Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH LINGKUNGAN FISIK TERHADAP KEHIDUPAN LALAT

Mata Kuliah Ekologi Serangga


Dosen Pengampu: Dra Retno Hestiningsih, M.Kes

Disusun Oleh
Arif Suryo Prasetyo (25000122183331)

PEMINATAN ENTOMOLOGI KESEHATAN


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Lalat merupakan serangga yang dapat berperan sebagai vektor mekanik. Lalat

rumah dapat menularkan patogen yang diperkirakan 100 jenis yang bisa menyebabkan

penyakit pada manusia atau hewan. Sebagai vektor mekanis, lalat rumah Musca

domestica biasa memindahkan agen penyakit melalui mulut, feses, kaki dan bagian

tubuh lainnya yang terkontaminasi kemudian dipindahkann pada makanan manusia

yang dihinggapinya. Sehingga dengan cara tersebut, parasit yang awalnya berada di

tempat pembuangan sampah, kotoran hewan maupun manusia, sisa makanan, buangan

limbah rumah tangga dan sumber kotoran lain dapat berpindah pada makanan yang

dikonsumsi manusia. Pathogen yang dipindahkan dapat berupa bakteri, virus, jamur,

cacing dan patogen lain yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan.()

Penyakit yang ditimbulkan di antaranya demam tiphoid, kolera, disentri,

tuberculosis, antraks dan diare.() Seekor lalat betina dapat bertelur dalam 2-3 kelompok

setiap 2-3 hari sekali, yang setiap kelompoknya berisi 100-150 butir telur.() Sehingga

dengan mudah menyebarkan patogen penyebab penyakit dari sampah ke orang atau

makanan.() Selain sebagai vektor mekanik, kehadiran lalat di suatu area dapat dijadikan

sebagai indikator atau petunjuk bahwa area tersebut tidak bersih atau tidak hygienis.

Selain itu kehadiran lalat dan perilakunya di lingkungan manusia juga dapat

menimbulkan kesan jijik dan tidak bersih.()

Cuaca/iklim merupakan salah satu faktor lingkungan yang pengaruhnya besar

terhadap pertumbuhan dan perkembangan serangga khususnya lalat. Di daerah tropis

yang lembab, perkembangan serangga pembawa penyakit manusia berlangsung dalam

waktu yang singkat. Dalam satu siklus hidup, perkembangan lalat berlangsung selama

10 hari (300C), 21 hari (210C) dan 45 hari (160C) dan lalat rumah dewasa mati pada suhu
00C.() Hal ini perlu mendapat perhatian lebih, karena kesesuaian kondisi dan singkatnya

waktu perkembangan lalat rumah. Peningkatan suhu di suatu wilayah dapat menjadi

salah satu ancaman perkembangan serangga ini sehingga menjadi ancaman juga bagi

akibat yang ditimbulkannya.()

Keberadaan populasi lalat meningkat tergantung musim, kondisi iklim dan

tersedianya tempat perindukan yang cocok. Suhu lingkungan, kelembaban udara dan

curah hujan adalah komponen cuaca yang mempengaruhi kualitas dan kuantitas

makhluk hidup di alam. Kepadatan dan penyebaran lalat sangat dipengaruhi oleh reaksi

terhadap cahaya, suhu dan kelembaban udara serta warna dan tekstur permukaan

tempat. Lalat dewasa sangat aktif sepanjang hari, terutama pagi hingga sore hari. Lalat

memiliki sifat fototrofik (tertarik pada cahaya) sehingga beraktifitas pada siang hari dan

beristirahat pada malam hari. Pada malam hari tidak aktif, kecuali bila ada cahaya

buatan. Cahaya dapat mempengaruhi reproduksi, komunikasi maupun aktifitas mencari

makan.()

Selain mempercepat perkembangbiakan lalat, peningkatan suhu juga dapat

meningkatkan pertumbuhan beberapa jamur penyebab penyakit. Pada genus

Aspergillus yang mempunyai lebih dari 20 spesies dan dapat menyebabkan infeksi pada

manusia, dapat tumbuh subur pada suhu 100C hingga 400C, dengan pH 5-8,

kelembaban 80-90% dan kadar air 16-17%. Spora genus Aspergillus biasanya

disebarkan oleh angin sehingga memiliki potensi yang cukup besar untuk

mengkontaminasi berbagai bahan pangan.()

2. Tujuan
a. Untuk mengetahui lalat sebagai vektor mekanik
b. Untuk mengetahui jenis parameter lingkungan
c. Untuk mengetahui pengaruh parameter lingkungan terhadap kehidupan lalat.
3. Manfaat
a. Mampu mengetahui lalat sebagai vektor mekanik
b. Mampu mengetahui jenis parameter lingkungan
c. Mampu mengetahui pengaruh parameter lingkungan terhadap kehidupan lalat.

BAB II
ISI
1. Lalat
Lalat termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Hexapoda dan ordo Diptera. Lalat

termasuk dalam ordo Diptera yang memiliki sepasang sayap dan sepasang halter yang

berfungsi sebagai alat keseimbangan. Lalat mempunyai sepasang antena dan mata

majemuk, dengan mata lalat jantan lebih besar dan sangat berdekatan satu sama lain.

Tubuh lalat terbagi dalam 3 bagian, yaitu kepala dengan sepasang antena, toraks dan

abdomen. Lalat mempunyaimetamorfosis yang sempurna yaitu telur, larva, pupa dan

dewasa.()

Tambah soal lalat

a. Taksonomi

Klasifikasi beberapa jenis lalat:


Kingdom : Animalia
Phylum :Arthropoda
Class : Hexapoda
Ordo: Diptera
Famili : Muscidae
Genus : Musca
Spesies : Musca domestica
GenusStomoxys
Spesies : Stomoxys calcitrans
Genus : Fannia
Spesies : Fannia caricularis
Genus : Sarchopaga
Spesies : Sarcophaga haemorrhoida
Genus : Chrysomya
Spesies : Crhysomia megachepala

b. Morfologi
Gambar Morfologi
Pada umumnya lalat memiliki tiga bagian tubuh yaitu kepala, thorax dan

abdomen. Lalat mempunyai sepasang sayap di bagian mesothorax dan sepasang

halter pada metathorax yang berfungsi sebagai alat keseimbangan. Pada bagian

kepala terdapat sepasang mata majemuk, sepasang antena dan satu alat mulut.

Mata lalat betina nampak terpisah satu sama lain, sedangkan mata lalat jantan

berdekatan dan saling menyatu. Antena kecil dengan rambut di kedua sisinya terdiri

dari tiga ruas yang disebut arista. Alat mulut (probosis) berfungsi untuk menghisap

dan menjilat makanan cair atau semi padat. Saat tidak digunakan sebagian probosis

ditarik ke dalam rongga kepala, tetapi saat lalat makan probosis memanjang ke

bawah secara teleskopik.

Lalat memiliki tiga pasang kaki dengan sepasang kuku dan sepasang pad

berdaging yang disebut pulvili yang disuplai dengan rambut kelenjar. Rambut

lengket ini memungkinkan lalat menempel pada permukaan yang sangat halus

seperti kaca. Rambut ini juga bertanggung jawab atas lalat yang mengambil

patogen saat mengunjungi kotoran atau tempat pembuangan sampah. Ada empat

segmen perut kelabu yang terlihat, yang biasanya dikaburkan sebagian oleh sayap.

Gambar Condro
c. Siklus Hidup Lalat

Lalat mengalami metamorfosis sempurna, yaitu dari stadium telur, larva,

pupa dan dewasa. Waktu yang dibutuhkan lalat rumah untuk menyelesaikan siklus

hidupnya ( dari telur sampai dewasa) sekitar 49 hari pada 16 0C, 25 hari pada 200C,

16 hari pada 250C, 10-12 hari pada 300C dan 6-7 hari pada 330C. Lalat dewasa

biasanya hidup selama 15-20 hari, terkadang dapat hidup hingga 2 bulan. Jika tidak

ada makanan lalat hanya bertahan hidup selama 2-3 hari. Perkembangan setiap

stadium dari lalat sangat dipengaruhi oleh kondisi lingkungann, ketersediaan

makanan dan daya adaptasi dari lalat. Tahapan pergantian kulit (molting) rata rata
2-4 hari tergantung pada makanan dan lingkungan sehingga mulai dari telur sampai

dewasa membutuhkan waktu 11-15 hari. Ukuran tubuh lalat pada setiap stadium

juga dipengaruhi oleh ketersediaan makanan. Perkembangan imatur berhenti pada

suhu dibawah 120C dan 450C mematikan bagi telur, larva dan pupa

1) Telur
Lalat betina meletakkan 75-100 butir telur pada tempat lembab yang

mengandung bahan organik membusuk yang tidak terkenda sinar matahari

langsung seperti sisa makanan, kotoran, sampah dan limbah pengolahan

makanan serta tempat pembuangan sampah dengan suhu 25 0-300C. Telur

diletakkan secara berkelompok atau terpisah. Seekor lalat dapat bertelur 5-10

kali selama hidupnya. Telur lalat berbentuk elips, berwarna putih krem dengan

panjang 1 mm dan lebar 0,26 mm dengan dua garis longitudinal di dorsal. Telur

menetas setelah 10-16 jam, tetapi dapat lebih lama dalam cuaca dingin. Telur

tidak tahan kekringan dan mati jika mengering. Sebagian besar telur lalat mati

setelah terpapar suhu dibawah 150C atau diatas 400C.()

Gambar telur

2) Larva
Larva berwarna putih tanpa kaki yang dikenal sebagai belatung. Larva

memiliki kepala kecil dan tubuh silinder 11 segmen. Pada ujung kepala, terdapat

sepasang Mouthhook kecil yang melengkung berwarna kehitaman. Mouthhook

ini disebut sebagai kerangka cephalopharyngeal di segmen toraks anterior.

Pada ujung belakang tubuh terdapat sepasang spirakel mencolok yang

berbentuk seperti huruf D. Setiap spirakel memiliki dinding luar yang lengkap

dan tebal yang disebut peritreme, yang membungkus tiga celah spiral yang

sangat berliku liku. Larva akan menggali kedalam bahan perkembangbiakan

tetapi mereka membutuhkan oksigen yang cukup agar dapat bertahan hidup.
Ketika media perkembangbiakan sangat basah, larva hanya dapat hidup

dipermukaannya saja, sedangkan pada media yang lebih kering, larva dapat

menembus hingga beberapa sentimeter. Larva berkembang baik pada suhu 30-

350C dengan tempat yang berpindah pindah, contohnya pada sampah organik.

Larva memakan cairan dari bahan organik yang terurai. Ukuran akhir larva

tergantung pada kondisi lingkungan, terutama jumlah makanan yang tersedia.

Kecepatan perkembangan larva tergantung pada banyaknya makanan dan

suhu. Stadium larva dapat selesai hanya dalam 3-5 hari, tetapi dalam kondisi

yang kurang menguntungkan diperlukan 7-10 hari dan cuaca dingin dapat

sampai sekitar 24 hari. Stadium larva mempunyai 3 instar. Larva instar 1

berukuran 2 mm berwarna putih dan membutuhkan waktu 1-4 hari untuk

menjadi larva instar 2. Larva intar 2 berukuran 2 kali dari lrva intar 1 dan setelah

satu sampai beberapa hari menjadi larva intar 3. Pada intar 3 larva berukuran 12

mm/lebih dengan waktu 3-9 hari untuk menjadi pupa.

Suhu optimal untuk perkembangan larva adalah 35-380C, meskipun

kelangsungan hidup larva tersebar pada 17-320C, larva menyelesaikan

perkembangannya dalam 4-13 hari pada suhu optimal tetapi membutuhkan 14

hingga 30 hari pada suhu 12-170C.

Gambar Larva

3) Lalat Dewasa

Lalat keluar dari kepompong dengan mendorong bagian atas pupa untuk

naik ke permukaan. Segera setelah kemunculannya, lalat membentangkan

sayapnya dengan tujuan agar sayap dan ubuhnya kering dan mengeras. Lalat

dewasa mempunyai umur 2- 4 minggu. Lalat dewasa membutuhkan waktu

beberapa hari sebelum bereproduksi. Dalam kondisi alami, lalat betina jarang
bertelur lebih dari lima kali dan jarang bertelur lebih dari 120-130 telur. Lalat

dewasa biasanya hidup selama 2 hingga 4 minggu, tetapi dapat berhibernasi

selama musim dingin.

Musca domestica dewasa umumnya menghindari sinar matahari

langsung, lebih memilih berlindung di bangunan yang dihuni orang atau hewan.

Lalat rumah sering disebut lalat domestik atau lalat sinantropik, karena

hubungannya yang dekat dengan manusia dan lingkungan sekitarnya. Lalat

rumah sering mengeluarkan kotoran dan memuntahkan makanan sehingga

menimbulkan fly spot yang mengurangi estetika. Lalat dewasa cenderung

tinggal dalam jarak 500 m dari tempat perkembangbiakan, tetapi mungkin

terbang 1-5 km atau kadang kadang lebih jauh.

d. Bionomik Lalat

Lalat dewasa aktif di siang hari, saat mereka mencari makan dan

bereproduksi. Pada malam hari lalat biasanya beristirahat, meskipun lalat

beradaptasi sampai batas tertentu dengan cahaya buatan.

1) Resting Place

Pada siang hari ketika tidak aktif mencari makan, lalat dapat ditemukan

beristirahat di dalam ruangan yaitu pada lantai, dindingg, langit langit dan

permukaan interior lainnya. Tempat istirahat lalat di luar ruangan yaitu di tanah,

pagar, dinding luar, tangga, jamban rumput dan lain sebagainya.

Pada malam hari, lalat biasanya tidak aktif. Tempat peristirahatan lalat yaitu di

langit langit dan struktur bangunan lainnya. Ketika suhu tinggi di malam hari,

lalat rumah sering beristirahat di luar ruangan seperti tali jemuran, kabel listrik,

rumput semak semak dan pohon. Tempat peristirahatan ini umumnya dekat

dengan feeding dan breeding place di siang hari yang terlindung dari angin.
2) Breeding site

Lalat betina meletakkan telurnya pada bahan organik membusuk atau

terfermentasi yang berasal dari hewan atau sayuran. Tidak seperti lalat daging,

lalat rumah jarang berkembang biak dalam daging atau bangkai. Tumpukan

kotoran hewan adalah salah satu tempat berkembangbiak yang paling penting

bagi lalat. Kesesuaian kotoran untuk berkembang biak tergantung pada

kelembabannya ( tidak terlalu basah), tekstur (tidak terlalu padat) dan kesegaran

(biasanya dalam satu minggu setelah pengendapan). Sampah menjadi media

utama untuk berkembang biak, termasuk limbah berhubungan dengan proses

pembuatan makanan di rumah dan di tempat tempat umum, serta penanganan,

penyimpanan dan penjualan makanan termasuk buah dan sayuran di pasar.

3) Fluktuasi jumlah lalat

Jumlah lalat di suatu area bervariasi tergantung pada ketersediaaan

breeding site, sinar matahari, suhu dan kelembaban. Kepadatan lalat tertinggi

pada suhu rata rata 20-250C, kepadatan berkurang pada suhu di atas dan di

bawah kisaran ini dan menjadi tidak terdeteksi pada suhu di atas 45 0C dan

dibawah 100C. Pada suhu yang sangat rendah spesies ini dapat tetap hidup

dalam keadaan tidak aktif pada tahap dewasa atau kepompong.

4) Perilaku dan Distribusi

Secara umum, aktivitas serangga dipengaruhi oleh suhu yang seolah

olah berkaitan dengan distribusi. Pada siang hari, lalat berkumpul di sekitar

feeding dan breeding site, dimana perkawinan dan istirahat juga terjadi.

Distribusi lalat sangat dipengaruhi oleh reaksi terhadap cahaya, suhu,

kelembaban, cahaya dan warna serta tekstur permukaan. Aktivitas lokomotor

meningkat seiring meningkatnya suhu hingga 350C, lebih dari itu proses
fisiologis lalat rumah menjadi terganggu dan tingkat aktivitas mulai menurun.

Suhu optimal untuk lalat rumah adalah sekitar 30 0C. Suhu yang disukai lalat

untuk beristirahat antara 350C-400C. Aktivitas seperti peletakan telur, kawin,

makan dan terbang semuanya berhenti pada suhu dibawah 150C.

Lalat rumah paling aktif pada kelembaban udara rendah. Sebuah

penelitian laboratorium pada suhu stabil menunjukkan 250C, lalat rumah memiliki

kelembaban yang lebih rendah. Hasil penelitian juga menunjukkan aktivitas

optimal pada suhu tinggi dan kelembaban rendah. Preferensi lalat rumah pada

kelembaban rendah sebagai respons terhadap infeksi oleh jamur

entomopatogenik. Resiko infeksi oleh Entamophothora muscae berkurang pada

kelembaban di bawah 65%. Lalat dewasa memilih area dengan kelembaban

rendah untuk menjaga keberlangsungan hidup dengan menghindari infeksi

spora jamur patogen.

Pada suhu tinggi (lebih dari 200C) sebagian besar lalat menghabiskan

waktu di luar ruangan atau di daerah tertutup dekat udara terbuka. Saat tidak

makan, lalat beristirahat di permukaan horizontal dan di kabel gantung serta

benda dengan plafon gantung vertikal di dalam ruangan terutama malam hari.

5) Makanan

Lalat jantan dan betina memakan semua jenis makanan manusia,

sampah dan kotoran termasuk keringat dan kotoran hewan. Dalam konsisi alami

lalat mencari berbagai zat makanan. Struktur mulut lalat mengharuskan

makanan dalam keadaan cair atau mudah larut dalam sekresi kelenjar ludah.

Makanan cair dihisap dan makanan padat dibasahi dengan air liur, untuk

dilarutkan sebelum dikonsumsi. Air merupakan bagian penting dari pola makan

lalat dan biasanya tidak hidup lebih dari 48 jam tanpa air. Sumber makanan

umum lainnya adalah susu, gula, sirup, darah dan bahan lainnya.
2. Lingkungan
a. Lingkungan Biotik
b. Lingkungan Abiotik
3. Pengaruh Lingkungan Terhadap Kehidupan Lalat
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai