Anda di halaman 1dari 10

Kediri, 7 April 2020

Hal : Jawaban atas Gugatan PMH


Perkara No : 36/Pdt.G/2020/PN.Gpr
Tanggal 27 Maret 2020
Di
Pengadilan Negeri Kab. Kediri

Kepada :
Yth. Bapak Ketua Pengadilan Negeri
Kab. Kediri
Di
Jl. Pamenang No. 60 Katang,
Kec. Ngasem, Kab. Kediri

Dengan hormat,
Berikut Tergugat, AMIR YAHYA, bertempat tinggal di Dusun Kreweng RT. 001
RW. 002 Desa Nanggungan, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, perkenankan
untuk menjawab Gugatan PMH (Perbuatan Melawan Hukum) Perkara No :
36/Pdt.G/2020/PN.Gpr tertanggal 27 Mare 2020, yang akan kami kupas dalam 3 hal :

I. Ekseptie
II. Dalam Pokok Perkara
III. Gugat Balik / Gugat Rekonvensi dan Sita Jaminan (CB) atas Harta tidak
bergerak / bergerak milik Tergugat

Sebagai berikut :

I. DALAM EKSEPTIE
1. Bahwa Tergugat menolak keras-keras seluruh dalil-dalil dan alasan-alasan
Gugatan Penggugat, kecuali terhadap hal-hal yang benar.

2. Bahwa Gugatan kabur, tidak jelas, tidak layak hukum, karena :


a. Bahwa tuduhan Penggugat tentang bahwa Tergugat melakukan PMH
(Perbuatan Melawan Hukum), itu perbuatan apa ?
- Kapan dilakukan oleh Tergugat ?
- Lapor kemana dan atau kepada siapa ?
- Laporannya tentang apa ?

-1-
b. - Bahwa Tergugat tidak pernah lapor kemana-mana, bahwa oleh
karenanya Gugatan ini kabur, tidak layak hukum dan terkesan ngawur.
- Bahwa oleh karena itu, Tergugat mengajukan Ekseptie, agar gugatan
ini tidak diterima oleh Yang Mulia Majelis Hakim Pemeriksa.

3. - Bahwa demikian Pengajuan Sita Jaminan (CB) terhadap harta benda


bergerak maupun tidak bergerak milik Tergugat.
Bahwa Penggugat terkesan emosional, bahwa sebetulnya Penggugat
tahu, bahwa Tergugat ini masih kuliah, belum bekerja, bahkan belum
berumah tangga, jadi punya harta benda apa ?
- Bahwa mau mengajukan sita jaminan itu kan harus jelas : tanah / rumah
itu milik siapa, berapa luasnya, kalau ada sertipikat nomernya berapa
dan atau persil berapa, batas-batasnya mana dan jelas. Wah
kesannya Gugatan ini tidak layak hukum.
- Bahwa atas dasar uraian ini, maka akan menambah bukti, bahwa
Gugatan ini kabur, tidak jelas, tidak layak hukum (cacat obyek hukum) dan
tidak patut hukum.
- Bahwa selanjutnya Tergugat mohon untuk Ekseptie Tergugat ini
dikabulkan dan Gugatan Penggugat dinyatakan tidak diterima.

II. DALAM POKOK PERKARA


1. - Bahwa memang benar di Desa Nanggungan, Kec. Kayen Kidul, Kab.
Kediri pada sekitar tanggal 25 Nopember 2017 diadakan Pengisian /
Pendaftaran / Ujian Rekrutment Perangkat Desa.
- Bahwa ada 3 (tiga) lowongan Perangkat Desa, masing-masing :
 Jabatan Sekretaris Desa
 Jabatan Kepala Urusan Tata Usaha dan Umum
 Jabatan Kepala Urusan Perencanaan

II.1. Bahwa dalam Pengisian Lowongan Perangkat Desa Nanggungan, Tim


Pengangkatan Perangkat Desa Nanggungan, bekerjasama dengan Tim
Pengangkatan Perangkat Desa Tingkat Kabupaten Kediri, melaksanakan
Ujian Penyaringan dengan melakukan MOU dengan Universitas Brawijaya
Malang sebagai Pembuat Materi Ujian Tulis dan Khusus sekaligus
sebagai Penilai hasil ujian / Dasar Perda Kab. Kediri No. 5 Tahun 2017 /
Perbup Kab. Kediri No. 10 / Tahun 2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Perda Kab. Kediri No : 5 Tahun 2017 tentang Pengangkatan dan
Pemberhentian Perangkat Desa.

-2-
II.2. Bahwa sebagaimana Ketentuan Peraturan Bupati Kediri No : 10 Tahun
2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Kab. Kediri No. 5 Tahun 2017
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa pada Pasal :
Paragraf Ketiga
Bobot Penilain
Pasal 16
Berbunyi : “Bobot Penilaian Ujian Tertulis sebesar 70% (Tujuh puluh per
seratus) dan Bobot Penilaian Ujian Praktek Komputer
sebesar 30% (Tiga puluh per seratus)”.

II.3. Bahwa dengan diaturnya tentang Bobot Penilaian materi ujian


seperti tersebut di atas, maka : “Hasil nilai ujianlah yang menjadi
Patokan Baku, siapa calon Perangkat Desa yang lulus dengan nilai
tertinggi, untuk dilantik oleh Penggugat / Kepala Desa Nanggungan
sebagai Perangkat Desa”.

3.1. Bahwa namun seluruh Calon Perangkat Desa Nanggungan, Kec.


Kayen Kidul Kab. Kediri yang lulus dengan nilai tertinggi pada ujian
Jabatan Sekretaris Desa, Kaur TU dan Umum dan Kaur Perencanaan,
tidak diangkat oleh Tergugat / Kepala Desa Nanggungan, namun yang
diangkat adalah Calon yang lulus dengan nilai Peringat 3 (tiga), alias tidak
lulus, bahkan Peringkat 5 (lima)

3.2. Bahwa dengan menyelenggarakan Ujian dan ada bobot penilaian


materi ujian, namun “yang lulus tidak diangkat/dilantik” dan yang
tidak lulus diangkat/dilantik, apakah ini tidak melanggar Ketentuan UU
No : 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan
Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme.
Dalam Bab I
Ketentuan Umum
Pasal 1 ayat (6)
Berbunyi : “Asas umum Pemerintahan Negara yang baik, asas yang
menjunjung tinggi norma Kesusilaan, Kepatutan dan
Norma Hukum, untuk mewujudkan Penyelenggaraan
Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi,
Nepotisme”.

-3-
4.1. Bahwa adalah jelas-jelas yang melakukan Perbuatan Melawan Hukum
(PMH) itu bukan Tergugat, namun Penggugat, yang telah memenuhi
Ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata yang meliputi unsur-unsur :
a. Adanya Perbuatan
b. Melawan Hukum
c. Membawa Kerugian kepada Orang lain
d. Adanya Kesalahan yang Mengakibatkan Kerugian

4.2. Bahwa adalah layak dan tepat hukum, bahwa Tergugat mengajukan
Gugatan Rekonvensi dengan menuntut ganti rugi kepada Penggugat
sebesar Rp. 5.042.000.000,- (Lima milyard Empat Puluh Dua Juta
Rupiah) dan mengajukan Sita Jaminan atas harta benda milik Penggugat,
baik begerak / Tidak bergerak dan rinciannya akan Tergugat uraikan
pada jawaban Gugatan Angka III tentang Gugatan Rekonvensi. (Bahwa
nyata-nyata yang dirugikan Penggugat adalah Tergugat dan bukan
sebaliknya).

5.1 Bahwa Gugatan Penggugat kabur, tidak jelas dan bahkan tidak layak
hukum yang menuduh Tergugat tidak patuh hukum melakukan Laporan
kepada pihak-pihak yang tidak berwenang, namun tidak dijelaskan, bahwa
tergugat lapor kemana / kepada siapa dan Laporan tentang apa dan
kapan laporan itu. Ini jelas tindakan mengada-ada. Bahwa oleh karenanya
Gugatan Penggugat wajib untuk “Ditolak”.

5.2. Bahwa Tergugat tidak pernah melaporkan Hal Pengisian Perangkat Desa
kemana-mana, kecuali mengajukan “Gugatan Tata Usaha Negara” ke
PTUN Surabaya dan Terdaftar di Kepaniteraan PTUN Surabaya
No : 75/G/2018/PTUN.Sby
jo Putusan Banding
No : 251/B/2018/PT.TUN.Sby
jo Putusan Kasasi
96 PK/TUN/2019
Bahwa alhamdulillah Gugatan Tergugat diputus menang oleh PTUN
dan telah memperoleh Kekuatan Hukum Tetap (Akan Tergugat
sampaikan pada tahap Pembuktian)

6. - Bahwa dengan mengadakan Ujian Perangkat Desa, namun yang lulus


tidak diangkat / dilantik dan yang dilantik yang tidak lulus

-4-
- Bahwa selanjutnya tidak mau melaksanakan Putusan Pengadilan yang
telah memperoleh Kekuatan Hukum Tetap, maka adalah bukti yang kuat
bahwa Penggugat / Kepala Desa Nanggungan, adalah melakukan
Pelanggaran Administrasi sebagaimana di atur dalam Ketentuan PP No.
48 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengenaan Sangsi Administratif
kepada Pejabat Pemerintahan

7.1. Bahwa dalam Ketentuan Pasal 7 PP 48 / Tahun 2016 tetntang Tata


Cara Pengenaan Sanksi Administratif kepada Pejabat Pemerintahan
berbunyi : “Sanksi Administratif sedang sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 huruf b dikenakan bagi Pejabat Pemerintahan, apabila
tidak”.
Pada Pasal 7 huruf d :
Menetapkan Keputusan untuk melaksanakan Putusan
Pengadilan paling lama 5 (lima) hari kerja sejak Putusan
Pengadilan ditetapkan”.
Pada Pasal 7 huruf f :
Melaksanakan Keputusan dan/atau Tindakan yang sah dan
Peutusan yang telah dinyatakan tidak sah atau dibatalkan oleh
Pengadilan atau Pejabat yang bersangkutan atau atasan yang
bersangkutan.
Pada Pasal 8 huruf a, b dan c :
Sanksi Administratif berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4
huruf C, dilaksanakan bagi Pejabat Pemerintahan apabila
Huruf a : Menyalahgunakan wewenang yang meliputi :
1. Melampaui wewenang
2. Mencampur adukkan wewenang dan/atau
3. Bertindak sewenang-wenangan
Huruf b : Menetapkan dan/atau melakukan Keputusan dan/atau
tindakan yang berpotensi memiliki konflik kepentingan
Huruf c : Melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5, Pasal 6 atau Pasal 7 yang menimbulkan kerugian pada
keuangan negara, perekonomian nasional, dan/atau
merusak lingkungan hidup

7.2.a. Bahwa menurut pendapat Tergugat, karena pokok masalah adalah


tentang Jabatan Perangkat Desa yang berkaitan dengan gaji (Siltap) dan
bengkok, padahal SK Pengangkatannya adalah sudah tidak mempunyai
Kekuatan Hukum lagi sebagaimana Ketentuan UU No. 51 Tahun 2009

-5-
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986
tentang Peratun, Pasal 116 ayat (2) berbunyi :
“Apabila setelah 60 (enam puluh) hari kerja Putusan
Pengadilan yang telah memperoleh Kekuatan Hukum Tetap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima Tergugat tidak
melakukan kewajibannya sebagaimana dimaksud Pasal 97
ayat (9) huruf a, Keputusan tata usaha negara yang
disengketakan itu, tidak mempunyai Kekuatan hukum lagi”.

7.2.b. Bahwa karena SK Perangkat Desa yang disengketakan tersebut


sudah tidak sah, namun oleh Tergugat/Kepala Desa Nanggungan,
masih ditugaskan untuk bekerja, diberi Siltap (Penghasilan Tetap)
diberi ganjaran bengkok, hal itu adalah berpotensi menimbulkan
kerugian negara dan dapat diduga sebagai Tipikor”.

7.2.c. Bahwa selanjutnya Sanksi Administrasi berat dapat dilakukan pada


Penggugat/Kepala Desa Nanggungan, yang dapat berupa
Pemberhentian Tetap dari jabatannya sebagai Kepala Desa”. (Sesuai
Ketentuan UU)

7.3. Bahwa ironisnya lagi, bahwa Gugatan PMH No. 36/Pdt.G/2020/PN.Gpr


ini digunakan alasan dan atau setidak-tidaknya sebagai lampiran
untuk mengajukan penundaan eksekusi Putusan PTUN yang telah
mempunyai Kekuatan Hukum Tetap yaitu : 75/G/2018/PTUN.Sby jo
251/B/2018/PT.TUN.Sby jo 96 PK/TUN/2019.
Bahwa ini kan tidak ngefek. Ada-ada saja Gugatan di Pengadilan
Umum kan tidak bisa untuk membatalkan atau menunda Putusan
Peradilan TUN. (Tidak Jalur)

8. Bahwa perihal tuduhan, bahwa Tergugat tidak melaksanakan upaya hukum/


keberatan sesuai Ketentuan UU No : 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggara
Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme, bahwa itu
Tuduhan : TELMI / Telat Mikir, itu sudah dilakukan oleh :
a. Para orang tua Para Calon Perangkat Desa yang lulus nilai tertinggi
namun tidak dilantik dengan mengajukan keberatan kepada Bupati Kediri.
b. Oleh masyarakat Nanggungan dengan demo menyampaikan aspirasi
atas Pelanggar Hukum Penggugat / Kepala Desa Nanggungan dalam
Pengangkatan / Pelantikan Perangkat Desa (termasuk Tergugat ikut
didalamnya)

-6-
c. Oleh LSM-KPPR sebagai peran serta masyarakat yang mohon
Penyelesaian Pengangkatan Perangkat Desa yang Arogansi kekuasaan
kepada Pemerintah/Bupati juga.

9.1. Bahwa perihal kasus Pengangkatan Perangkat Desa Nanggungan yang


amburadul ini telah ada Pemeriksaan oleh Bupati Cq. Inspektorat
Kabupaten Kediri.
(Ada bukti yang riil, telah ada Pemeriksaan oleh Pemeriksa Kabupaten
Kediri dan dinyatakan, bahwa apabila akan dilakukan Pencabutan SK
Pengangkatan Perangkat Desa yang terlanjur dilantik, terkendala Kepala
Desanya masih berstatus PJ, maka menunggu adanya Kepala Desa
Definitif sampai dengan tanggal 31 Desember Tahun 2018.

9.2. Bahwa karena ada Gugatan ke PTUN Surabaya, maka penanganan


kasus Pengangkatan Perangkat Desa Nanggungan ini, terhenti dan
menunggu Keputusan Pengadilan yang telah mempunyai Kekuatan
Hukum Tetap (bahwa ketiga Perkara Sengketa Tata Usaha Negara yang
digugat ke PTUN Surabaya, semuanya / Gugatan Penggugat
dikabulkan / yaitu yang menyangkut Jabatan Sekdes, Kaur TU dan
Umum dan Kaur Perencanaan).

10. Bahwa oleh karenanya sebagaimana uraian fakta-fakta hukum yang Tergugat
sampaikan di atas, maka adalah “Wajib Gugatan Penggugat ditolak
seluruhnya”

III. DALAM GUGATAN REKONVENSI

1. Bahwa sebagaimana hal-hal dan fakta-fakta hukum yang Tergugat uraikan


pada jawaban angka I (Romawi) dan II (Romawi), maka adalah nyata-nyata,
bahwa Tergugat telah melakukan Perbuatan Melawan Hukum (PMH) dan
telah memenuhi unsur-unsur Pasal 1365 KUH Perdata) dan untuk itu adalah
tepat hukum dan sah, apabila Tergugat mengajukan, “Gugatan
Rekonvensi” dengan meminta denda / ganti rugi sebesar :
a. Materiil : Rp. 42.000.000,- (Empat puluh dua juta rupiah)
b. In Materiil sebesar Rp. 5.000.000.000,- (Lima milyart rupiah)
Sehingga total gugatan ganti rugi sebesar Rp. 5.042.000.000,- (Lima milyar
empat puluh dua juta rupiah)

-7-
Rincian gugatan ganti rugi di atas adalah sebagai berikut :
a.1. Materiil
- Bahwa seharusnya Tergugat harus sudah diangkat/dilantik sesuai
Ketentuan Undang-Undang sejak Januari 2018 dan sampai saat ini
sudah berkisar antara 28 bulan dan seandainya Tergugat / sebagai
Perangkat Desa menerima Siltap (Penghasilan Tetap) sebesar Rp.
1.500.000,- (Satu juta lima ratus ribu rupiah), maka nilainya adalah
28 x Rp. 1.500.000 = Rp. 42.000.000,- (Empat puluh dua juta
rupiah)

a.2 Immateriil sebesar Rp. 5.000.000.000,- (Lima milyard rupiah)


Jadi total Gugatan Ganti Rugi (Dwangsom) sebesar Rp. 5.042.000.000,-
(Lima milyard empat puluh dua juta rupiah)

2. Bahwa untuk mengamankan hak atas tuntutan ganti rugi dimaksud, maka
Tergugat mengajukan “Sita Jaminan/CB” atas harta tidak bergerak milik
dan/atau yang ditempati Penggugat / keluarganya puluhan tahun yang
berupa :
“Sebidang tanah pekarangan, yang diatasnya ada bangunan rumah yang :
- Terletak di Dusun Genuk Watu RT. 03 RW. 01 Desa Nanggungan, Kec.
Kayen Kidul Kab. Kediri
- Luas sekitar 20 ru persegi
- Batas-batasnya :
Utara : tanah / rumah SUMIASIH
Timur : tanah / rumah AGUS
Selatan : jalan desa
Barat : tanah / rumah DUWI

3. Bahwa sesuai fakta-fakta hukum yang terurai pada jawaban di atas, maka
adalah sangat wajib Gugatan Rekonvensi Tergugat ini dikabulkan.

Bahwa oleh karena itu, atas dasar alasan-alasan, dalil-dalil dan hal-hal yang
Tergugat uraikan di atas, maka Tergugat mohon kepada Yth. Majelis Hakim Pemeriksa,
untuk sudi memberikan Putusannya yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

I. DALAM EKSEPTIE
1. Mengabulkan Ekseptie Tergugat
2. Menyatakan Gugatan PMH Penggugat tidak diterima, karena kabur dan tidak
layak hukum.

-8-
II. DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara
ini.

III. DALAM GUGATAN REKONVENSI


1. Mengabulkan Gugatan Rekonvensi Penggugat Rekonvensi / Tergugat
Konvensi seluruhnya
2. Menyatakan sah dan berharga Sita Jaminan atas tanah pekarangan yang
diatasnya ada bangunan rumah milik/yang sudah ditempati puluhan tahun
oleh Penggugat Konvensi / Tergugat Rekonvensi yaitu tanah pekarangan,
yang diatasnya ada bangunan rumah yang terletak di Dusun Genuk Watu RT.
03 RW. 01 Desa Nanggungan, Kec. Kayen Kidul Kab. Kediri, luas sekitar 20
ru persegi dengan batas-batasnya :
Utara : tanah / rumah SUMIASIH
Timur : tanah / rumah AGUS
Selatan : jalan desa
Barat : tanah / rumah DUWI
3. Menghukum Penggugat Konvensi / Tergugat Rekonvensi untuk mebayar
ganti rugi kepada Tergugat Konvensi / Penggugat Rekonvensi sebesar :
- Materiil sebesar Rp. 42.000.000,- (Empat puluh dua juta rupiah)
- Immateriil sebesar Rp. 5.000.000.000,- (Lima milyard rupiah)
Total Ganti Rugi sebesar Rp. 5.042.000.000,- (Lima milyard empat puluh dua
juta rupiah)
4. Menyatakan, bahwa apabila Penggugat Konvensi / Tergugat Rekonvensi
tidak dapat membayar denda langsung dan tunai kepada Tergugat Konvensi /
Penggugat Rekonvensi, maka tanah/rumah yang telah dilakukan Sita
Jaminan (CB), dilelang oleh Pengadilan dan hasilnya untuk membayar ganti
rugi kepada Tergugat Konvensi / Penggugat Rekonvensi.
5. Putusan ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu, sekalipun ada upaya-upaya
hukum lanjutan.
6. Menghukum Penggugat Kovensi / Tergugat Rekonvensi, untuk tunduk pada
Putusan ini, tanpa syarat dan beban apapun.
7. Menghukum Penggugat Konvensi / Tergugat Rekonvensi untuk membayar
biaya yang timbul dalam perkara ini,

-9-
Atau :
Pengadilan memberikan Putusan lain yang seadil-adilnya menurut Hukum”.

Demikian jawaban Gugatan oleh Tergugat yang meliputi Ekseptie, Pokok


Perkara dan Gugatan Rekonvensi disampaikan.
Kepada Yth. Majelis Hakim, diucapkan terima kasih.

Hormat kami,
Tergugat Konvensi / Penggugat Rekonvensi

(AMIR YAHYA)

- 10 -

Anda mungkin juga menyukai