Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

KEBUDAYAAN, ETIKA, DAN ESTETIKA BUDAYA

Disusun Oleh:
Rina Juliana Agustin

Dosen Pembimbing,

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJAWALI


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan

hidayahNya, sehingga saya dapat menyelesaikan pembuatan makalah ini dengan

baik. Shalawat serta salam tak luput pula kita haturkan kepada junjungan kita

Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaatnya.

Adapun tujuan pembuatan makalah ini yakni untuk memenuhi tugas wajib

mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.

Penyelesaian makalah ini membutuhkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh

karena itu, saya mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

membantu dalam penyelesaian makalah. Seperti peribahasa “Tak ada gading yang

tak retak” maka dari itu kritik dan saran saya butuhkan untuk menyempurnakan

makalah yang telah saya susun. Semoga makalah yang berjudul KEBUDAYAAN,
ETIKA, DAN ESTETIKA BUDAYA ini dapenuhi tugas wajib dalam mata kuliah
Ilmu Sosial dan Budaya Dasar dengan sempurna dan mendapatkan nilai yang
memuaskan. Selain itu dapat menambah pengetahuan bagi pembaca, serta dapat
dijadikan acuan pembaca dalam pembuatan laporan yang akan datang.

Bandung, Oktober 2019

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.........................................................................................................i

Daftar isi.................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................................1

A. Latar Belakang Masalah.....................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C. Tujuan.................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN.........................................................................................3

A. KEBUDAYAAN................................................................................................3

1. Pengertian Budaya........................................................................................3

2. Hubungan manusia dan kebudayaan............................................................8

B. Apresiasi Kebudayaan.........................................................................................9

1. Perwujudan Kebudayaan..............................................................................9

2. Substansi Utama Budaya...........................................................................12

C. Etika dan Estetika Kebudayaan.........................................................................13

1. Etika Manusia dalam Berbudaya................................................................13

2. Estetika Manusia dalam Berbudaya...........................................................14

BAB III PENUTUP...............................................................................................17

A. Kesimpulan.......................................................................................................17

B. Saran..................................................................................................................17

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kebudayaan pada dasarnya adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya,
baik dengan alam maupun manusia lainnya. Manusia merupakan makhluk
berbudaya dan pencipta kebudayaan.

Pendidikan sebagai hasil kebudayaan haruslah dipandang sebagai “motivator”


terwujudnya kebudayaan yang tinggi. Selain itu pendidikan haruslah memberikan
kontribusi terhadap kebudayaan, agar kebudayaan yang dihasilkan memberi nilai
manfaat bagi manusia itu sendiri khususnya maupun bagi bangsa pada umumnya.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kualitas manusia pada suatu negara akan
menentukan kualitas kebudayaan dari suatu negara tersebut, begitu pula
pendidikan yang tinggi akan menghasilkan kebudayaan yang tinggi. Karena
kebudayaan adalah hasil dari pendidikan suatu bangsa.

Manusia merupakan makhluk yang memiliki kemampuan menciptakan


kebaikan, kebenaran, keadilan, dan bertanggung jawab. Sebagai makhluk
berbudaya, manusia mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, baik bagi dirinya maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan
hidupnya dengan menciptakan kebudayaan. Di samping itu, manusia mampu
menciptakan, mengkreasi, memperbaharui, memperbaiki, mengembangkan dan
meningkatkan sesuatu yang ada untuk kepentingan hidup manusia.

Kebutuhan manusia dalam hidup dibagi menjadi 5 tingkatan :

1. Kebutuhan fisiologis; Kebutuhan dasar, primer, dan vital. Menyangkut


fungsi-fungsi biologis dasar manusia, seperti makanan, pakaian, tempat
tinggal.

1
2. Kebutuhan rasa aman & perlindungan; Menyangkut perasaan, bebas dari
rasa takut, terlindung dari bahaya & ancaman penyakit, perang, kelaparan,
kemiskinan.
3. Kebutuhan sosial; kebutuhan untuk dicintai, diperhitungkan sebagai
pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa setia kawan, kerjasama,
dan sebagainya
4. Kebutuhan akan penghargaan; kebutuhan untuk dihargai kemampuannya,
kedudukan, jabatan, status, dan pangkat.
5. Kebutuhan akan aktualisasi diri; kebutuhan untuk memaksimalkan
penggunaan potensi-potensi diri, kemampuan, bakat, kreativitas, ekspresi
diri, dan prestasi.

Dengan akal budi, manusia tidak hanya mampu memenuhi kebutuhan hidup,
tetapi juga mempertahankan serta meningkatkan derajatnya sebagai makhluk yang
tinggi dibandingkan makhluk lain.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apa itu kebudayaan?
2. Bagaimana etika dan estetika manusia dalam berbudaya?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Memahami arti apa itu kebudayaan.
2. Memahami etika dan estetika manusia dalam berbudaya.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. KEBUDAYAAN

1. Pengertian

Pengertian Budaya
Budaya berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah yang merupakan
bentuk jamak dari kata buddhi yang berarti budi atau akal diartikan sebagai halhal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia.1
Budaya atau kebudayaan dalam Bahasa Belanda di istilahkan dengan kata
culturur. Dalam bahasa Inggris culture. Sedangkan dalam bahasa Latin dari kata
colera. Colera berarti mengolah, mengerjakan, menyuburkan, dan
mengembangkan tanah (bertani). Kemudian pengertian ini berkembang dalam arti
culture, yaitu sebagai segala daya dan aktivitas manusia untuk mengolah dan
mengubah alam. Budaya mempunyai tiga unsur yang berada dalam diri manusia
dan saling melengkapi satu sama lain dalam satu kesatuan kebudayaan seutuhnya.
Unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut.2
a. Cipta
Cipta adalah akal pikiran yang di milik oleh manusia, sehingga dengan
akal pikiran tersebut manusia dapat berkreasi menuangkan segala ide
yang non kebendaan. Namun cipta yang ada dalam diri manusia bersifat
tidak universal dalam hal karya. Artinya dalam hal keterampilan berkarya
manusia tentu saja memiliki keahlian yang berbeda-beda satu sama lain,
seseorang yang terampil mengelola kayu menjadi barang-barang meubel
belum tentu terampil dalam hal olah vocal, begitupun seorang penyanyi
yang mahir melantunkan lagu-lagu belum tentu dalam hal merancang
busana dan sebagainya.
b. Rasa

1
2

3
Rasa adalah tanggapan atau reaksi perasaan ketiak melihat ataupun
mendengar sesuatu satu bentuk karya, tanggapan ini dapat berupa
kepuasan, keterangan, kekaguman, kesedihan, ketidakpuasan dan
sebagainya. Selain dibekali kekuatan menciptakan manusia juga di
lengkapi dengan perasaan hingga hasil karya yang dibuatnya dapat
bernilai seni tinggi. Dengan adanya rasa yang di miliki oleh manusia
maka sudah tentu ia dapat membedakan mutu suatu karya cipta satu
dengan yang lain.

c. Karsa
Karsa adalah kehendak, dorongan atau motivasi yang lahir dari hasrat
seseorang. Seseorang yang memiliki keterampilan luar bisa dan perasaan
yang begitu peka tidak akan berbuah apa-apa jika tidak didasari keinginan
dari orang tersebut. Karsa biasa saja berasal dari diri, tersendiri atau
bahkan dari orang lain yaitu berupa rangsangan atau pengaruh yang
diterima oleh daya nalar kita.

Ketiga unsur inilah yang mendasari manusia berbudaya, dengan adanya


unsur-unsur tersebut dalam diri manusia maka dapat di katakan bahwa manusia
adalah makhluk yang senantiasa memiliki kebudayaan. Antara manusia dan
masyarakat serta kebudayaan ada hubungan erat. Tanpa masyarakat, manusia dan
kebudayaan tidak mungkin berkembang layak. Tanpa manusia tidak mungkin ada
kebudayaan, tanpa manusia tidak mungkin ada masyarakat. Dalam diri manusia
wujud kebudayaan ada yang rohani misalnya adat istiadat dan ilmu pengetahuan.
Ada yang jasmani misalnya rumah dan pakaian. Buku adalah kebudayaan jasmani,
akan tetapi isi buku adalah kebudayaan rohani. Ilmu pengetahuan merupakan
unsur kebudayaan universal yang rohani.
Sebagai insan yang berkebudayaan maka sepatutnya manusia menjaga citra di
muka bumi ini bahkan budaya telah menjadikan manusia sebagai makhluk
beradab sekaligus telah mengantar manusia ke kasta tertinggi makhluk-makhluk

4
penghuni bumi yang lain yaitu sebagai yang paling sempurna di bandingkan
dengan yang lainnya.
Akan tetapi manusia sebagai makhluk budaya, budaya bukan berarti bahwa
manusia dibebaskan untuk berkarya apapun itu tanpa menilainya dari segi norma
maupun hukum. Budaya yang seperti ini adalah kebudayaan yang bersifat
merusak dan sangat berbahaya bagi keutuhan bangsa dan negara. Untuk itu
diperlukan kesadaran manusia sebagai makhluk budaya agar dalam berbudaya
memang teguh norma-norma yang berlaku agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Budaya bahkan dapat menambah rasa rasionalisme seseorang warga negara
Indonesia misalnya, memiliki kebudayaan yang amat sangat beraneka ragam
bentuk dan ciri khasnya yang tidak semua bangsa memilikinya. Hal ini tentu saja
merupakan kebanggaan tersendiri bangsa Indonesia yang akhirnya berimbas pada
tingginya nasionalisme para warga negara.
Berikut pengertian budaya adalah kebudayaan dari beberapa ahli:
a. E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks yang meliputi
pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan, hukum, adat
istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang di dapat oleh
manusia sebagai anggota masyarakat
b. R. Linton, Kebudayaan dapat sebagai konfigurasi tingkah laku yang
dipelajari dan hasil tingkah laku yang dipelajari, dimana unsur
pembentuknya didukung dan diterapkan oleh anggota masyarakat
lainnya.
c. Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah keseluruhan
sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.
d. Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan bahwa
kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat
e. Herkovitas, kebudayaan adalah bagian dari lingkungan hidup yang
diciptakan oleh manusia.

Dengan demikian, kebudayaan menyangkut keseluruhan aspek kehidupan


manusia baik material maupun non material. Sebagian besar ahli mengatakan

5
kebudayaan seperti ini kemungkinan besar sangat dipengaruhi oleh pandangan
evolusionisme, yaitu suatu teori yang mengatakan bahwa kebudayaan itu akan
berkembang dari tahapan yang sederhana menuju tahapan yang lebih kompleks.
Dalam terminologi ,budaya merupakan sistem yang memiliki kesesuaian.
Kebudayaan meliputi pengetahuan, kepercayaan, seni, moral, hukum ,adat
istiadat, pembawaan lain yang diperoleh dari anggota masyarakat yang terbentuk
dari anggota masyarakat yang terbentuk dari pemahaman suatu bangsa.3
Dalam sudut terminologi ,manusia dapat dilihat dari berbagai macam bidang
ilmu seperti biologi. Dalam biologi manusia diartikan sebagai spesies primata dari
golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Di dalam bidang
antropologi kebudayaan, manusia lebih ditekankan terutama dalam bidang konsep
penciptaan dan penggunaan serta perkembangan teknologi. Isi dari kepribadian
manusia terdiri dari a. Pengetahuan
Pengetahuan artinya gejala yang ditemui dan diperoleh manusia melalui
pengamatan akal. Pengetahuan muncul ketika seseorang menggunakan
akal budinya untuk mengenali benda atau kejadian tertentu yang belum
pernah dilihat atau dirasakan sebelumnya. Misalnya ketika seseorang
mencicipi masakan yang baru dikenalnya, ia akan mendapatkan
pengetahuan tentang bentuk, rasa, dan aroma masakan tersebut. Selain itu
pengetahuan adalah segala sesuatu yang mengisi akal dan jiwa seseorang
yang sadar, secara nyata terkandung di dalam otak manusia melalui
penerimaan panca inderanya serta alat penerima yang lain.
(Koentjaraningrat, 1986: 101-111)
b. Perasaan
Perasaan merupakan pengalaman subjektif secara sadar mengenai emosi.
Unsur perasaan muncul karena dipengaruhi oleh pengetahuan manusia,
maka kesadaran manusia yang tidak ditimbulkan oleh pengaruh
pengetahuan manusia melainkan karena sudah terkandung dalam
organismenya disebut sebagai naluri.
c. Dorongan Naluri.

6
Naluri merupakan suatu pola perilaku dan reaksi terhadap suatu
rangsangan tertentu yang tidak dipelajari tapi telah ada sejak kelahiran
suatu makhluk hidup dan diperoleh secara turun-temurun. Dalam
psikoanalisis, naluri dianggap sebagai tenaga psikis bawah sadar yang
dibagi atas naluri kehidupan (eros) dan naluri kematian (thanos).
Sehubungan dengan naluri tersebut, kemauan yang sudah merupakan
naluri pada tiap manusia disebut sebagai “dorongan” (drive), maka
disebut juga sebagai dorongan naluri. Macam-macam dorongan naluri
manusia , antara lain adalah:
1) Dorongan untuk mempertahankan hidup
2) Dorongan sex
3) Dorongan untuk usaha mencari makan;
4) Dorongan untuk bergaul atau berinteraksi dengan sesama manusia;
5) Dorongan untuk meniru tingkah laku sesamanya;
6) Dorongan untuk berbakti;
7) Dorongan akan keindahan, dalam arti keindahan bentuk, warna, suara,
atau gerak.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa budaya adalah suatu cara
hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan
diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang
rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh. budaya
bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut menentukan
perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosiobudaya ini tersebar dan meliputi banyak
kegiatan sosial manusia. 4
Citra budaya yang bersifat memaksa tersebut membekali anggota-anggotanya
dengan pedoman mengenai perilaku yang layak dan menetapkan dunia makna dan
nilai logis yang dapat dipinjam anggota-anggotanya yang paling bersahaja untuk
memperoleh rasa bermartabat dan pertalian dengan hidup mereka.

7
Dengan demikian, budayalah yang menyediakan suatu kerangka yang
koheren untuk mengorganisasikan aktivitas seseorang dan memungkinkannya
meramalkan perilaku orang lain.

Selain itu terdapat tiga wujud kebudayaan yaitu:


a. Wujud pikiran, gagasan, ide-ide, norma-norma, peraturan dan
sebagainya. Wujud pertama dari kebudayaan ini bersifat abstrak,
berada dalam pikiran masing-masing anggota masyarakat di tempat
kebudayaan itu hidup.
b. Aktivitas kelakuan berpola manusia dalam masyarakat. Sistem sosial
terdiri atas aktivitas-aktivitas manusia yang saling berinteraksi,
berhubungan serta bergaul satu dengan yang lain setiap saat dan selalu
mengikuti pola-pola tertentu berdasarkan adat kelakuan. Sistem sosial
ini bersifat nyata atau konkret.
c. Wujud fisik, merupakan seluruh total hasil fisik dari aktivitas
perbuatan dan karya manusia dalam masyarakat.5

2. Hubungan manusia dan kebudayaan6


Dipandang dari sudut antropologi, manusia dapat ditinjau dari 2 segi.
yaitu :
a. Manusia sebagai makhluk biologis
b. Manusia sebagai makhluk sosio-budaya

Sebagai mahluk biologi, manusia di pelajari dalam ilmu biologi atau anatomi;
dan sebagai mahluk sosio-budaya manusia dipelajari dalam antropologi budaya.
Antropologi budaya menyelidiki seluruh cara hidup manusia, bagaimana manusia
dan akal budinya dan struktur fisiknya dalam mengubah lingkungan berdasarkan
pengalamannya juga memahami dan melukiskan kebudayaan yang terdapat dalam
masyarakat manusia.

5
6

8
Akhirnya terdapat konsepsi tentang kebudayaan manusia yang menganalisa
masalah-masalah hidup sosial-kebudayaan manusia. Konsepsi tersebut ternyata
memberi gambaran kepada kita bahwasanya hanya manusialah yang mampu
berkebudayaan. Sedang pada hewan tidak memiliki kemampuan tersebut.
Mengapa hanya manusia saja yang memiliki kebudayaan? Hal ini dikarenakan
manusia dapat belajar dan dapat memahami bahasa, yang semuanya itu bersumber
pada akal manusia.

B. Apresiasi Kebudayaan
1. Perwujudan Kebudayaan
Kebudayaan merupakan sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide
atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan
sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan
adalah benda-benda yang di ciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang
berbudaya, berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata.
J.J. Hoeningman membagi wujud kebudayaan menjadi tiga yaitu :
a. Gagasan (wujud ideal)
Wujud ideal kebudayaan adalah kebudayaan yang berbentuk
kumpulan ide, gagasan, nilai, norma, peraturan dan sebagainya yang
sifatnya abstrak tidak dapat di raba atau di sentuh.
b. Aktivitas (tindakan) Aktivitas adalah wujud kebudayaan sebagai suatu
tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.
c. Artefak (karya) Wujud kebudayaan fisik yang berupa hasil dari
aktivitas, perbuatan dan karya semua manusia dalam masyarakat
berupa benda-benda atau hal-hal yang dapat di raba, di lihat dan
didokumentasikan. Sifatnya konkret di antara ketiga wujud
kebudayaan.

Koentjaraningrat membagi wujud kebudayaan menjadi tiga pula, yaitu :


a. Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai,
norma-norma dan peraturan lain.Wujud tersebut menunjukan ide dari

9
kebudayaan, sifatnya abstrak tak dapat di raba, di pegang, ataupun di
foto, dan tempatnya ada di dalam pikiran warga masyarakat di mana
kebudayaan yang bersangkutan itu hidup.
b. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta tindakan
berpola dari manusia dalam masyarakat. Wujud tersebut dinamakan
sistem sosial, karena menyangkut tindakan dan kelakuan berpola dari
manusia itu sendiri. Wujud ini bisa di observasi, di foto dan
didokumentasikan karena dalam sistem sosial ini terdapat
aktivitasaktivitas manusia yang berinteraksi.
c. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia. Wujud
ini di sebut pula kebudayaan fisik. Di mana wujud ini hampir
seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas perbuatan dan karya
semua manusia dalam masyarakat.
Berdasarkan penggolongan wujud budaya di atas kita
dapat mengelompokkan budaya menjadi dua, yaitu:
a. Budaya yang Bersifat Abstrak
Budaya yang bersifat abstrak ini letaknya ada di dalam alam pikiran
manusia, misalnya terwujud dalam ide, gagasan, nilai-nilai,
normanorma, peraturan-peraturan, dan cita-cita. Jadi budaya yang
bersifat abstrak adalah wujud ideal dari kebudayaan. Ideal artinya
sesuatu yang menjadi cita-cita atau harapan bagi manusia sesuai
dengan ukuran yang telah menjadi kesepakatan.
b. Budaya yang Bersifat konkret
Wujud budaya yang bersifat konkret berpola dari tindakan atau
peraturan dan aktivitas manusia di dalam masyarakat yang dapat
diraba, dilihat, diamati dan disimpan.
Koencaraningrat menyebutkan sifat budaya dengan sistem sosial dan fisik,
yang terdiri atas: perilaku, bahasa dan materi.
a. Perilaku

10
Perilaku adalah cara bertindak atau bertingkah laku dalam situasi
tertentu. Setiap perilaku manusia dalam masyarakat harus mengikuti
pola-pola perilaku (pattern of behavior) masyarakatnya.
b. Bahasa
Bahasa adalah sebuah sistem simbol-simbol yang dibunyikan dengan
suara (vokal) dan ditangkap dengan telinga (auditory). Ralp Linton
mengatakan salah satu sebab paling penting dalam melambangkan
budaya sampai mencapai ke tingkat seperti sekarang ini adalah
pemakaian bahasa. Bahasa berfungsi sebagai alat berpikir dan
berkomunikasi. Tanpa kemampuan berpikir dan berkomunikasi
budaya tidak akan ada.
c. Materi
Budaya materi adalah hasil dari aktivitas atau perbuatan manusia.
Bentuk materi misalnya pakaian, perumahan, kesenian, alat-alat
rumah tangga, senjata, alat produksi, dan alat transportasi.

Unsur-unsur materi dalam budaya dapat diklasifikasikan dari yang kecil


hingga ke yang besar adalah sebagai berikut:

a. Items, adalah unsur yang paling kecil dalam budaya.


b. Trait, merupakan gabungan dari beberapa unsur terkecil
c. Kompleks budaya, gabungan dari beberapa items dan trait
d. Aktivitas budaya, merupakan gabungan dari beberapa kompleks
budaya.
Gabungan dari beberapa aktivitas budaya menghasilkan unsur-unsur budaya
menyeluruh (culture universal). Terjadinya unsur-unsur budaya tersebut dapat
melalui discovery (penemuan atau usaha yang disengaja untuk menemukan halhal
baru).

11
2. Substansi Utama Budaya
Substansi utama budaya adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup,
kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan. Tiga unsur yang terpenting adalah
sistem pengetahuan, nilai, dan pandangan hidup.
a. Sistem Pengetahuan
Para ahli menyadari bahwa masing-masing suku bangsa di dunia
memiliki sistem pengetahuan tentang: Alam sekitar, Alam flora dan
fauna, Zat-zat manusia, Sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia,
Ruang dan waktu.
Unsur-usur dalam pengetahuan inilah yang sebenarnya menjadi materi
pokok dalam dunia pendidikan di seluruh dunia.

b. Nilai
Menilai berarti menimbang, yaitu kegiatan manusia untuk
menghubungkan sesuatu dengan sesuatu yang lain untuk dijadikan
pertimbangan dalam mengambil keputusan. Keputusan nilai dapat
menentukan sesuatu berguna atau tidak berguna, benar atau salah,
baik atau buruk, sehubungan dengan cipta, rasa dan karsa manusia.
Sesuatu dikatakan mempunyai nilai apabila berguna dan berharga
(nilai kebenaran), indah (nilai estetis), baik (nilai moral atau etis),
religius (nilai agama). Prof. Dr. Notonagoro membagi nilai menjadi
tiga bagian yaitu:
- Nilai material, yaitu segala sesuatu (materi) yang berguna bagi
manusia.
- Nilai vital, yaitu segala sesuatu yang berguna bagi manusia untuk
dapat mengadakan kegiatan dan aktivitas
- Nilai kerohanian, yaitu segala sesuatu yang bisa berguna bagi
rohani manusia.
c. Pandangan Hidup
Pandangan hidup adalah suatu nilai-nilai yang dianut oleh suatu
masyarakat dan dipilih secara selektif oleh individu, kelompok atau

12
suatu bangsa. Pandangan hidup suatu bangsa adalah kristalisasi
nilainilai yang dimiliki oleh bangsa itu sendiri, yang diyakini
kebenarannya, dan menimbulkan tekad pada bangsa itu untuk
mewujudkannya.
Dari penjelasan di atas jelaslah bahwa untuk menjadi manusia yang
berbudaya, harus memiliki ilmu pengetahuan, teknologi, budaya dan
industrialisasi serta akhlak yang tinggi (tata nilai budaya) sebagai suatu
kesinambungan yang saling bersinergi.
Disinilah peran manusia sebagai makhluk yang diberi kelebihan dalam
segala hal, untuk dapat memanfaatkan segala fasilitas yang disediakan oleh Allah
SWT melalui alam ini. Sehingga dengan alam tersebut manusia dapat membentuk
suatu kebudayaan yang bermartabat dan bernilai tinggi. Namun perlu
digarisbawahi bahwa setiap kebudayaan akan bernilai tatkala manusia sebagai
masyarakat mampu melaksanakan norma-norma yang ada sesuai dengan tata
aturan agama.

C. Etika dan Estetika Kebudayaan

1. Etika Manusia dalam Berbudaya7

Kata etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos. Secara etimologis, etika
adalah ajaran tentang baik–buruk, yang diterima umum atau tentang sikap,
perbuatan, kewajiban, dan sebagainya. Etika bisa disamakan artinya dengan moral
(mores dalam bahasa latin), akhlak, atau kesusilaan. Etika berkaitan dengan
masalah nilai, karena etika pada pokoknya membicarakan masalah–masalah yang
berkaitan dengan predikat nilai susila, atau tidak susila, baik dan buruk. Dalam hal
ini, etika termasuk dalam kawasan nilai, sedangkan nilai etika itu sendiri berkaitan
dengan baik–buruk perbuatan manusia.

Namun, etika memiliki makna yang bervariasi. Bertens menyebutkan ada


tiga jenis makna etika sebagai berikut :

13
a. Etika dalam arti nilai–nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi
seseorang atau kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.
b. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (yang dimaksud disini
adalah kode etik)
c. Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang buruk .
Disini etika sama artinya dengan filsafat moral.

Etika sebagai nilai dan norma etik atau moral berhubungan dengan makna
etika yang pertama. Nilai–nilai etik adalah nilai tentang baik buruk kelakuan
manusia. Nilai etik diwujudkan kedalam norma etik, norma moral, norma
kesusilaan.

Norma etik berhubungan dengan manusia sebagai individu karena


menyangkut kehidupan pribadi. Pendukung norma etik adalah nurani individu dan
bukan manusia sebagai makhluk sosial atau sebagai anggota masyarakat yang
terorganisir. Norma ini dapat melengkapi ketidakseimbangan hidup pribadi dan
mencegah kegelisahan diri sendiri.

Norma etik ditujukan kepada umat manusia agar tebentuk kebaikan akhlak
pribadi guna penyempurnaan manusia dan melarang manusia melakukan
perbuatan jahat. Membunuh, berzina, mencuri, dan sebagainya. Tidak hanya
dilarang oleh norma kepercayaan atau keagamaan saja, tetapi dirasakan juga
sebagai bertentangan dengan (norma) kesusilaan dalam setia hati nurani manusia.
Norma etik hanya membebani manusia dengan kewajiban–kewajiban saja.

2. Estetika Manusia dalam Berbudaya8

Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni.


Estetika berkaitan dengan nilai indah–jelek (tidak indah). Nilai estetika berarti
nilai tentang keindahan. Keindahan dapat diberi makna secara luas, secara
sempit, dan estetik murni.
8

14
a. Secara luas keindahan mengandung ide kebaikan, bahwa segala
sesuatunya yang baik termasuk yang abstrak maupun nyata yang
mengandung ide kebaikan adalah indah. Keindahan dalam arti luas
meliputi banyak hal, seperti watak yang indah, hukum yang indah,
ilmu yang indah, dan kebajikan yang indah. Indah dalam arti luas
mencakup hampir seluruh yang ada apakah merupakan hasil seni,
alam, moral, dan intelektual.
b. Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi
penglihatan (bentuk dan warna).
c. Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik seseorang
dalam hubungannya dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui
penglihatan, pendengaran perabaan dan perasaan, yang semuanya
dapat menimbulkan persepsi (anggapan) indah.

Jika estetika dibandingkan dengan etika, maka etika berkaitan dengan nilai
tentang baik–buruk, sedangkan estetika berkaitan dengan hal yang indah–jelak.
Sesuatu yang estetik berarti memenuhi unsur keindahan (secara estetik murni
maupun secara sempit, baik dalam bentuk, warna, garis, kata, ataupun nada).
Budaya yang estetik berarti budaya tersebut memiliki unsur keindahan.

Apabila nilai etik bersifat relatif universal, dalam arti bisa diterima banyak
orang, namun nilai estetik amat subjektif dan partikular. Sesuatu yang indah bagi
seseorang belum tentu indah bagi orang lain. Misalkan dua orang memandang
sebuah lukisan. Orang yang pertama akan mengakui keindahan yang terkandung
dalam lukisan tersebut, namun bisa jadi orang kedua sama sekali tidak
menemukan keindahan di lukisan tersebut.

Oleh karena subjektif, nilai estetik tidak bisa dipaksakan pada orang lain.
Kita tidak bisa memaksa seseorang untuk mengakui keindahan sebuah lukisan
sebagaimana pandangan kita. Nilai–nilai estetik lebih bersifat perasaan, bukan
pernyataan.

Budaya sebagai hasil karya manusia sesungguhnya diupayakan untuk


memenuhi unsur keindahan. Manusia sendiri memang suka akan keindahan. Di

15
sinilah manusia berusaha berestetika dalam berbudaya. Semua kebudayaan
pastilah dipandang memiliki nilai–nilai estetik bagi masyarakat pendukung
budaya tersebut. Hal–hal yang indah dan kesukaannya pada keindahan
diwujudkan dengan menciptakan aneka ragam budaya.

Namun sekali lagi, bahwa suatu produk budaya yang dipandang indah oleh
masyarakat pemiliknya belum tentu indah bagi masyarakat budaya lain.
Contohnya, budaya suku–suku bangsa Indonesia. Tarian suatu suku berikut penari
dan pakaiannya mungkin dilihat tidak ada nilai estetikanya, bahkan dipandang
aneh oleh warga dari suku lain, demikian pula sebaliknya.

16
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan di atas maka kami dapat diambil beberapa kesimpulan


yaitu:
1. Kebudayaan merupakan sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide
atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam
kehidupan sehari-hari, kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan
perwujudan kebudayaan adalah benda-benda yang di ciptakan oleh
manusia sebagai makhluk yang berbudaya, berupa perilaku dan
bendabenda yang bersifat nyata.
2. Substansi utama budaya adalah sistem pengetahuan, pandangan hidup,
kepercayaan, persepsi, dan etos kebudayaan. Tiga unsur yang terpenting
adalah sistem pengetahuan, nilai, dan pandangan hidup.
3. Etika adalah ajaran tentang baik–buruk, yang diterima umum atau
tentang sikap, perbuatan, kewajiban, dan sebagainya. Etika bisa
disamakan artinya dengan moral (mores dalam bahasa latin), akhlak, atau
kesusilaan. Etika berkaitan dengan masalah nilai, karena etika pada
pokoknya membicarakan masalah–masalah yang berkaitan dengan
predikat nilai susila, atau tidak susila, baik dan buruk.
4. Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni.
Estetika berkaitan dengan nilai indah–jelek (tidak indah). Nilai estetika
berarti nilai tentang keindahan. Keindahan dapat diberi makna secara
luas, secara sempit, dan estetik murni.

B. Saran

Makalah ini berisi materi dari kajian pustaka yang bertujuan untuk menambah
wawasan dan sebagai acuan dalam pembelajaran. Namun, makalah ini masih jauh
dari kesempurnaan sebagai mana manusia yang tidak luput dari kesalahan. Oleh

17
karena itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca untuk
kesempurnaan makalah.

DAFTAR PUSTAKA

18

Anda mungkin juga menyukai