Disusun oleh :
JALUM 1B
Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala, karena berkat
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “PROBLEM PERADABAN
MANUSIA DI ERA MODERN MENGENAI KEBUDAYAAN”. Makalah ini diajukan guna
memenuhi tugas kuliah ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR. Kami mengucapkan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga makalah ini dapat diselesaikan
sesuai dengan waktunya. Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi masyarakat dan bermanfaat untuk
pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR ………...…………………………………………………..................i
DAFTAR ISI……………...……………..…………………………………………….……..ii
BAB 1 PENDAHULUAN……………………………………………………………….…..3
1.1 Latar Belakang Masalah………………………………………………………….............4
1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………..5
1.3 Tujuan…………………………………………………………………………………….5
BAB II PEMBAHASAN ……………………………………………………………….…..6
2.1 Pengertian Manusia ……………………………………………………………………...6
2.2 Pengertian Peradaban ………………..…………………………………………………..7
2.3 Pengertian Kebudayaan ………………………………………………………………….8
2.4 Hubungan Manusia dengan Peradaban…………………………..………………………9
2.5 Problematika Kebudayaan dalam Peradaban Manusia ………………………………….10
BAB III PENUTUP………...……………………………………………………………….16
3.1Kesimpulan…………………………………………………………………………..……13
3.2 Saran……………………………………………………………………………………...13
DAFTAR PUSTAKA …..………..…………………………………………………............17
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan makhluk yang mempunyai akal, jasmani dan rohani. Melalui
akalnya manusia dituntut untuk berfikir menggunakan akalnya untuk menciptakan sesuatu
yang berguna dan bermanfaat bagi dirinya sendiri maupun untuk orang lain. Melalui
jasmaninya manusia dituntut untuk menggunakan fisik atau jasmaninya melakukan sesuatu
yang sesuai dengan fungsinya dan tidak bertentangan dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat. Dan melalui rohaninya manusia dituntut untuk senantiasa dapat mengolah
rohaninya yaitu dengan cara beribadah sesuai dengan agama dan kepercayaan yang
dianutnya.Antara manusia dan peradaban mempunyai hubungan yang sangat erat karena
diantara keduanya saling mendukung untuk menciptakan suatu kehidupan yang sesuai
kodratnya. Suatu peradaban timbul karena ada yang menciptakannya yaitu diantaranya faktor
manusianya yang melaksanakan peradaban tersebut.Suatu peradaban mempunyai wujud,
tahapan dan dapat berevolusi atau berubah sesuai dengan perkembangan zaman. Dari
peradaban pula dapat mengakibatkan suatu perubahan pada kehidupan sosial. Perubahan ini
dapat diakibatkan karena pengaruh modernisasi yang terjadi di masyarakat.
2. Problematika kebudayaan
1.3 Tujuan
1
Adapun tujuan yang ingin penulis sampaikan dalam makalah ini diantaranya adalah:
BAB II
PEMBAHASAN
Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk lain).
Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta, sebuah gagasan atau
realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu. Manusia adalah makhluk ciptaan
Tuhan yang paling sempurna dibandingkan dengan makhluk lainnya. Karena manusia
mempunyai akal dan pikiran untuk berfikir secara logis dan dinamis, dan bisa membatasi diri
dengan perbuatan yang tidak dilakukan, dan kita bisa memilih perbuatan mana yang baik
(positif) atau buruk (negatif) buat diri kita sendiri. Bukan hanya itu saja pengertian manusia
secara umum adalah manusia sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial.manusia dikatakan
makhluk pribadi karna manusia memiliki unsur jasmani dan rohani, unsur fisik dan psikis, serta
unsur raga dan jiwa. Seseorang dikatakan sebagai manusia individu manakala unsur-unsur
2
tersebut menyatu dalam dirinya. Setiap manusia memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri,
tidak ada manusia yang persis sama. Dari sekian banyak manusia, ternyata masing-masing
memiliki keunikan tersendiri.
Sedangkan manusia dikatakan mahluk social karna menurut kodratnya manusia adalah
makhluk sosial atau makhluk bermasyarakat, selain itu juga diberikan yang berupa akal pikiran
yang berkembang serta dapat dikembangkan. Dalam hubungannya dengan manusia sebagai
makhluk sosial, manusia selalu hidup bersama dengan manusia lainnya. Dorongan masyarakat
yang dibina sejak lahir akan selalu menampakan dirinya dalam berbagai bentuk, karena itu
dengan sendirinya manusia akan selalu bermasyarakat dalam kehidupannya.Manusia dikatakan
sebagai makhluk sosial, juga karena pada diri manusia ada dorongan dan kebutuhan untuk
berhubungan (interaksi) dengan orang lain, manusia juga tidak akan bisa hidup sebagai
manusia kalau tidak hidup di tengah-tengah manusia.
Tanpa bantuan manusia lainnya, manusia tidak mungkin bisa berjalan dengan tegak.
Dengan bantuan orang lain, manusia bisa menggunakan tangan, bisa berkomunikasi atau
bicara, dan bisa mengembangkan seluruh potensi kemanusiaannya.
Dapat disimpulkan, bahwa manusia dikatakan sebagai makhluk sosial, karena beberapa
alasan berikut.`
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang, dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang, dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya, dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya itu
3
dipelajari.Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar, dan meliputi banyak kegiatan
sosial manusia.
2) Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain, yang kemudian disebut sebagai superorganic.
5) Selo Soemardjan, dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah sarana hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.
Istilah peradaban sering digunakan sebagai persamaan yang lebih luas dari istilah
"budaya" yang populer dalam kalangan akademis. Di mana setiap manusia dapat berpartisipasi
dalam sebuah budaya, yang dapat diartikan sebagai "seni, adat istiadat, kebiasaan ...
kepercayaan, nilai, bahan perilaku dan kebiasaan dalam tradisi yang merupakan sebuah cara
hidup masyarakat".Namun, dalam definisi yang paling banyak digunakan, peradaban adalah
istilah deskriptif yang relatif dan kompleks untuk pertanian dan budaya kota. Peradaban dapat
4
dibedakan dari budaya lain oleh kompleksitas dan organisasi sosial dan beragam kegiatan
ekonomi dan budaya.
Istilah "peradaban" dapat digunakan dalam cara sebagai normatif baik dalam konteks sosial di
mana rumit dan budaya kota yang dianggap unggul lain "ganas" atau "biadab" budaya, konsep
dari "peradaban" digunakan sebagai sinonim untuk "budaya (dan sering moral) Keunggulan
dari kelompok tertentu." Dalam artian yang sama, peradaban dapat berarti "perbaikan
pemikiran, tata krama, atau rasa".masyarakat yang mempraktikkan pertanian secara intensif;
memiliki pembagian kerja; dan kepadatan penduduk yang mencukupi untuk membentuk kota-
kota. "Peradaban" dapat juga digunakan dalam konteks luas untuk merujuk pada seluruh atau
tingkat pencapaian manusia dan penyebarannya (peradaban manusia atau peradaban global).
Istilah peradaban sendiri sebenarnya bisa digunakan sebagai sebuah upaya manusia untuk
memakmurkan dirinya dan kehidupannya. Maka, dalam sebuah peradaban pasti tidak akan
dilepaskan dari tiga faktor yang menjadi tonggak berdirinya sebuah peradaban. Ketiga faktor
tersebut adalah sistem pemerintahan, sistem ekonomi, dan IPTEK.
1. Pendidikan
2. Norma: aturan, ukuran, atau pedoman yang dipergunakan dalam menentukan sesuatu
benar atau salah, baik atau buruk.
3. Etika: nilai-nilai dan norma moral tentang apa yang baik dan buruk yang menjadi
pegangan dalam mengatur tingkah laku manusia. Bisa juga diartikan sebagai etiket, sopan
santun.
Evolusi Budaya dan tahapan Peradaban Newel Le Roy Sims (H P Fairchild: 1964: 41)
menyatakan Civilization is the cultural development, the distinctly human attributes and attain-
5
ments of a particular society. In a ordinary usage, the term imolies a fairly high stage on the
culture evolutionary scale .Reference is made to ‘civilized peoples’. More civilized usage
would refer to more highly and less highly civilized peoples, the refer to more highly and less
highly civilized peoples, the determinative characteristics being intellectual, aesthetic,
technological, and spiritual attainments.
Sedangkan menurut The Third Wave Alvin Tofler (1981: 10-14) gelombang pertama
sebagai tahap peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke
bercocok tanam. (revolusi agraris) gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri
penemuan mesin uap, energy listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi
industri). Gelombang ketiga sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi
dengan computer atau alat komunikasi digital.
Manusia dan peradaban adalah hal yang tidak bisa terpisahkan karena manusia itu
memiliki cipta, rasa dan karsa. Cipta, rasa dan karsa itu akan menimbulkan perkembangan
pengetahuan yang berasal dari suatu budaya. Maka dari itu kebudayaan akan mengalami
kemajuan sehingga dikatakan sebagai peradaban.
6
Problematika peradaban di Indonesia yang timbul akibat globalisasi diantaranya dapat
dilihat dalam bidang bahasa, kesenian, juga yang terpenting- kehidupan sosial. Salah satu
problematika dalam peradaban manusia yaitu problematika kebudayaan dalam peradaban
manusia. Peradaban merupakan hasil tertinggi dari sebuah kebudayaan. Artinya kebudayaan
belum tentu merupakan sebuah peradaban, namun peradaban pasti mengandung unsur
kebudayaan. Peradaban juga menjadi faktor penentu apakah seseorang berbudaya atau
tidaknya.
1. Physical Environment
Out Carries Product adalah permasalahan kebudayaan yang meliputi hasil tindakan
manusia pada presepsi dan kepercayaan kognitif yang berbeda-beda pada setiap masyarakat
dalam hubungan social.
1.Corak reaksi yang menerima dan merangkul bulat-bulat kebudayaan luar. Corak ini
menganggap kebudayaan timur sudah tidak relevan lagi untuk menghadapi kondisi kehidupan
pada masa sekarang, dan mengadopsi dengan secara keseluruhan budaya barat yang dating
yang dianggap ungggul dan mampu melahirkan manusia yang berkualitas
2.Corak reaksi yang sama sekali anti terhadap kebudayaan barat. Corak kebudayaan ini
menganggap budaya barat hanya melahirkan manusia yang buas dan kejam, dan kebudayaan
timur yang lebih ungggul.
3.Corak reaksi yang melihat pembenturan kebudayaan timur dengan kebudayaan barat
secara realistis dan kritis. Corak reaksi ini berusaha mengambil jarak dan menilai secara jujur
keunggulan kebudayaan barat dan kelemahan budaya timur, sekaligus mempertahankan nilai-
nilai kebudayaan timur.
B. Problematika Kebudayaan
1. Hambatan budaya yang berkaitan dengan pandangan hidup dan sistem kepercayaan.
Dalam hal ini, kebudayaan tidak dapat bergerak atau berubah karena adanya pandangan
hidup dan sistem kepercayaan yang sangat kental, karena kuatnya kepercayaan sekelompok
orang dengan kebudayaannya mengakibatkan mereka tertutup pada dunia luar dan tidak mau
menerima pemikiran-pemikiran dari luar walaupun pemikiran yang baru ini lebih baik daripada
pemikiran mereka. Sebagai contoh dapat kita lihat bahwa orang jawa tidak mau meninggalkan
kampung halamannya atau beralih pola hidup sebagai petani. Padahal hidup mereka umumnya
miskin.
8
2. Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi atau sudut pandang.
Hambatan budaya yang berkaitan dengan perbedaan presepsi dan sudut pandang ini
dapat terjadi antara masyarakat dan pelaksanaan pembangunan. Sebagai contoh dapat kita lihat
banyak masyarakat yang tidak setuju dengan program KB yang dicanangkan pemerintah yang
salah satu tujuannya untuk mengatasi kemiskinan dan kepadatan penduduk, karena masyarakat
beranggapan bahwa banyak anak banyak rezeki.
Upaya untuk mentransmigrasikan penduduk dari daerah yang terkena bencana alam
sering mengalami kesulitan. Hal ini disebabkan karena adanya kekhawatiran penduduk bahwa
ditempat yang baru hidup mereka akan lebih sengsara dibandingkan dengan hidup mereka
ditempat yang lama.
6. Sikap etnosentrisme.
Sikap etnosentris adalah sikap yang mengagungkan budaya suku bangsa sendiri dan
menganggap rendah budaya suku bangsa lain. Sikap seperti ini akan memicu timbulnya
pertentangan-pertentangan suku, ras, agama, dan antar golongan. Kebudayaan yang beraneka
ragam yang berkembang disuatu wilayah seperti Indonesia terkadang menimbulkan sikap
etnosentris yang dapat menimbulkan perpecahan.
7. Perkembangan IPTEK sebagai hasil dari kebudayaan, sering disalah gunakan oleh
manusia, sebagai contoh nuklir dan bom dibuat justru untuk menghancurkan manusia bukan
9
untuk melestarikan suatu generasi, dan obat-obatan yang diciptakan untuk kesehatan tetapi
dalam penggunaannya banyak disalahgunakan yang justru mengganggu kesehatan manusia.
8. Pewarisan kebudayaan.
Dalam hal pewarisan kebudayaan bisa muncul masalah antara lain, sesuai atau tidaknya
budaya warisan tersebut dengan dinamika masyarakat saat sekarang, penolakan generasi
penerima terhadap warisan budaya tersebut, dan munculnya budaya baru yang tidak lagi sesuai
dengan budaya warisan.
Dalam suatu kasus, ditemukan generasi muda menolak budaya yang hendak diwariskan
oleh pendahulunya. Budaya itu dianggap tidak lagi sesuai dengan kepentingan hidup generasi
tersebut, bahkan dianggap bertolak belakang dengan nilai-nilai budaya yang baru diterima
sekarang ini.
9. Perubahan kebudayaan.
Perubahan kebudayaan yang terjadi bisa memunculkan masalah antara lain perubahan
akan merugikan manusia jika perubahan itu bersifat regress (kemunduran) bukan progress
(kemajuan), perubahan bisa berdampak buruk atau menjadi bencana jika dilakukan melalui
revolusi, berlangsung cepat, dan diluar kendali manusia.
Evolusi kebudayaan ini berlangsung sesuai dengan perkembangan budi daya atau akal
pikiran manusia dalam menghadapi tantangan hidup dari waktu ke waktu. Proses evolusi untuk
10
tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung pada tantangan,
lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi tantangan tadi.
Adanya kebudayaan bermula dari kemampuan akal dan budi daya manusia dalam menanggapi,
merespons, dan mengatasi tantangan alam dan lingkungan dalam upaya mencapai kebutuhan
hidupnya. Dengan potensi akal dan budi inilah manusia menaklukkan alam. Manusia
menemukan dan menciptakan berbagai sarana hidup sebagai upaya mengatasi tantangan alam.
Proses evolusi untuk tiap kelompok masyarakat di berbagai tempat berbeda-beda, bergantung
pada tantangan, lingkungan, dan kemampuan intelektual manusianya untuk mengantisipasi
tantangan tadi.
Peradaban merupakan tahapan dari evolusi budaya yang telah berjalan bertahap dan
berkesinambungan, memperlihatkan karakter yang khas pada tahap tersebut, yang didirikan
oleh kualitas tertentu dari unsur budaya yang menonjol, meliputi tingkat ilmu pengetahuan,
seni, teknologi, dan spiritualitas yang tinggi. contoh, peradaban Mesir Kuno tercermin dari
hasil budaya yang tinggi dalam sosok bangunannya (piramid, obeliks, sphinx) yang terkait
dengan ilmu bangunan, tulisan, serta gambar yang memperlihatkan tahap budaya. Contoh
lainnya, tentang peradaban Cina Kuno, yang juga menampakkan tingkat ilmu pengetahuan dan
teknologi tinggi dalam hal tulisan yang menjadi ciri budaya setempat.
11
yang tinggi serta terciptanya demokrasi atas dasar musyawarah bersama. ( Budy Munawar
Racman 2011: 183 - 184 )
Dari paparan di atas merefleksikan peradaban dalam ruang lingkup sosial budaya masyarakat.
Selanjutnya, bidang sosial budaya mengubah banyak aspek dalam sejarah peradaban manusia
itu sendiri. Bidang sosial budaya mencakup sistem kekuasaan, sistem kepercayaan, tulisan
perhubungan, dan organisasi sosial yang dibentuk kala itu.
Kembali ke evolusi budaya dalam tinjauan historis. gelombang pertama sebagai tahap
peradaban pertanian, dimana dimulai kehidupan baru dari budaya meramu ke bercocok tanam.
( revolusi agraris) gelombang kedua sebagai tahap peradaban industri penemuan mesin uap,
energi listrik, mesin untuk mobil dan pesawat terbang. (revolusi industri) gelombang ketiga
sebagai tahap peradaban informasi. Penemuan TI dan komunikasi dengan computer atau alat
komunikasi digital.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Budaya yang dikembangkan oleh manusia akan berimplikasi pada lingkungan tempat
kebudayaan itu berkembang. Suatu kebudayaan memancarkan suatu ciri khas dari
masyarakatnya yang tampak dari luar. Dengan menganalisis pengaruh akibat budaya terhadap
lingkungan seseorang dapat mengetahui, mengapa suatu lingkungan tertentu akan berbeda
dengan lingkungan lainnya dan mengasilkan kebudayaan yang berbeda pula.
12
bangsa lainnya atau lebih dikenal dengan paham etnosentrisme, dan perkembangan iptek
sebagai hasil dari kebudayaan yang sering disalahgunakan.
B. Saran
Melalui makalah ini penulis menyarankan agar pembaca tidak berhenti sampai disini
saja menggali ilmu tentang Problematika Peradaban Manusia di Masa Modern khususnya
mengenai kebudayaan di Indonesia. Penulis berharap agar pembaca terus menggali ilmu dan
mengetahui problematika kebudayaan sehingga Bangsa Indonesia bijak dalam menghadapi
kebudayaan-kebudayaan baru yang datang dari luar.
DAFTAR PUSTAKA
masyarakathttp://perbedaanterbaru.blogspot.co.id/2015/08/perbedaan-kebudayaan-dan-
peradaban.html di akses pada tanggal 20 maret 2016
http://liyazafira.blogspot.com/2012/03/pengaruh-dan-problematika-kebudayaan.html Padang,
Sumatra Barat, Najra Ulya.
13