di lakukan di sepuluh tempat
lokasi di Pasar Surya Wonokromo diperoleh hasil bahwa kepadatan lalat di tempat
tersebut tergolong PADAT / TINGGI berdasarkan pada Index Kepadatan Lalat SK
Dirjen PPM dan PLP No. 281-II/ PD.03.04. LP Ph 1989 dengan index
kepadatannya 6 20.





BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan praktikum lapangan pengukuran kepadatan lalat di Pasar Wonokromo
Surabaya diperoleh hasil kepadatan total sebesar 12 yang menunjukkan bahwa
kepadatan lalat di pasar tersebut tergolong padat sesuai dengan SK Dirjen PPM dan
PLP No. 281-II/ PD.03.04. LP Ph 1989, bila kepadatan lalat disekitar tempat sampah
melebihi 2 ekor, perlu dilakukan pengendalian dan perbaikan pengelolaan sampahnya.
Sedangkan pada tempat-tempat khusus seperti indoor/ seluruh luar bangunan, ruang
tunggu, kantin/ restoran/ ruang makan, kantor, dapur, toilet, dan lain-lain, disarankan
agar tidak dijumpai adanya lalat.

3.2 Saran
Dengan diperolehnya hasil pengukuran kepadatan lalat di pasar surya wonokromo
Surabaya yang tergolong padat, maka perlu adanya upaya pengendalian untuk menekan
bertambahnya populasi lalat serta peningkatan sanitasi yang baik salah satunya dengan
cara memantau perkembangan kepadatan lalat sehingga resiko penularan penyakit
melalui lalat bisa dikurangi, dan pasar surya Wonokromo bisa terlihat lebih bersih dan
nyaman bagi pengunujung yang datang.











LAMPIRAN

FORMULIR PENGUKURAN KEPADATAN LALAT
1. Lokasi Pengamatan :

2. Lingkungan Fisik :
Temperatur
o
C
Kelembaban %
Jenis Sampah

3. Hasil Pengamatan Di 10 Titik

Periode
Waktu
Jumlah Lalat Total
T-1 T-2 T-3 T-4 T-5 T-6 T-7 T-8 T-9 T-10

30
detik



4. Hasil Pengamatan 5 Titik yang Tertinggi

Titik T-1 T-2 T-3 T-4 T-5 Total (N)
Jumlah
Lalat



5. Rata-rata Kepadatan Lalat

(X) = Total (N) / 5

Anda mungkin juga menyukai