PUTUSAN
Nomor 901 K/Pdt.Sus-Pailit/2017
PT. Bhineka Karya Manunggal (dalam pailit) VS Tim Kurator PT. Bhineka Karya
Manunggal (dalam pailit)
Oleh
terhadap
2. Kronologis Perkara
PT Bhineka Karya Manunggal diputus pailit lantaran berdasarkan hasil voting
lalu PT Bank Negara Indonesia Tbk, satu-satunya kreditur pemegang jaminan
(separatis) yang tidak menyutujui perpanjangan PKPU tetap. Berdasarkan
laporan dari hakim pengawas dalam rapat kreditur yang diadakan, majelis
hakim menilai PT Bank Negara Indonesia Tbk tidak menjadi satu – satunya
pihak yang tidak menyetujui perpanjangan PKPU tetap PT Bhineka Karya
Manunggal. Perpanjangan itu diajukan debitur untuk menyempurnakn
kembali proposal perdamaian. Awalnya PT Bhineka Karya Manunggal
meminta perpanjangan 90 hari tapi para kreditur hanya mengabulkan 30 hari,
meski begitu kreditur separatis masih tidak menyetujui. Dalam rapat yang
dihadiri oleh 45 kreditur dari 70 kreditur yang terdaftar, kreditur yang
mewakili 15.386 hak suara. Adapun Bank BNI merupakan pemegang hak
suar terbesar dengan nilai tagihan Rp 565,4 miliar dari seluruh tagihan yang
mencapai Rp 700 miliar. Dengan tidak setujuinya perpanjangan oleh Bank
BNI maka majelis berpendapat hasil voting itu tidak memenuhi Pasal 229 UU
No. 37/2004 tentang Kepailitan dan PKPU. Dalam putusannya, majelis
menjelaskan pihak bank tidak mau menyetujui perpanjangan PKPU tetap
lantaran dinilai proposal perdamaian itu tidak ada perubahan yang signifikan.
Sebab, PT BKM masih belum mengakui tagihan tanpa jaminan (konkuren)
sebesar Rp 63 miliar dalam perjanjian perdamaiannya. Padahal, tagihan
tersebut telah tercatat dalam daftar tagihan tetap pengurus PKPU. Kemudian
perusahaan juga meminta untuk menghentikan denda dan bunga dari utang
pokoknya. Padahal, daftar piutang tetap yang memuat tagihan separatis dan
konkuren Bank BNI sudah diakui hakim pengawas. Total tagihan kreditur
berkode BBNI Rp 565,4 miliar. Tagihan tersebut terdiri dari sifat konkuren
senilai Rp63,1 miliar dan separatis atau terdapat jaminan sebesar Rp 502,3
miliar. Sekadar tahu saja, dalam proposal perdamaiannya PT BKM memang
hanya mengakui utang separatis dari Bank BNI yangmana, akan dicicil
selama 72 bulan dari 2017 hingga 2022.
4. Analisis Putusan
Proses kepailitan kasus PT Bhineka Karya Manunggal vs Tim Kurator PT
Bhineka Karya Manunggal sudah sesuai dengan Undang – Undang yang
mengatur tentang kepailitan yaitu Undang – Undang Nomor 37 Tahun 2004
tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Piutang. Sesuai
dengan Pasal 2 ayat (1) dan Pasal 8 ayat (4) Undang – Undang Nomor 37
Tahun 2004, yaitu adanya utang yang jatuh tempo dan dapat ditagih, dan
adanya kreditur lain. Karena itulah, permohonan ini ditindaklanjuti oleh
Pengadilan Niaga Jakarta Pusat. Lalu, proses pembuktian juga memiliki dasar
hukum yang kuat, yaitu sesuai dengan pasal 164 HIR. Bukti tersebut yaitu
berupa pengakuan yang dilontarkan oleh PT Bhineka Karya Manunggal atas
utang-utang yang dimilikinya.
Tidak disetujuinya perpanjangan PKPU tetap PT Bhineka Karya Manunggal
oleh PT Bank Negara Indonesia Tbk sebagai kreditur pemegang jaminan
(separatis) dan pemegang hak suara terbesar dengan nilai tagihan Rp 565,4
miliar dari seluruh tagihan yang mencapi Rp 700 miliar itu sudah memenuhi
Pasal 229 UU No. 37/2004 tentang Kepailitan dan PKPU. Bahwa persetujuan
lebih dari ½ (satu perdua) jumlah kreditur konkuren yang haknya diakui atau
sementara diakui yang hadir dan mewakili paling sedikit 2/3 (dua pertiga)
bagian dari seluruh tagihan yang diakui atau yang sementara diakui dari
kreditur konkuren atau kuasanya yang hadir dalam siding tersebut.