Anda di halaman 1dari 18

MAKHLUK HIDUP SEBAGAI MAKHLUK

BUDAYA

Dosen pengampu :Yeni Trianah,ST.M.Pd,Si

Ilmu Sosial Budaya Dasar

Disusun oleh:

Wanda Dwi Febrianti (02072200009)

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MUSIRAWAS
TAHUN AJARAN 2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang Makhluk
Hidup Sebagai Makhluk Budaya dan Kebudayaan Manusia.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah
ini.
    
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari
segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah
ini.
    
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.

          

2
                                                                            

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2

DAFTAR ISI 3

BAB I 4

LATAR BELAKANG 4

RUMUSAN MASALAH 4

TUJUAN 4

BAB II 5

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK BUDAYA 6

A. HAKIKAT MANUSIA SEBAGAI MAHLUK BUDAYA MEMANUSIAKAN


MANUSIA........................................................................................................................... 8

B. APRESIASI TERHADAP KEBUDAYAAN MANUSIA SEBAGAI PENCIPTA DAN


PENGGUNA KEBUDAYAAN.........................................................................................12

C. ETIKA DAN ESTETIKA KEBUDAYAAN................................................................13

D. PROBLEMATIKA KEBUDAYAAN.......................................................................... 17

KESIMPULAN 22

DAFTAR PUSTAKA 23

3
BAB I

Latar Belakang
Manusia disebut sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya
manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan sajalah yang
berhak menyandang gelar manusia berbudaya. Budaya adalah suatu cara hidup yang
berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi
ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan
politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Dengan
berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya. Manusia
berbeda dengan makhluk lainnya. Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan peradaban,
terjadilah evolusi budaya yang menyebabkan beberapa problematika yang harus kita kaji dan
pikirkan bersama solusinya.

Rumusan Masalah
1. Apa hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya?
2. Apa saja problematika manusia sebagai makhluk berbudaya?

Tujuan
1. Mengetahui lebih dalam hakikat manusia sebagai makhluk berbudaya.
2. Mengetahui problematika yang bergulir berkaitan dengan manusia sebagai makhluk yang
berbudaya.
3. Mengetahui dan merancang solusi dari problematika yang timbul berkaitan dengan
manusia sebagai makhluk yang berbudaya.

4
BAB II

Manusia Sebagai Makhluk Budaya

Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain adalah makhluk yang senantiasa
mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan kebahagiaan, karena yang
membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik, benar dan adil, maka hanya
manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran dan keadilan yang berhak
menyandang gelar manusia berbudaya.

Makhluk budaya adalah makhluk yang berkemampuan melakukan hal-hal yang positif,
menciptakan kebaikan, kebenaran, keadilan dan bertanggung jawab. Sebagai mahluk budaya.
Manusia mendayagunakan akalbudaya untuk menciptakan kebahagian baik bagi dirinya
maupun bagi masyarakat demi kesempurnaan hidupnya.

Berbudaya merupakan kelebihan manusia dibanding mahluk lain. Manusia adalah makhluk
yang paling sempurna bila dibanding dengan makhluk lainnya, mempunyai kewajiban dan
tanggung jawab untuk mengelola bumi. Oleh karena itu, manusia harus menguasai segala
sesuatu yang berhubungan dengan kepemimpinannya di muka bumi. Disamping tanggung
jawab dan etika moral harus dimiliki, menciptakan nilai kebaikan, kebenaran, keadilan dan
tanggung jawab agar bermakna bagi kemanusiaan. Selain itu manusia juga harus
mendayagunakan akal budi untuk menciptakan kebahagiaan bagi semua makhluk Tuhan.

Dengan berbudaya, manusia dapat memenuhi kebutuhan dan menjawab tantangan hidupnya.
Kebudayaan merupakan perangkat yang ampuh dalam sejarah kehidupan manusia yang dapat
berkembang dan dikembangkan melalui sikap-sikap budaya yang mampu mendukungnya.
Banyak pengertian tentang budaya atau kebudayaan. Kroeber dan Kluckholn (1952)
menginventarisasi lebih dari 160 definisi tentang kebudayaan, namun pada dasarnya tidak
terdapat perbedaan yang bersifat prinsip.

5
A.Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Budaya

Manusia adalah salah satu makhluk Tuhan di dunia. Makhluk Tuhan dialam fana ini ada
empat macam, yaitu alam, tumbuhan, binatang, dan manusia. Sifat–sifat yang dimiliki
keempat makhluk Tuhan tersebut sebagai berikut.

1.      Alam memiliki sifat wujud

2.      Tumbuhan memiliki sifat hidup dan wujud

3.      Binatang memiliki sifat wujud, hidup dan dibekali nafsu

4.      Manusia memiliki sifat  wujud, hidup dibekali nafsu serta akal budi

Akal budi merupakan pemberian sekaligus potensi dalam diri manusia yang tidak dimiliki
makhluk lain. Kelebihan manusia dibandingkan makhluk lain terletak pada akal budi.
Anugerah Tuhan akan akal budilah yang membedakan manusia dari makhluk lain. Akal
adalah kemampuan berpikir manusia sebagai kodrat alami yang dimiliki. Berpikir merupakan
perbuatan operasional dari akal yang mendorong untuk aktif berbuat demi kepentingan dan
peningkatan hidup manusia. Jadi, fungsi dari akal adalah berpikir. Karena manusia yang
dianugerahi akal maka manusia dapat berpikir. kemampuan berpikir manusia juga digunakan
untuk memecahkan maslaah–masalah hidup yang dihadapi.

Dengan akal budinya, manusia mampu menciptakan, mengkreasi, memperlakukan,


memperbarui, memperbaiki, mengembangkan dan meningkatkan sesuatu yang ada untuk
kepentingan hidup manusia. Contohnya manusia bisa membangun rumah, membuat aneka
masakan, menciptakan beragam jeni pakaian, membuat alat transportasi, sarana komunikasi
dan lain–lain. Binatang pun bisa membuat rumah dan mencari makan. Akan tetapi, rumah
dan makanan suatu jenis makanan tidak pernah berubah dan berkembang. Rumah burung
(sarang) dari dulu sampai sekarang tetap saja wujudnya, tidak ada pembaharuan dan
peningkatan. Manusia dengan kemampuan akal budinya bisa memperbaharui dan
mengembangkan sesuatu untuk kepentingan hidup.

Kebutuhan manusia dalam hidup dibagi menjadi lima tingkatan. Kelima tingkatan tersebut
adalah sebagai berikut :

1.      Kebutuhan psikologis (physiological needs). Kebutuhan ini merupakan kebutuhan


dasar, primer dan vita. Kebutuhan ini menyangkut fungsi–fungsi biologis dasar dari

6
organisme manusia, seperti kebutuhan akan makanan, pakaian tempat tinggal, sembuh dari
sakit, kebutuhan seks dan sebagainya.

2.      Kebutuhan akan rasa aman dan perlindungan (safety and security needs). Kebutuhan ini
menyangkut perasaan, seperti bebas dari rasa takut, terlindung dari bahaya dan ancaman
penyakit, perang, kemiskinan, kelaparan, perlakuan tidak adil dan sebagaimya.

3.      Kebutuhan sosial (sosial needs). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan akan dicintai,
diperhitungkan sebagai pribadi, diakui sebagai anggota kelompok, rasa  setia   kawan,  kerja 
sama,  persahabatan,  interaki, dan  seterusnya.

4.      Kebutuhan akan penghargaan (esteem needs). Kebutuhan ini meliputi    kebutuhan


dihargainya kemampuan, kedudukan jabatan, status, pangkat, dan sebagainya.

5.      Kebutuhan akan aktualisasi diri (self actualization). Kebutuhan ini meliputi kebutuhan
untuk memaksimalkan penggunaan potensi–potensi, kemampuan, bakat, kreativitas, ekspresi
diri, prestasi dan sebagainya.

Kebutuhan manusia pertama–tama diawali dari kebutuhan psiklogis atau paling mendesak
kemudian secara bertahap beralih ke kebutuhan tingkat di atasnya sampai tingkatan tertinggi,
yaitu kebutuhan aktualisasi diri. Beliau menjelaskan bahwa kita tidak dapat memenuhi
kebutuhan kita yang lebih tinggi kalau kebutuhan yang lebih rendah belum terpenuhi. Itu
berarti kebuthan nomor lima akan diupayakan pemenuhannya kalau kita sudah memenuhi
kebutuhan–kebutuhan sebelumnya. Jadi, kebutuhan manusia bertingkat dan membentuk
hirarki.

Dengan akal budi manusia mampu menciptakan kebudayaan. Kebudayaan pada dasarnya
adalah hasil akal budi manusia dalam interaksinya, baik dengan alam maupun manusia
lainnya. Manusia merupakan makhluk yang berbudaya. Manusia adalah pencipta
kebudayaan.

Memanusiakan manusia berarti memanusiakan antarsesama, menguntungkan bagi diri sendiri


dan orang lain. Bagi diri sendiri menunjukan harga diri dan nilai luhur pribadinya sebagai
manusia, bagi orang lain memberikan rasa percaya, hormat, kedamaian dan kesejahteraan
hidup. Sebaliknya,sikap tidak manusiawi terhadap manusia lain hanya akan merendahkan
harga diri dan martabatnya sebagai manusia yang sesungguhnya makhluk mulia sedangkan

7
bagi orang lain sebagai korban tindakan yang tidak manusiawi menciptakan penderitaan,
kesusahan, ketakutan, maupun rasa dendam.

B.Apresiasi Terhadap Kebudayaan Manusia Sebagai Pencipta dan


Pengguna Kebudayaan

Budaya tercipta dari hasil dari interaksi antara manusia dengan segala isi yang ada di alam
raya ini. Manusia di ciptakan oleh Tuhan dengan di bekali akal dan pikiran sehingga mampu
untuk berkarya di muka bumi ini dan secara hakikatnya menjadi khalifah di muka bumi ini.
Di samping itu manusia juga memiliki akal, pikiran, intelegensia, intuisi, perasaan, emosi,
kemauan, dan perilaku. Denga semua kemampuan yang dimiliki oleh manusia maka mamusia
bisa menciptakan kebudayaan. Ada hubungan dialektika antara manusia dan kebudayaan.
Kebudayaan adalah produk manusia namun manusia itu sendiri adalah produk kebudayaan
dengan kata lain, kebudayaan ada karena manusia yang menciptakannya dan manusia dapat
hidup ditengah kebudayaan yamg diciptakannya. Kebudayaan akan terus hidup manakala ada
manusia sebagai pendukungnya.

Kebudayaan mempunyai nilai kebudayaan yang sangat besar bagi manusia. Hasil karya
manusia menimbulkan teknologi yang mempunyai kegunaan utama dalam melindungi
manusia  terhadap  lingkunga alamnya. Sehingga kebudayaan memiliki peran sebagai:

1. Suatu hubungam pedoman antara manusia atau kelompoknya.

2. Wadah untuk menyalurkan perasaan-perasaan dan kemampuan-kemampuan lain.

3. Sebagai pembimbing kehidupan dan penghidupan manusia.

4. Petunjuk-petunjuk tentang bagaimana manusia harus bertindak dan berprilaku


didalam pergaulan.

5. Pengatur agar manusia dapat mengerti bagaimama seharusnya bertindak, berbuat dan
menentukan sikapnya jika berhubungan dengan orang lain.

6. Sebagai modal dasar pembangun

Apresiasi adalah suatu bentuk penghormatan atau penghargaan kepada sesuatu . Apresiasi
terhadap kemanusiaan dan kebudayaan dapat diwujudkan dalam perilaku masyarakat sehari

8
hari. Sebuah apresiasi tidak hanya dapat dilakukan melalui sebuah penghargaan namun dapat
dilakukan dengan cara yang sederhana.

Adapun bentuk Apresiasi terhadap kemanusiaan yaitu :

Menghargai Hak dan kewajiban setiap manusia

Hakikat nya seorang manusia mempunyai hak dan kewajiban mereka sendiri. Dalam
bermasyarakat kita harus menghargai hak dan kewajiban seseorang jangan sampai kita
membuat seseorang kehilangan hak nya ataupun membuat seseorang lupa akan
kewajibannya. Hak bisa kita dapatkan apabila kita telah menjalankan kewajiban kita.

D.Etika Dan Estetika Kebudayaan

Kata etika berasal dari bahasa Yunani, yaitu ethos. Secara etimologis, etika adalah ajaran
tentang baik–buruk, yang diterima umum atau tentang sikap, perbuatan, kewajiban, dan
sebagainya. Etika bisa disamakan artinya dengan moral (mores dalam bahasa latin), akhlak,
atau kesusilaan. Etika berkaitan dengan masalah nilai, karena etika pada pokoknya
membicarakan masalah–masaah yang berkaitan dengan predikat nilai susila, atau tidak susila,
baik dan buruk. Dalam hal ini, etika termasuk dalam kawasan nilai, sedangkan nilai etika itu
sendiri berkaitan dengan baik–buruk perbuatan manusia.

Namun, etika memiliki makna yang bervariasi. Bertens menyebutkan ada tiga jenis makna
etika sebagai berikut :

a.  Etika dalam arti nilai–nilai atau norma yang menjadi pegangan bagi seseorang atau
kelompok orang dalam mengatur tingkah laku.

b. Etika dalam arti kumpulan asas atau nilai moral (yang dimaksud disini adalah kode etik)

c.  Etika dalam arti ilmu atau ajaran tentang yang baik dan yang buruk . Disini etika sama
artinya dengan filsafat moral.

Etika sebagai nilai dan norma etik atau moral berhubungan dengan makna etika yang
pertama. Nilai–nilai etik adalah nilai tentang baik buruk kelakuan manusia. Nilai etik
diwujudkan kedalam norma etik, norma moral, norma kesusilaan.

9
Norma etik berhubungan dengan manusia sebagai individu karena menyangkut kehidupan
pribadi. Pendukung norma etik adalah nurani individu dan bukan manusia sebagai makhluk
sosial atau sebagai anggota masyarakat yang terorganisir. Norma ini dapat melengkapi
ketidakseimbangan hidup pribadi dan mencegah kegelisahan diri sendiri.

Norma etik ditujukan kepada umat manusia agar tebetuk kebaikan akhlak pribadi guna
penyempurnaan manusia dan melarang manusia melakukan perbuatan jahat. Membunuh,
berzina, mencuri, dan sebagaiya. Tidak hanya dilarang oleh norma kepercayaan atau
keagamaan saja, tetapi dirasaan juga sebagai bertentangan dengan (norma) kesusilaan dalam
setiap hati nurani manusia. Norma etik hanya membebani manusia dengan kewajiban–
kewajiban saja.

Asal atau sumber norma etik adalah dari manusia sendiri yang bersifat otonom dan tidak
ditujukan kepada sikap lahir, tetapi ditujukan kepada sikap batin manusia. Batinnya
sendirilah yang mengancam perbuatan yang melanggar norma kesusilaan dengan sanksi.
Tidak ada kekuasaaan diluar dirinya yang memaksakan sanksi itu. Kalau terjadi pelanggaran
norma etik, misalnya pencurian atau penipuan, maka akan timbullah dalam hati nurani si
pelanggar itu rasa penyesalan, rasa malu, takut, dan merasa bersalah.

Daerah berlakunya norma etik relatif universal, meskipun tetap dipengaruhi oleh ideologi
masyarakat pendukungya. Perilaku membunuh adalah perilaku yang amoral, asusila atau
tidak etis. Pandangan itu bisa diterima oleh orang dimana saja atau universal. Namun, dalam
hal tertentu, perilaku seks bebas bagi masyarakat penganut kebebasan kemungkinan bukan
perilaku yang amoral. Etika masyarakat Timur mungkin berbeda dengan etika masyarakat
barat.

Norma etik atau norma moral menjadi acuan manusia dalam berperilaku. Dengan norma etik,
manusia bisa membedakan mana perilaku yang baik dan juga mana perilaku yang buruk.
Norma etik menjadi semacam das sollen untuk berperilaku baik. Manusia yang beretika
berarti perilaku manusia itu baik sesuai dengan norma–norma etik.

Budaya atau kebudayaan adalah hasil cipta, rasa dan karsa manusia. Manusia yang beretika
akan menghasilkan budaya yang memiliki nilai–nilai etik pula. Etika berbudaya mengandung
tuntutan atau keharusan bahwa budaya yang diciptakan manusia mengandung nilai–nilai etik
yang kurang lebih bersifat universal atau diterima sebagian besar orang. Budaya yang
memiliki nilai–nilai etik adalah budaya yang mampu menjaga, mempertahankan, bahakan

10
mampu meningktkan harkat dan martabat manusia itu sendiri. Sebaliknya, budaya yang
beretika adalah kebudayaan yang akan merendahkan atau bahkan menghancurkan martabat
kemanusiaan.

Namun demikian, menentukan apakah suatu budaya yang dihasilkan manusia itu memenuhi
nilai–nilai etik ataukah menyimpang dari nilai etika adalah bergantung dari paham atau
ideologi yang diyakini masyarakat pendukung kebudayaan . Hal ini dikarenakan berlakunya
nilai–nilai etik bersifat universal, namun amat dipengaruhi oleh ideologi masyarakatnya.

Contohnya, budaya perilaku berduaan dijalan antara sepasang muda mudi, bahkan
bermesraan di hadapan umum. Masyarakat individual menyatakan hal    demikian bukanlah
perilaku yang etis, tetapi akan ada sebagian orang atau        masyarakat   yang  
berpandangan   hal   tersebut   merupakan   suatu  penyimpangan etik.

Estetika Manusia dalam Berbudaya

Estetika dapat dikatakan sebagai teori tentang keindahan atau seni. Estetika berkaitan dengan
nilai indah–jelek (tidak indah). Nilai estetika berari nilai tentang keindahan.  Keindahan 
dapat diberi makna secara luas, secara sempit, dan estetik murni.

a. Secara  luas  keindahan  mengandung  ide  kebaikan,  bahwa   segala   sesuatunya yang
baik termasuk yang abstrak maupun nyata yang mengandung ide  kebaikan adalah indah.
Keindahan dalam arti luas meliputi banyak  hal, seperti watak yang indah, hukum yang indah,
ilmu yang indah, dan  kebajikan yang indah. Indah dalam arti luas mencakup hampir seluruh
yang ada apakah  merupakan  hasil  seni,  alam,  moral,  dan   intelektual.

b. Secara sempit, yaitu indah yang terbatas pada lingkup persepsi penglihatan (bentuk dan
warna).

c. Secara estetik murni, menyangkut pengalaman estetik seseorang dalam hubungannya


dengan segala sesuatu yang diresapinya melalui penglihatan, pendengaran perabaan dan
perasaan, yang semuanya dapat menimbulkan persepsi (anggapan) indah.

Jika estetika dibandingkan dengan etika, maka etika berkaitan dengan nilai tentang baik–
buruk, sedangkan estetika berkaitan dengan hal yang indah–jelak. Sesuatu yang estetik berarti
memenuhi unsur keindahan (secara estetik murni maupun secara sempit, baik dala bentuk,

11
warna, garis, kata, ataupun nada). Budaya yang estetik berarti budaya tersebut memiliki unsur
keindahan.

Apabila nilai etik bersifat relatif universal, dalam arti bisa diterima banyak orang, namun
nilai estetik amat subjektif dan partikular. Sesuatu yang indah bagi seseorang belum tentu
indah bagi orang lain. Misalkan dua orang memandang sebuah lukisan. Orang yang pertama
akan mengakui keindahan yang terkandung dalam lukisan tersebut, namun bisa jadi orang
kedua sama sekali tidak menemukan keindahan di lukisan tersebut.

Oleh karena subjektif, nilai estetik tidak bisa dipaksakan pada orang lain. Kita tidak bisa
memaksa seseorang untuk mengakui keindahan sebuah lukisan sebagaimana pandangan kita.
Nilai–nilai estetik lebih bersifat perasaan, bukan pernyataan.

Budaya sebagai hasil karya manusia sesungguhnya diupayakan untuk memenuhi unsur
keindahan. Manusia sendiri memang suka akan keindahan. Di sinilah manusia berusaha
berestetika dalam berbudaya. Semua kebudayaan pastilah dipandang memiliki nilai–nilai
estetik bagi masyarakat pendukung budaya tersebut. Hal–hal yang indah dan kesukaannya
pada keindahan diwujudkan dengan menciptakan aneka ragam budaya.

Namun sekali lagi, bahwa suatu produk budaya yang dipandang indah oleh masyarakat
pemiliknya belum tentu indah bagi masyarakat budaya lain. Contohnya, budaya suku–suku
bangsa Indonesia. Tarian suatu suku berikut penari dan pakaiannya mungkin dilihat tidak ada
nilai estetikanya, bahkan dipandang aneh oleh warga dari suku lain, demikian pula
sebaliknya.

Oleh karena itu, estetika berbudaya tidak semata–mata dalam berbudaya harus memenuhi
nilai–nilai keindahan. Lebih dari itu, estetika berbudaya menyiratkan perlunya manusia
(individu atau masyarakat) untuk menghargai keindahan budaya yang dihasilkan manusia
lainya. Keindahan adalah subjektif, tetapi kita dapat melepas subjektivitas kita untuk melihat
adanya estetika dari  budaya lain. Estetika berbudaya yang demikian akan mampu memecah
sekat–sekat kebekuan, ketidak percayaan,    kecurigaan,   dan   rasa   inferioritas   antar   
budaya.

12
F. PROBLEMAT IK KEBUDAYAAN

Problematik kebudayaan adalah perubahan yang terjadi dikarenakan adanya ketidaksesuaian


terhadap unsur-unsur budaya. Perubahan kebudayaan biasanya terjadi karena adanya
ketidakserasian terhadap fungsi yang ada pada kehidupan. Seiring dengan berkembangnya
zaman maka perubahan kebudayaan akan terus terjadi, hal ini dikarenakan perubahan
kebudayaan terjadi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

Perubahan kebudayaan merupakan cara baru dalam upaya perbaikan terhadap bagaimana
masyarakat dapat memenuhi kebutuhannya. Perubahan kebudayaan mencakup berbagai hal
mulai dari kesenian, teknologi, ilmu pengetahuan, bahkan sistem kemasyarakatan. Para ahli
mengemukakan pendapat mengenai pengertian perubahan kebudayaan. Berikut ini pengertian
perubahaan kebudayaan menurut para ahli.

1. Samuel Koenig

Samuel Koenig mengemukakan pendapatnya bahwa perubahan kebudayaan yaitu suatu cara
untuk memodifikasi hal yang ada pada pola-pola kehidupan manusia. Adapun terjadinya
sebuah modifikasi disebabkan karena faktor internal maupun eksternal.

2. Selo Soemardjan

Selo Soemardjan mengemukakan pendapatnya bahwa perubahan kebudayaan adalah semua


perubahan yang terjadi pada lembaga kemasyarakatan yang dapat mempengaruhi suatu
sistem sosial, baik itu sikap, nilai-nilai, maupun pola perilaku seseorang yang ada diantara
kelompok dalam masyarakat.

3. John Lewin Gillin dan John Philip Gillin

Menurut John Lewin Gillin dan John Phillip Gillin, perubahan kebudayaan adalah cara hidup
yang bervariasi yang terjadi karena disebabkan oleh perubahan kondisi geografis termasuk
ideologi , komposisi penduduk. 

Itulah pengertian perubahan kebudayaan secara umum dan menurut para ahli. Perubahan
kebudayaan terjadi disebabkan karena adanya beberapa faktor. Pembahasan selanjutnya
faktor yang mendorong terjadinya perubahan kebudayaan.

Faktor Terjadinya Perubahan Kebudayaan

13
Terjadinya perubahaan kebudayaan tentunya disebabkan karena ada faktor yang mendorong
terjadinya perubahan tersebut. Faktor yang mempengaruhi perubahan kebudayaan meliputi
faktor internal dan juga eksternal. Berikut ini penjelasan lengkap mengenai faktor internal
dan juga faktor eksternal terjadinya perubahan kebudayaan.

Faktor internal terjadinya perubahan kebudayaan yaitu sebagai berikut:

1. Terjadinya perubahan demografis. Perubahan itu mencakup perubahan ukuranm


struktur, dan juga distribusi penduduk. Contoh dari perubahan demografis yaitu
kelahiran, kematian, dan juga migrasi. 

2. Adanya penemuan baru baik itu ide ataupun alat, atau dapat juga menyempurnakan
penemuan baru tersebut dan memperbaharui ataupun mengganti yang ada.

3. Adanya konflik sosial di dalam masyarakat. Dengan adanya konflik sosial maka dapat
merubah suatu kepribadian orang yang ada pada bagian masyarakat tersebut.
Contohnya seseorang yang tiba-tiba menjadi pendiam, tidak mau bersosialisasi
dengan orang lain.

4. Adanya pemberontakan menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya perubahan


kebudayaan pada struktur pemerintahan. 

Faktor eksternal terjadinya perubahan kebudayaan yaitu sebagai berikut:

1. Terjadinya peperangan merupakan faktor eksternal terjadinya perubahan kebudayaan.


Dengan adanya peperangan maka akan terjadi perubahaan unsur-unsur budaya pada
suatu negara baik dalam unsur ekonomi, sistem pengetahuan, teknologi, bahasa,
kesenian ataupun sistem kemasyarakatan. 

2. Faktor eskternal kedua yang menyebabkan terjadinya perubahan kebudayaan yaitu


adanya pengaruh budaya lain. Adanya pengaruh budaya lain biasanya lebih mudah
terjadi pada masyarakat yang terbuka, karena masyarakat terbuka dapat lebih mudah
menerima adanya unsur budaya lain. Contoh dari adanya pengaruh budaya lain yaitu
adanya hubungan antara dua bangsa yang dapat saling mempengaruhi seperti
terjadinya akulturasi, difusi (penyebaran kebudayaan). dan juga proses bertemunya
antar budaya yang menghasilkan suatu budaya baru akan tetapi tidak melihat budaya
lama (Asimilasi).

14
3. Terjadinya perubahan alam dapat mempengaruhi juga perubahan kebudayaan.
Maksud dari perubahan alam yaitu perubahan lingkungan fisik yang disebabkan
karena bencana alam misalkan gempa bumi, tsunami, banjir, longsor, dll. Dengan
terjadinya suatu bencana alam maka akna terjadi banyak perubahan pada kehidupan
seperti perpindahan tempat tinggal maka mau tidak mau mereka harus saling
menyesuaikan hal tersebut memicu terjadinya perubahan kebudayaan.

Contoh Perubahan Kebudayaan Pada Unsur-unsur Budaya

Seperti yang telah dibahas pada materi sebelumnya, bahwa budaya memiliki unsur-unsur
universal. Tentunya dengan adanya perubahan kebudayaan akan membuat perubahan pada
unsur-unsur tersebut. Berikut ini contoh perubahan yang terjadi pada 7 unsur kebudayaan
yaitu sebagai berikut.

1. Religi (Sistem Kepercayaan)

Sistem kepercayaan merupakan sistem keyakinan ataupun gagasan tentang Tuhan. Beberapa
ahli mengemukakan pendapatnya bahwa sistem kepercayaanpun mengalami evolusi.
Contohnya yaitu pada awalnya terdpaat keyakinan terhadap roh-roh atau animisme, namun
dengan adanya evolusi maka muncullah keyakinan akan adanya banyak dewa atau
politeisme. Dan pada evolusi terakhir muncul suatu keyakinan bahwa adanya satu tuhan atau
monoteisme. Contohya menganut agama Islam dan menganut agama Kristen.

2. Sistem Pengetahuan

Suatu masyarakat tidak akan bisa hidup tanpa adanya pengetahuan. Pada setiap kebudayaan
akan terdapat suatu pengetahuan baik itu tentang alam, zat-zat, benda, ataupun yang lainnya.
Contoh perubahan kebudayaan pada unsur sistem pengetahuan yaitu adanya kepercayaan
manusia zaman dahulu bahwa bumi itu datar. Namun dengan adanya evolusi maka dilakukan
berbagai pengamatan dan juga penelitian yang pada akhirnya seorang nelayan berpikiran
bahwa bumi itu bulat. Seiring berkembangnya zaman muncul ilmu astronomi yang bisa pergi
ke luar angkasa, sehingga manusia mulai yakin bahwa bumi berbentuk bulat.

3. Sistem Kemasyarakatan

Salah satu unsur kebudayaan yang pasti akan selalu berubah adalah sistem kemasyarakatan.
Di dalam kehidupan masyarakat, setiap individu akan mengatur dirinya megikuti

15
perkembangan zaman. Oleh karena itu sistem kemasyarakatan akan sering mengalami
perubahan kebudayaan. 

4. Bahasa

Bahasa merupakan salah satu unsur yang akan selalu berubah sama halnya seperti sistem
kemasyarakatan. Adanya perubahan dalam unsur bahasa sangat terlihat jelas. Contohnya
yaitu pada masa prasejarah, manusia dapat menceritakan hal yang dialaminya hanya melalui
lisan sedangkan pada masa sejarah manusia sudah mengenal tulisan sehingga dapat dilihat
dari prasasti yang dimana pada prasasti itu termuat tulisan-tulisan.

5. Kesenian

Kesenian akan selalu mengalami perubahan. Hal yang mencakup kesenian yaitu seni msuik,
seni rupa ataupun seni tari. Dengan berkembang zaman fungsi seni pun dapat berubah, jika
zaman dahulu seni hanya digunakan untuk mengekspresikan diri ataupun untuk kegiatan
spritual saat ini seni lebih banyak digunakan untuk tujuan politik ataupun untuk perdagangan.

Perubahan kebudayaan akan selalu terjadi seiring berkembangnya zaman, oleh karena itu kita
selaku manusia harus bisa menyesuaikan terhadap adanya perubahan kebudayaan. Sekian
pembahasan mengenai pengertian, faktor dan juga contoh perubahan kebudayaan. Semoga
dengan adanya artikel ini dapat memberikan banyak manfaat dan dapat menambah ilmu
pengetahuan.

16
KESIMPULAN

Manusia adalah mahluk berbudaya. Manusia sebagai makhluk yang berbudaya tidak lain
adalah makhluk yang senantiasa mendayagunakan akal budinya untuk menciptakan
kebahagiaan, karena yang membahagiakan hidup manusia itu hakikatnya sesuatu yang baik,
benar dan adil, maka hanya manusia yang selalu berusaha menciptakan kebaikan, kebenaran
dan keadilan yang berhak menyandang gelar manusia berbudaya.
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak
unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas,
pakaian, bangunan, dan karya seni.
Kebudayaan adalah sesuatu yang memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem ide
atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak.
Fungsi kebudayaan yaitu untuk mengatur manusia agar dapat mengerti bagaimana seharusnya
bertindak dan berbuat untuk menentukan sikap jika akan berhubungan dengan orang lain
didalam menjalankan hidupnya.
Perubahan sosial budaya adalah sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan pola budaya
dalam suatu masyarakat. Penetrasi kebudayaan adalah masuknya pengaruh suatu kebudayaan
ke kebudayaan lainnya.
Problematika kebudayaan timbul akibat globalisasi diantaranya dapat dilihat dalam bidang
bahasa, kesenian, juga yang terpenting kehidupan sosial. Akibat perkembangan teknologi
yang begitu pesat, terjadi transkultur dalam kesenian tradisional Indonesia.

17
DAFTAR PUSTAKA

http://ihsanulriyadh.blogspot.com/2015/01/etika-dan-estetika-berbudaya.html

http://idhatetepyoaku.blogspot.com/2013/09/etika-dan-estetika-budaya-dan-
konsep_22.html

http://anisafifahrn.blogspot.com/2016/05/makalah-isbd-manusia-sebagai-makhluk.html

http://trilestari28.blogspot.com/2015/07/memaknai-kalimat-memanusiakanmanusia-
s_5.html

http://inarosita07.blogspot.com/2015/03/manusia-sebagai-makhluk-budaya.html

https://nadillaikaputri.wordpress.com/2012/10/21/manusia-sebagai-makhluk-budaya-3/

https://www.zonareferensi.com/pengertian-kebudayaan/

https://yanuirdianto.wordpress.com/2013/03/10/96/

https://riristrisnani.wordpress.com/2011/09/27/manusia-sebagai-pencipta-dan-
pengguna-kebudayaan-ibd/

https://ntanrahmah.wordpress.com/2012/10/09/manusia-sebagai-pencipta-dan-
pengguna-kebudayaan/

http://maysjida-nurdin.blogspot.com/2012/03/apresiasi-kemanusiaan-dan-
kebudayaan.html

18

Anda mungkin juga menyukai