Disusun Oleh:
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Pada tanggal 18 Agustus 2017 telah terjadi hubungan hokum antara PT.
Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk Unit MARISA beralamat di Komp.
Marisa Business Center Blok A9-A11 Jl. Jend Sudirman Kec. Marisa Kab.
Pohuwato yang selanjutnya disebut dengan Penggugat dengan Harianto dan
Samsina yang keduanya bertempat tinggal di Desa Mootilango Kecamatan
Duhiadaa yang selanjutnya disebut dengan Tergugat I dan Tergugat II. Dalam hal
ini, para pihak telah melakukan perjanjian hutang-piutang dalam bentuk
pinjaman/kredit kupedes, yang mana Tergugat I dan II meminjam uang kepada
PT. Bank Rakyat Indonesia (PERSERO) Tbk Unit Marisa sebesar Rp.
200.000.000; (dua ratus juta rupiah).
bangunan dengan bukti kepemilikan asli nomor 00215 atas nama Harianto dan
Sertipikat Hak Milik Nomor 17 Desa Mekar Jaya atas nama Haris Molose.
ribu dua belas rupiah); dan apabila pihak Tergugat tidak bisa membayarnya maka
pihak bank menginginkan sita jaminan atas agunan berupa Sertifikat Hak Milik
Nomor 215 Desa Mootilango atas nama Harianto dan Sertifikat Hak Milik Nomor
17 atas nama Haris Molose sebagai jaminan pelunasan hutang.
RUMUSAN MASALAH
METODE PENELITIAN
Tipe penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis Normatif
dengan menggunakan beberapa pendekatan masalah berupa pendekatan
perundang-undangan (sta-tute approach) dan pendekatan kasus (case ap-proach).
Spesifikasi dalam Penelitian ini adalah penemuan Hukum In Concreto dengan
sumber Bahan hukum berupa bahan primer, se-kunder dan tersier. kemudian
dilakukan pengumpulan dan penyusunan data secara sistematis serta
4
PEMBAHASAN
Untuk mengetahui apakah suatu perjanjian itu bisa dikatakan sah atau
tidak, maka dalam perjanjian tersebut harus terpenuhi syarat-syaratyang ada
dalam perjanjian tersebut. Syarat-syarat dalam suatu perjanjian diatur dalam 1320
KUHPerdata, diantaranya yaitu: 1) Adanya kata sepakat dari kedua pihak yang
melakukan perjanjian; 2) kecakapan para pihak untuk mengadakan suatu
perikatan; 3) Adanya suatu hal tertentu; dan 4) Adanya suatu sebab yang
diperkenankan dan halal.
Syarat pertama dan kedua disebut dengan syarat subyektif, karena kedua
syarat tersebut harus dipenuhi oleh subyek hukum. Syarat yang ketiga dan
keempat merupakan syarat obyejtif, karena kedua syarat ini harus dipenuhi oleh
obyek hukum. 2
1
Wirjono Prodjojodikoro, Asas-asas Hukum Perjanjian, (Bnadung: Bale Bandung, 1981), 9.
2
Komariah, Hukum Peerdata, (Malang: Universitah Muhammadiyah Malang, 2002), 175-176.
5
3
Salim HS, Pengantar Hukum Perdata Tertulis (BW), (Jakarta: Kencana Prenada Media Group
2008), 180.
4
Subekti, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta: PT. Arga Printing, 2007), 146.
5
Ahmadi Miru, Hukum Kontrak dan Perancangan Kontrak, (Jakarta:Rajawali Pers, 2007), 74
6
Berdasarkan hal tersebut, peran dan tugas hakim bukan hanya sebagai
pembaca deretan huruf dalam undang-undang yang dibuat oleh badan legislatif.
Tetapi dalam putusannya memikul tanggung jawab menjadi suara akal sehat dan
mengartikulasikan sukma keadilan dalam kompleksitas dan dinamika kehidupan
masyarakat. Hakim progresif akan mempergunakan hukum yang terbaik dalam
keadaan yang paling buruk. 8
6
Simanjuntak, Hukum Perdata Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2017), 288.
7
Sudarto, Kapita Selekta Hukum Pidana, (Bandung:Alumni, 1986), 74.
8
Satjipto Rahardjo, Membedah Hukum Progresif, (Jakarta : Kompas, 2006), 56.
7
9
Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta: Intermasa, 2002), 5.
10
Gatot Supramono, Perjanjian Utang Piutang, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2013),
9.
8
Dalam mengadili perkara tersebut, sesuai dengan apa yang penulis pahami,
bahwa hakim sudah menjadi hakim progesif, dimana alasan dan dasar penjatuhan
hukumannya sudah mendasarkan dan memperhatikan pasal-pasal KUHperdata,
RGB, perma No. 4 tahun 2019 tentang perubahan atas perma No. 2 tahun 2015
tentang Tata cara penyelesaian gugatan sederhana serta peraturan-peraturan lain
yang berkaitan dengan perkara ini. Hakim tidak hanya mendasarkan putusan
tersebut dari satu pasal saja tetapi sudah memperhatikan Pasal-pasal lain yang
berkaitan dengan perkara tersebut. Sehingga mengenai kepastian hokum putusan
tersebut sudah bisa dipertanggungjawabkan.
Perma No. 4 tahun 2019 tentang perubahan atas perma No. 2 tahun 2015
tentang Tata cara penyelesaian gugatan sederhana, yang mana diketahui bahwa
perkara yang diajukan ke pengadilan Marisa dengan No. 2/Pdt.G/2019/PN Mar.
masuk kedalam guagatn sederhana. perma tersebut diatur bagiaman prosedur serta
11
tara cara menyelesaikan gugatan sederhana, dan hakim telah melaksakan perma
tersebut dengan baik.
Pasal 1865 KUHPerdata dan Pasal 283 Rbg maka kewajiban pertama
Penggugat-lah untuk membuktikan kebenaran akan dalil-dalil yang diajukannya
tersebut akan tetapi dengan tidak mengenyampingkan kewajiban tergugat I dan
tergugat II untuk membuktikan dalil-dalil bantahannya (sangkalannya) tersebut,
hal ini dilakukan agar beban pembuktian menjadi merata bagi para pihak sehingga
tercipta suatu pembuktian yang sinergis dan tidak berat sebelah. Kaitannya dengan
Pasal ini, Hakim telah melaksakan apa yang tertera didalam Pasal ini dengan
sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, tanpa berat sebelah.
Pasal 142 Rbg “Dalam tenggang waktu yang sama para pihak dapat saling
menyampaikan surat-surat jawaban (replik) dan jawaban balik (duplik) yang
dengan cara yang sama bersama-sama dengan surat-surat yang bersangkutan
diserahkan kepada panitera” maka Pengadilan Negeri Marisa berwenang
mengadili perkara a quo;
PENUTUP
Kesimpulan
Dalam mengadili perkara tersebut, sesuai dengan apa yang penulis pahami,
bahwa hakim sudah menjadi hakim progesif, dimana alasan dan dasar penjatuhan
hukumannya sudah mendasarkan dan memperhatikan pasal-pasal KUHperdata,
RGB, perma No. 4 tahun 2019 tentang perubahan atas perma No. 2 tahun 2015
tentang Tata cara penyelesaian gugatan sederhana serta peraturan-peraturan lain
yang berkaitan dengan perkara ini. Hakim tidak hanya mendasarkan putusan
12
tersebut dari satu pasal saja tetapi sudah memperhatikan Pasal-pasal lain yang
berkaitan dengan perkara tersebut. Sehingga mengenai kepastian hokum putusan
tersebut sudah bisa dipertanggungjawabkan.
Saran
DAFTAR PUSTAKA