Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK 6

KONFIGURASI POLITIK DAN


HUKUM ISLAM DI ERA
REFORMASI

GALUH FAJAR PANJALU


101180144
SA. E
KONFIGURASI POLITIK ERA
REFORMASI
 Era reformasi dimulai tahun 1998 sampai dengan sekarang, ditandai
dengan turunnya rezim soeharto dan diamandemennya UUD 1945.
 Konfigurasi politik pasca reformasi menunjukkan pola keterbukaan yang
membuka peluang bagi berperannya seluruh potensi rakyat secara
maksimal untuk turut aktif menentukan kebijakan negara.
 Bebrapa lembaga ditambahkan dan beberapa dihilangkan seperti MK dan
DPD serta dihapuskannya DPA.
 Dihapuskannya dwifungsi abri dan sistem pemilu yang mana semua
anggota DPR dipilih oleh rakyat.
 Masyarakat diberikan kebebasan atas berpolitik seperti hanya membentuk
partai sendiri.
 Jabatan presiden Republik Indonesia adalah 5 tahun dan hanya boleh
menjabat 2 periode dengan pemilihannya dilakukan seluruhnya oleh
rakyat.
 Ruang pers dilindungi dan diakui serta dibuatkan Undang- undang.
Relasi antara konfigurasi politik dan hukum islam di
reformasi
 Dalam pelaksanaannya di era reformasi setidaknya pemerintah
mempunyai hubungan baik dengan rakyat dalam proses
perpolitikan.
 partai politik dari badan perwakilan berperan aktif menentukan
hukum negara atau politik nasional.
 supremasi rakyat di atas kepentingan penguasa.
 menjunjung tinggi pelaksanan hukum, termasuk hukum agama
sebagaimana dijamin oleh UU Dasar 1945.
 peran eksekutif menghormati kehendak rakyat dan
melaksanakan kebijakan yang pro-rakyat
Kebijakan transformasi hukum Islam ke dalam hukum
nasional tidak memiliki hubungan dengan per juangan
untuk menuju negara Islam atau Islam sebagai dasar
negara. Tetapi sebaliknya, legislasi hukum Islam menjadi
perundang-undangan negara memiliki kontribusi positif
dalam memperkuat daya rekat umat Islam terhadap
komitmen negara kebangsaan (nation state) karena syariah
bisa berjalan seiring dan kompatibel dengan Pancasila dan
UUD 1945.
di Era Reformasi, fondasi kuat terbangun melalui
amandemen UUD 1945 dengan diakuinya peradilan
agama dalam UUD 1945 serta semakin luasnya absolut
kompetensi peradilan agama.
Politik hukum di Era Reformasi bersifat akomodatif
Produk hukum islam di era reformasi
 UU No. 17 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Ibadah Haji.
 UU No. 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat.
 UU No. 18 Tahun 2001 tentang OTSUS NAD.
 UU No. 41 Tahun 2004 tentang Wakaf.
 UU No. 3 Tahun 2006 tentang Amandemen terhadap UU No. 7
Tahun 1989 tentang Peradilan agama.
 UU Perbankan Syariah Tahun 2008
sepenuhnya sejalan dengan hukum Islam karena secara substansial
untuk memperbaiki sistem manajemen masalah ibadah haji, zakat,
wakaf, dan otonomisasi hukum Islam di wilayah Nanggroe Aceh
Darussalam, per luasan absolut kompetensi peradilan agama di
bidang ekonomi syariah dan perbankan syariah.
kebijakan-kebijakan bidang hukum pidana umum yang
berlabel hukum positif, tetapi didalamnya terkandung nilai-
nilai keislaman secara universal dan dapat berlaku kepada umat
muslim dan non muslim di Indonesia, antara lain:
 UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
 UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.
 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Dan termasuk sebagaian dari hukum positif bidang hukum
pidana dan perdata umum yang dinilai sejalan dengan hukum
Islam atau sekurang-kurangnya tidak bertentangan dengan
hukum Islam.
SEKIAN
DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai