Kepada :
Yth. Bapak Ketua Pengadilan Negeri
Kab. Kediri
Di
Jl. Pamenang No. 60 Katang,
Kec. Ngasem, Kab. Kediri
Dengan hormat,
Berikut Tergugat, AMIR YAHYA, bertempat tinggal di Dusun Kreweng RT. 001
RW. 002 Desa Nanggungan, Kecamatan Kayen Kidul, Kabupaten Kediri, perkenankan
untuk menjawab Gugatan PMH (Perbuatan Melawan Hukum) Perkara No :
36/Pdt.G/2020/PN.Gpr tertanggal 27 Mare 2020, yang akan kami kupas dalam 3 hal :
I. Ekseptie
II. Dalam Pokok Perkara
III. Gugat Balik / Gugat Rekonvensi dan Sita Jaminan (CB) atas Harta tidak
bergerak / bergerak milik Tergugat
Sebagai berikut :
I. DALAM EKSEPTIE
1. Bahwa Tergugat menolak keras-keras seluruh dalil-dalil dan alasan-alasan
Gugatan Penggugat, kecuali terhadap hal-hal yang benar.
-1-
b. - Bahwa Tergugat tidak pernah lapor kemana-mana, bahwa oleh
karenanya Gugatan ini kabur, tidak layak hukum dan terkesan ngawur.
- Bahwa oleh karena itu, Tergugat mengajukan Ekseptie, agar gugatan
ini tidak diterima oleh Yang Mulia Majelis Hakim Pemeriksa.
-2-
II.2. Bahwa sebagaimana Ketentuan Peraturan Bupati Kediri No : 10 Tahun
2017 tentang Petunjuk Pelaksanaan Perda Kab. Kediri No. 5 Tahun 2017
tentang Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa pada Pasal :
Paragraf Ketiga
Bobot Penilain
Pasal 16
Berbunyi : “Bobot Penilaian Ujian Tertulis sebesar 70% (Tujuh puluh per
seratus) dan Bobot Penilaian Ujian Praktek Komputer
sebesar 30% (Tiga puluh per seratus)”.
-3-
4.1. Bahwa adalah jelas-jelas yang melakukan Perbuatan Melawan Hukum
(PMH) itu bukan Tergugat, namun Penggugat, yang telah memenuhi
Ketentuan Pasal 1365 KUH Perdata yang meliputi unsur-unsur :
a. Adanya Perbuatan
b. Melawan Hukum
c. Membawa Kerugian kepada Orang lain
d. Adanya Kesalahan yang Mengakibatkan Kerugian
4.2. Bahwa adalah layak dan tepat hukum, bahwa Tergugat mengajukan
Gugatan Rekonvensi dengan menuntut ganti rugi kepada Penggugat
sebesar Rp. 5.042.000.000,- (Lima milyard Empat Puluh Dua Juta
Rupiah) dan mengajukan Sita Jaminan atas harta benda milik Penggugat,
baik begerak / Tidak bergerak dan rinciannya akan Tergugat uraikan
pada jawaban Gugatan Angka III tentang Gugatan Rekonvensi. (Bahwa
nyata-nyata yang dirugikan Penggugat adalah Tergugat dan bukan
sebaliknya).
5.1 Bahwa Gugatan Penggugat kabur, tidak jelas dan bahkan tidak layak
hukum yang menuduh Tergugat tidak patuh hukum melakukan Laporan
kepada pihak-pihak yang tidak berwenang, namun tidak dijelaskan, bahwa
tergugat lapor kemana / kepada siapa dan Laporan tentang apa dan
kapan laporan itu. Ini jelas tindakan mengada-ada. Bahwa oleh karenanya
Gugatan Penggugat wajib untuk “Ditolak”.
5.2. Bahwa Tergugat tidak pernah melaporkan Hal Pengisian Perangkat Desa
kemana-mana, kecuali mengajukan “Gugatan Tata Usaha Negara” ke
PTUN Surabaya dan Terdaftar di Kepaniteraan PTUN Surabaya
No : 75/G/2018/PTUN.Sby
jo Putusan Banding
No : 251/B/2018/PT.TUN.Sby
jo Putusan Kasasi
96 PK/TUN/2019
Bahwa alhamdulillah Gugatan Tergugat diputus menang oleh PTUN
dan telah memperoleh Kekuatan Hukum Tetap (Akan Tergugat
sampaikan pada tahap Pembuktian)
-4-
- Bahwa selanjutnya tidak mau melaksanakan Putusan Pengadilan yang
telah memperoleh Kekuatan Hukum Tetap, maka adalah bukti yang kuat
bahwa Penggugat / Kepala Desa Nanggungan, adalah melakukan
Pelanggaran Administrasi sebagaimana di atur dalam Ketentuan PP No.
48 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pengenaan Sangsi Administratif
kepada Pejabat Pemerintahan
-5-
tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang No. 5 Tahun 1986
tentang Peratun, Pasal 116 ayat (2) berbunyi :
“Apabila setelah 60 (enam puluh) hari kerja Putusan
Pengadilan yang telah memperoleh Kekuatan Hukum Tetap
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diterima Tergugat tidak
melakukan kewajibannya sebagaimana dimaksud Pasal 97
ayat (9) huruf a, Keputusan tata usaha negara yang
disengketakan itu, tidak mempunyai Kekuatan hukum lagi”.
-6-
c. Oleh LSM-KPPR sebagai peran serta masyarakat yang mohon
Penyelesaian Pengangkatan Perangkat Desa yang Arogansi kekuasaan
kepada Pemerintah/Bupati juga.
10. Bahwa oleh karenanya sebagaimana uraian fakta-fakta hukum yang Tergugat
sampaikan di atas, maka adalah “Wajib Gugatan Penggugat ditolak
seluruhnya”
-7-
Rincian gugatan ganti rugi di atas adalah sebagai berikut :
a.1. Materiil
- Bahwa seharusnya Tergugat harus sudah diangkat/dilantik sesuai
Ketentuan Undang-Undang sejak Januari 2018 dan sampai saat ini
sudah berkisar antara 28 bulan dan seandainya Tergugat / sebagai
Perangkat Desa menerima Siltap (Penghasilan Tetap) sebesar Rp.
1.500.000,- (Satu juta lima ratus ribu rupiah), maka nilainya adalah
28 x Rp. 1.500.000 = Rp. 42.000.000,- (Empat puluh dua juta
rupiah)
2. Bahwa untuk mengamankan hak atas tuntutan ganti rugi dimaksud, maka
Tergugat mengajukan “Sita Jaminan/CB” atas harta tidak bergerak milik
dan/atau yang ditempati Penggugat / keluarganya puluhan tahun yang
berupa :
“Sebidang tanah pekarangan, yang diatasnya ada bangunan rumah yang :
- Terletak di Dusun Genuk Watu RT. 03 RW. 01 Desa Nanggungan, Kec.
Kayen Kidul Kab. Kediri
- Luas sekitar 20 ru persegi
- Batas-batasnya :
Utara : tanah / rumah SUMIASIH
Timur : tanah / rumah AGUS
Selatan : jalan desa
Barat : tanah / rumah DUWI
3. Bahwa sesuai fakta-fakta hukum yang terurai pada jawaban di atas, maka
adalah sangat wajib Gugatan Rekonvensi Tergugat ini dikabulkan.
Bahwa oleh karena itu, atas dasar alasan-alasan, dalil-dalil dan hal-hal yang
Tergugat uraikan di atas, maka Tergugat mohon kepada Yth. Majelis Hakim Pemeriksa,
untuk sudi memberikan Putusannya yang amarnya berbunyi sebagai berikut :
I. DALAM EKSEPTIE
1. Mengabulkan Ekseptie Tergugat
2. Menyatakan Gugatan PMH Penggugat tidak diterima, karena kabur dan tidak
layak hukum.
-8-
II. DALAM POKOK PERKARA
1. Menolak gugatan Penggugat seluruhnya
2. Menghukum Penggugat untuk membayar biaya yang timbul dalam perkara
ini.
-9-
Atau :
Pengadilan memberikan Putusan lain yang seadil-adilnya menurut Hukum”.
Hormat kami,
Tergugat Konvensi / Penggugat Rekonvensi
(AMIR YAHYA)
- 10 -