Anda di halaman 1dari 11

NAMA : JOSITA NOVIANA

NIM : E18010005
FAKULTAS : ILMU HUKUM

ANALISIS PUTUSAN Nomor 36/Pdt.G.S/2017/PN Mpw Tentang Wansprestasi Antara


PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk Kantor Unit Kunyit, Jalan Raya Semudun
sebagai Penguggat
Melawan
A.IP.EDI SUGIYANTO dan KAMSIAH
Sebagai Terguggat I dan II

A. Pendahuluan
Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.1 Suatu perjanjian bisa di buat atas
beban yakni suatu perjanjian yang mewajibkan masing-masing pihak memberikan
sesuatu, berbuat sesuatu atau tidak berbuat sesuatu.2
Semua perjanjian yang di buat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi
mereka yang membuatnya.3 Suatu perjanjian dilakukan dengan iktikad baik, perjanjian
dikatakan sah apabila didalamnya terdapat 4 syarat yakni Sepakat, Cakap, Suatu Hal
Tertentu dan Sebab yang Halal. Dengan adanya perjanjian kreditur memiliki hak untuk
menuntut pemenuhan prestasi dari debitur, dan debitur pun memiliki kewajiban
melaksanakan prestasinya. Dengan adanya perjanjian dari kedua belah pihak di harapkan
dalam pelaksanaan prestasinya dapat berjalan sesuai dengan isi perjanjian akan tetapi
dalam prakteknya dalam kondisi pertukaran prestasi tidak selalu berjalan sebagaimana
mestinya sehingga muncul peristiwa wansprestasi.
Wanprestasi diatur dalam Pasal 1243 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPer) yang berbunyi: “Penggantian biaya, kerugian dan bunga karena tak
dipenuhinya suatu perikatan mulai diwajibkan, bila debitur, walaupun telah dinyatakan
Ialai, tetap Ialai untuk memenuhi perikatan itu, atau jika sesuatu yang harus diberikan
atau dilakukannya hanya dapat diberikan atau dilakukannya dalam waktu yang

1
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, buku Ketiga Tentang Perikatan Pasal 1313.
2
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Buku Ketiga tentang Perikatan Pasal 1314.
3
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, Buku Ketiga Tentang Perikatan Pasal 1338
melampaui waktu yang telah ditentukan”. Berdasarkan pasal di atas dapat dipahami
bahwa wanprestasi adalah keadaan di mana kreditur maupun debitur tidak/lalai
melaksanakan perjanjian yang telah disepakati. Penyebabnya sendiri dapat timbul karena
kesengajaan atau kelalaian dan adanya keadaan memaksa (force mejeur).4
5
Ketika debitur melakukan wanprestasi terhadap perjanjiannya dengan kreditur,
disitulah muncul kewajiban tanggung jawab debitur selaku konsumen. Tanggung jawab
tersebut lahir karena seorang kreditur menderita kerugian akibat debitur tidak memenuhi
prestasinya. Pasal 1267 KUHPerdata mengatur mengenai hak-hak kreditur yang
merupakan alternatif upaya hukum untuk mendapatkan hak-haknya kembali. Dalam
perjanjian timbal balik dapat dimintakan pembatalan perjanjian sekaligus meminta ganti
rugi. Selain itu, apabila kreditur dirugikan akibat debitur yang lalai berprestasi, kreditur
dapat mengajukan pembatalan perjanjian yang dimintakan kepada hakim. Namun
sebelum itu, kreditur selaku pelaku usaha harus membuktikan terlebih dahulu kesalahan
debitur (kesalahan tidak berprestasi), kerugian yang diderita, dan hubungan kausual
antara kerugian dan wanprestasi. Apabila hal-hal tersebut dapat membuktikan bahwa
benar debitur lalai berprestasi maka menurut isi Pasal 1266 ayat (1) KUHPerdata,
menentukan perjanjian dapat dibatalkan. Kesalahan debitur disini tidak dapat serta merta
dijatuhkan sanksi karena debitur diberikan atau memiliki hak membela diri dari sanksi
akibat ia dinyatakan lalai. Debitur dapat mengajukan beberapa alasan untuk
membebaskan dirinya dari sanksi, alasan tersebut berupa :
1) Debitur mengajukan alasan bahwa tidak terpenuhinya kewajiban atau
prestasinya debitur dikarenakan adanya keadaan yang memaksa (overmacht,
force majeur);
2) Debitur mengajukan alasan bahwa tidak terpenuhinya kewajiban atau
prestasinya debitur dikarenakan kreditur selaku pelaku usaha telah lalai
(exceptio non adimpleti contractus);
3) Debitur mengajukan alasan bahwa dikarenakan kreditur telah melepaskan
haknya untuk menuntut ganti rugi.

4
Di Sarikan dari https://www.rumah.com/panduan-properti/wanprestasi-47060
5
Disarikan dari https://www.pengadaan.web.id/2020/08/apa-itu-wanprestasi-dan-akibat-hukumnya.html
B. PEMBAHASAN
Putusan Pengadilan Nomor 36/Pdt.G.S/2017/PN Mpw ditinjau dari Aspek Hukum
Formil
Analisi putusan jika ditinjau dari aspek hukum Formil memiliki subkajian sebagai
berikut:
a. Struktur putusan
Di tinjau dari aspek hukum formil, struktur putusan yang akan di kaji adalah putusan
pengadilan tingkat pertama, sehingga analisis ini hanya terfokus pada putusan
pengadilan tingkat pertama. Struktur putusan tingkat pertama Nomor
36/Pdt.G.S/2017/PN Mpw adalah sebagai berikut :
1) Kepala Putusan
Putusan pengadilan tingkat pertama ini telah mencantumkan kepala putusan
pada bagian atasnya yaitu memakai judul “ PENETAPAN’’ kemudian tepat di
bawahnya mencantumpkan nomer putusan perkara yakni Nomor
36/Pdt.G.S/2017/PN Mpw. Selanjutnya setelah menuliskan judul tersebut
putusan tingkat pertama juga mencantumkan kalimat “ DEMI KEADILAN
BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA’’. Jadi kepala
putusan tingkat pertama ini memiliki fungsi formal dan dapat dijalankan
dengan paksa apabila memenuhi syarat.
2) Identitas para pihak
Putusan pengadilan tingkat pertama dalam putusan Nomor
36/Pdt.G.S/2017/PN Mpw ini telah mencantumkan identitas para pihak
dengan jelas mulain dari nama, tempat tanggal lahir, No KTP, jenis kelamin,
tempat tinggal, pekerjaan sebagai berikut:
I. PENGUGGAT
PT. Bank Rakyat Indonesia (persero) Tbk Kantor Unit Sungai
Kunyit, jalan Raya Semudun dalam hal ini memberikan Kuasa
Khusu Kepada Aryo Patrianto, S.H kepala Bagian hukum Kantor
wilayah PT. Bank Rakyat Indonesia (persero).

II. TERGUGGAT I
A.IP Edi Sugiyanto, Pontianak, 17-09-1972, 6102011709720002,
Laki-laki, Jl. Daeng Manambon, Rt.002, Rw.001 Kuala Secapa,
Kec. Mempawah Hilir, Kab. Pontianak, Wirasuwasta.
III. TERGUGGAT
Kasmiyah, kuala Secapah, 20-11-1973, 6102016011730003,
Perempuan, Jl. Daeng manambon Rt,002 Rw.001 Kel. Kuala
secapah, Kec. Mempawah Hilir, Kab. Pontianak, Ibu Rumah
Tangga.
3) Dalil Permohonan
Dalil pemohonan dalam Putusan tingkat pertama Nomor 36/Pdt.G.S/2017/PN
Mpw tercantum didalamnya sebagaimana pada uraian pembahasan yaitu
dalam ’’Duduk perkara pemohon’’ sebagai berikut
Menggugat Tergugat I dan Tergugat II yang pada pokoknya dengan alasan
sebagai berikut:
 Menyatakan bahwa penguggat telah melakukan Ingkar Janji
 Perjanjian tersebut dibuat pada tanggal 03 September 2014
 Bentuk perjanjian tersebut secara tertulis yakni :
1) Surat Pengakuan Hutang Nomor B./4823/09/2014, tanggal 03
September 2014
2) Addendum Surat Pengakuan Nomor B./4823/09/2014, tanggal
03 September 2014
 Isi dari perjanjian tersebut yaitu :
1) Tergugat mengakui menerima uang sebagai pinjaman/Kredit
Umum Pedesaan (Kupedes) dari Penggugat sebesar total Rp.
25.000.000,-(Dua Puluh lima Juta Rupiah)
 Pokok pinjaman berikut bunganya harus dibayar
kembali oleh Tergugat I & II setiap bulan dalam jangka
waktu 36 (Tiga Puluh Enam) bulan sejak
ditandatanganinya Surat Pengakuan Hutang Nomor
B. /4823/09/2014 Tanggal 03 September 2014 dengan
jadwal pembayaran pinjaman sebagai berikut : “Bunga
harus dibayar kembali oleh Tergugat I & II tiap-tiap
bulan dengan angsuran yang sama besarnya yang
meliputi angsuran Pokok dan Bunga dalam 36 (Tiga
Puluh Enam) kali angsuran masing-masing sebesar Rp.
994.500,- (Sembilan Ratus Sembilan puluh empat ribu
Lima Ratus Rupiah)”
2) Untuk menjamin pinjamannya Tergugat I & II memberikan
agunan berupa tanah dan/atau bangunan dengan bukti
kepemilikan sbb:
Surat Pernyataan Tanah Nomor : 593.2/054/Pem/2014 a.n A.IP
Edi Sugianto, yang terletak di pasir wan Salim Kec.
Mempawah Kab. Pontianak
3) Asli bukti Surat Pernyataan Tanah Nomor:
593.2/054/Pem/VIII/2014 a.n A.IP Edi Sugianto tersebut
disimpan pada Penggugat sampai dengan pinjaman lunas;
4) Bila pinjaman tidak dibayar pada waktu yang telah ditetapkan
maka Penggugat berhak untuk menjual seluruh agunan, baik
dibawah tangan maupun dimuka umum, untuk dan atas nama
permintaan Penggugat, dan Yang Berhutang/Tergugat I & II
dan pemilik agunan menyatakan akan menyerahkan/
mengosongkan tanah rumah/ bangunan. Apabila Tergugat I &
II atau pemilik agunan tidak melaksanakan, maka atas biaya
Yang Berhutang/Tergugat I & II, maka pihak Penggugat
dengan bantuan yang berwenang dapat melaksanakannya;
 Yang dilanggar oleh Terguggat antara lain :
1) Bahwa Tergugat I & II tidak memenuhi
kewajiban/Wanprestasi/Ingkar janji, karena tidak melaksanakan
ketentuan Pasal 2 Surat Pengakuan Hutang Nomor B.
/4823/09/2014 Tanggal 03 september 2014
2) Bahwa tergugat I & II tidak membayar angsuran pinjaman secara
tepat waktu dan tertib terhitung sejak angsuran pada bulan ke-10
atau setidak-tidaknya terhitung sejak bulan Desember 2015
Tergugat sudah tidak ada lagi melakukan pembayaran angsuran
atau membayar angsuran dengan jumlah yang kurang dari yang
telah ditentukan, sehingga sampai dengan saat ini menjadi kredit
dalam kategori macet dengan sisa total kewajiban sebesar Rp.
21.374.719,- (Dua Puluh Satu Juta Tiga Ratus Tujuh puluh empat
ribu tujuh ratus sembilan belas Rupiah)
3) Bahwa akibat pinjaman Tergugat I & II menjadi kredit macet,
Penggugat harus menanggung kerugian, karena Penggugat harus
tetap membayar bunga simpanan masyarakat yang merupakan
sumber dana pinjaman yang disalurkan kepada Tergugat I & II.
Selain itu Penggugat harus membuku biaya pencadangan aktiva
produktif dan Penggugat dirugikan karena tidak bisa menyalurkan
pinjaman lagi ke masyarakat sebesar pinjaman Terguggat I & II
yang macet tersebut;
4) Bahwa atas kredit macet terguggat I&II tersebut, Penggugat telah
melakukan penagihan kepada Tergugat I & II secara rutin, baik
datang langsung ke tempat domisili Tergugat I & II.
 Kerugian yang diderita oleh penguggat
1) Bahwa akibat kredit macet milik Tergugat I & II, Penggugat
menderita kerugian sebesar tunggakan pokok dan bunga pinjaman
sebesar
Pokok : Rp. 18.443.900
Bunga : Rp. 2.930.819
2) Total : Rp. 21.374.719,- (Dua Puluh Satu Juta Tiga Ratus Tujuh
puluh empat ribu tujuh ratus Sembilan belas rupiah)
3) Bahwa dengan menunggaknya angsuran Tergugat I & II tersebut
mengakibatkan Penggugat harus membuku biaya cadangan aktiva
produktif, sehingga Penggugat dirugikan dari membuku biaya ini
sebesar tunggakan pokok tersebut sebesar Rp. 18.443.900,-
(Delapan Belas Juta Empat ratus empat puluh tiga ribu sembilan
ratus rupiah);

4) Jawaban dalam proses pemeriksaan


Dalam putusan Tingkat pertama Nomor 36/Pdt.G.S/2017/PN Mpw
dicantumkan bawa terguggat I dan Tergugat II dipersidangan telah
menyampaikan jawabannya secara lisan yang pada intinya mengakui semua
isi gugatan dari Penggugat, namun setelah perkara ini berjalan Tergugat I ada
membayar sejumlah Rp1.500.000,00 (Satu juta lima ratus ribu rupiah) untuk
mengurangi kewajiban hutangnya kepada Penggugat pada Tanggal 7, 11, 18
Desember 2017 dan Penggugat mengakuinya akan tetapi total cicilan
Tergugat I tersebut yang dibayar sebagian tidak sejumlah Rp1.500.000,00
(Satu juta lima ratus ribu rupiah) dan hanya membayar sejumlah
Rp1.000.000,00 (Satu juta rupiah) dengan rincian Tanggal 7 Desember 2017
sejumlah Rp600.000,00 (Enam ratus ribu rupiah) dan 11 Desember 2017
sejumlah Rp400.000,00 (Empat ratus ribu rupiah);

5) Pertimbangan Hukum
Pertimbangan hukum dalam putusan Nomor 36/Pdt.G.S/2017/PN Mpw
memuat pertimbangan-pertimbangan hukum sebagai berikut:
 Menimbang, bahwa pada hari sidang yang telah ditentukan Penggugat
hadir Kuasa Hukumnya dan Tergugat I, namun Penggugat sendiri
tidak pernah hadir dipersidangan karena alasan pekerjaan dan hal
tersebut disampaikan berdasarkan surat kuasa yang disampaikan
melalui Kuasa Hukum Penggugat dipersidangan yang terlampir pada
berita acara sidang dalam perkara ini begitupun terhadap Tergugat II
tidak pernah hadir menghadap dipersidangan karena alasan mengurus
anak bayi dan hal tersebut disampaikan berdasarkan surat yang
disampaikan melalui Tergugat I dipersidangan yang terlampir pada
berita acara sidang dalam perkara ini;
 Menimbang bahwa sebelum persidangan, ini dilanjutkan dengan
membacakan gugatan Penggugat dipersidangan, sesuai dengan
keketentuan Pasal 15 Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia
Tahun 2015 Tentang Tata Cara Penyelesaian Gugatan Sederhana yang
menyatakan bahwa “pada sidang hari pertama, Hakim wajib
mengupayakan perdamaian dengan memperhatikan batas waktu
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 Ayat (3)” sehingga dengan
demikian Hakim mengupayakan perdamaian diantara para pihak baik
Penggugat maupun Para Tergugat (Tergugat I dan Tergugat II)
 Menimbang, bahwa setelah Hakim memberikan waktu kepada para
pihak baik Penggugat maupun Para Tergugat untuk melakukan upaya
perdamaian, maka Penggugat dan Para Tergugat menyatakan bahwa
mereka tidak ada kesepakatan untuk berdamai atau mediasi tidak
berhasil sehingga Hakim melanjutkan perkara ini dengan pembacaan
surat gugatan setelah Penggugat menyatakan tidak ada perubahan
terhadap surat gugatan setelah penguggat menyatakan tidak ada
perubahan terhadap surat gugatan atau tetap pada gugatannya:
 Menimbang, bahwa Tergugat I dan Tergugat II dipersidangan telah
menyampaikan jawabannya secara lisan yang pada intinya mengakui
semua isi gugatan dari Penggugat, namun setelah perkara ini berjalan
Tergugat I ada membayar sejumlah Rp1.500.000,00 (Satu juta lima
ratus ribu rupiah) untuk mengurangi kewajiban hutangnya kepada
Penggugat pada Tanggal 7, 11, 18 Desember 2017 dan Penguggat
mengakuinya akan tetapi total cicilan Tergugat I tersebut yang dibayar
sebagian tidak sejumlah Rp1.500.000,00 (Satu juta lima ratus ribu
rupiah) dan hanya membayar sejumlah Rp1.000.000,00 (Satu juta
rupiah) dengan rincian Tanggal 7 Desember 2017 sejumlah
Rp600.000,00 (Enam ratus ribu rupiah) dan 11 Desember 2017
sejumlah Rp. 400.000,00
 Menimbang, bahwa Penggugat dipersidangan telah mengajukan bukti
surat-surat sebagaimana termuat dalam berita acara persidangan yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari putusan ini;
 Menimbang, bahwa sebelum Tergugat I dan Tergugat II dipersidangan
mengajukan bukti surat, ternyata Pengugat dipersidangan memohon
kepada Hakim untuk mencabut gugatannya sesuai dengan surat
Pencabutan Gugatan Nomor : B.05/MKR/01/2018, Tanggal 4 Januari
2018 yang ditandatangani oleh Kuasa Hukum Penggugat bernama
MUAMAR dikarenakan baik Penggugat maupun Tergugat I dan
Tergugat II telah sepakat membuat Surat Penjanjian Perdamaian,
Tanggal 4 Januari 2018 yang telah ditandatangani Kuasa Hukum
Penggugat yaitu MUAMAR dan MARTERLINA serta Tergugat I
yang diketahui atau disetujui Tergugat II walaupun tidak
membubuhkan tanda tangan dan Surat Penjanjian Perdamaian,
Tanggal 4 Januari 2018 tersebut telah disampaikan oleh Penggugat
dipersidangan Bersama- sama dengan surat pencabutan guigatan
Nomor : B.05/MKR/01/2018 Tanggal 4 januari 2018
 Menimbang, bahwa dengan demikian oleh karena perkara ini dicabut
oleh Penggugat dan hal tersebut juga diakui serta disetujui atau
disepakati oleh Tergugat I dan Tergugat II sedangkan perkara ini telah
dikeluarkan biaya administrasi, maka biaya perkara ini dibebankan
kepada penggugat.

6) Amar Putusan
Amar putusan tingkat Pertama Nomor 36/Pdt.G.S/2017/PN Mpw yang pada
intinya mengabulkan permohonan penguggat, dan untuk selanjutnya
menyatakan bahwa perkara Nomor 36/Pdt.G.S/2017/PN Mpw, berakhir
karena dicabut serta Memerintahkan kepada Panitera Pengadilan Negeri
Mempawah untuk mencatat atas pencabutan perkara tersebut ke buku dalam
register perkara dan Membebankan biaya perkara kepada Penggugat sejumlah
Rp406.000,00 (Empat ratus enam ribu rupiah)
7) Biyaya perkara dalam putusan perkara Nomor 36/Pdt.G.S/2017/PN Mpw
Putusan perkara Nomor 36/Pdt.G.S/2017/PN Mpw ini dalam putusannya telah
mencantumkan rincian biyaya proses berperkara sebagai berikut :
Rincian biaya perkara:
1. Pendaftaran Rp 30.000,00
2. Administrasi Proses Perkara Rp 50.000,00
3. Panggilan Rp315.000,00
4. Materai Rp 6.000,00
5. Redaksi Rp 5.000,00 +
Jumlah Rp406.000,00

b. Alat Bukti yang Dijadikan Dasar Pertimbangan


Alat-alat bukti yang diajukan dalam pemeriksaan berkas perkara dan dijadikan
pertimbangan hakim antara lain :
1) Asli Surat Pengakuan Hutang Nomor B./4823/09/2014 Tanggal 03 september
2014
2) Surat Peryataan Tanah Bersama Nomor : 593.2/054/PEM/2014 a.n A.IP Edi
Sugianto Surat Penyataan Tanah Bersama Nomor, yang terletak di Pasir Wan
Salim, Kec Mempawah hilir kabupaten Pontianak
3) Asli kwitansi Pencairan Pinjaman Nomor : B.09/4823/09/2014 Tanggal 03
September 2014;
4) Copy kartu tanda penduduk (KTP) Tergugat I & II
5) Surat pernyataan tanah Nomor : 593.2/054/PEM/2014 a.n. A.IP Edi Sugiyanto
6) Asli surat pernyataan penyerahan anggunan tertanggal 03 september 2014
7) Asli surat kuasa menjual anggunan tertanggal 03 september 2014
8) Asli formular kunjungan krpada penunggak
9) Asli surat peringatan 1 No. 14/UD-03/01/2017 tertanggal 12 januari 2017,
Asli Surat peringatan ke 2 No. B.174/UD-03/02/2017 tanggal 15 februari
2017 serta asli surat peringatan ke 3 No. 203/UD-03/03/2017 tanggal 20 maret
2017
10) Asli Rekening Koran Pinjaman No. 4823.01.003220.10.0 a.n A.IP Edi
Sugianto tanggal laporan 21 januari 2017
11) Asli Laporan Total Kewajiban (Pay off) Tergugat I dan II Nomor rekening
No. 4823.01.003220.10.0 a.n A.IP Edi Sugianto.

c. Sumber hukum formil di luar Undang-Undang


Sumber hukum formil di luar Undang-Undang dalam melakukan penyelesaian
Gugatan Sederhana pada pasal 15 Peraturan MA Republik Indonesia yang
menyatakan bahwa “pada sidang hari pertama, Hakim wajib mengupayakan
perdamaian dengan memperhatikan batas waktu sebagaimana dimaksud dalam Pasal
5 Ayat (3)” sehingga dengan demikian Hakim mengupayakan perdamaian diantara
para pihak baik Penggugat maupun Para Tergugat (Tergugat I dan Tergugat II). Serta
pada ketentuan peraturan Mahkamah Agung Nomor 2 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Penyelesaian Gugatan Sederhana serta ketentuan-ketentuan hukum lainnya yang
bersangkutan;

Anda mungkin juga menyukai