0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
20 tayangan8 halaman
Era reformasi membuka ruang demokrasi dan otonomi daerah. Produk hukum Islam meliputi hukum zakat, haji, wakaf, dan peradilan agama. Hukum positif juga mengakomodasi nilai-nilai Islam seperti HAM, perlindungan anak, dan pendidikan.
Era reformasi membuka ruang demokrasi dan otonomi daerah. Produk hukum Islam meliputi hukum zakat, haji, wakaf, dan peradilan agama. Hukum positif juga mengakomodasi nilai-nilai Islam seperti HAM, perlindungan anak, dan pendidikan.
Era reformasi membuka ruang demokrasi dan otonomi daerah. Produk hukum Islam meliputi hukum zakat, haji, wakaf, dan peradilan agama. Hukum positif juga mengakomodasi nilai-nilai Islam seperti HAM, perlindungan anak, dan pendidikan.
101180144 SA. E KONFIGURASI POLITIK ERA REFORMASI Era reformasi dimulai tahun 1998 sampai dengan sekarang, ditandai dengan turunnya rezim soeharto dan diamandemennya UUD 1945. Konfigurasi politik pasca reformasi menunjukkan pola keterbukaan yang membuka peluang bagi berperannya seluruh potensi rakyat secara maksimal untuk turut aktif menentukan kebijakan negara. Bebrapa lembaga ditambahkan dan beberapa dihilangkan seperti MK dan DPD serta dihapuskannya DPA. Dihapuskannya dwifungsi abri dan sistem pemilu yang mana semua anggota DPR dipilih oleh rakyat. Masyarakat diberikan kebebasan atas berpolitik seperti hanya membentuk partai sendiri. Jabatan presiden Republik Indonesia adalah 5 tahun dan hanya boleh menjabat 2 periode dengan pemilihannya dilakukan seluruhnya oleh rakyat. Ruang pers dilindungi dan diakui serta dibuatkan Undang- undang. Relasi antara konfigurasi politik dan hukum islam di reformasi Dalam pelaksanaannya di era reformasi setidaknya pemerintah mempunyai hubungan baik dengan rakyat dalam proses perpolitikan. partai politik dari badan perwakilan berperan aktif menentukan hukum negara atau politik nasional. supremasi rakyat di atas kepentingan penguasa. menjunjung tinggi pelaksanan hukum, termasuk hukum agama sebagaimana dijamin oleh UU Dasar 1945. peran eksekutif menghormati kehendak rakyat dan melaksanakan kebijakan yang pro-rakyat Kebijakan transformasi hukum Islam ke dalam hukum nasional tidak memiliki hubungan dengan per juangan untuk menuju negara Islam atau Islam sebagai dasar negara. Tetapi sebaliknya, legislasi hukum Islam menjadi perundang-undangan negara memiliki kontribusi positif dalam memperkuat daya rekat umat Islam terhadap komitmen negara kebangsaan (nation state) karena syariah bisa berjalan seiring dan kompatibel dengan Pancasila dan UUD 1945. di Era Reformasi, fondasi kuat terbangun melalui amandemen UUD 1945 dengan diakuinya peradilan agama dalam UUD 1945 serta semakin luasnya absolut kompetensi peradilan agama. Politik hukum di Era Reformasi bersifat akomodatif Produk hukum islam di era reformasi UU No. 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji. UU No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat. UU No. 18 Tahun 2001 tentang OTSUS NAD. UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf. UU No. 3 Tahun 2006 tentang Amandemen terhadap UU No. 7 Tahun 1989 tentang Peradilan agama. UU Perbankan Syariah Tahun 2008 sepenuhnya sejalan dengan hukum Islam karena secara substansial untuk memperbaiki sistem manajemen masalah ibadah haji, zakat, wakaf, dan otonomisasi hukum Islam di wilayah Nanggroe Aceh Darussalam, per luasan absolut kompetensi peradilan agama di bidang ekonomi syariah dan perbankan syariah. kebijakan-kebijakan bidang hukum pidana umum yang berlabel hukum positif, tetapi didalamnya terkandung nilai- nilai keislaman secara universal dan dapat berlaku kepada umat muslim dan non muslim di Indonesia, antara lain: UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia. UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak. UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Dan termasuk sebagaian dari hukum positif bidang hukum pidana dan perdata umum yang dinilai sejalan dengan hukum Islam atau sekurang-kurangnya tidak bertentangan dengan hukum Islam. SEKIAN DAN TERIMAKASIH