LATAR BELAKANG
Negara Indonesia adalah suatu Negara yang sedang berkembang, hal ini
sektor. Salah satu sektor pembangunan yang sedang giat dilakukan Indonesia
kredit. Penyaluran dana dalam bentuk kredit ditujukan kepada masyarakat untuk
No. 10 Tahun 1998 tentang perubahan Undang Undang No. 7 Tahun 1992
memberikan jasa - jasa keuangan baik kepada pihak yang membutuhkan dana dan
pihak yang memiliki dana, Bank melakukan beberapa fungsi dasar sementara
tetap menjalankan kegiatan rutinnya di bidang keuangan. Fungsi dasar bank dapat
dilihat dan keterangan berikut. Bank memiliki fungsi pokok sebagai berikut:1
1. Menghimpun dana;
2. Memberi kredit;
1
Djoni S Gozali, 2010, Rachmadi Usman, Hukum Perbankan, Sinar Grafika, Jakarta. Hlm 140
1
5. Penyedia informasi, pemberian konsultasi dan bantuan penyelengaraan
administrasi.
peran tersebut, harus ada hubungan perdata antara bank dan nasabah yang
semua nasabah baik nasabah debitur, nasabah deposan, ataupun nasabah non
berdasarkan suatu kontrak yang dibuat anatar bank sebagai kreditur (pemberi
dana) dan pihak debitur (peminjam dana) yang biasanya disebut perjanjian kredit.
Dalam perjanjian kredit, setiap kredit yang telah disetujui dan disepakati
antara pihak kreditur dan debitur maka wajib dituangkan dalam perjanjian kredit
(akad kredit) secara tertulis. Dalam praktek perbankan bentuk dan format dari
perjanjian kredit diserahkan sepenuhnya kepada bank yang bersangkutan ada hal-
hal yang harus dipedomani yaitu perjanjian tersebut tidak boleh kabur atau
kebasahan dari persyaratan secara hukum, sekaligus juga memuat secara jelas
mengenai jumlah besarnya kredit, jangka waktu tata cara pembayaran kembali
pula pro dan kontra yang timbul antara pakar hukum. Bagi pihak yang kontra,
2
Ibid, hlm 266.
3
Munir Fuady, 2003, Hukum Perbankan Modern, Citra Aditya Bakti, Bandung. Hlm 100
4
Muhammad Djumhana, 2003, Perbankan di Indonesia, Citra Aditya Bakti, Bandung. Hlm
385.
2
beberapa pakar hukum menolak kehadiran perjanjian baku karena kedudukan
Oleh karena itu, perjanjian baku oleh beberapa pakar hukum dianggap
meniadakan keadilan.
sebagai suattu perjanjian, hal ini karena6 pertama, perjanjian baku diterima
pihak mengikatkan diri pada perjanjian itu; kedua setiap orang yang
Dalam praktek, bentuk dan materi perjanjian kredit antara bank satu dengan
bank lainnya tidaklah sama, hal tersebut terjadi dalam rangka menyesuaikan diri
tersebut tidak memiliki bentuk yang berlaku umum, hanya saja dalam praktek ada
banyak hal yang biasanya dicantumkan dalam perjanjian kredit, misalnya; berupa
definisi istilah-istilah yang akan dipakai dalam perjanjian; jumlah dan batas
5
Rachmadi Usman, 2010, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Gramedia pustaka
utama ,Jakarta. Hlm 265
3
waktu pinjaman, serta pembayaran kembali pinjaman (repayment) juga mengenai
apakah debitur berhak mengembalikan dana pinjaman lebih cepat dari ketentuan
yang ada; penetapan bunga pinjaman dan dendanya bila debitur lali membayar
bunga; terakhir dicantumkan berbagai klausul seperti hukum yang berlaku untuk
antara nasabah dengan bank suatu kondisi tertentu yang dikuatkan dengan pasal
dalam KUHP tetapi dapat juga dilihat dari sudut penyalahgunaan keadaan yang
dapat didefinisikan berupa kehendak yang cacat, karena lebih sesuai dengan isi
7
Muhammad Djumhana. Op.cit, 385.
8
Henry P. Panggabean, 1992, Penyalahgunaan Keadaan Sebagai Alasan (Baru) Untuk
Pembatalan Perjanjian, Liberty, Bandung, Hlm 33
4
berupa keunggulan ekonomis terhadap pihak lain yang tentu dalam posisi
dirugikan.
B. Perumusan Masalah
merumuskan permasalahan untuk dibahas dan dikaji lebih rinci. Adapun beberapa
C. Keaslian Penelitian
1. Rini Masyithah, 2005, judul tesis Akta PPAT yang mengandung unsur
Mada, Yogyakarta.
Rumusan Masalah:
5
b. Bagaimana bentuk pertanggungjawaban PPAT terhadap akta yang
Hasil Penelitian:
yang menyebabkan terjadinya pembatalan Akta PPAT yaitu salah satu pihak
melakukan jual beli dan karena salah satu pihak melakukan perbuatan
2. Renaldi Morintoh, 2007, Kedudukan kontrak baku yang dibuat BUMN dalam
hubungannya dengan penyalahgunaan keadaan serta prospek penerapan
Yogyakarta.
Rumusan Masalah:
2. Bagaimana prospek penerapan kontrak baku yang dibuat BUMN pada masa
mendatang?
Hasil Penelitian:
pendapat ahli hukum yang tidak mengikat. Kedua, prospek kontrak baku yang
6
dibuat BUMN dalam hubungannya dengan penyalahgunaan keadaan sangat
penelitian yang penelitian yang akan penulis lakukan adalah mengenai bentuk
di negara lain.
melakukan penelitian ini sepanjang ada korelasi dan relevansi dengan penelitian
ini, sehingga penelitian ini akan saling melengkapi dalam mengembangkan ilmu
D. Tujuan Penelitian
sebagai berikut:
7
kehendak dalam perjanjian baku di dalam suatu perjanjian kredit.
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
ilmu pengetahuan
2. Manfaat Praktis
G. Tinjauan Pustaka
Undang Undang Hukum Perdata Tentang Perikatan yaitu Pasal 1313 yaitu:
Suatu perjanjian adalah suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih
mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih. Perjanjian diatur dalam
8
Buku Ketiga Kitab Undang Undang Hukum Perdata karena perjanjian
merupakan salah satu sumber dari perikatan, dikatakan salah satu karena ada
dimana seseorang berjanji kepada seorang lain atau dimana dua orang itu
ditulis. 10
a. Asas-asas perjanjian
Menurut pendapat Gatot Supramono. dalam hukum perjanjian
yaitu:
1) Asas konsensualisme
Sesuai dengan artinya konsensualisme adalah kesepakatan,
mereka, hal ini terdapat dalam Pasal 1320 Kitab Undang Undang
Hukum Perdata..
2) Asas kebebasan berkontrak
Asas ini menyebutkan bahwa setiap orang mempunya
9
3) Asas kepribadian
Menurut asas kepribadian, seseorang hanya diperbolehkan
perjanjian. Asas ini terdapat dalam Pasal 1315 Kitab Undang Undang
Hukum Perdata.
4) Asas itikad baik
Asas itikad baik di dalam hukum perjanjian hanya terdapat pada
tujuannnya.
5) Asas keadilan
Asas keadilan lebih ditujukan kepada isi dari perjanjian bahwa
2009: 164-165)
b. Syarat-syarat sahnya suatu perjanjian
Membuat suatu perjanjian itu harus memenuhi syarat-syarat
10
membuatnya. Syarat-syarat sahnya suatu perjanjian menurut Pasal 1320
c. Hapusnya Perjanjian
Tentang berakhirnya atau hapusnya suatu perjanjian terdapat dalam
Pasal 1381 Kitab Undang Undang Hukum Perdata bahwa hapusnya suatu
d. Cacat Kehendak
secara bebas, dalam arti tidak ada paksaan, penipuan, dan kekhilafan.
Masalah lain yang dikenal dalam KUHPerdata yakni yang disebut cacat
11
Sutarno, 2003, Aspek-aspek Hukum Perkreditan pada Bank, Alfabeta, Jakarta. Hlm 78
11
kehendak (kehendak yang timbul tidak murni dari yang bersangkutan).
KUHPerdata).
pihak lain.
orang lain. Paksaan telah terjadi bila perbuatan itu sedemikian rupa
perjanjian.
12
Handri Raharjo,2009, Hukum Perjanjian di Indonesia, Cet. 1, Penerbit Pustaka Yustisia,
Yogyakarta, hal. 45.
12
Pihak menipu dengan daya akalnya menanamkan suatu
hal darurat, tidak berpengalaman, atau tidak tahu. Apa yang menjadi
bahwa cacat kesepakatan atau cacat kehendak itu terjadi jika terjadi
13
sebagai salah satu syarat cacat kehendak berkembang, oleh karena
kelompok yaitu14:
pihak lain;
keunggulan ekonomi.
13
Ahmadi Miru, 2010, Hukum Kontrak Perancangan Kontrak, Rajawali Pers, Jakarta. Hlm 45
14
Henry P. Panggabean, Op.Cit. Hlm 78
14
karena keunggulan ekonomi harus memenuhi beberapa unsur
diantaranya:
A. Pengertian Kredit
Istilah kredit merupakan hal yang sudah biasa kita dengar dalam
masyarakat yang melakukan jual beli barang dengan kredit. Jual beli yang
sarjana,. Sebenarnya kata kredit tersebut berasal dari bahasa Romawi yaitu
15
diberikan kepada debitur) berarti dengan uang tersebut kreditur membeli
hasil keuntungan.
a) Kredit jangka pendek, yaitu kredit yang berjangka waktu paling lama
satu tahun. Dalam kredit ini juga termasuk tanaman musiman yang
satu tahun sampai dengan tiga tahun, kecuaii kredit untuk tanaman
musiman tersebut.
16
Ibid
16
c) Kredit jangka panjang, yaitu kredit yang jangka waktunya lebih dari
tiga tahun.
2. Menurut kegunaannya
3. Menurut pemakaiannya
paket Januari 1990, yang selanjutnya diperkuat olah Paket Februari 1991
17
Heru Sutojo, Profil Usaha kecil Dan Kebijakan Perbankan Di Indonesia, lembaga Manajemen FEUI,
Jakarta,Tahun 1994,Hal. 1.
17
dan Paket Mei 1993 yaitu kebijaksanaan di bidang perkreditan untuk
H. Metode Penelitian
dengan meneliti pada data sekunder bidang hukum yang ada sebagai data
20
kepustakaan dengan menggunakan metode berpikir deduktif dan kriterium
... betapa pentingnya penelitian normatif itu karena sebagai sarjana hukum, kewajiban dan
berikut:
... gambaran dunia yuridikal memiliki ciri-ciri yang dapat diidentifikasi, melakukan penalaran
yuridikal mengenal ukuran-ukuran tertentu, yang dapat ditautkan orang pada suatu upaya
mencapai rasionalitas yang terkandung dalam hukum, ... Jadi, metode itu memang memberikan
pengisian konkret terhadap kerangka-kerangka ini diperuntukkan bagi suatu penilaian (oordeel),
yang tentangnya orang tidak dapat mengatakan apapun kecuali bahwa ia akan diuji dalam dialog
18
H.Ph. Vissert Hooft. 2003, Filsafat Ilmu Hukum. Laboratorium Hukum Fakultas Hukum Universitas
Katolik Parahyangan, Bandung. hlm. 47. (Judul Asli: Filosofie van de Rechtswetenschap Martinus Nijhoff, 1988
diterjemahkan oleh: B. Arief Sidharta).
19
Soerjono Soekanto1985, Penelitian Hukum Normatif. Jakarta: Rajawali, hlm. 15.
20
Cara berpikir deduktif adalah cara berpikir yang dalam penarikan kesimpulan yang ditarik dari sesuatu
yang sifatnya umum yang sudah dibuktikan bahwa dia benar dan kesimpulan itu ditujukan untuk sesuatu yang
sifatnya khusus, lihat lebih lanjut dalam Sedarmayanti & Syarifudin Hidayat. Metodologi Penelitian. Bandung:
Mandar Maju, 2002, hlm. 23.
21
Kebenaran koheren yaitu suatu pengetahuan, teori, pernyataan, proposisi, atau hipotesis dianggap benar
kalau sejalan dengan pengetahuan, teori, pernyataan, proposisi, atau hipotesis lainnya, yaitu kalau proposisi itu
meneguhkan dan konsisten dengan proposisi sebelumnya yang dianggap benar. Lihat lebih lanjut dalam A. Sonny
Keraf & Mikhael Dua., Ilmu Pengetahuan (Sebuah Tinjauan Filosofis). Yogyakarta: 2001, hlm. 68.
22
Sunarjati Hartono, 1994, Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20, Alumni, Bandung,
hlm. 140.
23
H.Ph. Vissert Hooft. op.cit., hlm. 47.
18
a.SifatPenelitian
b. Pendekatan Penelitian
pengujian secara logis terhadap asas hukum perjanjian yang dianggap relevan
c. Jenis Data
Sumber data dari penelitian ini diperoleh atau dikumpulkan terutama dengan
24
Pendekatan konseptual (conceptual approach) beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin
yang berkembang di dalam ilmu hukum. Dengan mempelajari pandangan- pandangan dan doktrin-doktrin di dalam
ilmu hukum, peneliti akan menemukan ide-ide yang melahirkan pengertian-pengertian hukum, konsep-konsep
hukum, dan asas-asas hukum yang relevan dengan isu yang dihadapi. Pemahaman akan pandangan-pandangan dan
doktrin-doktrin tersebut merupakan sandaran bagi peneliti dalam membangun suatu argumentasi hukum dalam
memecahkan isu yang dihadapi. Pemahaman akan pandangan-pandangan dan doktrin-doktrin tersebut merupakan
sandaran bagi peneliti dalam membangun suatu argumentasi hukum dalam memecahkan isu yang dihadapi. Lihat
lebih lanjut dalam Peter Mahmud Marzuki. 2005, Penelitian Hukum. Kencana, Jakarta, hlm. 137-139.
25
Data sekunder yaitu data yang diperoleh peneliti dari penelitian kepustakaan dan dokumentasi, yang
merupakan hasil penelitian dan pengolahan orang lain, yang sudah tersedia dalam bentuk buku-buku atau
dokumentasi yang biasanya disediakan di perpustakaan, atau milik pribadi. Lihat lebih lanjut dalam Hilman
Hadikusuma. 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum. Mandar Maju, Bandung, hlm. 65.
26
Data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari masyarakat. Lihat lebih lanjut dalam Soerjono
soekanto & Sri Mamudji, Op. Cit., hlm. 12.
19
d. Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data
a) Studi Kepustakaan
(2) Data sekunder bahan hukum sekunder yang berupa: buku- buku
(3) Data sekunder bahan hukum tertier yang berupa ensiklopedia, dan
kamus.
b) Studi Lapangan
digunakan:
20
1) Teknik Komunikasi Langsung
Cara penafsiran di atas berguna untuk menemukan suatu asas atau kaidah
hukum.27
Jadi berdasarkan hal yang telah dikemukakan dalam bagian ini maka
21
sebagai data pendukung saja. Teknik pengumpulan data adalah dengan studi
kualitatif.
22
DAFTAR PUSTAKA
1. BUKU
Jakarta.
Jakarta.
Gatot Supramono, 2009, Perbankan dan Masalah Kredit, Rineka Cipta, Jakarta.
Yogyakarta.
Henk Snijders & Jaap Hijma, 2010, The Netherlands New Civil Code, National Legal
Hilman Hadikusuma. 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu
H.Ph. Vissert Hooft. 2003, Filsafat Ilmu Hukum. Laboratorium Hukum Fakultas
Munir Fuady, 2003, Hukum Perbankan Modern, PT Citra Aditya Bakti, Bandung.
Bandung.
23
Rachmadi Usman, 2010, Aspek-Aspek Hukum Perbankan di Indonesia, Gramedia
Sunarjati Hartono, 1994, Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20,
Alumni, Bandung.
P.LindawatiSewu,AspekHukumPerjanjianBakudanPosisiBerimbangParaPihak
DalamPerjanjianWaralaba,Disertasi,ProgramMagisterHukumUniversitas
KatholikParahyangan,Bandung,2007.
3.PeraturanPerundangundangan.
UndangundangNomor10tahun1998tentangPerbankan.LembaranBeritaNegara
Nomor2043.
24