Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

MASYARAKAT & BUDAYA


“ ANTROPOLOGI HUKUM “
DOSEN PENGAJAR
DR. SISWANDI, SH, MH.

DISUSUN OLEH :
NAMA : TRI HARI AJI PRAOTO
NIM: 1710116464
KELAS 5 B

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS PANCA BHAKTI
PONTIANAK
KATA PENGANTAR

Assalammu’alaikum Wr. Wb

Puji syukur Tim Penulis panjatkan kepada Allah SWT. yang telah melimpahkan segala Rahmat
dan Karunia-Nya. Berkat Rahmat dan Karunia-Nya lah kami dapat menyelesaikan penulisan
makalah yang berjudul “Masyarakat dan Budaya” ini tepat pada waktunya.
Shalawat bermahkotakan Salam kita hadiahkan keharibaan Baginda Rasullullah Muhammad
SAW. yang telah membawa ummatnya dari alam kebodohan ke alam yang penuh dengan
penerangan Islam dan Pengetahuan.
Ucapan terima kasih tak lupa kami haturkan kepada fasilitator, Bapak Jauhari Hasan dan kepada
semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.
Penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari titik kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang bersifat membangun dari Pembaca sangat Tim Penulis harapkan agar makalah ini
mengalami perubahan ke arah yang lebih baik.
Akhirnya, Tim Penulis berharap semoga makalah ini dapat berguna bagi para Pembaca serta bagi
Penulis sendiri.

Wassalmu’alaikum Wr. Wb.

Darussalam, maret 2012

Penulis
ZULFATA
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................................1

DAFTAR ISI.................................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang Masalah...............................................................................................................2
1.2         Batasan Masalah...........................................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Manusia sebagai pencita budaya…………………………………………….4
2.2  Perkembanagan dan perubahan budaya……………………………………..5
2.4 Fungsi budaya bagi masyarakat……………………………………………..6
2.5 Teoti-teori kebudayaan :
2.5.1 Teori Heliolitik (Elliot smith dan W,j. perry)……………………………..7
2.5.2 Teori Dualisme Difusional (emile Durkheim)………………………….....8
2.5.3 Teori Uneven development (karl marx)……………………………………9
2.5.4 Teori Difusi Kultural (Max weber)……………………………………….10

BAB III PENUTUP


1.1         Kesimpulan................................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTA
BAB I
PENDAHLUAN
1.      Latar belakang
Semenjak islam turun di atas permukaan buni ini, dalam proses penyempurnaan akhlak dengan
seiringan waktu peradaban umat manusia berlangsung secara bertahap-tahap dan di selinngi
kehidupan itu dengan aneka bentuk, baik di segi pemahaman maupun di segi cultural atau
budaya nya umat pada masa itu, peradaban budaya itu sangat lah penting bagi kehidupan
manusia karena dengan mengetaui pola-pola bidaya tersebut umat manusia tau di mana asal-usul
nya perilaku yang mereka peroleh dari zaman terdahulu hingga ke zaman kontemporel. Dalam
memahami konsep-konsep budaya dan apa saja yang berkaitan dengan itu maka ada tatacara atau
metode-metote yang ahrus di lewati, seyogyanya dengan pape ini bisa sedikit membantu
dmemahami konseo-Konsep kebudayaan yang sebenar nya,

2.      Batasan masalah


a.       Manusia sebagai pencita budaya
b.      Perkembanagan dan perubahan budaya
c. Fungsi budaya bagi masyarakat
d. Teoti-teori kebudayaan :
BAB II PEMBEHASAN

A.     Manusia sebagai pencipta budaya


Manusia adalah salah satu maklhluk tuhan di dunia. Makhluk tuhann di malam fana ini ada
empat macam, yaitu alam,tumbuhan,dan manusia. Sifat-sifat yang di miliki keempat makhluk
tuhan tersebut sebagai berikut;
1.      Alam memiliki sifat wujud
2.      Tumbuhan memiliki sifat wujud dan hidup
3.      Binatag memiliki sifat wujud,hidup dan d bekali nafsu
4.      Manusia di bekali sifat wujud,hidup,di bekali nafsu, serta akal budi.
Kebudayaan berasal dari bahsa sanskerta, nyaitu Budhayah yang merupakan bentuk jamak dai
budhi(budi atau akal), di artikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan budi dan akal.ada
pendapat lain mengatakan buda berasal dari kata budi dan daya, budi merupakan unsure rohani,
sedangkan daya adalah unsure jsasmani manusia. Defenisi budaya banyak sekali pengertian nya
karena dalam menafssirkan budya itu tergantung pada objek yang di teliti oleh para pemberi
defeniesi sepaerti di antara nya :
1.      Herskovits memendang kebudayaan sebagai sesuatu ynag turun temurunn dai satu generasi ke
generasi lainnya, yang kemudian disebut sebagai super organic.
2.      Andres Eppink menyatakan bahwa kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai
norma, ilmu pengetauan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, relegius dan lain-lain.
Dari berbagai devenisi tersebut, dapat di peroleh pengertian mengenai kebudayaan sebagai
system pengetauan yang meliputi system idea tau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia.
Sehingga dalam kehhidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan
kebudayaan adalah benda-baenda yang di ciptakan oleh manusia sebagai makluk yamg berbuday

, bahasa , peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain. Yang kesemuanya di
tunjuk kan untuk membantu manusia dalam melangsungkan kehidupan bermasyarakat.
Drs. Herimanto,2006, ilmu sosial &budaya dasar, bumi aksara : Jakarta timur hal : 24-25
B.     Masyarakat dan budaya
Istilah masyarakat berasal dai bahasainggris yang di sebut society (berasal dari kata latin socies
yang berarti kawan,keluarga serta masyarakat). Yang biasa di pakai dalam bahasa sehari-hari
untuk menyebut kesatuan-kesatuan hidup manusia, “masyarakat” sendiri berasal dari akar kata
bahasa arab yaitu syahara yang arti nya ikut serta.
Secara terminologi masyarakat disebut sekumpulan manusia yang saling berinteraksi
suatu kesatuan masyarakat dapat memiliki parasarana yang memuas kan para warga nya untuk
berinteraksi, adnya prasarana untuk berinteraksi, adpun sarana untuk bersilaturrahmi, memang

menyebab kan terjadi nya kesejahteraan antara para warga yang kolekti
Kebudayaan adalah seluruh siatem dan gagasan serta rasa, tindakan yang di hasil kaqn
manusia dalam kehidpan bermasyarakat, yang di jadikan wilayah nya dengan belajar. Dengan
demikian tindakan manusia adalah “kebudayaan” karena jumblah dindakan yang di lakukann nya
dalam kehidupan bernasyarakat yang tidak di biasakannya dengan belajar(tindakan naluri, reflek,
atau tindankan yang yang di lakukan melalui prosesfisiologi maupun tindakan membabi buta).
Sangat terbatas sebagai tindkan yang merupakan nalurinya (misal nya makan,minum, berjalan
dan lainnya).
C.     Manusia sebagi pencipta buaya
Masyarakat ada setiap saat dari masa lalu ke masa mendatang kehadiran nya justru
melallui fase antara apa telah terjadi dan apa yang akan terjadi. Dalam masyarakat kini
terkandung pengaruh bebas, dan perilaku masa lalu serta bibit dan potensi unik masa depan ,
sifat berproses nya msyarakat secara tersirat berarti bahwa fase sebelum nya berhubungan sebab
akibat yang memberitakan berita fase berikut nya, kaitan belakangan yakni kaitan antara ke
adaan masyarakat kini dan sejarah sebelum nya. Kaitan masyarakat dengan masa lalu nya tidak
akan pernah mati sama sekali, kaitan itu melekat dalam sifat masyarakat itu. Masyarakat tidak
akan pernah menjadi masyarakat bila kaitan dengan masa lalu nya tidak ada, kaitan antara masa

kini dan masa lalu adalah berbazis tradis .


2, . Greertz, antropologi, (New york : Bacic books me, 1973) : Hal : 412-453
3, Piort Sztomka, azaz kebudayaan, PT grafindo : Jakarta. cet ke III hal :65
Mekanisme ideal (psikologi) bekerja melalui kemampuan mengingat dan berkomunikasi
kepada masa lalu terpelihara karena orang mengingat pengalaman massa lalu mereka. Kemudian
ingatan ini di kembang kan melalui dua cara, pertama, mengembangkan pengalaman masa kini
berdasar kan pengalaman masa lalu, mereka pun mempelajari pengalaman bersama masa lalu
dan masa kini yang di peroleh dengan pengalaman yanga kolktif. Yang di simpan di dalam
arsip, kepustakaan, dan museum. Dan yang kedua ingatan juga mencakup ingatan tentang
generasi generasi terdahulu mengalami pencatatan sejarah, semua tradisi pengalaman masa lalu
di rekam dengan cara ini pengetauan kolektif menjangkau jauh ke masa lalu.
D.     Funsi budya bagi masyarakat
Kebudayaan tidak meemiliki lestari, jika tidak memiliki kekuatan- kekuatanpokok tertentu para
anggota nya, sampai berupa jauh suatu kebudayaan dapat memenuhi kebutuhan –kebutuhan,
itulah yang akhir nya menentuksn sukses nya. “sukses" di atur dengan nilai-nilai kebudayaan itu
sendiri.dan bukan dari sesuatu dari luar. Kebudayaan harus mampu meproduksi dan
mendistribusikan barang –barang dan jasa. Yang di pandang perlu itu kebudayaan harus
menjamin kelestarian biologis, dengan cara memproduksikan anggota-anggota nya, para
anggota yang baru harus di kulturasikan sehingga dapat berprilaku sebagai orang dewasa.
Kebudayaan harus memelihara keterlibtan antara para anggota nya itu bertahan hidup dan

mengadakan kegiatan-kegiatan yang perlu untuk kelangsunagan hidup it . Dalam konteks


sekarang bisa kita lihat bahwa buday itu dapat di artikan sebagai identitas suatu wilayah dan
makna plurarisme yang mendapat kan kesergaman sehingga manusia di harus kan Saling
menghargai, menghormati serta menjaga asset kebudayaan nya masngi- masing.

, Lawnister, sharp, (New York : roscel sage formation 1952) Hal : 254

E.      Teori-teori kebudayaan


1.      Teori Heliolitik (Elliot smith dan W,j. perry)
Teori difusi Eliot smith dan penelitian difusi kebudayaan . seorang tokoh misal nya A.c
haddon, yang pernah memimpin expidisi di suatu daerah di selat tores. Karena teori-teori mereka
sangat aneh. Mereka mengajukan peristiwa sejarah kebudayaan dunia purbakala ada di mesir
hingga ke indonesia, teori itu kemudian sering disebut heliolithic theory, karena menurut Elliot
smith dan perry unsur-unsur penting dalam kebudayaan mesir kuno yang terbesar ke daerah luas
tersebut di atas itu tampak pada bangunan-bangunan batu besar, dan juga pada suatu komlek
unsur-unsur keagamaan yang berpusatpada penyembahan matahari atau helios
Pandangan yang mesir sentris ini sebenar nya tidak begitu aneh pada zaman itu, yaitu
sekitar perang dunia I, waktu orang –orang eropa sedang kagum-kagum nya kepada peninggalan
mesir kuno. Elliot smith merasa kagum terhadap penggalan –peninggalan mesir kuno itu hingga
ia melakukan penilitian di seluruh wiayah mesir itu hingga timbul nya suatu teori heliolitik.
Heriolitik tersebut kemudian di pergunakan dalam suatu penilitian besar oleh W.J.perry, yang
mencoba mencari denagan teliti jalan–jalan difusi heliotik. Unsur-unsur yang tersangkut dalam
gerak persebaran itu, serta sebab-sebab dari defusi. Dalam persebaran nya dari mesir sampai ke
amerika tengah dan selatan itu, Indonesia tentu tersangkut , karena kepulauan kita berada di
tengah –tengah jaln mesir dan amerika. Hasil peneliti perry di cantum kan dalam buku nya yang

bernama the children of the sun (1923) pada masa sekarang teori heliotik it hanya bisa kita
pandang sebagai suatu contoh saja dadi salah satuu cara yang pernah di gunakan oleh para ahli
antropologi untuk mencoba menerangkan gejala persamaan-persamaan unsur-unsur kebudayaan
di ber bagai tempat di dunia. 
, .lihat mengenai hal itu buku pegantar ilmu antropologi(koentjaningrat 1980:bab IV,V)H:34

2.      Teori dualism difusional (Emile Durkheim)


Emille Durkheim(11858-1917) lahir pada tahun 1858 di kota kecil lorrane sebagai putra
keluarga yahudi erancis. Dalam teori fakta sosial nya, landasan berfikir Durkheim mengenai
masyarakat adalah pandamgan nya dengan masyarakat yang hidup. Di situ ada manusia –
manusia yang befikir dan bertingkah laku dalam hubungan satu dengan yang lain. Dalam
berfikir dan bertingkah laku manusia di hadap kan pada gejala-gejala dan fakta sosial (faits
siciaux) yang seolah olah sudah ada di luar diri para individu yang menjadi masyarakat tadi,
fakta-fakta individu. Fakta-fakta sosial itu malahan mempunyai kekuatamn memeksa individu
untuk brfikir menurut garis –garis dan bertindak menurut cara-cara tertentu.
Fakta-fakta sosial itu mula-mula berasal pikiran atau tingkah lalu ndividu, namun agar
suatu fakta sosial, harus ada bebeberapa individu yang berfikir atau bertingkah lakubersama nya,
sintesa nya, di mana pikiran dan tingkah laku tiap individu di robah agar sesuai dan cocok
dengan pikiran individu lain nya, apabila suatu fakta sosial sudah mantap, ia hidup sebagai
ennititas sendiri di luar diri para individu tetap tidak berobah walaupun individu-individu yang
mula-mula menciptakan nya dan kemudian mengikuti nya dan akhir nya mati, diganti oleh suatu
angkatan individu-individu warga msayarakat yang baru, yang tetap akan mengikuti dan
menyesuaikan diri terhadap nya. Pandangan Durkheim mengenai masyarakat, fakta-fakta sosial’
dan warga individu masyarakat yang menyesuaikan pikiran dan tingkah laku mereka dengan
fakta-fakta sosial tadi, sudah di uraikan dalam karya pertama nya itu (res leglesde la method
siciologique)-(simson 1963:23-24).
Fakta-fakta sosial harus di pelajari secara obyektif, dengan memendang nya sebagai benda.
Dengan itu Durkheim bermasud menekan kan bahwa seorang ahli sosiologi harusaha
menganggap gejala-gejala sosial itu sebagai kejadian –kejadian yang konkret. Dengan lolkasi
tempat yang nyata dan dalam jangka waktu tertentu. Denagn menggunakan metodiologi sendiri
yang baru maka ilmu tentang fakta, sosial itu patut berdiri sendiri sebagai ilmu tersendiri, yaitu
ilmu sosiologi.
Dalam ilmu sosiologi dan antropologi sosial masa kini, konsep yang di beri istilah
khusus, seperti gejala sosial, fakta sosial, mani festasi sosial, pranata sosial, dan norma sserta
nilai soasial itu, memamg sudah di bedakan secara tajam oleh Durkheim
3.      TeoriUneven Developmwnt (Karl Marx)
Karl Mark menganggap bahwa tugas ilmu budaya adalah memahami dan menjelaqskan
aspek-aspek realitas sosial yang memiliki arti budaya. Pemikiran ini berdasarkan pada konsepsi
tentang bagaimana pengetahuan ilmiah budaya yang objektif itu mungkin dan bagaimana
tindakan yang sanagat bermakna menjadi atribut yang esensual bagi manusia, dengan kata lain
pemikiran tersebut mendasarkan diri pada gagasan Karl Mark tentang objektivitas san apa yang
merupakan realitas sosial yang menjadi objek ilmu budaya namun, posisi metodolgis tersebut
bukan sepersatu nya cara dimana budaya member tidak awal bagi Karl Mark. Perubahan budaya
juga muncul sebagai materi yang perlu difokuskan oleh Karl Mark ntuk menjawab pertanyaan
utama yang dihadapi nya, yaitu apa arti budaya dari rasionalisme barat modern ? Pertanyaan ini
menghancurkan ada nya adopsi metode komparatif karena tidak mungkin menjawab pertanyaan
tersebut tanpa menempatkan nya ke dalam konteks sejarah budaya vassal komperatif (1990;23)
pkok persoalan dan metode Karl Mark dikatakan oleh kesimpulan-kesimpulan yang didapat nya
dalam preview cara Karl Mark untuk mencantumkan kekhususan demi mendekati baik
analisanya tentang rasionalisme barat maupun dalam studi nya tentang agama-agama dunia lain,

Adakah dengan memberikan focus pada buday . Secara sambil lalu, fakta menunjukan bahwa
sebagian berat World view yang ada dalam tulisan-tulisan Karl Mark termasuk dalam sidang
kehidupan intektual dalam dunia modern.
Kita akan bila memperoleh gambaran lebih jelas tentang kontribusi teoritis dar tiap-tiap
elemen sosiologi budaya arsip secara keseluruhan dengan memperluas metaforaswicthmen
dengan menghidupkan Karl Mark menjelaskan bahwa : bukan gagasan secara langsung
menguasai tindakan manusia melainkan materi dan kepentingan-kepentingan ideal, citra-citra
dunia yang sering diciptakan oleh gagasan seperti switchmen telah menentukan jalur dimana
tindakan didorong oleh tindakan kepentingan (1948:280) tetapi selama pertanyaan ini tidak
secara langsung menyebutkan bahwa (hanyalah) interelasi antar World view dan kepentinjgan
yang menjelaskan pengaruh gagasan maka pertanyaan itu menyesatkan.
 

Schroeder, Ralph 2002, hegemoni system kepercayaan, Kantisitus ; yogyakarta. Hal : 54

4.      Teori difusi Kultural (max weber dan rivers)


W.H.R river (1864-1992), mula-mula adalah seorang dokter dan ahli psikologi yang
kemudian tertarik pada ilmu antropologi, ketika ia turut menjadi sebagai anggota cambrigge
torres straits exspedition dalam tahun 1899. Ekpedisi yang merupakan peristiwa penting dalam
sejarah perkembangan ilmu antropologi itu bermaksud meneliti hubungan antara kebudayaan –
kebudayaan suku-suku bangsa yang mendiami daerah-daerah di sekitar selat tores, yaitu irian
selatan dan Australi utara.
Selama bekerja sebagai anggota exspidisi, rivers telah berhasil mengembangkan suatu
metode wawancara yang baru, yang menjawab kan ia banyak memperoleh dan mengumpulkan
banyak bahan, terutama dalam system kemasyarakatan suku-suku bangsa yang hidup di selat
tore. Metode yang oleh river kemudian di uraikan dalam karangan berjudul A genealogical

medhod of anthropological inquiry (1910) . Terbukti merupakan suatu metode yang


kemudian akan menjadi metode pokok dalam sebagian basar ilmu antropologi yang berdassarkan
field work. Metode yang dilakukan sebanar nya adalah suatu wawan cara yang saya uraikan
dengan secara singkat di bawah ini.
Apabila seorang peneliti datang kepada suatu masyarakat, maka sebagian besar dari
bahan karangan nya akan di perolaeh nya dari pada informan, dengan berbagai macam metode
wawancara, dengan mengurut kan sumber dengan sistimatis dengan menganalisa dari daftar
asal- usul atau geneologi dari informan itu, dengan itu peneliti harus mengumpulkan banyak
daftar asal–usul individu-individu dalam masyarakat objek penelitian nya itu. Dengan
mengajukan pertanyaan-pertanyaan mengenai kaum kerabat dan nenek moyamg para individu
tadi sebagai pangkal, seorang peneliti dapat menembangkan suatu wawan cara yang sangat luas
seali. Mengenai macam –macam peristiwa yang menyangkut kerabat dan kaum nenek moyang
nya tadi, dengan pertanyaan yang bersifat konkrit. Metode ini terkenal dengan metode geneologi.
Atau Geneological method dan merupakann alat utama bagi tiap-tiap antropologi yang akan
maelakuka field work di daerah.
 

, koentjaraningrat 1977,Antropologi, bumi aksara : Jakarta timur, hal. 182-189


Banyak dari bahan keterangan yang di kumpulkan oleh rivers selama melakukan
penelitian di daerah selat tores menjadi bahan bagi kedua ilid dari buku nya yang berjudul the
story of melenesian society (19114-an) terutama jilid II menggunakan metode-metode penelitian
difusi unsur unsur kebudayaan dari kebudayaan – kebudayaan di daerah malenisia, serupa
dengan metode-metode yang di anjurkan f.graebner dan w.scmidt, itulah sebab nya river dapat
kita golongkan dalam satu bab bersama-sama dengan kedua sarjana tadi.
Pada akhir riwayat kesarjanaan nya muncul lagi karangan-karangan nya yang bersifat

psikologi yaitu ilmu pangkal nya seperti confic and dream (1923 , dan beberapa yang lain
tetapi ia tidak akn pernah meninggalkan ilmu antropologi, malahan ia mengikuti perkembangan
–perkembangan nya, tampak dari buku nya yang terbit Anumerta, social organization (1924),
merupakan suatu perbaikan yang di tulis nya dalam tahun 1914. .di muat dalam majalah
sociological review (1910:1-10)
BAB III PENUTUP
1.       KESIMPULAN
Manusia adalah salah satu maklhluk tuhan di dunia. Makhluk tuhann di malam fana ini
ada empat macam, yaitu alam,tumbuhan,dan manusia, Kebudayaan berasal dari bahsa sanskerta,
nyaitu Budhayah yang merupakan bentuk jamak dai budhi(budi atau akal), di artikan sebagai hal-
hal yang berkaitan dengan budi dan akal.ada pendapat lain mengatakan buda berasal dari kata
budi dan daya, budi merupakan unsure rohani, sedangkan daya adalah unsure jsasmani manusia.
Defenisi budaya banyak sekali pengertian nya karena dalam menafssirkan budya itu tergantung
Masyarakat ada setiap saat dari masa lalu ke masa mendatang kehadiran nya justru melallui fase
antara apa telah terjadi dan apa yang akan terjadi. Dalam masyarakat kini terkandung pengaruh
bebas, dan perilaku masa lalu serta bibit dan potensi unik masa depan , sifat berproses nya
msyarakat secara tersirat berarti bahwa fase sebelum nya berhubungan sebab akibat yang
memberitakan berita fase berikut nya, kaitan belakangan yakni kaitan antara ke adaan
masyarakat kini dan sejarah sebelum nya. Kaitan masyarakat dengan masa lalu nya tidak akan
pernah mati sama sekali, pada objek yang di teliti oleh para pemberi defeniesi
Senada dengan berbagai teori-teori yang saling beraneka, bahkan secara lahiriah cukup
membedakan serta menentang dalam kategori kebudayaan atau pun sebagai nya, dari suatu sisi
kita pasti dapat mempersisikan perbedaan dalam teori-teori itu pada hakikat nya menciptakan
kemaslahatan umat dalam berbudaya.

2.       SARAN


Berbicara masalah kebudayaan maka sudah tentu nya memehami perbedaan, dari
persepsi ini, maka apapun yang kita pikirkan mengeni perbedaan itu, harus lah menganggap
perbedaan tersebut sebagai rahmad dalam berbudaya, bermasyarakat bahkan dalam ber negara.
Atas interpretasikan melalui paper-paper ini kami selau membuka pintu kritikan bagi si pembaca,
demi tercapai nya permasalahan yang sebenar nya.
DAFTAR PUSTAKA
Koentjaningrat, 1987,sejarah teori antropologi I , universitas Indonesia(UN-press), :jakarta
Drs. Herimanto,2006, ilmu sosial &budaya dasar, bumi aksara : Jakarta timur
Koenjaningrat, 2003,pnengantar antropologi, (New york : Bacic books me, 1973), rineneka
cipta : jakarta
Lawnister, sharp,2000, (New York : roscel sage formation 1952, asdi mahasatya : jakarta
Schroeder, Ralph 2002, hegemoni system kepercayaan, Kantisitus ; yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai