NIM : 1710116464
Dalam rangka mengatur tata kehidupan, negara tidak dapat dan tidak dibenarkan
bertindak seenaknya. Perlu adanya aturan-aturan yang jelas dan mengikat (Hukum/Per-uu-
an). Mengikat terhadap negara dan mengikat terhadap rakyatnya.
Tiada suatu negara tanpa politik hukum. Politik hukum, ada yang bersifat tetap
(permanen) dan ada yang temporer. Yang tetap, berkaitan dengan sikap hukum yang akan
selalu menjadi dasar kebijaksanaan pembentukan dan penegakan hukum. Yang bersifat
temporer akan berubah sesuai kebutuhan dari waktu ke waktu.
Politik hukum temporer adalah kebijaksanaan yang ditetapkan dari waktu ke waktu
sesuai dengan kebutuhan. Politik hukum tidak terlepas dari kebijaksanaan di bidang lain.
Penyusunan politik hukum harus diusahakan selalu seiring dengan aspek-aspek
kebijaksanaan di bidang ekonomi, politik, social dan sebagainya.
Namun demikian, setidak-tidaknya ada dua lingkup utama politik hukum, yaitu:
Dua hal ini penting tsb, karena keberadaan peraturan perundang-undangan dan perumusan
pasal merupakan “jembatan” antara politik hukum yang ditetapkan dengan pelaksanaan
politik hukum tersebut dalam tahap implementasi peraturan perundang-undangan. Sedikit
gambaran untuk mengetahui peranan politik hukum dalam pembentukan peraturan
perundang-undangan di Indonesia, dapat digambarkan pada masa pemerintahan beberapa
presiden Indonesia.
Ketiga, sama sekali tidak dapat dilupakan adanya dua institusi penegakan hukum
lainnya, yang berada di bawah lembaga eksekutif, yaitu kepolisian dan kejaksaan. Penegakan
hukum bukanlah wewenang PN, PT & Mahkamah Agung semata. Dalam konteks keamanan
masyarakat dan ketertiban umum, kejaksaan dan kepolisian justru menjadi ujung tombak
penegakan hukum yang penting, karena ia langsung berhubungan langsung dengan
masyarakat.
1. Pada waktu penentuan pejabat hukum. Walaupun tidak semua proses penetapan pejabat
hukum melibatkan politik, akan tetapi proses itu terbuka bagi keterlibatan politik.
2. Proses pembuatan hukum itu sendiri. Setiap proses pembuatan kebijaksanaan formal yang
hasilnya tertuang dalam bentuk hukum pada dasarnya adalah produk proses politik.
Menurut Daniel S. Lev, yang paling menentukan dalam proses hukum adalah
konsepsi dan struktur kekuasaan politik. Yaitu bahwa hukum sedikit banyak selalu
merupakan alat politik, dan bahwa tempat hukum dalam negara, tergantung pada
keseimbangan politik, defenisi kekuasaan, evolusi idiologi politik, ekonomi, sosial, dan
seterusnya
Beberapa prinsip penting dlm sistem politik Indonesia, adalah sistem yang
berdasarkan prinsip negara hukum, prinsip konstitusional serta prinsip demokrasi. Ketiga
prinsip ini saling terkait dan saling mendukung, kehilangan salah satu prinsip saja akan
mengakibatkan pincangnya sistem politik ideal yg dianut. Prinsip negara hukum mengandung
tiga unsur utama, yaitu pemisahan kekuasaan (check and balances), prinsip (due process of
law), jaminan kekuasaan kehakiman yang merdeka dan jaminan serta perlindungan terhadap
hak-hak asasi manusia.