Anda di halaman 1dari 11

Hubungan Manusia dan Kebudayaan

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah karena berkat rahmat, nikmat, hidayah, serta
inayahNya kami dapat menyelesaikan Makalah Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) ini dalam
bentuk yang sederhana dengan judul Hubungan Manusia dan Kebudayaan. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada Bapak Drs. Jamiluddin, M.Pd. Selaku dosen pengampu
kami.. Kami sadar dalam penyusunan Makalah ini banyak kesalahan serta kekhilafan.

Untuk itu, kami harapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya Makalah ini bisa
lebih baik lagi. Atas kesalahan dan kekhilafan yang kami lakukan dalam penyusunan
Makalah ini, kami mohon maaf sebesar-besarnya dan kepada Allah kami mohon Ampun,
semoga Makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin!!!

Lubuk Linggau, 25 September 2013

Penyusun
Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

B.     Rumusan Masalah

C.     Tujuan

BAB II PEMBAHASAN

A.    Pengertian Manusia dan Budaya

B.     Fungsi Budaya bagi  Manusia

C.     Hubungan antara Manusia dan Kebudayaan

BAB III PENUTUP.

A.     Kesimpulan

B.     Saran

REFERENSI
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia dalam kesehariannya tidak akan lepas dari kebudayaan, karena manusia adalah
pencipta dan pengguna kebudayaan itu sendiri. Manusia hidup karena adanya kebudayaan,
sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan berkembang manakala manusia mau
melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya. Dengan demikian manusia dan kebudayaan
tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena dalam kehidupannya tidak mungkin tidak
berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap hari manusia melihat dan menggunakan
kebudayaan.

Rasa saling menghormati dan menghargai akan tumbuh apabila antar sesama manusia
menjujung tinggi kebudayaan sebagai alat pemersatu kehidupan, alat komunikasi antar
sesama dan sebagai ciri khas suatu kelompok masyarakat. Kebudayaan berperan penting bagi
kehidupan manusia dan menjadi alat untuk bersosialisasi dengan manusia yang lain dan pada
akhirnya menjadi ciri khas suatu kelompok manusia. Manusia sebagai mahluk sosial
membutuhkan alat sebagai jembatan yang menghubungkan dengan manusia yang lain yaitu
kebudayaan.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan landasan diatas dapat kami rumuskan permasalahan yang akan kita bahas
sebagai berikut:

1.  Apa yang dimaksud manusia dan budaya?

2. Apa fungsi budaya bagi manusia?

3. Jelaskan hubungan manusia dengan kebudayaan?

Itulah kedua permasalahan yang akan kita bahas satu persatu dalam bab berikutnya.

C. Tujuan 

1.  Mengerti dan memahami pengertian manusia dan budaya

2. Memahami dari fungsi budaya dalam kehidupan kita

3. Memahami dan menjelaskan hubungan manusia dengan kebudayaan

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Manusia dan Budaya

1. Pengertian Manusia

Manusia Secara bahasa manusia berasal dari kata “manu” (Sanskerta), “mens” (Latin), yang
berarti berpikir berakal budi atau makhluk yang berakal budi. Secara istilah manusia dapat
diartikan sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.
Manusia juga diberi kemampuan (akal, pikiran, dan perasaan) sehingga sanggup berdiri
sendiri dan bertanggung jawab atas dirinya. Disadari atau tidak, setiap manusia senantiasa
akan berusaha mengembangkan kemampuan pribadinya guna memenuhi hakikat
individualitasnya (dalam memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya). Hal terpenting yang
membedakan manusia dengan mahluk lainnya adalah bahwa manusia dilengkapi dengan akal
pikiran, perasaan dan keyakinan untuk mempertinggi kualitas hidupnya. Dan juga manusia
adalah ciptaan Tuhan dengan derajat paling tinggi di antara ciptaan-ciptaan yang lain.

2. Pengertian Budaya

Budaya = cultuur (bahasa belanda) = culture (bahasa Inggris) = tsaqofah (bahasa Arab),
berasal dari bahasa Latin “Colere” yang artinya mengolah, mengerjakan menyuburkan dan
mengembangkan, terutama mengolah tanah atau bertani. Dari segi arti ini berkembanglah arti
culture sebagai “segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan mengubah alam”.

Ditinjau dari sudut bahasa Indonesia, kebudayaan berasal dari bahasa Sansakerta
“Buddhayah”, yaitu bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal.

Pendapat lain mengatakan, bahwa kata budaya adalah sebagai perkembangan dari kata
budidaya, yang berarti daya dan budi. Maka dari itu dibedakanlah antara pengertian budaya
dan kebudayaan. Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta karsa dan rasa, sedangkan
budaya merupakan hasil dari budaya atau hasil cipta, karsa dan rasa.
Selain itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu :

1. Wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan,dan sebagainya. Wujud pertama


dari kebudayaan ini bersifat abstrak, berada dalam pikiran masing-masing anggota
masyarakat di tempat kebudayaan itu hidup.

2. Wujud sebagai suatu aktifitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial
terdiri atas aktifitas-aktifitas manusia yang saling berinteraksi, berhubungan serta bergaul
satu dengan yang lain setiap saat dan selalu mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat
kelakuan. Sistem sosial ini bersifat nyata atau konkret.  

3. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktifitas perbuatan dan karya manusia
dalam masyarakat.

B. Fungsi Budaya bagi Manusia

Kebudayaan mempunyai fungsi yang sangat besar bagi manusia dan masyarakat. Masyarakat
memiliki kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menjalani kehidupannya.
Kebutuhan- kebutuhan masyarakat tersebut sebagian besar dipenuhi oleh kebudayaan yang
bersumber pada masyarakat itu sendiri. Karena kemampuan manusia terbatas sehingga
kemampuan kebudayaan yang merupakan hasil ciptaannya juga terbatas di dalam memenuhi
segala kebutuhan.

Karsa masyarakat mewujudkan norma dan nilai- nilai sosial yang sangat perlu untuk
mengadakan tata tertib dalam pergaulan kemasyarakatan. Karsa merupakan daya upaya
manusia untuk melindungi diri terhadap kekuatan-kekuatan lain yang ada di dalam
masyarakat. Untuk menghadapi kekuatan- kekuatan yang buruk, manusia terpaksa
melindungi diri dengan cara menciptakan kaidah-kaidah yang pada hakikatnya merupakan
petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berlaku di dalam
pergaulan hidup.

Fungsi kebudayaan adalah untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana
seharusnya bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap kalau akan berhubungan dengan
orang lain didalam menjalankan hidupnya.

kebudayaan berfungsi sebagai:

1. Suatu hubungan pedoman antar manusia atau kelompok

2. Wadah untuk menyakurkan perasaan-perasaan dan kehidupan lainnya

3. Pembimbing kehidupan manusia

4. Pembeda antar manusia dan binatang

Kebudayaan mengatur supaya manusia dapat mengerti bagaimana seharusnya bertindak,


berbuat menentukan sikapnya kalau mereka berhubungan dengan orang lain. Setiap orang
bagaimanapun hidupnya, akan selalu menciptakan kebiasaan bagi dirinya sendiri. Kebiasaan
(habit) merupakan suatu perilaku pribadi yang berarti kebiasaan orang seorang itu berbeda
dari kebiasaan orang lain, walaupun mereka hidup dalam satu rumah. Kebiasaan menunjuk
pada suatu gejala bahwa seseorang di dalam tindakan-tindakannya selalu ingin melakukan
hal-hal yang teratur baginya

C. Hubungan Manusia dan Kebudayaan

Akal budi merupakan kelebihan yang dimiliki oleh manusia. Akal juga adalah kemampuan
dari manusia untuk berfikir sebagai kodrat. Budi artinya akal juga atau suatu bagian dari kata
hati manusia yang berupa panduan akal serta perasaan yang mampu membedakan baik dan
buruk. Dengan akal dan budi inilah manusia mampu menciptakan bebagai hal antara lain  :

- Menciptakan

- Kreasi

- Memperlakukan

- Memperbaruhi
- Memperbaiki

- Mengembangkan dan 

- Meningkatkan sesuatu

Sedangkan ditinjau dari sudut antropologi, manusia dapat di klarifikasi dari dua jenis:

-  manusia sebagai makhluk biologi

- manusia sebagai makhluk sosio-budaya

Manusia sebagai makhluk biologi , bahwa manusia dapat dipelajari dari sisi ilmu biologi dan
anatomi. Sedangkan manusia sebagai makhluk sosio-budaya yaitu manusia dipelajari dalam
sudut pandang antropologi budaya. Antropologi budaya sendiri menyelidiki mengenai
seluruh cara hidup manusia, bagaimana manusia menggunakan akal budi dan struktur
fisiknya untuk mengubah lingkungannya berdasarkan pengalaman.  Juga memahami serta
menuliskan kebudayaan yang terdapat dalam masyarakat manusia.

        Pada akhirnya terdapat suatu konsepsi tentang kebudayaan manusia yang menganalisis
masalah-masalah hidup sosial-kebudayaan manusia. Konsepsi tersebut ternyata memberikan
gambaran bahwa hanya manusialah yang mampu berkebudayaan. Sedangkan pada hewan
tidak memiliki kemampuan tersebut. Mengapa hanya manusia yang memiliki kebudayaan?
Kenapa hanya manusia yang berkebudayaan sedangkan hewan tidak berkebudayaan? Padahal
dilihat dari segi jasmaniah tidak ada perbedaan yang prinsipal antara hewan dan manusia.

Apabila diteliti dengan sunggug-sungguh perbedaan akan tampak pada hakikat manusia,
yaitu sesuatu yang tidak dimiki oleh hewan manapun tetapi hanya ada pada manusia. Sesuatu
yang membedakan secara mutlak atara keduanya. Ialah jiwa, manusia mempunya jiwa
sedangnkan hewan tidak memilikinya.

      Manusia yang mempunyai jiwa, mempunyai pula kebudayaan. Hewan yang tidak
mempunyai jiwa tidak pula akan mempunyai kebudayaan. Kesimpulannya: jiwa yang
sesungguhnya memyebabkan adanya kebudayaan. Yang membedakan manusia dan hewan
secara abstrak adalah jiwa yang merupakan sumber dan ciptaan kebudayaan
Manusia sangat erat kaitannya dengan kebudayaan. Begitupun sebaliknya. Manusia yang
membuat kebudayaan. Dan hampir setiap tingkah laku manusia itu adalah kebudayaan.
Dalam sosiologi manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwitunggal. Maksudnya adalah
walaupun keduanya berbeda, tetapi keduanya merupakan suatu kesatuan. Manusia
menciptakan kebudayaan, dan setelah kebudayaan itu tercipta maka kebudayaan mengatur
hidup manusia agar sesuai dengannya. Kebudayaan yang digunakan manusia dalam
menyelesaikan masalah-masalahnya bisa kita sebut sebagai way of life, yang digunakan
individu sebagai pedoman dalam bertingkah laku.

Dari sisi lain, hubungan antara manusia dan kebudayaan ini dapat dipandang setara dengan
hubungan antara manusia dengan masyarakat dinyatakan sebagai dialegtis, maksudnya adalah
saling terkait satu dengan yang lainnya. Proses dialegtis ini tercipta melalui tiga tahap, yaitu:

 1. Eksternalisasi, yaitu proses dimana manusia mengekspresikan dirinya dengan membangun
dunianya.

 2. Obyektivasi, yaitu proses dimana manusia menjadi realitas obyektif, yaitu suatu kenyataan
yang terpisah dari manusia dan berhadapan dengan manusia.

3. Internalisasi, yaitu proses dimana manusia sergap kembali oleh manusia. Maksudnya
bahwa manusia mempelajari kembali masyarakatnya sendiri agar dia dapat hidup dengan
baik, sehingga manusia menjadi kenyataan yang dibentuk oleh masyarakat.

Manusia dan kebudayaan merupakan salah satu ikatan yang tak bisa dipisahkan dalam
kehidupan ini. Manusia sebagai makhluk Tuhan yang paling sempurna menciptakan
kebudayaan mereka sendiri dan melestarikannya secara turun menurun. Budaya tercipta dari
kegiatan sehari hari dan juga dari kejadian – kejadian yang sudah diatur oleh Yang Maha
Kuasa.

Definisi Kebudyaan itu sendiri adalah sesuatu yang akan mempengaruhi tingkat pengetahuan
dan meliputi sistem ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Namun kebudayaan juga dapat kita
nikmati dengan panca indera kita. Lagu, tari, dan bahasa merupakan salah satu bentuk
kebudayaan yang dapat kita rasakan.

Manusia dan kebudayaan pada hakekatnya memiliki hubungan yang sangat erat, dan hampir
semua tindakan dari seorang manusia itu adalah merupakan kebudayaan. Manusia
mempunyai empat kedudukan terhadap kebudayaan yaitu sebagai:

1) penganut kebudayaan

2)  pembawa kebudayaan

3) manipulator kebudayaan, dan

4) pencipta kebudayaan 
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Secara sederhana hubungan manusia dan kebudayaan adalah sebagai perilaku kebudayaan
dan kebudayaan merupakan obyek yang dilaksanakan manusia. Dalam ilmu sosiologi
manusia dan kebudayaan dinilai sebagai dwi tunggal yang berarti walaupun keduanya
berbeda tetapi keduanya merupakan satu kesatuan. Manusia menciptakan kebudayaan setelah
kebudayaan tercipta maka kebudayaan mengatur kehidupan manusia yang sesuai dengannya

B. Saran

Manusia hidup karena adanya kebudayaan, sementara itu kebudayaan akan terus hidup dan
berkembang manakala manusia mau melestarikan kebudayaan dan bukan merusaknya.
Dengan demikian manusia dan kebudayaan tidak dapat dipisahkan satu sama lain, karena
dalam kehidupannya tidak mungkin tidak berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan, setiap
hari manusia melihat dan menggunakan kebudayaan, bahkan kadang kala disadari atau tidak
manusia merusak kebudayaan.

Maka dari itu, sebagai manusia yang berbudaya kita harusnya mampu untuk terus dan tetap
berbudaya sebagaimana hakikat kita sebagai manusia

Anda mungkin juga menyukai