Anda di halaman 1dari 15

Reevaluasi Strategi Kebijakan Pemerintah

Indonesia tentang Privatisasi BUMN di Indonesia


Mufarrijul Ikhwan
Dosen Fakultas Hukum Universitas Trunojoyo Madura
E-mail : nakijoel26@gmail.com
Abstract
Since airings concept and implementation of the privatization of state
enterprises in Indonesia, arising negative impression on the Indonesian
state-owned enterprises. The existence of SOEs seem merely to satisfy the
interests of the government budget deficit. SOEs in Indonesia as a tool to seek
additional funding for the government bureaucracy, so as to meet the needs of
the public interest is often less ignored. During the implementation of the
privatization strategy by the Indonesian government by way of divesting
state-owned shares are very imprecise, and many foreign investors is done
with partners, resulting in a negative impression that the government and the
internal bureaucracy SOE Indonesia always puts profit rather than the needs
of the community.
Keywords: Policy Strategies, Privatization
Abstrak
Sejak mencuatnya konsep dan pelaksanaan privatisasi BUMN di Indonesia, timbul kesan yang negatif pada BUMN Indonesia. Adanya BUMN terkesan hanya semata-mata untuk memenuhi kepentingan anggaran pemerintah
yang defisit. BUMN di Indonesia dijadikan alat untuk mencari dana tambahan bagi birokrasi pemerintah, sehingga kepentingan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat seringkali kurang diindahkan. Selama ini strategi pelaksanaan privatisasi yang dilakukan pemerintah Indonesia dengan cara mendivestasi saham BUMN sangat tidak tepat, dan banyak dilakukan dengan
partner investor asing, akibatnya kesan negatif bahwa pemerintah dan
birokrasi internal BUMN Indonesia selalu mengedepankan profit daripada
kebutuhan masyarakat.
Kata Kunci : Strategi Kebijakan, Privatisasi BUMN
Pendahuluan dan Masalah Preala-

(badan usaha) di Indonesia sangat

bel

penting untuk menunjang pembaKeberadaan BUMN di Indonesia

ngunan ekonomi nasional. Kegiatan

sebagai salah satu pelaku ekonomi

BUMN pada dasarnya untuk mem-

169

170

Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 2, Desember 2014

bantu kebutuhan masyarakat Indone-

Proses privatisasi yang dilakukan

sia di segala bidang, agar kesejahte-

dengan

mengindahkan

ketentuan

raan masyarakat lebih terjamin dan

Pasal di atas akan menciptakan peru-

tidak tergantung pada produk luar

sahaan BUMN tetap eksis dan dapat

negeri. Seiring dengan perkemba-

berusaha untuk kepentingan bersama

ngan ekonomi dunia yang semakin

memenuhi kebutuhan negara dan

maju, dibutuhkan kompetisi dan

masyarakat banyak. Kebijakan pri-

efektivitas badan usaha BUMN.

vatisasi BUMN yang dilakukan Pe-

Proses restrukturisasi sangat dibu-

merintah Indonesia selama ini men-

tuhkan untuk perbaikan manajemen

jadi masalah fundamental terutama

internal sebuah perusahaan khusus-

bagi kehidupan masyarakat di Indo-

nya BUMN. Demikian pula privati-

nesia.

sasi yang dilakukan dengan proses


yang sehat dan tujuan yang jernih
sesuai dengan maksud dilakukannya
privatisasi dalam Undang Undang
Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (UU
BUMN) Pasal 74 ayat (1) yang menjelaskan :
"Privatisasi dilakukan dengan
maksud untuk :
a. Memperluas kepemilikan masyarakat atas persero ;
b. Meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan ;
c. menciptakan struktur keuangan
dan manajemen keuangan yang
baik/kuat;
d. Menciptakan struktur industri
yang sehat dan kompetitif ;
e. Menciptakan persero yang berdaya saing dan berorientasi global;
f. Menumbuhkan iklim usaha, ekonomi makro, dan kapasitas
pasar.

Kondisi dan Aspek


BUMN di Indonesia.

Historis

Pendirian Badan Usaha Milik


Negara (BUMN) di Indonesia diawali oleh aspek historis pasca kemerdekaan Tahun 1945. Tujuannya adalah untuk memenuhi kebutuhan
dasar dan kesejahteraan masyarakat
Indonesia. Ditambah lagi oleh kondisi riil Indonesia pada saat itu, yang
hanya memiliki sumber daya alam
(SDA) yang melimpah dan sumber
daya manusia (SDM), sedangkan
teknologi dan sumber daya modal
untuk menggarap SDA belum tersedia maksimal.
Pada saat dibentuknya UUD 1945
khususnya Pasal 33, ada orientasi
filosofis yang salah satunya adalah
agar negara/pemerintah mengambil

171

Mufarrijul Ikhwan: Reevaluasi Strategi Kebijakan

peran aktif dengan cara membentuk

dinasionalisasi menjadi Jawatan

badan usaha yang disebut BUMN.

Pos, Telegraph,

Negara

mendominasi

(JPTT). Pada Tahun 1961 JPTT

peran terhadap segala aspek kebija-

diubah menjadi Perusahaan Ne-

kan ekonomi dan hukum untuk men-

gara Pos Giro dan Telekomunika-

stabilisasi

pembangunan

si (PN Postel. Pada Tahun 1965

Indonesia. Selama Pasal 33 tetap

PN Postel dipecah menjadi dua

tertera di konstitusi UUD 1945,

perusahaan yaitu Perusahaan Pos

negara masih tetap akan mengambil

dan Giro (PN Pos dan Giro), dan

peran

Perusahaan Negara Telekomuni-

diharapkan

kondisi

dalam

kegiatan

ekonomi

(Riant et.all, 2008:58).

dan Telepon

kasi (PN Telekomunikasi). Pada

Peran negara dalam kegiatan

Tahun 1974 PN Telekomunikasi

ekonomi pasca kemerdekaan dida-

distandarisasi menjadi Perusa-

sarkan pada beberapa pertimbangan

haan Umum Telekomunikasi (Pe-

yaitu :

rumtel) yang bergerak di bidang

a) Keadaan negara yang baru merdeka terlepas dari penjajahan fisik


sehingga belum memiliki social
overhead capital;
b) Besarnya kerugian yang ditanggung Indonesia akibat peperangan;
c) Terpinggirkannya pengusaha pribumi oleh pengusaha keturunan
Arab, Cina, dan Eropa (Rian
et.all, 2008:3-4).

jasa telekomunikasi dalam jangkauan nasional dan internasional.


Perumtel kemudian disesuaikan
lagi menjadi Perusahaan Perseroan (Persero) yang dibagi dua
yaitu PT Telekomunikasi (disingkat PT Telkom) yang bergerak di
bidang jasa telekomunikasi dalam
negeri, dan PT Indosat yang

Strategi negara untuk mengambil


peran tersebut dilakukan dengan cara

bergerak di bidang jasa telekomunikasi luar negeri.

menasionalisasi beberapa perusa-

2) Bidang Transportasi. Batavie Ver-

haan asing terutama perusahaan

keers Mij dan Deli Spoorweg Mij,

Belanda yang banyak menguasai

dinasionalisasi menjadi Djawatan

bidang infrastruktur, di antaranya :

Kereta Api (DKA); KLM dinasi-

1) Bidang Telekomunikasi.

onalisasi menjadi Garuda Indone-

Post,

Telegraph en Telephone Dienst

sia Airways.

172

Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 2, Desember 2014

Ternyata kebijakan nasionalisasi

dan yang lain serta didukung oleh

pemerintahan Soekarno secara eko-

militer. Kebijakan pemerintah mulai

nomis belum efektif karena tidak

open terhadap arus modal asing

didukung tersedianya dana yang

khususnya negara barat. Peran nega-

cukup yang dimiliki pemerintah

ra dalam kegiatan ekonomi mulai

Indonesia. Terbukti kebijakan nasio-

dikurangi dan menyerahkan seba-

nalisasi justru menambah beban

giannya pada peran sektor swasta. Di

anggaran ekonomi negara untuk

bidang perundang-undangan keluar

memenuhi kebutuhan perusahaan

Undang-Undang Nomor 1 Tahun

BUMN sehingga APBN menjadi

1967 tentang Penanaman Modal

membengkak. Pada tahun 1961 terja-

Asing dan diubah menjadi Undang-

di krisis pangan akibat gagal panen

Undang Nomor 11 Tahun 1970

besar-besaran dan tidak tercukupinya

tentang Perubahan dan Penambahan

stok impor beras. Inflasi mencapai

Undang-Undang Penanaman Modal

95 %, dan tahun 1965 inflasi bertam-

Asing, dan Undang-Undang Nomor

bah menjadi 605%. Upaya untuk

6 Tahun 1968 tentang Penanaman

mengatasi hiperinflasi, pemerintah

Modal Dalam Negeri dan diubah

mengeluarkan Penetapan Presiden

dengan Undang-Undang Nomor 12

Nomor 27 Tahun 1965 tertanggal 13

Tahun 1970 tentang Perubahan dan

Desember 1965. Kondisi ini bertam-

Penambahan Undang-Undang Pena-

bah

pemerintahan

naman Modal Dalam Negeri, yang

Soeharto yang dikenal orde baru

saat ini sudah diganti dengan UU

baru terbentuk.

Penanaman Modal yang baru yaitu

buruk

waktu

Pemerintahan

Soeharto

lebih

cenderung menerapkan asas ekono-

UU Nomor 25 Tahun 2007 tentang


Penanaman Modal (UU PM).

mi pragmatis artinya tindakan eko-

Kebijakan pemerintah orba yang

nomi politik pemerintah menitikbe-

terlalu lentur pada kegiatan ekonomi

ratkan pada unsur kemanfaatan yang

nasional khususnya pengontrolan

dilakukan oleh para teknokrat yang

yang lemah pada arus modal asing

sebagian besar bermazhab pada

dan penekanan pada ekonomi makro

ekonomi liberal seperti Ali Wardha-

versi liberal menyebabkan membe-

na, Widjoyo Nitisastro, Emil Salim,

sarnya tindakan pinjaman/hutang

173

Mufarrijul Ikhwan: Reevaluasi Strategi Kebijakan

yang sebagian besar dilakukan oleh

kin masih tidak bisa dihilangkan,

pengusaha swasta. Pinjaman ke luar

sebagai contoh divestasi (dalam

negeri yang sangat besar dan tidak

rangka privatisasi) sebagian saham

bisa dibayarkan sampai jatuh tempo,

PT. Telkom dan PT. Indosat ke inves-

berakibat pada aksi besar-besaran

tor asing yang sarat kepentingan

masyarakat Indonesia untuk membe-

ekonomi birokrasi pemerintahan.

li/menukarkan mata uang rupiah ke


mata uang asing terutama dollar,

BUMN dan Privatisasi di Indone-

yang akhirnya krisis moneter (eko-

sia.

nomi) dan krisis kepercayaan ma-

Konsep privatisasi dalam dua

syarakat pada pemerintah orba terja-

puluh lima tahun terakhir dan ke

di (pada tahun 1997).

depan akan tetap menjadi ikon

Eksistensi BUMN dari sisi mana-

peradaban perekonomian di dunia.

jemen struktural (di masa orba) ada

Privatisasi menjadi terkenal setelah

peningkatan dibandingkan dengan

batas negara semakin melemah da-

masa Soekarno. Salah satunya ada-

lam aktivitas perekonomian dunia.

lah dibentuknya kementerian khusus

Kegiatan pelaku ekonomi baik se-

di bidang pengelolaan BUMN yang

cara individual maupun kelompok

sekaligus merangkap ketua dewan

badan usaha merubah skat negara

pengelolaan BUMN. Penguasaan

sehingga yang akan terjadi ke depan

orang-orang profesional dalam struk-

adalah kompetensi fungsional antar

tur internal perusahaan BUMN mulai

para pelaku ekonomi.

diusahakan (meskipun background

Ada banyak pendapat tentang

keilmuannya berkiblat ke negara

pengertian privatisasi, di antaranya :

barat) untuk membangun

1) Pendapat dari Joseph Stiglitz

BUMN

yang mampu berdaya saing global.


Di masa pasca orba yang dikenal
dengan masa reformasi, kegiatan dan
keberadaan BUMN sudah mulai
tertata. Orientasi instan birokrasi
untuk mendapatkan keuntungan secepat mungkin dan semudah mung-

(mantan presiden bank dunia)


(Rian et.all, 2008:58)
Privatisasi merupakan lawan
dari nasionalisasi. Privatisasi disebut sebagai proses konversi dari
perusahaan negara menjadi perusahaan swasta, sedangkan nasionalisasi adalah proses pengkonversian
perusahaan
swasta

174

Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 2, Desember 2014

(private enterprise) menjadi perusahaan negara (public enterprise).


2) Pendapat

Revrisond

Baswir

(Revrisond & Gatut, 2008:75)


Privatisasi difahami sebagai sebuah proses sistematis untuk memindahkan status kepemilikan
BUMN/kekayaan publik dari seluruh anggota masyarakat kepada
para pemilik modal/swasta.

Privatisasi (dalam arti sempit)


juga dikenal dengan denasionalisasi,
artinya mendivestasi aset atau saham
perusahaan negara ke pihak swasta.
Kejanggalan yang akan timbul adalah perusahaan negara yang mana
yang diperbolehkan didivestasi ke
pihak swasta terutama pada pihak
asing. Apakah perusahaan negara

3) Bunyi ketentuan Undang Undang

yang bergerak di bidang produksi

RI Nomor 19 Tahun 2003 tentang

yang penting bagi negara dan me-

Badan

nguasai hajat hidup orang banyak,

Usaha

Milik

Negara

(Pasal 1 angka 12 UU BUMN)

(sesuai dengan amanah yang ada

Privatisasi adalah penjualan saham Persero, baik sebagian maupun seluruhnya, kepada pihak lain
dalam rangka meningkatkan kinerja dan nilai perusahaan, memperbesar manfaat bagi negara dan
masyarakat, serta memperluas
pemilikan saham oleh masyarakat.

dalam Pasal 33 UUD 1945) termasuk

5) Pendapat Bacelius Ruru (Barce-

kator perusahaan negara sesuai de-

lius Ruru dalam K. Hadi et.all,

ngan konstitusi UUD 1945. Meski-

1997:324)

pun sudah ada ketentuan tentang

Privatisasi tidak harus diartikan


mengalihkan saham BUMN pada
swasta melalui Go publik, melainkan termasuk juga upaya lain
yang bertujuan untuk mengikutsertakan swasta masuk ke dalam
BUMN melalui bagun operasikan
dan alihkan (build operate and
transfer/BOT), bangun operasikan dan miliki (build operate and
owned/BOO), kontrak manajemen, kerjasama operasi dan
penjualan saham pada partner
strategis (direct placement).

negative list bidang usaha bagi

yang boleh dikuasai oleh swasta


khususnya investor asing. Kondisi
ini akan menjadi masalah bagi Indonesia, karena pemerintah Indonesia
masih ragu dalam menetapkan indi-

investor asing, akan tetapi khusus


tentang penerapan Pasal 33 UUD
1945 masih multipretatif.
Privatisasi (dalam arti yang lebih
luas) menempatkan denasionalisasi
sebagai salah satu unsur. Unsur yang
lain adalah pengalihan fungsi dari
sektor publik ke sektor swasta.
Setelah adanya proses divestasi

175

Mufarrijul Ikhwan: Reevaluasi Strategi Kebijakan

aset/saham perusahaan negara ke


sektor swasta, sudah tentu diikuti
oleh proses pengalihan peran dalam
struktur manajemen perusahaan. Berarti dalam konteks ini, dua unsur
tersebut menjadi satu kesatuan dalam
konsep privatisasi.
Beberapa

tujuan

privatisasi

adalah untuk memberikan kontribusi

bangan perekonomian nasional;


(2) Alasan informasi (information).
Privatisasi diharapkan dapat
mempermudah informasi antara
manajemen perusahaan dengan
para pihak agar lebih transparan;
(3) Alasan pengendalian (control).
Privatisasi dapat mengurangi
intervensi yang berlebihan dari
pemerintah dan para politisi
sehingga dapat mengurangi biaya
komisi (agency cost). (Rian et.all,
2008:71)

finansial pada negara dan badan


usaha, mempercepat penerapan prin-

Perspektif

internal manajemen

sip good corporate governance,

perusahaan,

membuka akses ke pasar internasio-

bertujuan :
(a) Memperoleh investor strategis
sehingga dapat memacu kinerja
manajemen terutama terkait dengan kemampuan teknis, marketing, dan managerial skill;
(b) Memperoleh cash inflows untuk
kepentingan infrastruktur telekomunikasi;
(c) Akselerasi akses teknologi telekomunikasi dan metode pengoperasiannya;
(d) Keterbukaan perusahaan publik
diharapkan dapat mempercepat
proses perubahan dan meminimalkan pengaruh birokrasi (Rian
et.all, 2008:71).

nal, serta alih teknologi dan transfer


best practice pada badan usaha (Rian
et.all, 2008:58).
UU BUMN merumuskan dalam
Pasal 74 ayat (2) Yaitu :
Privatisisasi dilakukan dengan
tujuan untuk meningkatkan kinerja dan nilai tambah perusahaan
dan meningkatkan peran serta
masyarakat dalam pemilikan saham persero.
Tujuan alamiah yang terjadi da-

kebijakan

privatisasi

lam privatisasi akhirnya memunculkan pendapat dari Mayer dan Kay

Penjelasan di atas menggambar-

Biskop, yang membagi ke dalam tiga

kan bahwa privatisasi merupakan

dimensi penjelasan, di antaranya :

kebijakan pemerintah/publik yang

(1) Alasan keuangan (finance). Privatisasi BUMN dilakukan sebagai


salah satu profit center bagi
pemerintah untuk dapat memberikan kontribusi positif pengem-

diambil bersama dengan manajemen


internal BUMN dengan maksud dan
tujuan untuk melakukan divestasi
atau mengalihkan kendali perusa-

176

Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 2, Desember 2014

haan publik ke pihak swasta agar

baik bagi perusahaan (capital

terjadi efisiensi perusahaan dan da-

restructuring) misalkan privati-

pat membantu perekonomian nasio-

sasi melalui penerbitan saham

nal.

baru agar perusahaan dapat men-

Manfaat

kebijakan

privatisasi

cukupi kebutuhan modal sendiri;

dapat digolongkan menjadi dua

kedua, terciptanya tata kelola pe-

bagian pokok yaitu :

rusahaan yang transparan (good

(1) Manfaat dalam skala makro

corporate governance); ketiga,

dalam lingkup perekonomian

diharapkan dapat meningkatkan

nasional.

efisiensi dan produktivitas peru-

Manfaat privatisasi dilihat

sahaan; keempat, dengan ada-

dari sisi yang lebih luas, di

nya peralihan pengelolaan peru-

antaranya: pertama, untuk mem-

sahaan dari publik ke sektor

bantu pemerintah (Indonesia)

swasta, ada penyegaran dan

mendapatkan dana bagi realisasi

inovasi baru dalam pengelolaan

pembangunan, baik dalam ben-

lingkungan internal perusahaan.

tuk pajak maupun bentuk devi-

Kebijakan privatisasi di Indonesia

den perusahaan; Kedua, dapat

menjadi konsumsi isu politik publik

mendorong perkembangan pasar

yang sangat masif. Penyebabnya

modal di Indonesia; Ketiga,

adalah pertama, privatisasi diiden-

Sebagai pengganti dari kewa-

tikkan dengan divestasi sebagian

jiban pemerintah tentang setoran

besar saham BUMN ke investor

tambahan modal seperti pemba-

asing, sedangkan investor dalam

yaran angsuran/setoran pinja-

negeri selalu terkesampingkan. Aki-

man pemerintah ke luar negeri

batnya adalah kebijakan privatisasi

dan menutupi defisit anggaran

disebut sebagai kebijakan yang me-

APBN;

rubah perusahaan negara menjadi

(2) Manfaat dalam skala mikro.


Artinya upaya peningkatan
kinerja

internal

perusahaan asing; kedua, banyaknya


intervensi yang kuat dari lembaga

perusahaan

ekonomi asing seperti IMF, World

BUMN seperti: pertama, mem-

Bank, dan lembaga lain ; ketiga,

bentuk struktur modal yang lebih

kebijakan privatisasi dijadikan alter-

177

Mufarrijul Ikhwan: Reevaluasi Strategi Kebijakan

natif solutif yang baik oleh birokrasi

yang mengatur BUMN yang

untuk mengatasi masalah di BUMN;

cenderung kurang konsisten;

keempat, dana dari hasil privatisasi

g) Visi dan tujuan BUMN yang

dengan cara divestasi, banyak yang

saling

menguap ke pihak dan lembaga yang

antara kepentingan masyarakat

kurang representatif.

dan

Masalah lain yang menjadi rumit

kurang

searah

kepentingan

seperti

memperoleh

profit;

adalah beberapa pertimbangan klasik

h) Tetap suburnya praktek suap/ko-

dari pemerintah dan birokrasi BU

rupsi untuk kepentingan tertentu.

MN dalam melakukan kebijakan

Semua masalah tersebut perlu

privatisasi, di antaranya :

diperhatikan dan dicari solusi

a) Kurang kompetitifnya kualitas

yang tepat untuk mengatasi per-

produk yang dihasilkan oleh

baikan struktur internal dan ke-

perusahaan BUMN dibandingkan

giatan perusahaan ke depan.

dengan perusahaan swasta;

Masalah di atas menjadikan kebi-

b) Pertimbangan untuk mengatasi

jakan privatisasi tampak sangat ne-

masalah di perusahaan seperti

gatif di mata masyarakat Indonesia.

produktivitas rendah, terlalu ba-

Konsep privatisasi dalam perspektif

nyak karyawan, dan inefisiensi;

kebijakan yang positif seperti me-

c) Kurang cepatnya birokrasi BU

nempatkan kebijakan tersebut seba-

MN untuk mencari solusi yang

gai salah satu alternatif akhir dari

terjadi di internal perusahaan;

sekian cara yang telah dilakukan

d) Kebijakan meminjam/hutang un-

untuk penyehatan perusahaan dan

tuk menutupi kerugian yang terus

semata-mata

untuk

kepentingan

menerus, tanpa alternatif yang

negara serta masyarakat tentu akan

lain;

timbul kesan lain yang sangat positif.

e) Kurang bebasnya birokrasi di

Pada dasarnya pelaksanaan priva-

internal BUMN dalam mengam-

tisasi di lingkungan BUMN dilaku-

bil kebijakan solutif, dikarenakan

kan salah satunya adalah untuk me-

intervensi berlebihan dari peme-

ngundang para investor swasta baik

rintah;

asing maupun lokal berpartisipasi di

f) Adanya regulasi dan legislasi

kegiatan BUMN. Orientasi tersebut

178

Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 2, Desember 2014

sesuai dengan tujuan privatisasi yang

tahun 1991 kemudian disusul dengan

paling umum di beberapa negara

privatisasi BUMN yang lain seperti

maju yaitu demokratisasi kepemi-

PT Indosat, PT Tambang Timah, PT

likan (creating a share owning

Telkom, PT BNI.

democracy). Penyebaran penguasaan


saham di perusahaan BUMN dapat

Strategi Privatisasi Ideal di Indo-

mencegah terjadinya dominasi ber-

nesia.

lebihan pada satu pelaku usaha/satu

Pelaksanaan privatisasi BUMN di

kelompok, inefektivitas perusahaan,

berbagai negara, tidak dapat terhin-

terjadinya KKN di lingkungan mana-

darkan lagi sebagai dampak dan

jemen perusahaan, dan persaingan

proses interaksi masyarakat dunia

usaha tidak sehat.

yang semakin meningkat. Pesatnya

Prinsip demokratisasi kepemi-

kemajuan ilmu pengetahuan dan

likan di BUMN juga harus memper-

teknologi, akan terus mendorong

hatikan kategori perusahaan BUMN

pola kehidupan masyarakat yang

yang diperbolehkan untuk diprivati-

serba industrialis (Jimly, 1998:24).

sasi dan jumlah maksimal saham

Praktek privatisasi dilatarbelakangi

yang boleh dikuasai oleh swasta

dengan misi yang berbeda-beda

sesuai dengan konstitusi negara dan

sesuai dengan kebutuhan dan kondisi

peraturan

di

suatu negara. Misi tersebut dapat

Indonesia. Batasan tersebut diperlu-

berupa orientasi idiologi, demokrati-

kan agar sektor-sektor badan usaha

sasi

yang strategis bagi negara dan

efisiensi perusahaan, sampai pada

menyentuh kehidupan masyarakat,

aspek ekonomis yaitu pencarian dana

tetap terpelihara untuk keberlangsu-

untuk pembangunan nasional. Esensi

ngan serta kepentingan nasional dan

privatisasi pada dasarnya adalah

kesejahteraan masyarakat.

upaya

peundang-undangan

Privatisasi

BUMN

kepemilikan

restrukturisasi

perusahaan,

perusahaan

Indonesia

yang dimiliki negara (BUMN) agar

mulai dilaksanakan pada saat PT

menjadi perusahaan yang sehat,

Semen Gresik (Tahun 1991) melepas

efisien, dan mampu berkompetisi

sebagian sahamnya sebanyak 27 %

dalam pasar global (Safri, 2007:15).

di pasar modal. Setelah privatisasi

Privatisasi memiliki empat macam

179

Mufarrijul Ikhwan: Reevaluasi Strategi Kebijakan

fungsi, yang perlu diperhatikan oleh

yang ditandai dengan :

pemerintah Indonesia, di antaranya :

a) Inefficiency, maksudnya setelah

pertama, fungsi korporasi yaitu agar

pnvatisasi

dilakukan,

ternyata

BUMN dapat sejajar dengan perusa-

hasilnya tidak mengalami peruba-

haan yang sudah maju; kedua, fungsi

han atau tujuan untuk efisiensi

kompetisi maksudnya perusahaan

tidak tercapai;

BUMN harus mampu berkompetitif

b) Assymetric Information, artinya

secara sehat dengan perusahaan lain;

informasi pasar terkait dengan

ketiga, fungsi regulasi artinya mem-

pelaksanaan

bentuk kebijakan yang membuka

akurat sehingga ada banyak pihak

akses pada para pelaku usaha lain

yang merasa dirugikan seperti

untuk berpartisipasi di kegiatan

penentuan harga dan lainnya;

BUMN; dan keempat, fungsi budget-

c) Social Cost. Privatisasi yang

er dimaksudkan agar hasil privatisasi

terjadi justru menimbulkan di-

dapat membantu menyediakan dana

mensi sosial yang tinggi. Pihak

untuk pengembangan perusahaan

swasta asing kurang mengindah-

dan membantu pendapatan negara

kan aspek sosial yang terkait

(Safri, 2007:15).

dengan kehidupan dan kebutuhan

Privatisasi di Indonesia, sudah

privatisasi

tidak

masyarakat;

cukup lama dilakukan yaitu sejak

d) Intervensi pemerintah. Faktor lain

tahun 1991 dengan tujuan utamanya

yang dapat mengganggu adalah

agar dapat membantu pendapatan

adanya intervensi politik dari

bagi negara (APBN). Pada hakikat-

pemerintah dan lembaga lain

nya, privatisasi di Indonesia tidak

seperti DPR serta berbagai pihak

dilarang oleh Undang-Undang se-

sehingga privatisasi tidak efektif.

panjang tidak bertentangan dengan

Upaya untuk mencari dan menen-

ketentuan Undang-Undang dan UUD

tukan privatisasi BUMN yang ideal

1945. Seringkali dalam praktiknya

dilaksanakan di Indonesia dibutuh-

pelaksanaan privatisasi BUMN di

kan pemahaman dan kehati-hatian

Indonesia, kurang sesuai dengan

untuk memutuskan. Ada banyak

ketentuan Undang-Undang dan rne-

metode privatisasi yang dikenal,

ngindikasikan adanya market failure

yang setiap metode ada kelebihan

180

Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 2, Desember 2014

dan sekaligus kekurangannya. Bebe-

ayat (1) PP Nomor 33 Tahun 2005

rapa metode tersebut adalah privati-

tentang Tata Cara Privatisasi Perusa-

sasi melalui/pm pasar modal, pm

haan Perseroan, yang mengelompok-

private placement oleh investor

kan tiga macam sama dengan keten-

dalam negeri/DN dengan penyertaan

tuan di dalam UU BUMN. Hal terse-

modal di bawah 50 % atau di atas 50

but senada dengan ulasan Udin

%, pm private placement oleh inves-

Silalahi (Silalahi, 2007:18-25).

tor asing/IA dengan penyertaan

Gambaran dan beberapa jenis

modal di bawah 50 % atau di atas 50

metode privatisasi di atas, dapat

%, public offering, private sale, new

ditentukan

private investment, sale of assets,

BUMN yang ideal untuk BUMN

fragmentation, management/employ-

Indonesia. Riant Nugroho menya-

ee buy qut, kontrak manajemen,

takan bahwa yang ideal metode

kontrak/sewa aset, Iikuidasi, initial

privatisasi di Indonesia menggu-

public offering (IPO), right issue

nakan metode Private Placement

(RI), strategic sales (SS), dan other

oleh investor asing dengan penyerta-

private offering.

an modal di atas 50 %, dengan

penerapan

privatisasi

Menurut UU BUMN pada Pasal

pertimbangan; pertama, mampu me-

78 dijelaskan juga mengenai bebera-

ningkatkan kinerja BUMN; kedua,

pa cara pelaksanaan privatisasi yaitu:

mampu menerapkan prinsip good

Privatisasi dilaksanakan dengan


cara:
a. Penjualan saham berdasarkan ketentuan pasar modal;
b. Penjualan saham langsung kepada
investor;
c. Penjualan saham kepada manajemen dan/atau karyawan yang bersangkutan.

governance; ketiga, mampu mening-

Penjelasan yang sama juga digambarkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 33 Tahun 2005 tentang
Tata Cara Privatisasi Perusahaan
Perseroan. Dijelaskan dalam Pasal 5

katkan akses ke pasar internasional;


keempat, ada transfer ilmu pengetahuan dan teknologi; kelima, ada
perubahan
keenam,

budaya
memberikan

kerja;

dan

kontribusi

untuk menutup defisit APBN (Rian


et.all,2008:198-199). Pendapat Riant
tersebut perlu pertimbangan yang
matang terhadap kondisi dan status
BUMN pasca privatisasi. Partisipasi
investor asing melebihi 50 % saham

181

Mufarrijul Ikhwan: Reevaluasi Strategi Kebijakan

di BUMN Indonesia, pada umumnya

kondisi, kategori, dan tujuan

sudah secara langsung dapat mengu-

BUMN.

bah pengendalian BUMN dan perubahan status BUMN.

2) Perlu ada keseimbangan untuk


menerapkan

fungsi

privatisasi

Privatisasi BUMN yang paling

seperti fungsi regulasi, kompetisi,

strategis/ideal diterapkan di Indone-

budgeter, dan korporasi, agar

sia sangat relatif. Ada banyak faktor

tidak tercipta kesan dari berbagai

yang harus diperhatikan sebelum

kalangan di masyarakat bahwa

BUMN diprivatisasi, di antaranya :

privatisasi

a) Tujuan dilaksanakannya privatisa-

hanya untuk menjalankan fungsi

si;

BUMN

dilakukan

budgeter semata.

b) Jenis BUMN yang akan diprivatisasi;

3) Privatisasi perlu memperhatikan


aspek kepentingan negara (bukan

c) Keadaan/kondisi BUMN menjelang pelaksanaan privatisasi;


dan

pemerintah) dan aspek sosial


kemasyarakatan.
Daftar Rujukan

d) Situasi sosial politik dan ekonomi


negara dan masyarakat pada saat

Arief Sidharta, Bernard. Refleksi

akan dilaksanakannya privatisasi.

Tentang Struktur Ilmu Hukum.

Faktor

Bandung : CV. Mandar Maju,

tersebut

akan

sangat

menentukan pada jenis metode yang

1999.

paling baik dan strategis bagi pemerintah dan manajemen BUMN untuk

Arief, Sritua. Pembangunanisme

menentukan privatisasi BUMN yang

dan Ekonomi Indonesia : Pem-

ada tanpa melanggar ketentuan pera-

berdayaan Rakyat dalam Arus

turan perundang-undangan dan ke-

Glo- balisasi. Bandung : Zaman

pentingan nasional.

Wacana Mulia, 1998.

Simpulan

Aronaga, Pandji. Perusahaan Multi

1) Pelaksanaan privatisasi BUMN


Indonesia, harus memperhatikan
strategi

yang

sesuai

dengan

Nasional-Penanaman

Modal

Asing. Jakarta : Pustaka, 1998.

182

Rechtidee Jurnal Hukum, Vol. 9. No. 2, Desember 2014

Asshiddiqie, Jimly. Agenda Pemba-

: LP3ES, 1984.

ngunan Hukum Nasional di


Abad Globalisasi. Jakarta : Balai
Pustaka, 1998.

Fakrullah, Z.A. Hukum Ekonomi.


Surabaya

Karya Abditama,

1997.
Atmosudirdjo,

Prajudi.

Sejarah

Ekonomi Indonesia dari Segi

Fuady, Munir. Hukum Perusahaan

Sosiologi Sampai Akhir Abad

Dalam Paradigma Hukum Bis-

XIX. Jakarta : Pradnya Paramita,

nis. Bandung : PT. Citra Aditya

1983.

Bakti, 1999.

Baswir, Revrisond. Ekonomika, Ma-

Hadi, Kumala etal.(editor). Agenda

nusia dan Etika : Kumpulan

Aksi : Liberalisasi Ekonomi dan

Esai-Esai Terpilih. Yogyakarta :

Politik Indonesia. Yogyakarta :

BPFE, 1993.

(PPM)

FLUB

bekerjasama

dengan PT. Tiara Wacana, 1997.


Booth, Anne & Peter Mc Cawley
(eds). The Indonesian Economy
During

The

Soeharto

Era.

Himawan, Charles. The Foreign


Investment Process In Indone-

Malaysia : Oxford University

sia.

Singapura : PT. Gunung

Press, Petaling Jaya, Selangor,

Agung, 1980.

1981.
Ikhwan, Mufarrijul. Hukum EkonoClark, Lan. Globalization and Frag-

mi dan Hak Gugat Organisasi

mentation : International Rela-

Lingkungan. Malang : FP. Uni-

tions In The Twentieth Century.

braw Press, 2006.

Oxford & London : Oxford


University Press, 1997.

Ikhwan, Mufarrijul. Investasi dan


Regulasi BUMN di Indonesia.

Djojohadikusumo, Sumitro. Indone-

Yogyakarta : INTERPENA, 2010.

sia Dalam Perkembangan Dunia


: Kini dan Masa Datang. Jakarta

Ikhwan,

Mufarrijul.

Privatisasi

183

Mufarrijul Ikhwan: Reevaluasi Strategi Kebijakan

BUMN dan Implikasi Yuridisnya

Saksono. Gatut, 2008, Keadilan

pada Investasi di Indonesia.

Ekonomi dan Globalisasi, Ru-

Yogyakarta : INTERPENA, 2011

mah Belajar Yabinkas, Yogyakarta.

Ilmar, Aminuddin. Hukum Penanaman Modal di Indonesia. Jakarta

Salim HS et.al. Hukum Investasi di

: Prenada Media, 2004.

Indonesia.

Jakarta : PT. Raja

Grafindo Persada, 2008.


Kartadjomena. GATT dan WTO :
Sistem, Forum dan Lembaga

Todung, Mulya Lubis. Hukum dan

Internasional di Bidang Perda-

Ekonomi. Jakarta : Pustaka Sinar

gangan. Jakarta : UI Press, 1996.

Harapan, 1992.
.

Nugroho, Riant et.al. Manajemen

Warassih, Esmi. Pranata Hukum.

Privatisasi BUMN. Jakarta : PT.

Semarang : PT. Suryandaru Uta-

Gramedia, 2008.

ma, 2005.

Ohmae, Kenichi. The End of The

Yustika, Ahmad Erani. Perekonomi-

Nation State The Rise at Region-

an Indonesia : Satu Dekade

al Economies. A Divission of

Pasca Krisis Ekonomi. Unibraw

Simon & Schuster Inc. 1.30

Malang : FE Unibraw, 2007.

Avenue of The Americas New


York, N.Y. 10020 : The Free
Press, 1995.

Anda mungkin juga menyukai