DIBUAT :
SINARSIH
22010152
BENGKULU TAHUN
2023/20224
BAB 1
REPUBLIK INDONESIA
a. sas Kepastian Hukum, yaitu asas dalam negara hukum yang mengutamakan
landasan peraturan perundang- undangan, kepatuhan, dan keadilan dalam
setiap kebijakan penyelenggaraan negara.
b. Asas Tertib Penyelenggaraan Negara, yaitu menjadi landasan keteraturan,
keserasian, keseimbangan dalam pengabdian penyelenggaraan negara.
c. Asas Kepentingan umum, yaitu asas yang mendahulukan kesejahteraan
umum dengan cara yang aspiratif, akomodatif dan kolektif.
d. Asas Keterbukaan, yaitu asas yang membuka diri terhadap hak masyarakat
untuk memperolah informasi yang benar, jujur dan tidak diskriminatif
tentang penyelenggaraan negara dengan tetap memperhatikan perlindungan
atas hak asasi pribadi, golongan, dan rahasia negara.
e. Proporsoionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak
dan kewajiban Penyelenggara Negara.
f. Asas Profesionalitas, yaitu asas yang mengutamakan keahlian yang
berlandaskan kode etik dan ketentuan peraturan perundang-undangan yang
berlaku.
g. Asas Akuntabilitas, yaitu asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan dan
hasil akhir dari kegiatan penyelenggaraan negera harus dapat
dipertanggungjawabkan kepada masyarakat atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara
Undang-undang merupakan peraturan perundang- undangan untuk melaksanakan UUD
1945.Lembaga yang berwenang membuat UU adalah DPR bersama Presiden. Adapun
kriteria agar suatu permasalahan diatur melalui Undang-Undang antara lain adalah:
a. UU dibentuk atas perintah ketentuan UUD 1945,
b. UU dibentuk atas perintah ketentuan UU terdahulu,
c. UU dibentuk dalam rangka mencabut, mengubah, dan menambah UU yang
sudah ada, d. UU dibentuk karena berkaitan dengan hak asasi manusia,
d. UU dibentuk karena berkaitan dengan kewajiban atau kepentingan orang
banyak.
2. FUNGSI FUNGSI PENYELENGGARAAN PEMERINTAH ( NEGARA )
Pemerintah harus dapat menciptakan kondisi yang kondusif, sehingga tumbuh
kreativitas dan aktivitas masyarakat untuk membangun dalam memenuhi kebutuhan
sendiri. Oleh karena itu dalam GBHN-GBHN pada masa orde baru selalu disebutkan
bahwa aparatur pemerintah harus mampu untuk melayani masyarakat, mengayomi
masyarakat dan memberdayakan masyarakat.
Dalam hal ini, aparatur pemerintah harus menjalankan ketiga fungsi tersebut, termasuk
BUMN dan BUMD selaku Aparatur Perekonomian Negara/Daerah khususnya Perum dan
Perumda.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa aparatur pemerintah terdiri dari
aparatur pemerintahan dan aparatur perekonomian negara sebagai pelaksana dari
tugas-tugas melayani, mengayomi dan memberdayakan masyarakat. pelayanan dan
pengayoman harus sekaligus diarahkan untuk memberdayakan masyarakat agar mampu
berprakarsa dan berperan serta dengan baik dalam pembangunan. Fungsi ketiga ini
sebenarnya sejalan pula dengan paradigma baru dalam administrasi negara yang mulai
lahir pada awal dekade 90-an, yaitu fungsi pemberdayaan (empowering). Paradigma
baru dalam administrasi negara menekankan bahwa pemerintah tidak lagi harus
menjadi produsen semua barang dan layanan yang diperlukan masyarakat, tetapi
pemerintah harus lebih berperan sebagai fasilitator dan regulator, sehingga masyarakat
mampu dengan baik memenuhi kebutuhannya sendiri.
a. Kewenangan Pemerintah Pusat
Kewenangan Pemerintah Pusat sebelumnya diatur di dalam UU No. 22 Tahun
1999 tentang Pemerintah Daerah. Dalam perkembangan selanjutnya, UU No. 22
Tahun 1999 kemudian diganti dengan UU No. 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintah Daerah
Dimaksudkan sebagai Pemerintah pusat menurut UU No. 32 Tahun 2004 adalah
Presiden RI yang memegang kekuasaan pemerintahan negara RI sebagaimana
dimaksud dalam UUD 1945. Penyelenggaraan desentralisasi mensyaratkan
pembagian urusan pemerintahan antara pemerintah dengan daerah otonom.
Pembagian urusan pemerintahan tersebut didasarkan pemikiran bahwa selalu
terdapat berbagai urusan pemerintahan yang sepenuhnya/tetap menjadi
kewenangan pemerintah. Urusan pemerintahan tersebut menyangkut
terjaminnya kelangsungan hidup bangsa dan negara secara keseluruhan.
Oleh karena Negara Indonesia itu suatu eenheidsstaat, maka Indonesia tak akan
mempunyai daerah di dalam lingkungannya yang bersifat staat juga.
Daerah Indonesia akan dibagi dalam daerah provinsi dan daerah provinsi akan
dibagi pula dalam daerahyang lebih kecil.
Di daerah daerah yang bersifat otonom (streek dan locale rechtsgmeen
schappen) atau bersifat daerah administratif belaka, semuanya menurut aturan
yang akan ditetapkan dengan undang undang.
Di daerah daerah yang bersifat otonom akan diadakan badan perwakilan daerah,
oleh karena di daerah pun pemerintahan akan bersendi atas dasar
permusyawaratan.
Urusan Pemerintahan yang lokasinya lintas Daerah provinsi atau lintas negara;
Urusan Pemerintahan yang penggunanya lintas Daerah provinsi atau lintas
negara;
Urusan Pemerintahan yang manfaat atau dampak negatifnya lintas Daerah
provinsi atau lintas negara;
Urusan Pemerintahan yang penggunaan sumber dayanya lebih efisien apabila
dilakukan oleh Pemerintah Pusat; dan/atau
Urusan Pemerintahan yang peranannya strategis bagi kepentingan
nasional.2001, 2002.