Anda di halaman 1dari 14

KANTOR HUKUM KANTOR HUKUM

ADI BRATA, SH. & REKAN


ADI BRATA, SH. & REKAN
Pengacara & Konsultan Hukum
Alamat : Perum Polri Hajimena, Blok D5 No. 4. Kecamatan Natar, Lampung Selatan.
KANTOR
E-mail HUKUM
: adibrata.w@gmail.com

Hajimena, 22 September 2021

Perihal : GUGATAN

Kepada
Yth. Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung
Di_
Bandar Lampung

Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : EKA RETNO SARI


Kewarganegaraan : Indonesia
Tempat tinggal : Perumahan Tanjung Raya Permai Blok J No.11
RT.002, Kelurahan Tanjung Senang,
Kecamatan Tanjung Senang, Kota Bandar Lampung
Pekerjaan : Swasta (Direktur CV. Karya Pakarannu)

Bertindak selaku Direktur CV. KARYA PAKARANNU yang berkedudukan di Jalan


Raya Sukabanjar, Gunung Alip, Kabupaten Tanggamus, berdasarkan Akta
Pemasukan dan Pengeluaran Pesero Serta Perubahan Anggaran Dasar CV.
KARYA PAKARANNU. Akta Nomor 88 yang dibuat dihadapan Notaris FAHRUL
ROZI pada tanggal 20 Februari 2019

Dalam hal ini telah menguasakan kepada :

1. ADI BRATA WIJAYA, SH. 2. ISKANDAR, SH.


Semuanya adalah kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Advokat/Pengacara
pada Kantor Hukum ”ADI BRATA, SH. & REKAN” yang beralamat di Perum
Polri Hajimena, Blok D5 No. 4. Kecamatan Natar, Lampung Selatan. E-mail :
adibrata.w@gmail.com. Bertindak berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor :
019/SK/AB/IX/2021, tanggal 17 September 2021.

Selanjutnya disebut sebagai PENGGUGAT

1
KANTOR HUKUM
ADI BRATA, SH. & REKAN

Dengan ini mengajukan Gugatan terhadap :


Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Pemerintah Kabupaten
Tulang Bawang, berkedudukan di Jalan Cemara Lk. Gunung Sakti, Kelurahan
Menggala Selatan, Kecamatan Menggala, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi
Lampung.

Selanjutnya disebut TERGUGAT

I. TENTANG OBJEK SENGKETA

Surat Keputusan Pengguna Anggaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan


Ruang Kabupaten Tulang Bawang Nomor : 600/263/V.3-c/TB/VII/2021
Tentang Penetapan Sanksi Daftar Hitam tanggal 02 Juli 2021 Atas nama CV.
KARYA PAKARANNU.

II. KEWENANGAN PENGADILAN


Sesuai dengan ketentuan pasal 1 angka 9 Undang-Undang No. 51 Tahun 2009
tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986 Tentang
Pengadilan Tata Usaha Negara yang berbunyi :

“Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang


dikeluarkan oleh badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang berisi tindakan
hukum Tata Usaha Negara yang berdasarkan peraturan Perundang-
Undangan yang berlaku, yang bersifat Kongkrit, Individual dan Final yang
menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”.

Bahwa unsur – unsur Keputusan Tata Usaha Negara (KTUN) adalah sebagai
berikut :

a. Berupa Penetapan Tertulis.


Bahwa Objek sengketa adalah suatu Surat Keputusan atau penetapan
yang diterbitkan oleh Tergugat dalam bentuk tulisan.

b. Dikeluarkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara.


Bahwa Objek Sengketa a quo secara resmi telah dikeluarkan oleh Pejabat
Tata Usaha Negara dalam hal ini adalah Dinas Pekerjaan Umum dan

2
KANTOR HUKUM
ADI BRATA, SH. & REKAN

Penataan Ruang Kabupaten Tulang Bawang nomor :


600/263/V.3-c/TB/VII/2021 Tentang Penetapan Sanksi Daftar Hitam tanggal
02 Juli 2021 atas nama CV. Karya Pakarannu.

Bahwa Tergugat dikategorikan sebagai Pejabat Tata Usaha Negara karena


merupakan pejabat pemegang kewenangan yang menjalankan fungsi
pemerintahan / eksekutif.

c. Berisi Tindakan Hukum Tata Usaha Negara

Tindakan Hukum Tata Usaha Negara adalah perbuatan hukum badan atau
pejabat Tata Usaha Negara yang bersumber pada suatu ketentuan hukum
Tata Usaha Negara yang dapat menimbulkan hak atau kewajiban pada
orang lain.

Bahwa tindakan Tergugat yang telah menerbitkan Surat Keputusan


Pengguna Anggaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Tulang Bawang Tentang Penetapan Sanksi Daftar Hitam
Nomor : 600/263/V.3-c/TB/VII/2021 tanggal 02 Juli 2021, atas nama CV.
KARYA PAKARANNU adalah jelas merupakan suatu tindakan hukum Tata
Usaha Negara karena Tergugat diberi kewenangan untuk menetapkan
Sanksi Daftar Hitam penyedia barang/jasa.

d. Bersifat Kongkrit, Individual dan final


 Kongkrit artinya objek yang diterbitkan dalam Keputusan Tata usaha
Negara tidak abstrak tapi berwujud tertentu. Dalam perkara ini adalah
merupakan surat penjatuhan sanksi kepada Penggugat selaku
penyedia barang/jasa berupa masuknya Penggugat kedalam daftar
hitam (black list).

 Individual artinya Keputusan Tata Usaha Negara Tersebut tidak


ditujukan untuk umum, akan tetapi ditujukan kepada CV. Karya
Pakarannu selaku penyedia barang / jasa.

3
KANTOR HUKUM
ADI BRATA, SH. & REKAN

 Final artinya Keputusan Tata Usaha Negara sudah definitif dan


karenanya dapat menimbulkan akibat hukum. Bahwa Keputusan Tata
Usaha Negara tersebut tidak memerlukan persetujuan lagi dari instansi
atasan atau instansi lain.

Dengan demikian Objek Sengketa secara absolut menjadi kewenangan


Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Bandar Lampung untuk
memeriksa dan mengadilinya.

III. KEPENTINGAN PENGGUGAT YANG DIRUGIKAN


Bahwa pasal 53 ayat (1) Undang Undang Peradilan Tata Usaha Negara
berbunyi :
“Seseorang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya
dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat
mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang
berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang
disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa
disertai tuntutan ganti rugi dan/atau rehabilitasi”.

Bahwa akibat hukum / kerugian yang dialami oleh Penggugat adalah


Penggugat kehilangan hak-haknya untuk mengikuti tender proyek pengadaan
barang / jasa pemerintah selama dua tahun, terhitung dari tanggal 2 Juli 2021
s/d 2 Juli 2023.
Bahwa selain kerugian diatas, penggugat juga harus kehilangan dua paket
pekerjaan yang tendernya sudah dimenangkan oleh Penggugat, bahkan
kontrak kerja kedua paket pekerjaan tersebut juga sudah ditandatangani oleh
Penggugat.
Bahwa masing-masing paket pekerjaan yang ikut dibatalkan tersebut adalah :
a. Pekerjaan rehabilitasi ruas jalan Ronggolawe – Moris Jaya di Kabupaten
Tulang Bawang dengan nilai Rp. 1.900.000.000,- (satu milyar Sembilan
ratus juta rupiah).

4
KANTOR HUKUM
ADI BRATA, SH. & REKAN

b. Pekerjaan Pembangunan MCK Plus Yayasan Pondok Pesantren Amir


Jabal Qubbah di Kabupaten Way kanan dengan nilai Rp. 300.000.000,-
(tiga ratus juta rupiah).

IV. TENGGANG WAKTU MENGAJUKAN GUGATAN

Bahwa berdasarkan pasal 2 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung No. 6 tahun
2018 Tentang Pedoman Penyelesaian Sengketa Administrasi
Pemerintahan setelah menempuh upaya administratif yang berbunyi :

“Pengadilan berwenang menerima, memeriksa, memutus dan


menyelesaikan sengketa administrasi pemerintahan setelah menempuh
upaya administratif”.

Selanjutnya pasal 77 ayat (1) Undang-Undang Nomor 20 tahun 2014 Tentang


Administrasi Pemerintahan yang berbunyi :

“Keputusan dapat diajukan keberatan dalam waktu paling lama 21 (dua


puluh satu hari) kerja sejak diumumkannya keputusan tersebut oleh
badan dan / atau Pejabat Pemerintahan”.

Bahwa Keputusan Tata Usaha Negara yang menjadi Objek Sengketa terbit
pada tanggal 2 Juli 2021 dan Penggugat mengetahui atas terbitnya Objek
Sengketa pada hari yang sama yaitu tanggal 2 Juli 2021.

Selanjutnya Penggugat pada tanggal 29 Juli 2021 (belum sampai 21 hari


kerja) telah mengajukan keberatan kepada Tergugat namun tidak ditanggapi /
tidak dijawab oleh Tergugat, sehingga Penggugat mengajukan Gugatan ke
Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar Lampung.

Bahwa berdasarkan pasal 55 Undang Undang Peradilan Tata Usaha Negara


ditentukan bahwa tenggang waktu untuk mengajukan gugatan ke Pengadilan
Tata Usaha Negara adalah 90 hari sejak diterimanya atau diumumkannya
Keputusan Pejabat Tata Usaha Negara.

5
KANTOR HUKUM
ADI BRATA, SH. & REKAN

Bahwa jika dihitung sejak diketahuinya KTUN pada tanggal 2 Juli 2021 sampai
dengan gugatan ini diajukan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Bandar
Lampung belum melebihi 90 hari.

Jadi dengan demikian gugatan ini masih dalam tenggang waktu yang
ditentukan oleh Undang-Undang.

POSITA

ALASAN – ALASAN DIAJUKANNYA GUGATAN


Adapun alasan Penggugat mengajukan gugatan ini adalah sebagai berikut:

01. Bahwa Penggugat adalah Direktur CV. KARYA PAKARANNU yang


beralamat di Jalan Raya Sukabanjar, Gunung Alip, Kabupaten
Tanggamus, berdasarkan Akta Pemasukan dan Pengeluaran Pesero
Serta Perubahan Anggaran Dasar CV. KARYA PAKARANNU. Akta
Nomor 88 yang dibuat dihadapan Notaris FAHRUL ROZI pada tanggal 20
Februari 2019

02. Bahwa pada bulan Februari 2021, teman Penggugat yang bernama Abdul
Goni Umur 44 tahun mendatangi rumah Penggugat dan menyampaikan
maksud kedatangannya adalah untuk meminjam perusahaan milik
Penggugat yang yaitu CV. KARYA PAKARANNU untuk mengikuti tender
proyek perluasan SPAM jaringan perpipaan di Kabupaten Tulang bawang
karena menurut Abdul Goni, perusahaan Penggugat memiliki sub bidang
Jaringan Perpipaan.

03. Bahwa saat itu Penggugat menolak permintaan Sdr. Abdul Goni yang
hendak meminjam perusahaan milik Penggugat CV. KARYA
PAKARANNU untuk mengajukan penawaran atas paket pekerjaan
Perluasan SPAM Jaringan perpipaan Kecamatan Gedung Aji Baru,
Kabupaten Tulang Bawang.

04. Bahwa Penggugat selaku Direktur CV. Karya Pakarannu tidak pernah
mengajukan penawaran maupun mengirim berkas persyaratan kepada

6
KANTOR HUKUM
ADI BRATA, SH. & REKAN

Tergugat untuk paket pekerjaan Perluasan SPAM Jaringan perpipaan


Kecamatan Gedung Aji Baru, Kabupaten Tulang Bawang. Penggugat
selaku Direktur juga tidak pernah memberikan kuasa kepada siapapun
untuk mengajukan penawaran atas pekerjaan tersebut diatas.

05. Bahwa berselang dua bulan sejak Sdr Abdul Goni datang kerumah
Penggugat, tepatnya pada 7 April 2021 Penggugat mendapat informasi
melalui email bahwa perusahaan Penggugat CV. KARYA PAKARANNU
dinyatakan oleh Pokja Tulang Bawang telah melampirkan dokumen palsu
yaitu Dokumen Dukungan Peralatan.

06. Bahwa pada tanggal 2 Juli 2021 alangkah terkejutnya Penggugat karena
tiba-tiba perusahaan Penggugat masuk dalam Penetapan Sanksi Daftar
Hitam dengan keterangan bahwa Penggugat telah menggunakan
dokumen palsu.

07. Bahwa selanjutnya Penggugat menanyakan kepada Sdr. Abdul Goni


terkait perbuatannya yang menggunakan Perusahaan Penggugat tanpa
izin dari Penggugat, kemudian Sdr Abdul Goni juga mengakui bahwa
dirinya sudah memalsukan tanda tangan Penggugat dan telah
melampirkan dokumen palsu.

08. Bahwa setelah Penggugat mendapat informasi tentang terbitnya


penetapan sanksi daftar hitam, setelah itu Penggugat mengirim utusannya
ke kantor Tergugat untuk mencari informasi dan kebenarannya, akan
tetapi pihak Tergugat hanya menjelasksn tentang kesalahan-kesalahan
dari Penggugat saja.

09. Bahwa Penggugat tidak pernah merasa mengajukan penawaran dan


mengirim dokumen persyaratanya untuk proyek Perluasan SPAM Jaringan
Perpipaan di Kabupaten Tulang Bawang

7
KANTOR HUKUM
ADI BRATA, SH. & REKAN

10. Bahwa bentuk sanksi yang diterima oleh Penggugat adalah berupa
larangan mengikuti kegiatan pengadaan barang/jasa Pemerintah selama 2
(dua) tahun sejak diterbitkannya Objek Sengketa.

11. Bahwa Penggugat selaku Direktur Perusahaan / penyedia barang/jasa


yang dijatuhkan sanksi masuk daftar hitam tidak pernah mendapat
panggilan atau permintaan klarifikasi dari pihak Tergugat terkait adanya
dokumen palsu yang diajukan.

12. Bahwa Penggugat juga tidak pernah diperiksa terkait adanya dokumen
palsu dan tidak pernah menandatangani hasil pemeriksaan (Berita Acara
Pemeriksaan).

PENERBITAN OBJEK SENGKETA BERTENTANGAN DENGAN


PERATURAN YANG BERLAKU

Bahwa jika mengacu pada pasal 53 ayat (2) huruf (a) dan huruf (b) Undang-
Undang Peradilan Tata Usaha Negara yang berbunyi :

Huruf (a) berbunyi :


“Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku”.

Bahwa peraturan yang sudah dilanggar oleh Tergugat adalah Peraturan


Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah Nomor 17 tahun
2018 antara lain :

a. Tergugat Tidak pernah memberikan surat pemberitahuan kepada


Penggugat selaku penyedia barang/jasa terkait adanya dokumen palsu
yang diajukan dalam rangka pengajuan penawaran.

Penggugat tidak pernah dimintai klarifikasi dengan mengundang


Penggugat (CV. Karya Pakarannu) sebagai penyedia barang/jasa.

8
KANTOR HUKUM
ADI BRATA, SH. & REKAN

Tindakan Tergugat ini melanggar pasal 9 ayat (1) huruf b yang


berbunyi :
Dalam hal PPK / Pokja Pemilihan / Pejabat Pengadaan / Agen
Pengadaan mengetahui / menemukan adanya perbuatan Peserta
Pemilihan / Penyedia sebagaimana dimaksud dalam pasal 3 maka
PPK / Pokja Pemilihan / Pejabat Pengadaan / Agen Pengadaan
melakukan pemeriksaan dengan cara :
a. Penelitian dokumen; dan
b. Klariifikasi dengan mengundang pihak terkait, antara lain :
1) Peserta pemilihan / penyedia; dan / atau
2) Pihak lain yang dianggap perlu.

b. Bahwa Penggugat tidak pernah di periksa atau diambil keterangan dan


tidak pernah menandatangani berita acara hasil pemeriksaan.
Tindakan Tergugat ini melanggar pasal 9 ayat (2) dan ayat (3) yang
berbunyi :
Ayat (2) :
“Hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud oada ayat (1) dituangkan
dalam berita acara Pemeriksaan yang ditanda tangani oleh PPK /
Pokja Pemilihan / Pejabat Pengadaan / Agen Pengadaan, peserta
pemilihan / penyedia dan / atau pihak lain yang dianggap perlu
sebagai saksi”.

Ayat (3) :
“berita acara pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
paling sedikit memuat :
a. Hari atau tanggal
b. Identitas para pihak
c. Keterangan para pihak
d. Kesimpulan pemeriksaan dan
e. Tanda tangan para pihak”

9
KANTOR HUKUM
ADI BRATA, SH. & REKAN

BERTENTANGAN DENGAN ASAS – ASAS UMUM PEMERINTAHAN YANG


BAIK.
Pasal 53 huruf (b) berbunyi :
“Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan dengan Asas-
Asas Umum Pemerintahan Yang Baik”.

Bahwa dalam pasal 10 Undang Undang Administrasi Pemerintahan, Asas –


Asas Umum Pemerintahan yang Baik meliputi :

a. Kepastian Hukum
b. Kemanfaatan
c. Ketidak berpihakan
d. Kecermatan
e. Tidak menyalahgunakan kewenangan
f. Keterbukaan
g. Kepentingan Umum
h. Pelayanan yang baik

Bahwa atas tindakan yang dilakukan oleh Tergugat dengan menerbitkan


Keputusan Tata usaha Negara yang tidak sesuai aturan yang berlaku telah
mengabaikan Asas Umum Pemerintahan Yang Baik sehingga sangat
merugikan Penggugat.

Bahwa tindakan Tergugat telah melanggar asas kepastian hukum.

Bahwa Asas Kepastian Hukum yaitu asas dalam negara hukum yang
mengutamakan landasan ketentuan peraturan perundang - undangan,
kepatutan, keajegan dan keadilan dalam setiap kebijakan penyelengaraan
pemerintahan.

Bahwa dalam perkara ini, Tergugat dalam menetapkan sanksi daftar hitam
telah mengabaikan Peraturan Lembaga Kebijakan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Nomor 17 tahun 2018 yakni pasal 9 ayat (1) huruf
b dan pasal 9 ayat (2) dan ayat (3).

10
KANTOR HUKUM
ADI BRATA, SH. & REKAN

PERMOHONAN PENUNDAAN PELAKSANAAN OBJEK SENGKETA

Bahwa jika mengacu pada pasal 67 ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) Undang
Undang No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara, yang
berbunyi :

Pasal 67 Ayat (2) berbunyi :


“Penggugat dapat mengajukan permohonan agar Pelaksanaan
Keputusan Tata usaha Negara itu ditunda selama pemeriksaan sengketa
Tata Usaha Negara sedang berjalan, sampai ada putusan pengadilan
yang memperoleh kekuatan hukum tetap”

Ayat (3) berbunyi :

“Permohonan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dapat diajukan


sekaligus dalam gugatan dan dapat diputus terlebih dahulu dari pokok
sengketanya”.

Ayat (4) berbunyi :


“Permohonan penundaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) :
a. Dapat dikabulkan hanya apabila terdapat keadaan yang sangat
mendesak yang mengakibatkan kepentingan Penggugat sangat
dirugikan jika Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu tetap
dilaksanakan.
b. Tidak dapat dikabulkan apabila kepentingan umum dalam rangka
pembangunan mengharuskan dilaksanakannyakeputusan tersebut.”

Bahwa alasan-alasan Penggugat mengajukan penundaan Keputusan Tata


Usaha Negara (Objek Sengketa) adalah bahwa dikarenakan Penggugat
sebagai Perusahaan Penyedia barang / jasa harus tetap bekerja untuk
kelangsungan perputaran perusahaan dan juga Penggugat mempunyai
karyawan yang cukup banyak dan harus tetap dipenuhi kebutuhan hidupnya,
dimana hal tersebut baru bisa dipenuhi oleh Penggugat apabila Perusahaan
Penggugat masih tetap bisa bekerja mengikuti tender / proyek pengadaan
barang / jasa.

11
KANTOR HUKUM
ADI BRATA, SH. & REKAN

Bahwa selain pertimbangan diatas, apabila pelaksanaan Keputusan Tata


Usaha Negara ini ditunda, tidak ada kepentingan umum yang dirugikan atau
terganggu.

Maka oleh karenanya cukuplah alasan bagi Majelis Hakim pemeriksa perkara
ini untuk mengabulkan penundaan pelaksanaan Keputusan Tata Usaha
Negara (Objek Sengketa) sampai perkara ini memperoleh kekuatan hukum
tetap.

PENGHUKUMAN UANG PAKSA (DWANGSOM)

Bahwa berdasarkan pasal 116 ayat (4) Undang-Undang No. 51 Tahun 2009
tentang perubahan kedua atas undang-undang No. 5 tahun 1986 berbunyi :

“Dalam hal tergugat tidak bersedia melaksanakan putusan pengadilan


yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, terhadap pejabat yang
bersangkutan dikenakan upaya paksa berupa pemnayaran sejumlah
uang paksa dan/atau sanksi administratif”.

Maka agar agar Tergugat patuh dan tidak lalai dalam melaksanakan putusan,
maka sudah sepatutnya Tergugat dibebankan untuk membayar uang paksa
(dwangsom) kepada Penggugat sebesar Rp.500.000,- (lima ratus ribu rupiah)
perhari terhitung sejak putusan perkara ini berkekuatan hukum tetap.

Bahwa Penggugat menetapkan besarnya Uang Paksa sebesar Rp.500.000,-


(lima ratus ribu rupiah) per hari dengan alasan bahwa besaran uang tersebut
adalah sebagai pemenuhan kebutuhan harian perusahaan Penggugat.

Berdasarkan alasan-alasan diatas, maka Penggugat mohon kepada Majelis


Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini, memberikan putusan
sebagai berikut :

12
KANTOR HUKUM
ADI BRATA, SH. & REKAN

PETITUM

DALAM PENUNDAAN

1. Mengabulkan Permohonan Penundaan Pelaksanaan Keputusan Tata


Usaha Negara / Objek Sengketa.
Memerintahkan Tergugat untuk menunda pelaksanaan Surat Keputusan
Pengguna Anggaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Tulang Bawang Nomor : 600/263/V.3-c/TB/VII/2021 tentang
Penetapan Sanksi Daftar Hitam yang diterbitkan pada tanggal 02 Juli
2021. Atas nama CV. Karya Pakarannu sampai perkara ini berkekuatan
hukum tetap (incracht van gewijsde).

DALAM POKOK PERKARA

1. Mengabulkan Gugatan Penggugat untuk seluruhnya;

2. Menyatakan batal atau tidak sah terhadap :


Surat Keputusan Pengguna Anggaran Dinas Pekerjaan Umum dan
Penataan Ruang Kabupaten Tulang Bawang Nomor :
600/263/V.3-c/TB/VII/2021 tentang Penetapan Sanksi Daftar Hitam yang
diterbitkan pada tanggal 02 Juli 2021. Atas nama CV. Karya
Pakarannu.

3. Mewajibkan kepada Tergugat untuk mencabut Surat Keputusan


Pengguna Anggaran Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
Kabupaten Tulang Bawang Nomor : 600/263/V.3-c/TB/VII/2021 tentang
Penetapan Sanksi Daftar Hitam yang diterbitkan pada tanggal 02 Juli
2021. atas nama CV. Karya Pakarannu.

4. Menghukum Tergugat untuk membayar uang paksa (dwangsom) kepada 


Penggugat sebesar Rp 500.000,- (lima ratus ribu rupiah) perhari apabila
Tergugat tidak melaksanakan putusan ini, terhitung sejak perkara ini
berkekuatan hukum tetap sampai dengan Tergugat melaksanakan putusan.

13
KANTOR HUKUM
ADI BRATA, SH. & REKAN

5. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya yang timbul dalam sengketa


ini.

Apabila Majelis Hakim berpendapat lain, kami mohon putusan yang seadil-adilnya.

      

14

Anda mungkin juga menyukai