Jalan KH. Wahid Hasyim No. 10, Menteng, Jakarta Pusat 10340
Telp: 021-31902686/081311641565
Email: lucky.omega.hasan@gmail.com.
Kepada Yth ;.
Ketua Pengadilan Negeri Banjarnegara Jalan Let.Jend. Soeprapto No. 121/ 44,
Kutabanjarnegara, Kecamatan Banjarnegara, Kab. Banjarnegara, Jawa Tengah 53418.
Dengan Hormat,
Sebelumnya perkenalkan kami :
Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama klien kami PT. BARA FUROT NAGATA
beralamat di Jalan Raya Banyumas Km. 7 NO. 45 RT.01 RW.03 Bawang-Banjarnegara Jawa
Tengah yang dalam hal ini diwakili oleh Direktur Retno Endah Karuni, NIK :
3304056712720003, beralamat di Mantrianom Kelurahan Mantrianom, Kecamatan Bawang
Kabupaten Banjarnegara. Sedemikian berdasarkan kepada surat kuasa di bawah tangan
tertanggal 15 Juni 2022.
Dengan ini mengajukan gugatan perdata berupa Perbuatan Melawan Hukum yang dilakukan
oleh :
(CHOICE OF FORUM) :
Sebelum masuk kepada materi atau alasan gugatan ini diajukan, perlu Penggugat
sampai alasan kenapa gugatan ini diajukan di Pengadilan Negeri Banjarnegara. Oleh
karena berdasarkan kepada Akta Pernyataan Notaris Nomor : 15 tertanggal 11 Januari
1
2021 (yang lengkapnya akan diuraikan dalam posita gugatan ini) tertera kesepakatan
antara Penggugat dengan Tergugat apabila terjadi perselisihan diantara Para Pihak
(Penggugat dengan Tergugat) disepakati untuk menunjuk wilayah hukum Pengadilan
Negeri Banjarnegara untuk penyelesaian atas permasalahan (Choice Of Forum) . Oleh
karena itu mohon perkenaan Ketua Pengadilan Negeri Banjarnegara atau Majelis Hakim
pemeriksa perkara ini untuk dapat berkenan mempertimbangkan dan mengabulkan
alasan hukum dari Penggugat ini. Selanjutnya gugatan ini kami sampaikan materi
gugatan.
Materi gugatan ini kami ajukan dengan uraian alasan sebagai berikut :
I. KRONOLOGI (POSITA)
1. Bahwa antara Penggugat dengan Tergugat pertama kali memiliki hubungan hukum
sebagai pemberi kuasa dan penerima kuasa sebagaimana tertuang di dalam Akta
Kuasa Direksi tertanggal 10 September 2020 Nomor 5 yang dibuat di hadapan
Notaris Sony Dewangkoro Sarjana Hukum, selaku Notaris yang beralamat kantor di
Kabupaten Banjarnegara;
2. Bahwa di dalam surat kuasa yang ditandatangani oleh Penggugat dengan Tergugat
tersebut memuat kewajiban Penerima Kuasa yakni Tergugat untuk mewakili
Penggugat dalam melaksanakan, mengerjakan hingga selesai sama sekali atas paket
pekerjaan Konstruksi : PEMBANGUNAN MUSEUM HAM, sesuai dengan Surat
Perjanjian Kerja, Nomor : 640/4/Kontrak-PPK/HAM/422.109/2020, tanggal 26 Juni
2020 (dua puluh enam juni tahun dua ribu dua puluh) yang telah ditandatangani
antara Tuan Muchammad Noor, ST.,MT selaku pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan
Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Dinas Perumahan, Kawasan Permukiman
dan Pertanahan Kota Batu dengan Penggugat selaku pemegang pengadaan
pekerjaan konstruksi Pemerintahan Kota Batu Malang Jawa Timur;
a. Melakukan dan menerima segala pembayaran dari jumlah uang yang harus
dibayar oleh dan kepada Pemberi Kuasa sehubungan dengan pelaksanaan
proyek pekerjaan yang diterima oleh Penggugat dari Pemerintah Kota Batu
Malang;
b. Menyetor uang kepada Bank dan menerima segala pembayaran dari pihak
lain melalui Bank utamanya pembayaran termin proyek;
c. Melakukan segala tindakan yang berhadapan dengan Bank, seperti membuka
rekening Koran, mentransfer, mengambil atau menarik uang dari Bank
dengan menandatangani cek-cek, surat giro, kwitansi dan dokumen-
dokumen lain yang berkenaan dengan pembiayaan dalam pelaksanaan
proyek tersebut;
4. Bahwa konteks point c nomor 3 dalam gugatan ini ditindaklanjuti oleh Tergugat
dengan membuat Rekening Bank BNI dengan Nomor Rekening : 3505558880 yang
2
merupakan alamat rekening Bank Penggugat yang dibuka di wilayah Kota Malang
Jawa Timur guna untuk pembayaran pekerjaan/pelaksanaan proyek;
5. Bahwa sejalan dan terkait juga dengan surat kuasa tersebut, peristiwa hukum
selanjutnya yang saling terkait dengan mengikat yakni Penggugat dengan Tergugat
menandatangani Akta Pernyataan Tertanggal 11 Januari 2021 (sebelas januari dua
ribu dua puluh satu) Nomor : 15 yang dibuat oleh Notaris : Sri Endang Suprikhani,
SH beralamat kantor di Jalan Raya Pasar Pucang No. 2 Depan Pasar Pucang,
Bawang, Banjarnegara pada isinya membahas kesepakatan Penggugat dengan
Tergugat untuk melakukan pembagian hasil dari membantu Penggugat dalam
melaksanakan pekerjaan konstruksi pembangunan Museum HAM dengan harga
termasuk Pajak Pertambahan NIlai) sebesar Rp. 8.283.000.467 (delapan milyar dua
ratus delapan puluh tiga juta empat ratus enam puluh tujuh);
6. Skema bagi hasil yang ditentukan dalam akta pernyataan bersama tersebut antara
lain :
b. Tergugat juga telah menerima uang sejumlah Rp. 500.000.000 (lima ratus
juta rupiah) untuk keperluan penyelesaian proyek pekerjaan tersebut pada
tanggal 12 Januari 2021 (dua belas januari tahun dua ribu dua puluh satu);
c. Disepakati juga bahwa Tergugat dalam waktu 3 (tiga) hari setelah menerima
pembayaran dari Pemberi Pekerjaan (Pemerintah Kota Batu Malang Jawa
Timur) akan menerima sisa pembayaran proyek dari Penggugat apabila
pekerjaan konstruksi Pembangunan Museum HAM selesai dalam waktu yang
telah ditentukan dan Penggugat tidak diblack list.
3
pekerjaan yang dilakukan oleh Tergugat benar selesai, namun faktanya
perjanjian/kontrak kerja Penggugat dengan pemberi kerja (Pemerintah Kota
Batu) TELAH DIPUTUS berdasarkan kepada pemutusan perjanjian/kontrak
tertanggal 24 Februari 2021 sebagaimana Surat Pemutusan Perjanjian Kontrak
Nomor 640/18/PK-PPK/HAM/422/109/2021 yang telah ditandatangani Penggugat
dengan Pejabat Pembuat Komitmen, sehingga berdasarkan kepada hal ini
seharusnya hubungan kuasa, termasuk hubungan hukum Penggugat dengan
Tergugat TELAH BERAKHIR;
10. Akibat perbuatan dari Tergugat tersebut, Penggugat sampai harus menerima Usulan
Penetapan Sanksi Daftar Hitam dari Pemerintah Kota Batu Dinas Perumahan dan
Kawasaan Permukiman Kegiatan Pembangunan/Peningkatan Infrastruktur Pekerjaan
Pembangunan Museum HAM sesuai dengan surat Nomor : 640/18.1.DH-
PPK/HAAM/422/109/2021 Tertanggal 25 Mei 2021,sebagaimana perbuatan dari
Penggugat dianggap pemberi pekerjaan telah melanggar Peraturan LKPP Nomor 17
Tahun 2018 Pasal 3 Huruf g, “Penyedia tidak menyelesaikan pekerjaan”;
11. Bahkan usulan penetapan Sanksi Daftar Hitam yang diterima oleh Penggugat
tersebut meningkat statusnya menjadi Sanksi Daftar Hitam berdasarkan Surat
Keputusan Pengguna Anggaran Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman Kota
Batu Nomor : 188.4/13/422.109/2021. Hal ini menjadi bukti kuat kesalahan dari
Tergugat yang menjadikan diri Penggugat dirugikan secara materil dan imateril’
12. Meskipun pekerjaan dari Penggugat dipandang oleh Pemberi Pekerjaan tidak selesai
100%, namun Penggugat tetap mendapatkan hak (tidak penuh) atas pekerjaan yang
telah dilakukan tersebut. Salah satu sisa penerimaan dana yang diterima oleh
Penggugat dari pemberi pekerjaan adalah uang sejumlah Rp. 1.800.000.000 (satu
miliar delapan ratus juta rupiah) dan untuk nilai Rp. 1.000.000.000 (satu miliar
4
rupiah telah ditransfer oleh Retno Endah Karuni ke alamat rekening Penggugat
sendiri yakni Bank BNI, Nomor Rekening : 3505558880 yang merupakan alamat
rekening Bank Penggugat yang dibuka di wilayah Kota Malang Jawa Timur pada
tanggal 05 Januari 2022;
13. Tergugat yang sejak awal menguasai buku rekening milik Penggugat ternyata sejak
berakhirnya kuasa dan berakhirnya hubungan hukum dengan Penggugat, TETAP
tidak mengembalikan buku rekening milik Penggugat tersebut, bahkan
membawa kabur buku rekening tersebut. Selain itu di dalam buku tabungan
rekening milik Penggugat tersebut masih terdapat dana sejumlah Rp. 1.000.000.000
(satu miliar rupiah) yang pernah Penggugat tempatkan pada tanggal 05 Januari
2022;
14. Bahwa sampai dengan gugatan ini diajukan, buku rekening dan uang yang
dititipkan oleh Penggugat dalam rekening tersebut sejumlah Rp. 1.000.000.000
(satu miliar rupiah), tetap ditahan tergugat dan dibawa kabur oleh Tergugat
meskipun Tergugat telah disomasi oleh Penggugat sebagaimana surat somasi
Nomor : 05/LOH/Lit/II/2022 tertanggal 08 Februari 2022 dan juga surat somasi
Nomor : 06/LOH/Lit/II/2022 Tertanggal 15 Februari 2022, NAMUN TIDAK ADA
TANGGAPAN APAPUN DARI TERGUGAT;
16. Bahwa dahulu Pengadilan menafsirkan yang dimaksud “Perbuatan Melawan Hukum”
hanya sebagai pelanggaran dari pasal-pasal hukum tertulis semata-mata
(pelanggaran perundang-undangan yang berlaku), tetapi sesudah tahun 1919 telah
terjadi perkembangan memberi pengertian dalam arti luas yaitu memberi
pengertian bukan hanya untuk pelanggaran perundang-undangan tertulis semata,
5
melainkan juga melingkupi atas setiap pelanggaran terhadap kesusilaan atau
kepantasan dalam pergaulan hidup masyarakat yang dapat menimbulkan suatu
kerugian (kasus Ardenbouwn versus cohen Hoge Raad Negeri Belanda tanggal 31
Januari 1919); Dengan demikian juga di Indonesia, dari pengertian perbuatan
melawan hukum dalam arti luas tersebut mencakup salah satu perbuatan –
perbuatan sebagai berikut, yaitu “Perbuatan yang bertentangan dengan hak
orang lain” (inbrech op eens onders recht) termasuk salah satu perbuatan
yang dilarang oleh pasal 1365 KUH Perdata, hak – hak yang dilanggar tersebut
adalah : hak- hak seseorang yang diakui oleh hukum; termasuk Hak – hak
Pribadi; Hak – hak Kekayaan; Hak – hak Kebebasan; Hak atas kehormatan dan
nama baik”; (Dikutip dari Buku : Dr. Munir Fuady, SH.MH.LLM, berjudul :
Perbuatan Melawan Hukum : Pendekatan Kontemporer);
17. Adanya Kesalahan dari Pihak Pelaku Untuk itu kesalahan dalam arti objektif adalah
seseorang dianggap melakukan perbuatan melawan hukum karena berbuat
kesalahan, apabila ia bertindak dari pada seharusnya dilakukan oleh orang–orang
dalam keadaan itu dalam pergaulan masyarakat. Kesalahan dalam arti subjektif
adalah melihat pada orangnya yang melakukan perbuatan itu, apakah menurut
hukum dapat dipertanggungjawabkan artinya fisik orang itu normal atau masih
kanak–kanak. Agar dapat dikenakan Pasal 1365 KUH Perdata tentang Perbuatan
Melawan Hukum tersebut, Undang–Undang dan yurisprudensi mensyaratkan agar
para pelaku haruslah mengandung unsur kesalahan (schuldelement) dalam
melaksanakan perbuatan tersebut. Tanggung jawab tanpa kesalahan (strict
liability) tidak termasuk tanggung jawab berdasarkan kepada Pasal 1365 KUH
Perdata. Jikapun dalam hal tertentu diberlakukan tanggung jawab tanpa kesalahan
tersebut (strict liability), hal tersebut tidak didasari atas Pasal 1365 KUH Perdata,
tetapi didasarkan kepada Undang –Undang lain. Karena Pasal 1365 KUHPerdata
mensyaratkan adanya unsur “kesalahan”(schuld) dalam suatu perbuatan melawan
hukum, maka perlu diketahui bagaimana cakupan dari unsur kesalahan tersebut.
Suatu tindakan dianggap oleh hukum mengandung unsur kesalahan sehingga dapat
dimintakan tanggung jawabnya secara hukum jika memenuhi unsur –unsur sebagai
berikut: a) Ada unsur kesengajaan, atau b) Ada unsur kelalaian (negligence,
culpa) c) Tidak ada alasan pembenar atau alasan pemaaf (recht-
vaardigingsgrond), seperti keadaan overmacht, membela diri, tidak waras, dan
lain –lain. Adanya Kerugian Bagi Korban Perbuatan melawan hukum, unsur –
unsur kerugian dan ukuran penilaiannya dengan uang dapat diterapkan secara
analogis. Dengan demikian, penghitungan ganti kerugian dalam perbuatan melawan
hukum didasarkan pada kemungkinan adanya tiga unsur yaitu biaya, kerugian yang
sesungguhnya, dan keuntungan yang diharapkan (bunga). Kerugian itu dihitung
dengan sejumlah uang. Adanya kerugian (schade) bagi korban juga merupakan
syarat agar gugatan berdasarkan Pasal 1365 KUHPerdata dapat dipergunakan.
Berbeda dengan kerugian karena wanprestasi yang hanya mengenal kerugian
materil, maka kerugian karena perbuatan melawan hukum disamping kerugian
materil, yurisprudensi juga mengakui konsep kerugian immaterial, yang juga akan
dinilai dengan uang;
18. Adanya Hubungan Kausal antara Perbuatan dengan Kerugian Untuk mengetahui
apakah suatu perbuatan adalah sebab dari suatu kerugian, maka perlu diikuti teori
“adequate veroorzaking” dari Von Kries. Menurut ini yang dianggap sebagai sebab
6
adalah perbuatan yang menurut pengalaman manusia normal sepatutnya dapat
diharapkan menimbulkan akibat, dalam hal ini kerugian. Jadi antara perbuatan dan
kerugian yang timbul harus ada hubungan langsung. Hubungan kausal antara
perbuatan yang dilakukan dengan kerugian yang terjadi juga merupakan syarat dari
perbuatan melawan hukum. Untuk hubungan sebab akibat ada 2 (dua) macam
teori, yaitu teori hubungan faktual dan teori penyebab kira –kira. Hubungan sebab
akibat secara faktual (causation in fact) hanyalah merupakan masalah “fakta” atau
apa yang secara aktual telah terjadi. Setiap penyebab yang menyebabkan
timbulnya kerugian dapat merupakan penyebab secara faktual, asalkan kerugian
(hasilnya) tidak akan pernah terdapat tanpa penyebabnya. Dalam hukum tentang
perbuatan melawan hukum, sebab akibat jenis ini sering disebut dengan hukum
mengenai “but for” atau “sine qua non”. Von Buri adalah salah satu ahli hukum
Eropa Kontinental yang sangat mendukung ajaran akibat faktual ini. Selanjutnya
agar lebih praktis dan agar tercapainya elemen kepastian hukum dan hukum yang
lebih adil, maka diciptakanlah konsep “sebab kira –kira” (proximate cause).
Proximate cause merupakan bagian yang paling membingungkan dan paling banyak
pertentangan pendapat dalam hukum tentang perbuatan melawan hukum;
19. Berdasarkan kepada ketentuan dan kaidah mengenai perbuatan melawan hukum
tersebut serta dikaitkan dengan kronologi peristiwa, maka jelas Tergugat dalam
konteks peristiwa hukum ini telah melakukan perbuatan hukum yang merugikan
langsung diri Penggugat;
20. Akibat dari perbuatan melawan hukum oleh Tergugat tersebut, Penggugat telah
mengalami kerugian materil secara langsung senilai Rp. 1.000.000.000 (satu
miliar rupiah);
III. PETITUM
Berdasarkan hal-hal sebagaimana telah Penggugat uraian tersebut di atas, bersama ini
Penggugat mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Banjarnegara atau Majelis Hakim
Pemeriksa Perkara ini, untuk kiranya berkenan memeriksa dan mengadili perkara ini
dan selanjutnya menjatuhkan putusan sebagai berikut :
PRIMAIR :
7
7. Menghukum Tergugat untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam
perkara ini.
SUBSIDAIR :
apabila Majelis Hakim yang mengadili dan memeriksa perkara ini berpendapat lain,
maka mohon putusan yang seadil-adilnya (ex aequo et bono).
Hormat Kami
Kuasa Hukum Penggugat